Anda di halaman 1dari 34

BAB V

Oleh:
Iryanti F. Nata, MT

1
5.1. PENDAHULUAN
Pola alir (faktor hidrodinamika)
 menentukan unjuk kerja reaktor
(konversi, laju reaksi keseluruhan)

Pola alir  menentukan hubungan


persamaan neraca masa dalam reaktor
 konversi reaksi.

Pola alir dalam reaktor ideal adalah


mixed flow dan plug flow
2
POLA ALIR
IDEAL
Plug Mixed
Flow Flow

Deviasi
-Chanelling
-Recycling
-Stagnant

Aliran Non-Ideal

3
Gambar 5.1b. Skema berbagai pola alir
4
Aliran Non-Ideal :
-Tidak semua molekul tinggal dalam reaktor
dalam waktu yang sama.
-Terjadi deviasi aliran : Channeling, Recycling,
Dead Zone,
- Kualitas pencampuran (Quality of Mixing)

Tiga faktor yang saling terkait dapat


menimbulkan ketidakidealan aliran :
-Distribusi waktu Tinggal (Residence Time
Distribution)
- Keadaan campuran (State of Aggregation)
-Cepat dan lambatnya pencampuran
(Earlierness & Lateness of Mixing)
5
5.2. DISTIBUSI WAKTU TINGGAL FLUIDA
DALAM REAKTOR

Distribusi waktu tinggal dari elemen-elemen


fluida dinyatakan dengan kurva Distribusi
Waktu Tinggal (RTD).
Hasil pengukuran konsentrasi tracer keluar
reaktor melalui pulse injection diperoleh kurva C
seperti dibawah ini dan luasan kurva akan
menunjukkan jumlah tracer yang diinjeksikan.
6
C(t)

0 t

C(t)
E(t)  
 C(t)dt
0

RTD atau Kurva E

Total area = 1 Fraksi aliran keluar

t1 pada t > t1
0
t

Residence Time Distribution (Kurva E) 7



 E(t)dt  1
0
Dimana
t
0 E( t )dt: fraksi fluida yang umurnya lebih muda dari t

t E(t )dt : fraksi fluida yang umurnya lebih lama dari t
Waktu tinggal rata-rata :

t   tE(t)dt
0

Varian :

σ   (t  τ)2 E(t)dt
2
0

8
5.3. KARAKTERISTIK KURVA RTD
Kurva RTD /fungsi distribusi umur keluar (exit-age
distribution function) atau
Kurva E(t) karena kurva ini menggambarkan
lamanya molekul-molekul tinggal dalam reaktor.

Kurva RTD ini berguna untuk :


1. Mengetahui distribusi waktu tinggal molekul-
molekul dalam reaktor.
2. Menganalisis ketidakidealan reaktor
(chanelling, short circuiting, stagnant zone,
recycling).
3. Mengetahui volume reaktor sebenarnya.
4. Mengetahui konversi di dalam reaktor non-ideal
5. Menentukan model reaktor non-ideal. 9
5.4. DISTRIBUSI WAKTU TINGGAL (RTD) DARI
REAKTOR IDEAL
a. RTD reaktor piston (PFR)
Semua molekul yang meninggalkan reaktor
mempunyai umur (waktu tinggal) yang sama
dalam reaktor, E(t) =  (t-)

out
in

0  t

10
Waktu tinggal rata-rata:

t   tE(t)dt

t   tδδ( τ)dt  τ
0 0

Varian :
σ 0
2

b. RTD reaktor MFR


Konsentrasi zat pada aliran keluar reaktor
identik dengan konsentrasi di dalam reaktor

E( t )  e  t / 
1 1/


in
E

11
Waktu tinggal rata-rata:
  t t/τ
t   tE(t)dt   e dt  τ
0 0 τ
Varian :
  (t  τ)2 t/τ
σ   (t  τ) E(t)dt  
2 2
e dt  τ 2
0 0 τ
c. PMR/MFR dipasang seri

MFR

PFR

E(t) = 0 t< p
1/M

 (t  τ p )/τ m
e
E(t)  tp
τm P

12
5.5. DISTRIBUSI WAKTU TINGGAL (RTD)
DARI REAKTOR NON IDEAL

Dead Zone (Stagnant)


Adanya bagian reaktan yang diam (stagnant)
pada bagian-bagian tertentu dalam reaktor 
sebagian reaktan tinggal lebih lama.

Hal ini ditunjukkan dengan adanya ekor


(tailing) pada kurva RTD.

E(t)

t

13
b. Channelling (Short circuiting)
Adanya bagian reaktan yamg melalui jalan pintas
(channeling) pada bagian-bagian tetentu dalam
reaktor maka ada sebagian reaktan yang tinggal
jauh lebih singkat dari yang lain.

Hal ini ditunjukkan dengan adanya 2 puncak


pada kurva RTD. Puncak pertama ini
menandakan adanya reaktan yang berumur
pendek.

