Anda di halaman 1dari 20

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA I

MODUL PRAKTIKUM

FORCED CONVECTION

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN R.I


PENDIDIKAN TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI
MEDAN
2013

89
BAB I
PENDAHULUAN

A. Judul Percobaan
Forced convection

B. Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui harga koefisien transfer panas daripada permukaan pipa
bagian dalam ke udara yang mengalir didalamnya.

C. Latar Belakang
Bila suatu fluida berkontak dengan permukaan zat padat pada temperature
yang berbeda, maka hasil dari proses pertukaran energi thermos itu disebut transfer
panas secara konveksi. Kebanyakkan masalah transfer panas sangat kompleks, maka
praktis tidak mungkin menghitungkan seluruh factor-faktor seperti : diameter pipa,
kecepatan fluida, densitas, viscositas, konduktifitas thermal, kapasitas panas, dan lain-
lain.

BAB II
LANDASAN TEORITIS

A. Defenisi Percobaan

Perpindahan Panas Konduksi Adalah proses transport panas dari daerah


bersuhu tinggi ke daerah bersuhu rendah dalam satu medium (padat, cair atau
gas), atau antara medium – medium yang berlainan yang bersinggungan secara
langsung

Perpindahan Panas Konveksi Adalah transport energi dengan kerja gabungan


dari konduksi panas, penyimpanan, energi dan gerakan mencampur. Proses terjadi
pada permukaan padat (lebih panas atau dingin) terhadap cairan atau gas (lebih
dingin atau panas).
q = h A (∆T)
90
Dimana :
q = Laju perpindahan panas konveksi
h = Koefisien perpindahan panas konveksi (w/m2 0C)
A = Luas penampang (m2)
∆T = Perubahan atau perbedaan suhu (0C; 0F)

Perpindahan Panas Radiasi Adalah proses transport panas dari benda bersuhu
tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah, bila benda – benda itu terpisah
didalam ruang (bahkan dalam ruang hampa sekalipun.
q = δ A (T14 – T24)
Dimana :
δ = Konstanta Stefan-Boltzman 5,669 x10- 8 w/m2 k4
A = Luas penampang
T = Temperatur

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI PAKSA

Besarnya perpindahan kalor yang terjadi pada suatu penampang/saluran yang


berbentuk pipa/tabung dapat dinyatakan dengan beda suhu limbak (bulk
temperature):
q = m.Cp(Tb2 – Tb1) = h.A(Tw – Tb)
m = ρ.Um.A
Untuk mengetahui apakah alirannya laminar atau turbulen maka dibutuhkan
bilangan Reynold:
ρ .U m d
Re=
μ
Dimana :
m = laju aliran fluida (kg/s)
Cp = Panas jenis (kj/kg.0C)
Tb = Suhu limbak
Tw = Suhu dinding
Um = Kec. Rata-rata (m/s)
91
μ = Kekentalan (kg/m.s)
ρ = Kerapatan (kg/m3)
Untuk Aliran Turbulen :
Nud = 0,023.Re0,8. Prn = h.d/k..............pipa licin
n
( f /8 )Re . Pr μb h.d
N ud= 1/2 2 /3
1 , 07+12 ,7 (f /8 ) ( Pr −1 ) μw
=
k ( )
Untuk pipa licin dgn faktor gesek
Dimana:
n = 0,11 jika Tw >Tb
n = 0,25 jika Tw < Tb

Untuk Aliran Laminar:

N ud=1 , 86( Re. Pr)1 /3 (d / L)1/3 ( μ /μ w )0 ,14

Konveksi adalah proses perpindahan kalor dari satu bagian fluida kebagian
lain fluida oleh pergerakan fluida itu sendiri. Proses perpindahan kalor secara
konveksi dibedakan menjadi dua yaitu konveksi alamiah dan konveksi paksa.
Konveksi alamiah adalah perpindahan kalor yang terjadi secara alami, contoh:
pemanasan air. Pada pemanasan air, massa jenis air yang dipanasi mengecil sehingga
air yang panas naik digantikan air yang massa jenisnya lebih besar.
Konveksi paksa adalah konveksi yang terjadi dengan sengaja (dipaksakan), contoh:
pada sistem pendingin mesin mobil. Laju perpindahan kalor pada peristiwa konveksi
tergantung pada :

 luas permukaan benda,


 selisih suhu antara dua bidang
 jenis fluida.

