Anda di halaman 1dari 7

Journal of Electrical, Electronic, Control, and Automotive Engineering (JEECAE)

Implementasi Kontroller Adaptive Fuzzy Pada Pengaturan


Level Coupled Tank
Mohammad Erik Echsony Dirvi Eko Juliando S
Politeknik Negeri Madiun Politeknik Negeri Madiun
Madiun, Indonesia Madiun, Indonesia
e-mail: erik_sony@pnm.ac.id e-mail: dirvi@pnm.ac.id

Abstrak:- Permasalahan pada Coupled Tank adalah yang menyuplai tangki akan membuat respon tidak
munculnya ganguan pada flow yang menyuplai tangki akan stabil sehingga diperlukan metode kontrol yang tepat.
membuat respon tidak stabil, sehingga interaksi silang antar Permasalahan yang sering
masing-masing input dan outputnya. Fuzzy Logic dihadapi adalah sistem kontrol ini membutuhkan
Control (FLC) memiliki keunggulan tersendiri yaitu pengetahuan lebih kompleks tentang
efektif dalam menghadapi sistem non-linier yang parameterparameter
kompleks. Kontrol Artificial Intelligence (AI) berbasis
dirancang untuk kombinasi dari PI dan FL. Kontrol Fuzzy
sistem yang berkaitan. Permasalahannya akan
PI Auto tuning memiliki kemampuan untuk bertambah rumit jika digunakan untuk sistem yang
mempertahankan nilai respon steady state dari kompleks [2]. Characteristic Ratio Assigment (CRA)
ganguan.Metodologi Fuzzy PI adalah pilihan yang merupakan metode penyelesaian permasalahan pada
menarik ketika formulasi dalam metode yang diusulkan plant Two Input Two Output (TITO) dengan
untuk proses Coupled tank. kontrol Fuzzy PI memiliki menggunakan pole placement didefinisikan parameter
kemampuan untuk mempertahankan nilai respon steady persamaan karakteristik.
state dari ganguan. Pada penelitian ini menggunakan Metode ini memungkinkan dapat menyesuaikan
decoupling pada proses interaksi silang pada masing- kecepatan respon dan damping ratio hanya dengan
masing tanki. Coupled Tank pada sistem TITO dapat
mengubah fungsi transfer menjadi SISO, sehingga dapat
mengunakan satu parameter. Untuk menjadikan plant
meminimalkan pengaruh berinteraksi. Cara merancang menjadi Coupled Input Coupled Output
pemodelan yang tepat ialah dengan memperhatikan state (SISO),digunakan metode Decoupling agar pengaruh
yang ada pada plant tersebut, sehingga model kontrol input kedua tank dapat direduksi CRA menghasilkan
yang diingkinkan dapat mengatasi non linearity dari respon yang lebih baik dari pada dengan kontrol PID
sistem TITO. Metode Fuzzy PI dengan Decoupling di [3]. Elemen kontrol PI secara keseluruhan bertujuan
harapkan memiliki nilai percent overshoot dan settling time untuk mempercepat reaksi sebuah sistem dan
lebih baik.
menghilangkan offset [4].

Kata Kunci: - Coupled Tanks, Sistem TITO, PI, decoupling. II.METODOLOGI

I. PENDAHULUAN A. Pemodelan Coupled Tank


Dalam proses industri banyak yang menggunakan Coupled Tanks tersusun dari dua buah tangki
tangki horizontal untuk penampung minyak atau cairan yang dihubungkan oleh sebuah pipa atau lubang saluran.
kimia. Kontrol level digunakan untuk menjaga titik set Level cairan pada tangki pertama ditunjukkan sebagai H1
dan H2 adalah level tangki kedua. Bila input kontrol
level terhadap nilai yang diberikan sehingga mampu
adalah flow Q1, maka variable yang akan dikontrol
menerima nilai-nilai setpoint secara dinamis. Pada proses adalah kedua level H1 dan H2, dengan disturbance yang
industri fluida salah satu permasalahan yang sering disebabkan oleh variasi flow pada valve A, valve B.
terjadi adalah kontrol level Coupled Tank [1]. Disini akan timbul sustu sistem dengan dua tangki saling
Umumnya, terdapat dua metode dalam merancang berinteraksi [5].
kontroler untuk proses TITO. Pertama, metode modern, Sistem Coupled Tanks dapat dikonfigurasi
menggunakan kontroler terpusat/tunggal dan kedua, sebagai sistem SISO atau sebagai Sistem TITO melalui
metode klasik, menggunakan kontroler manipulasi pompa input dan sectional daerah valve.
terdesentralisasi. Kendala dalam kontrol level Mengingat keseimbangan massa, persamaan dinamis dari
Coupled Tank adalah munculnya ganguan pada flow masing-masing tangki diformulakan [6].

