Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM PERPINDAHAN PANAS

HEAT EXCHANGER

Nama Pelapor : Satrio Haryo P (KE-2C/20)


Nama Partner : 1. Putro Anggara W (KE-2C/ 19)
2. Syaiful Amien Rois (KE-2C/ 21)
3. Wawan wibawa (KE-2C/22)
4. Wiranti (KE-2C/ 23)

Tanggal Percobaan : 11 April 2014


Tanggal Penyerahan : 25 April 2014

PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGI


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
TUJUAN
Menghitung efektifitas heat exchanger baik secara counter flow maupun paralel flow.

DASAR TEORI
Salah satu hal yang sangat penting dalam proses teknikal adalah pertukaran panas antara
fluida-fluida yang mengalir di dalam heat exchanger. Temperatur dalam masing-masing fluida
saling bertukar selama melewati heat exchanger tersebut. Contoh praktis heat exchanger tersebut.
Contoh praktis heat exchanger adalah boiler dan kondensor pada PLTU.
Tipe penukar kalor
Penukar kalor dapat dikelompokkan berdasarkan pada pengaturan aliran dan bentuk
konstruksinya.
Berdasarkan pengaturan aliran
a. Penukar kalor aliran searah (parallel flow)
b. Penukar kalor aliran berlawanan (counter flow)
c. Penukar kalor aliran silang (cross flow)
Berdasarkan bentuk konstruksi
a. Penukar kalor tipe konsentris (double pipe)
b. Penukar kalor tipe shell & tube

Gambar 1. Penukar kalor tipe konsentris Gambar 2. Penukar kalor tipe konsentris
aliran searah aliran berlawanan arah
ANALISIS PENUKAR KALOR
Metode yang sering digunakan untuk merancang atau memprediksi perpormance penukar
kalor adalah :
1. Metode LMTD (Log Mean Temperature Difference)
2. Metode Effectiveness () NTU

1. METODE LMTD
Untuk merancang atau memprediksi performance penukar kalor, diperlukan hubungan
laju perpindahan panas total dengan besaran-besaran temperatur fluida masuk dan keluar,
koefisien perpindahan panas overall, dan luas permukaan total untuk perpindahan panas. Dua
hubungan yang dapat dengan cepat ditentukan adalah dengan menggunakan keseimbangan
energi total antara fluida panas dan fluida dingin

PENUKAR KALOR ALIRAN SEARAH


Gabungan distribusi temperatur fluida panas dan dingin dengan penukar kalor aliran
searah dapat dilihat pada gambar 4.

Ch Th dq Th+dTh
Luas permukaan perpindahan panas
` Cc Tc Tc+dTc

dx

Thi
Th, Ch Cc

T dTh
Tho
dq
T1 T T2

Tco
dTc

Tci Tc, Cc

1 2
Gambar 3. Distribusi temperatur untuk penukar kalor aliran searah
Perbedaan temperatur T awalnya besar tetapi cepat menurun dengan bertambahnya x,
mendekati nol asimtot. Ini penting untuk dicatat, bahwa untuk penukar kalor ini temperatur
keluar fluida dingin tidak pernah lebih daripada fluida panas. Besaranya laju perpindahan

q U . A.Tlm
panas yang terjadi dapat ditentukan dengan persamaan berikut :
di mana Tlm adalah perbedaan temperatur rata-rata logaritmik, yang dinyatakan dengan
T2 T1 T1 T2
Tlm
T2 T
ln ln 1
T1 T2

Ingat bahwa untuk penukar kalor aliran searah harga :


T1 Th1 Tc1 Thi Tci

T2 Th 2 Tc 2 Tho Tco

PENUKAR KALOR ALIRAN BERLAWANAN


Gabungan distribusi temperatur fluida panas dan dingin dengan penukar kalor aliran
berlawanan dapat dilihat pada gambar 5.

Ch Th dq Th+dTh
Luas permukaan perpindahan panas
Cc Tc+dTc Tc

dx

Thi
Th, Ch Cc

T
dTh
T1
T dq Tho

Tco T2
dTc
Tc, Cc Tci

1 2
Gambar 4. Distribusi temperatur untuk penukar kalor aliran berlawanan
Besaranya laju perpindahan panas yang terjadi dapat ditentukan dengan persamaan berikut
q U . A.Tlm

Ingat bahwa untuk penukar kalor aliran berlawanan harga


T1 Th1 Tc 2 Thi Tco

T2 Th 2 Tc1 Tho Tci

2. METODE EFFECTIVENESS NTU


Metode LMTD mensyaratkan semua temperatur fluida masuk dan keluar harus diketahui,
karena pertama harus dihitung LMTD. Bila salah satu temperatur untuk tidak diketahui maka
harus dilakukan proses iterasi yang kadang lama. Untuk menghindari kelamaan ini, ada beberapa
metode yang salat satunya adalah metode - NTU.
Untuk analisis ini, dilihat distribusi temperatur alat penukar kalor jenis berlawanan.
efektineness didefinisikan sebagai perbandingan panas yang dipindahkan secara actual
dibagi dengan panas maksimal yang mungkin dipindahkan, sehingga efektifitas dapat dituliskan
sebagai berikut
q

q mak

Dimana qmak = Cmin (Thi Tci)