B. Perkembangan Serta Penggunaan Dalam Dunia Industri

Forced convection adalah mekanisme atau jenis transportasi panas dimana


gerakan fluida yang dihasilkan oleh sumber eksternal (seperti pompa, kipas angin, alat
penghisap,, dll). Ini harus dipertimbangkan sebagai salah satu metode utama
92
perpindahan panas berguna sebagai sejumlah besar panas dapat diangkut sebagai
sangat efisien dan mekanisme ini ditemukan sangat umum dalam kehidupan sehari-
hari, termasuk pemanas sentral AC, turbin uap dan mesin lainnya. Konveksi paksa
sering dihadapi oleh para insinyur merancang atau menganalisis penukar panas, aliran
pipa, dan aliran atas piring pada suhu yang berbeda dari aliran.Angin laut bertiup pada
siang hari. Daratan yang memiliki kalor jenis kecil, pada siang hari lebih cepat
menyerap panas matahari dibandingkan dengan lautan yang memiliki kalor jenis
besar. Dengan demikian, suhu udara di atas daratan lebih tinggi daripada suhu udara
di atas permukaan laut.Terjadilah aliran udara dari darat ke laut. Udara yang mengalir
dari darat ke laut disebut angin darat.

BAB III
MATERI DAN METODE

A. Materi

 Alat
1. Gambar 1 menunjukkan alat-alat daripada percobaan.
2. Pipa dengan dipergunakan adalah pipa stainless steel dgn diameter dalam
5mm, diameter luar 6 mm.
3. Dilengkapi dengan 1 set termocopel
4. Thermometer dinding luar dibaca pada digital termo indicator
5. Sumber tenaga dapat ditentukan dengan membaca TAP SELECTOR.
6. Sumber tenaga dapat diatur oleh Ammeter dan Voltmeter.
7. Udara yang disuplay kedalam pipa dapat diatur oleh regulator
8. Tekanan udara yang utama dari compressor akan dipersiapkan sebagai
sumber udara.

 Bahan
1. Air

B. Metode

93
 Prosedur Kerja
1. Percobaan ini dimulai sesudah tercapai panas yang setimbang,baru dapat
dimulai percobaan yang sesungguhnya.
2. Temperatur udara masuk diukur untuk mengukur aliran udara.
3. Sumber arus diatur dengan menggunakan elektrik heater TAP SELECTOR
pada dinding luar dengan temperatur (t10) di bawah 1000C.
4. Air flow meter dengan tekanan 1,033 kg/cm3.0C,untuk merubah menjadi
Ta dan Pa.
5. Tenaga listrik untuk pipa dibaca pada AC ammeter dan AC
Voltmeter.Untuk masing-masing dinding luar pipa.Untuk temperatur
dinding luar untuk titik dapat diukur dengan termokopel.

94
BAB IV
HASIL KERJA PRAKTEK DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Kerja Praktek

Flow Rate Temp Press Amp Volt OUTSIDE SURFACE WALL TEMP OR TUBE
SYM V Ta ∆p A V To (i)
UNIT ℃ mmHg A V ℃
INST DIGITAL THERMOMETER
t11 t1 t2 t3 t4 t5 t6 t7 t8 t9 t10
34, 35,4 45,3
10 30 28,7 0,2 18 0,8 34,2 35,5 35,7 38,3 38,9 42,65 48,75
85 5 5
20 40 28,8 0,26 18 0,8 33,0 33, 34,1 34,2 33,8 35,4 37 39,7 42,3 45,15
6
30 50 29,05 0,35 18 0,8 31,35 33 33,4 33,6 33,1 34,3 35,6 37,75 40,0 42,35
5 5 5