E(t)

14
5.5. PENGUKURAN RTD

RTD ditentukan secara eksperimen dengan


menginjeksikan bahan inert yang disebut pelacak
(tracer) ke dalam reaktor pada saat tertentu, t = 0,
kemudian mengukur konsentrasi pelacak, C
pada aliran keluar sebagai fungsi waktu

REAKTOR

INJEKSI DETEKSI

15
Syarat-syarat pelacak :
- bahan inert (tidak bereaksi dengan zat dalam reaktor)
-dapat diukur (dideteksi) dengan mudah.
- sifat-sifat fisiknya mirip dengan campuran reaktannya.
- tidak diserap oleh dinding atau permukaan lain dalam
reaktor.

Macam-macam pelacak yang umum dipakai


bahan-bahan yang berwarna
bahan-bahan radioaktif

Metoda injeksi ada 4 (empat):


pulse input
step input
sinusoidaidal input
Any input
16
A. PULSE INPUT
Sejumlah pelacak diinjeksikan secara tiba-tiba
pada suatu titik aliran masuk reaktor dalam
waktu yang singkat sekali. Konsentrasi pelacak
pada aliran keluar diukur fungsi waktu, maka
diperoleh Kurva konsentrasi C fungsi waktu

C
C

t
0
t


0 E(t)dt  1
17
B. STEP INPUT
Penambahan (peningkatan konsentrasi pelacak
secara konstan pada aliran masuk reaktor dan
dilakukan pengukuran konsentrasi pelacak pada
aliran keluar sampai dicapai konsentrasi keluar sama
dengan konsentrasi masuk.
CO(t) = 0, t<0
CO(t) = konstan, t  0

C C

0 t t

18
Integrasi konvolusi
t
Cout (t) = 0 C in (t  t ' )E(t ' )dt' C out t
t   E( t ' )dt'  F( t )
0
Cout (t) = C o 0 E( t ' )dt' Co

Dengan mengdifferensialisasikan persamaan ini


dapat diperoleh RTD fungsi E(t)
d  C( t ) 
E( t )   
dt  C o  step

C. SINUSOIDAL INPUT
Sejumlah pelacak diinjeksikan secara tiba-tiba
pada suatu titik aliran masuk reaktor dalam
bentuk mengikuti pola sinosoidal. Untuk reaktor
riil ini relatif sulit pelaksanaanya.

19
D. ANY INPUT
Sejumlah pelacak diinjeksikan secara sebarang
dengan tiba-tiba pada suatu titik aliran masuk
reaktor dalam waktu yang relatif singkat tetapi
tidak berprilaku seperti pulse input. Untuk itu
perlu pengukuran kurva pada bagian masuk dan
bagian keluar reaktor.
Dengan menggunakan integral konvolusi antara
kurva masuk dan keluar akan diperoleh kurva
RTDnya. Injeksi dengan cara ini termasuk yang
paling teliti tetapi memerlukan perhitungan yang
relatif panjang.

20
e. Prosedur Eksperimen Membuat Kurva RTD
Jika volume reaktor, V m3, laju alir, v m3/s, tracer
yang dimasukkan, M kg atau kgmol, maka
Pengambilan data eksperimen sbb :
Waktu t,
t0 t1 t2 … t4
min
Cpulse, g/l C0 C1 C2 … Cn
E=C/A, min-1 E0 E1 E2 … En

Luas daerah di bawah kurva Cpulse


 M kg.s
A   Cdt   C i t i  ,
0 v m3
i

A  t1C1t1  t 2 C 2 t 2  ...  t n C n t n , g. min/ liter

21
Buat kurva Exit age distribution, E

C pulse C pulse
E 
A M/V
Waktu tinggal rata-rata
  t i C i t i
0 tCdt V
t  i  ,s

0 Cdt  C i t i v
i

t 1C1t 1  t 2 C 2 t 2  ...  t n C n t n
t , min
C1t 1  C 2 t 2  ...  C n t n
Variance :
Variance menunjukkan luasnya tebaran distribusi saat
melalui keluaran tangki.
  2
2 
0 ( t  t ) 2 Cdt

0t Cdt
t
2 2
 
 ( t  t ) i i  t i C i t i
2 C t

2
t
2

0 Cdt

0 Cdt  C i t i  C i t i
22
Contoh 5.1 : Membuat kurva C(t) dan E(t)

Suatu pelacak diinjeksikan ke dalam reaktor dengan


pulse input, kemudian konsentrasi pada aliran keluar
diukur, hasilnya sebagai berikut :

Waktu t, min 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 14

C, g/m3 0 1 5 8 10 8 6 4 3,0 2,2 1,5 0,6 0

Gambarkan C(t) dan E(t) sebagai fungsi waktu


Tentukan fraksi bahan yang meninggalkan reaktor
antara 3 sampai 6 menit

23
Penyelesaian :

C(t)

g/m3

0 1 2 14 t (min)