Untuk Cc < Ch maka qmak = Cc (Thi Tci),
Untuk Ch < Cc maka qmak = Ch (Thi Tci)
dengan demikian efektineness () dapat ditulis ulang sebagai berikut :
C h Th1 Th 2

C min Th1 Tc1
atau
C c Tc 2 Tc1

C min Th1 Tc1

Dan dengan demikian, dapat dituliskan


q .C min Th1 Tc1

NTU (Number of Transfer Unit), didefinisikan sebagai


U .A
NTU
C min

Dan efektineness () yang merupakan fungsi dari NTU dan Cmin/Cmak dapat diperoleh dari
ungkapan perumusan atau grafik (Tabel 1 dan tabel 2)

ALAT YANG DIGUNAKAN


1. Seperangkat heat exchanger
2. Rol kabel 1 buah
3. Stop watch 2 buah
4. Termometer 1 buah
5. Heater 2 buah

LANGKAH KERJA
1. Mengisi bak penampung air dan memanaskannya.
2. Untuk pengujian aliran searah :
a. bukaan penuh katub = k1, k3
b. tutup penuh katub = k2, k4
c. aliran fluida dingin dengan membuka katub-katub k7 atau katub k8 (jika
menggunakan pompa-pompa) dan atur debitnya dengan pengatur katub tersebut.
d. Aliran fluida panas dengan menggunakan pompa 1 dan atur debitnya dengan
mengatur katub tersebut.
e. Catat masing-masing parameter temperatur (Th1, Th2, Thc1, Tc2) dan debit (mh
dan mc).
f. Ulangi langkah di atas dengan variasi debit yang lain.
3. Untuk pengujian aliran berlawanan :
a. buka penuh katub = k4, k2
b. tutup penuh katub = k1, k3
c. alirkan fluida dingin dengan membuka katub-katub k7 atau katub k8 (jika
menggunakan pompa-pompa) dan atur debitnya dengan pengatur katub k6.
d. alirkan fluida panas dengan menggunakan pompa 1 dan atur debitnya dengan
mengatur katub tersebut.
e. Catat masing-masing parameter temperatur (Th1, Th2, Thc1, Tc2) dan debit (mh
dan mc).
f. Ulangi langkah di atas dengan variasi debit yang lain.
4. Setelah percobaan selesai buang air dari bak, dan kembalikan peralatan ketempat semula
HASIL DAN DATA PERCOBAAN

1. Aliran parallel flow

t t Qh(m3/s
Buka Vh 3 Th1 Th2 Tc1 Tc2 Qc(m3/s)
(meni Vc (m ) (menit )
an (m3) (oC) (oC) (oC) (oC)
t) )
0.045 3 52 47 31 34 0.00025 0.00014
0.0269
2/5 3 1 9
11
0.045 3 0.0278 3 52 46 31 34 0.00025 0.00015
4/5 9 3 5
6
penu 0.055 3 0.0286 3 52 46 31 34 0.00030 0.00014
1 7 9
h 34

h=(.Q c=(.Q Ch=Cph. h Cc=Cpc c Q=Cc.(Tc2-Tc1)


Qmax=Cc(Th1-Tc2) e
h) c) (Kw/ oC) (Cmin) (kw)
0.249 0.148 1.045 0.620 1.86 13.03 0.142
0.251 0.154 1.054 0.645 1.93 12.91 0.15
0.305 0.158 1.279 0.662 1.98 13.24 0.15

2. Aliran counter flow

t t Th1 Th2 Tc1 Tc2 Qh(m3/s Qc(m3/s


Buka 3 3
Vh (m ) (meni Vc (m ) (meni (oC (oC (oC (oC ) )
an
t) t) ) ) ) )
0.0001 0.00016
46.1106
2/5 61.773 3 3 50 46 31 34 95 7
15
58
0.00012
61.8299 0.0003
4/5 3 46.1332 3 50 44 31 34 6
6 13
3
penu 61.8639 0.00018
46.1610 0.0001
3 3 50 44 31 34 9
h 2 2 88

h=(.Q c=(.Q Ch=Cph. h Cc=Cpc c Q=Cc.(Tc2-Tc1)


Qmax=Cc(Th1-Tc2) e
h) c) (Kw/ oC) (Cmin) (kw)
0.194 0.166 0.811 0.694 2.084 13.200 0.158
0.311 0.125 1.305 0.523 1.570 9.945 0.158
0.187 0.153 0.786 0.643 1.929 12.22 0.158

Kesimpulan
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa, efektifitas heat exchanger baik secara
counter flow maupun paralel flow memiliki nilai yang berbeda, untuk efektivitas heat exchanger
aliran counter flow memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan aliran parallel flow

Anda mungkin juga menyukai