JEECAE Vol.2, No.1, Mei 2017


Journal of Electrical, Electronic, Control, and Automotive Engineering (JEECAE)

Gambar 1 Sistem Coupled tanks

dH 1 Gambar 2. Konfigurasi sistem TITO


A1  Qi1  Q01  Q03
dt (1)
k1  T  T2 
 s  x 
dH 2 A T2Tx 
A2  Qi 2  Q02  Q03 G11( s ) 
dt  T T  T2Tx  2T1T2   1 1 1 
(2) s 2   1 x  s     
Q01  s1 .a0 2 g . H1  1 . H1  T1T2Tx   T1T2 T1Tx T2Tx 
(3) k1  T  T2 
s  x 
A  T2Tx 
Q02  s2 .a0 2 g . H 2   2 . H 2 (4)
G11( s ) 
 T T  T2Tx  2T1T2   1 
1 1
s 2   1 x  s     
 T1T2Tx   T1T2 T1Tx T2Tx 
Q03  s1 .a0 2 g . H1  H 2   3 . H1  H 2 (5) k2 1
.
A Tx
G12 ( s) 
 T T  T2Tx  2T1T2   1 1 1 
Dengan menggunakan nilai dari persamaan (3) s 2   1 x  s     
sampai (5) kedalam persamaan (1) dan (2) di peroleh  T T T
1 2 x   1 2 T T T T
1 x T2Tx 

persamaan nonlinear yang menggambarkan dinamika k1 1


.
multi-input dan multi-output sistem berasal: A Tx
G21( s) 
 T T  T T  2T1T2   1 1 1 
s 2   1 x 2 x  s     
dH 1  T1T2Tx   T1T2 T1Tx T2Tx 
A1  Qi1  1 . H 1   3 . H 1  H 2
dt k2  T T 
(6)  s  x 1 
G22 ( s) 
A  T1Tx 
dH 2  T T  T2Tx  2T1T2   1 1 
A2  Qi 2   2 . H 2   3 . H 1  H 2 s 2   1 x  s   
1
 
dt (7)  T1T2Tx   T1T2 T1Tx T2Tx  11

Model linearisasi Two Input-Two Output (TITO). Keterangan : A = luas penampang tangki 1 dan tangki 2
(cm2).
dH 1 a = luas penampang dari lubang outlet tangki 1 dan tangki 2
A1  Qi1   3 . H 1  H 2 dan luas penampang pipa disambung antara tangki 1 dan
dt (8) tangki 2 (cm2). β1 = rasio bukaan katup (valve) pada lubang
keluaran tangki 1.β2 = rasio bukaan katup (valve) pada lubang
dH 2 keluaran tangki 2. βx = rasio antara valve tangki 1 dan tangki
A2   2 . H 2   3 . H1  H 2
dt (9) 2. h1 , h2 = kondisi steady stete tingkat tangki 1 dan tangki
2. T1 = konstanta waktu dari tangki 1 (second) 2 =
T
T
B. Diagram Blok Sytem TITO konstanta waktu dari tangki 2 (second) x = waktu konstan
g
antara tangki 1 dan tangki 2 (second) = gravitasi (cm/s2)
 H 1 ( s)  G11 ( s) G12 ( s)  U 1 ( s)  k1 , k 2 = penguatan (gain) pompa 1 dan 2 (cm3/V.s)
 H ( s)  G ( s) G ( s)  U ( s) (10)
 2   21 22   2  Tabel 1 Nilai parameter Plant