 10 14
 C(t)dt   C(t)dt  
0 0 10
C(t)dt
5
1(0)  4(1)  2(5)  4(8)  2(10)  4(8)  2(6)  4(4)  2(3)  4(2,2)  1(1,5)
10
 C(t)dt 
0 3
= 47,4 gmin/m3
2
1,5  4(0,8)  0  2,6 gr.min/m 3
14

10
C(t)dt 
3
24


0
C(t)dt  47,4  2,6   50 gr.min/m 3

C(t) C(t)
E(t)  

50gmin/m 3
 C(t)dt
0

Maka diperoleh tabel berikut :


Waktu t, min 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 14
C, g/m3 1 5 8 10 8 6 4 3 2,2 1,5 0,6 0

E(t), min 0,02 0,1 0,16 0,2 0,16 0,12 0,08 0,06 0,004 0,03 0,012 0

Fraksi bahan yang


meninggalkan reaktor
E(t) antara 3 dan 6 menit
min-1

6 1

3
E(t) 
6
(6 - 3)(1(0,16)  4(0,2)  2(0,16)  1(0 ,12))
3
 (0,16  0,8  0,32  0,12)  0,7
6
t
Fraksi keluar = 70%
0 1 2 3 4 5 6

25
5.7. KONVERSI DALAM REAKTOR ALIR
NON-IDEAL

 CA    CA 
      E.dt X   X A element E.dt
 C Ao  0  C Ao  element 0

 CA 
Reaksi orde 1    e kt
 C Ao  element

 CA  1
Reaksi orde 2   
 C Ao  element 1  kC Ao t

 CA 
 1  (n  1)C Ao kt 
1/1  n
Reaksi orde n   n 1

 C Ao  element

26
Contoh 5.2 :
Suatu reaktor (space time = 15 menit) digunakan untuk
reaksi dekomposisi dengan laju :
-rA = kCA k = 0,307 min-1
Tentukan konversi reaksinya jika reaktornya bersifat :
a. plug flow
b. mixed flow
c. tidak ideal, pola alirnya seperti contoh-1
Penyelesaian :
Reaktor Plug Flow :

XA = 99 %
27
Reaktor Mixed Flow :

X Af
τ M  C A0
 rA
XA = 82 %

Non ideal, pola alirnya

 CA    CA  XA = 95 %
      E.dt
 C Ao C
 0  Ao  element

28
5.8. MODEL-MODEL UNTUK ALIRAN NON- IDEAL

model aliran

Model 1 Parameter Model multi Parameter

Dispersed Plug Flow Tangki Seri

a. Model Dispersed Plug Flow


Model aliran yang menggambarkan adanya dispersi
pada aliran ideal plug flow. Dispersi ini digambarkan
seperti adanya diffusi dengan koefisien diffusinya
dinamakan koefisien dispersi (D).
29
C 2C
D 2
t x
Besarnya harga D ini sangat tergantung dari ketidak
idealan aliran tersebut dibandingkan dengan aliran
plug flow.

a. Plug flow b. Dispersed plug flow


RTD :
1  (1  θ)2 
Eθ  exp 
2 π(D/uL)  4(D/uL) 

L = panjang reaktor (m)


U = kecepatan superfisial dalam reaktor (m/s)
θ = waktu tak berdimensi (= t/τ)
30
D
 bilangan dispersi ; uL  bilangan Peclet (Pe)
uL D
Ketidak idealan reaktor dapat diketahui dari harga D/UL
D
 0 aliran bersifat plug flow
uL
D
  aliran bersifat mixed flow
uL
Varian dari kurva RTD ini dapat dinyatakan dengan
2 σt2 D deviasi kecil (d/uL < 0,01)
σθ  2
2
t uL

σt2
2
deviasi besar
σθ 2
 2 2
D  D
 2  1e 
 uL/D
 (closed vessel)
t uL  uL 

2 σt2 D  D
2
deviasi besar
σθ  2 2  8 
t uL  uL  (open vessel) 31
b. Model Tangki Seri
Model aliran yang menggambarkan ketidakidealan
suatu reaktor dengan reaktor mixed flow yang
disusun seri. Dispersi ini digambarkan seperti
adanya diffusi dengan koefisien diffusinya
dinamakan koefisien dispersi (D).

C0

C1 C2 C3 CN-1 CN
Q
Q

1 2 3 N

N(N) N 1 Nθ
RTD : Eθ  e N = jumlah tangki
(N  1)!
32
Ketidak idealan reaktor dapat diketahui dari
harga N :
Jika harga N 1 maka pola alirnya mixed flow
Jika harga N  maka pola alirnya plug flow

Varian dari kurva RTD ini dapat dinyatakan


dengan :

σ2 1
σθ2  2 
τ N

33
The End!

34

Anda mungkin juga menyukai