95
B. Pembahasan
1. Menghitung Tekanan Absolut
pa = 1,033 +¿ ∆ P
= 1,033 +¿0,2 kg/cm2
kg 10000 cm 2
= 1,283 ×
cm2 1m 2
= 1,233 × 104 kg/m2
Menghitung Temperatur Abso lut (K)
Ta = t11 +¿ 273
= 28,7 +¿ 273
= 301,7 K
2. Menghitung Spesifik Fluida (∂ ¿(kg/m3)
Ta = 301,7 K
X – X1 Y −Y 1
=
X 2− X 1 Y 2−Y 1
28,7−0 Y −1,293
=
50−0 1,093−1,293
28,7 Y −1,293
=
50 −0,2
-5,74 = 50y −¿64,65
58,91 = 50y
Y = 1,178 kg/m3
3. Menghitung laju udara (flow rate of air)
60 293 p a
G’ = ∂V

1000 1,333 104 Ta

kg 60 min 104 Kg


1,1782 10 nl /min 293 K (1,283 X )
m3 1 jam m2
=
1000 l
10 4 kg
1 m3 1,333 . (299,7 K )
m2
= 0,6700kg/jam

4. Menghitung panas Flux pada dinding dalam pipa


q 0,86 A V
qw = =
s π dw x

96
0,86 x 18 A x 0,8 V
=
3,14 ( 5 x 10−3 ) 8,5 x 10−1 m
12,384
=
0,013345
= 931,1278 kkal/jam m3
5. Menghitung Panas Flux pada Keliling Pipa
0,86 A V
q
qv = = π
V' ( DW 2−dw2 ) X
4
0,86 ( 18 A ) (0,8 V )
= 3,14
( 6 X 10−3 m2−5 X 10−3 m 2 ) 8,5 X 10−1 m
4
17,028
=
0,785 ( 36 x 10 −25 x 10−6 ) 8,5 x 10−1
−6

12,384
=
66,725 x 10−7
=18559,7602 kkal/jam m3
6. Menghitung Temperatur dinding dalam pipa
qv x L2
Twi = Toi −¿
2K
kkal
 Tw1 = 34,2 ℃−18559,7602 ¿¿
jam m3
= 34,7℃−0,0001657℃
= 34,1998 ℃
−qv x L2
 Tw2 = To2
2K
= 35,3℃−0,0001657℃
= 34,8498℃
−qv x L2
 Tw3 = To3
2K
= 35,45℃−0,0001657℃
= 35,4498 ℃
−qv x L2
 Tw4 = To4
2K
= 35,5℃ −0,0001657 ℃
= 35,2998℃

97
−qv x L2
 Tw5 = To5
2K
= 35,7℃ −0,0001657 ℃
= 35,699 ℃
−qv x L2
 Tw6 = To6
2K
= 38,3 ℃ −0,0001657 ℃
= 38,2998℃

−qv x L2
 Tw7 = To7
2K
= 38,9℃ −0,0001657 ℃
= 38,8998℃
−qv x L2
 Tw8 = To8
2K
= 42,65℃ −0,0001657 ℃
= 44,79℃
−qv x L2
 Tw9 = To9
2K
= 45,35 ℃ −0,0001657 ℃
= 45,3498℃
−qv x L2
 Tw10 = To10
2K
= 48,75℃ −0,0001657 ℃
= 48,7498℃

X – X1 Y −Y 1
=
X 2− X 1 Y 2−Y 1
28,7−0 Y −0,241
=
50−0 0,243−0,241
50 Y-12,05 =0,0574
50Y =12,1074
Y =0,2421

Cp26,7℃ = 0,2421 kkal/kg0c

98
7. Menghitung Temperatur dari udara dalam pipa
qw π dw
Tbi = Ta +¿ X1
cp G '
kkal