Dalam bentuk konfigurasi Decoupler dengan sistem


A(cm 2 ) 200
TITO ditunjukkan pada gambar 3 berikut:

JEECAE Vol.2, No.1, Mei 2017


Journal of Electrical, Electronic, Control, and Automotive Engineering (JEECAE)

a(cm 2 ) 1.2661 error de(t ) / dt dan menghasilkan dua output (∆ K p dan ∆


1 1 K i ). Kontroler PI dibangun dengan persamaan kontinyu:
2 1

x 1
u(t )  K p .e(t )  K i  e(t )dt 13

Tabel 2 Titik kerja dari plant K p  K p 'K p 14

u1 (V) 5
K i  K i 'K i 15
u 2 (V) 5
2.749 di mana nilai K p dan Ki selalu update, nilai ∆ K p
h1 (x10%Range)
3.262 dan ∆ K i diperoleh dari logika fuzzy K p ’ dan K i ’ adalah
h2 (x10%Range)
k1 (cm3/V.s) 5
K p dan K i sebelum waktu ke -t.
3
k 2 (cm /V.s) 5.52

C.1 FUZZIFIKASI
Dengan mensubtitusikan nilai parameter dan titik
kerja ini ke persamaan (3.3) di dapatkan matriks transfer Fuzzifikasi adalah mentransformasi nilai input ke
function berikut. dalam nilai linguistik. Terdapat dua variabel input, yaitu
error e(t ) dan differential error de(t ) / dt . Masing-masing
0.0250s  0.000683
G11  variabel input dipetakan ke dalam lima variabel linguistic
s  0.0553s  0.000383
2
dengan fungsi keanggotaan (Membership Function) Triangle,
0.00054 yaitu Negative Big (NB), Negative Small (NS), Zero (Z),
G12  2 Positive Small (PS), dan Positive Big (PB). Membernship
s  0.0553s  0.000383 Function (MF) untuk variabel input dan output dapat dilihat
0.00049
G21  2 Gambar 4
s  0.0553s  0.000383
0.0276s  0.000773
G22  2
s  0.0553s  0.000383 (12)

C. Kontroler Fuzzy PI Autotuning

Proses dikendalikan dengan kontroler PI dan fuzzy


logic bertugas mengatur parameter kontroler PI (tuning). Hal
ini ditunjukkan pada Gambar 3

Gambar 4 Model membership function untuk input error


e(t )

Membership function de(t ) / dt didapatkan dari


menganalisis parameter respon. Membership function
de(t ) / dt memiliki bentuk yang sama dengan membership
function error, hal ini dapat ditunjukkan Gambar 5
Gambar 3 Diagram blok pengaturan tertutup dengan
kontroler fuzzy-PI

Istilah variabel PI (pada gambar 3) memiliki makna


kontroler PI yang parameternya ( K p dan K i ) dapat diubah.
Fuzzy logic menerima dua input (sinyal error dan diffrential

JEECAE Vol.2, No.1, Mei 2017


Journal of Electrical, Electronic, Control, and Automotive Engineering (JEECAE)

function output Kp dan Ki menggunakan aturan seperti


yang ditunjukkan oleh Tabel 3.

Tabel 3 Rule Base Fuzzy untuk output Kp.

de/dt

NB NS Z PS PB

NB Z Z PS PS PB
Gambar 5 Model membership function diffrential error NS N Z Z PS PS
error (e) Z N Z Z Z N
de(t ) / dt PS PS PS Z Z N
PB PB PS PS Z Z
Model membership function Kp dapat
ditunjukkan Gambar 6 dibawah ini Tabel 4 Rule Base Fuzzy untuk output Ki

de/dt

NB NS Z PS PB

NB Z Z PS PS PB
NS N Z Z PS PS
error (e) Z N Z Z Z N
PS PS PS Z Z N
PB PB PS PS Z Z

D. Perancangan Kontroler

Berdasarkan proses identifikasi secara offline diperoleh


Gambar 6 Model membership function output Kp persamaan transfer function masing – masing G11, G12, G21
dan G22. Setelah itu, disusun mekanisme decoupling D12
sedangkan model membership function Ki dapat dan D21 untuk menghilangkan pengaruh dari G12 dan G21.
Selanjutnya diuji secara open loop dengan sinyal step
ditunjukkan Gambar 7 dibawah ini
pada masing - masing keluaran level tangki yang diinginkan.
Hasil dari pengujian ini akan digunakan untuk perancangan
kontroler PI dengan menggunakan metode analitis.
- Level Tanki 1

- Level Tanki 2

III. HASIL DAN ANALISIS


Gambar 7 Model membership function output Ki
Pada simulasi perancangan kontroler PI ini digunakan
perbandingan yaitu dengan menggunakan metode decoupling
C.2. Rule Base dan tidak menggunakan decoupling. Perbandingan ini
diterapkan untuk mengetahui perbedaan respon diantara
Setiap aturan terjadi proses implikasi yang keduanya. Sebagai nilai referensi level pada masing – masing
memetakan derajat keanggotaan dari proses fuzifikasi tanki akan diberikan secara berubah sesuai dengan waktu.
ke sebuah fuzzy set yang merupakan hasil dari
proses implikasi. Rule base untuk membership

JEECAE Vol.2, No.1, Mei 2017


Journal of Electrical, Electronic, Control, and Automotive Engineering (JEECAE)

Tabel 5. Perubahan Referensi


Tabel 4. Perbandingan Hasil Respon
Time T =0 s T =300s T =600s T =900s Kondisi Settling Time (second)
Tanki 1 2 4 6 9 Tanki 1 Tanki 2
Tanki 2 2 3 5 10 Kontrol PI with 64 77
Decoupling
Hasil Simulasi Kontrol PI non 118 143
Dalam hasil simulasi kontroler PI tanpa menggunakan Decoupling
decoupling di lihat pada gambar 8.
Berdasarkan hasil di atas, maka penggunaan metode
decoupling untuk mereduksi interaksi level antara tanki 1
dan tanki 2 mempunyai hasil respon yang lebih baik dari
pada without decoupling.

Tabel 5. Set point


Time t= 0s t= 100s t=300s t=400s t=600s
r1 2 3 0 4 0
r2 4 0 5 0 6

Pada gambar 7,8 ,9a dan 9b digunakan set


point pada tabel 5. Dimana, r1 (t) dan r2 (t) adalah
sinyal tegangan listrik (dalam stauan Volt) yang
mewakili ketinggian air yang diinginkan pada
Gambar 8 Hasil Simulasi Kontroler PI without Decoupling tangki 1 dan tangki 2. Sedangkan pada h1 (t) dan h2
(t) adalah sinyal tegangan listrik (dalam stauan Volt)
yang mewakili ketinggian air yang diukur (Realisasi)
Hasil simulasi kontroler PI with decoupling dapat di lihat Pada tangka 1 dan tangka 2
pada gambar 9

Gambar 11. Respon close loop with decoupling


Gambar 10 Hasil Simulasi Kontroler PI with Decoupling
Pada gambar 7 dapat di analisa bahwa disaaat
respon close loop dengan decoupling Pada saat t=100s
Perbedaan hasil respon dari simulasi diantara kedua kondisi r1(t) = 2V, dan r2(t)= 4 V yang diinginkan, masing-
tersebut dapat dituangkan dalam tabel 4 berikut. masing nilai responnya masih di bawah nilai respon
yang diinginkan artinya level air dalam tanki masih
kurang penuh.

JEECAE Vol.2, No.1, Mei 2017


Journal of Electrical, Electronic, Control, and Automotive Engineering (JEECAE)

Pada gambar 14 di analisa bahwa kontrol Fuzzy


PI Auto-tuning dengan decoupling sangat baik respon
transient karena overshot terjadi pada awalnya saja, dan
selanjutnya dapat meruduksi overshot pada fase gelombang
berikutnya.

Tabel 6. Respon Transient sistem kontrol pada 500 s

t s (se) P.O
Fuzzy PI auto tuning with 24 30
decoupling tangki 1
Fuzzy PI auto tuning with 26 29
Gambar 12. Respon Kontrol 2DOF-PI decoupling tangki 2

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka


dapat disimpulkan bahwa ;
1. Penggunaan kontroler PI pada tanki 1dengan nilai
parameter Kp = 0. 7229, Ki = 0. 00915 dan tanki 2
dengan nilai parameter Kp = 0. 831, Ki = 0. 0104
melalui mekanisme simulasi dapat memperoleh respon
yang sesuai dengan nilai referensi.
2. Pada penggunaan kontroler tersebut hanya
memmpunyai maximum overshoot (Mp%) masing -
masing tangki hanya <50%, (keadaan Stabil).
3. Pada penggunaan kontroler Fuzzy PI Auto-tuning
Gambar 13.Respon Kontrol Fuzzy PI Auto tuning with dengan menghasilkan nilai settling time (ts) yang lebih
decoupling baik dan cepat dari pada tanpa decoupling .
4. Penggunaan Fuzzy PI Auto-tuning sangat baik karena
Pada gambar 13 di analisa bahwa kontrol Fuzzy PI Auto-
tuning dengan decoupling sangat memberikan pengaruh overshot terjadi pada awalnya saja, dan selanjutnya
terhadap kestabilan pada Coupled-Tank sehingga level yang dapat meruduksi overshot pada fase berikutnya.
diukur dan di realisasikan sangat cepat respon kerjanya dan 5. Penggunaan decoupling sangat baik di pakai pada saat
fuzzy mampu mempengaruhi nilai PI dengan cara meng-auto Plant TITO dan MIMO.
tuning-kannya. 6. Metodelogi yang digunakan masih bisa
dikembangkan bagi penelitian berikutnya, seperti
kontrol,neural fuzzy, dengan teknik CRA, MRAC,MPC,
Decentralized FLC.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Satean, T. Santi, W. (2006), “Level Control in


Horizontal Tank by Fuzzy Logic Controller”, SICE-
ICASE International Joint Conference,2491-2494.
[2] Wahyudi, Iwan, S. Eduward, T. (2008), “Tuning
Parameter Kontrol Proporsional - Integral
Menggunakan Sugeno Fuzzy Inference System,”
Transmisi, Jurnal Teknik Elektro, Jilid 10, Nomor 2,
hal. 97-102.
[3] Maruthai, S. Gunna, J.S. Ranganayhan, R.H. (2009),
Gambar 14.Respon Transient sistem control “Integrated Fuzzy Logic Based Intelligent Control of
Three Tank System”, Serbian Journal of Electrical
Engineering, Vol.6, No. 1, 1-14.

JEECAE Vol.2, No.1, Mei 2017


Journal of Electrical, Electronic, Control, and Automotive Engineering (JEECAE)

[4] Arjin, N. Theeerachai, W. (2007), “Design of


Decoupled Controller for TITO System using
Characteristic Ratio Assignment”, International
Conference on Control Automation and Systems, 957-
962.
[5] Abdulhakim, K. Ercument, K. (2008), “Performance
Analysis of PM Synchronous Motors Using Fuzzy
Logic And Self Tuning Fuzzy PI Speed Controls", The
Arabian journals for science and engineering, Vol. 33,
No. 1B, 153-177.
[6] Suparoek, K. Vittaya, T. (2010), “Design of PI
Controller Using MRAC Techniques for Coupled-
Tanks Process”, International Conference on Controls,
Automation and System, 485-490.
[7] Chatchaval, P. Tianchai, S. (2009), “Decentralized
Fuzzy Logic Controller for TITO Coupled Tanks
Process”, CROS-SICE International Joint Conference,
2862-2866.
[8] Tianchai, S. Arjin, N. (2007), “Design 2-DOF PI
Controller with Decoupling for Coupled-Tank
Process”, International Conference on Control
Automation and Systems,339-344.
[9] Laubwald, I. (1998), Coupled Tank system 1, England:
Visiting-Scientist, Control System Principles.
[10] Muhammad, U.K. Muhammad, B.K. (2009), “Liquid
level Control of Nonliear Coupled Tanks system using
Linear Model Predictive Control”, Proceeding of
IEEE, International Conference on Control
Aplications,1-5.

JEECAE Vol.2, No.1, Mei 2017

Anda mungkin juga menyukai