 Tb1 = 28,7 ℃ +

= 28,7 ℃ +0,4506
[ 931,1278

0,2421
jam m
kkal
kg ℃
2
( 3,14 ) ( 5 x 10−3 ) m

0,6700 kg / jam ]
5 x 10-3 m

= 29,1506 ℃
kkal

 Tb2 = 28,7 ℃ +
[
= 28,7 ℃ +1,3514
931,1278

0,2421
jam m
kkal
kg ℃
2

0,6700 kg / jam ]
( 3,14 ) ( 5 x 10−3 ) m
0,015 m

= 30,0514 ℃
kkal

 Tb3 = 28,7 ℃ +
[
= 28,7 ℃ +¿1,8020
931,1278

0,2421
jam m
kkal
kg ℃
2

0,6700 kg / jam ]
( 3,14 ) ( 5 x 10−3 ) m
0,02m

= 30,5020 ℃
kkal

 Tb4 = 28,7℃ +
[
= 28,7 ℃ +2,7034
931,1278

0,2421
jam m
kkal
kg ℃
2
( 3,14 ) ( 5 x 10−3 ) m

0,6700 kg / jam ]
0,03m

= 31,4034 ℃
kkal

 Tb5 = 28,7 ℃ +
[
= 28,7 ℃ +4,5061
931,1278

0,2421
jam m
kkal
kg ℃
2
( 3,14 ) ( 5 x 10−3 ) m

0,6700 kg / jam ]
0,05 m

= 33,2061℃
kkal

 Tb6 = 28,7 ℃ +
[ 931,1278

0,2421
jam m
kkal
kg ℃
2
( 3,14 ) ( 5 x 10−3 ) m

0,6700 kg / jam ]
0,1 m

99
= 28,7 ℃ +¿9,0123
= 37,7123 ℃
kkal

 Tb7 = 28,7 ℃ +
[
= 28,7 ℃ +18,0252
931,1278

0,2421
jam m
kkal
kg ℃
2

0,6700 kg / jam ]
( 3,14 ) ( 5 x 10−3 ) m
0,2 m

= 46,7252℃
kkal

 Tb8 = 28,7 ℃ +
[
= 28,7 ℃ +¿36,0505
931,1278

0,2421
jam m
kkal
kg ℃
2

0,6700 kg / jam ]
( 3,14 ) ( 5 x 10−3 ) m
0,4 m

= 64,7505℃
kkal

 Tb9 = 28,7℃ +
[ 931,1278

= 28,7 ℃ +54,0764
0,2421
jam m
kkal
kg ℃
2

0,6700 kg / jam ]
( 3,14 ) ( 5 x 10−3 ) m
0,6 m

= 82,7764 ℃
kkal

 Tb10 = 28,7 ℃ +
[
= 28,7℃ +¿72,1017
931,1278

0,2421
jam m
kkal
kg ℃
2

0,6700 kg / jam ]
( 3,14 ) ( 5 x 10−3 ) m
0,8 m

= 100,8017 ℃

8. qw = hi ( Tw – Tb )
qw
 hi(i) =
Twi−Tbi

100
kkal
931,1278
= jam m3
34,1998℃ −29,1506 ℃
= 184,4109 kkal/jam m2 ℃
kkal
931,1278
 hi2 = jam m3
34,8498℃ −30,0514 ℃
= 194,0496 kkal/jam m2 ℃
kkal
931,1278
 hi3 = jam m3
35,4498℃ −30,5020℃
= 188,1920 kkal/jam m2 ℃
kkal
931,1278
 hi4 = jam m3
35,2998℃ −31,4034 ℃
= 238,9713 kkal/jam m2 ℃
kkal
931,1278
 hi5 = jam m3
35,6998℃ −33,2061℃
= 373,3920 kkal/jam m2 ℃
kkal
931,1278
 hi6 = jam m3
38,2998℃ −37,7123℃
= 1584,8983 kkal/jam m2 ℃
kkal
931,1278
 hi7 = jam m3
38,8998℃ −46,7252 ℃
= -118,9878 kkal/jam m2 ℃
kkal
931,1278
 hi8 = jam m3
42,6498 ℃−64,7505 ℃
= -42,1311 kkal/jam m2 ℃
kkal
931,1278
 hi9 = jam m3
45,3498 ℃−82,7764 ℃
= -24,87 kkal/jam m2 ℃

101
kkal
931,1278
 hi10 = jam m3
48,74,98 ℃−100.8017 ℃
= -17,8884 kkal/jam m2 ℃

7
(i) hi ( 4 ) +hi ( 5 ) +hi ( 1 ) hi (7)
9. ho = ∑ hi 4 =
4
i=4

238,9713+2373,3920+1584,8983−118,9878
=
4
= 519,5684 kkal/jam m2 ℃
Tb 4+Tb 7 31,4034+ 46,7252
10. Tbo = =
2 2
= 39,0643 ℃
X – X1 Y −Y 1
11. a) =
X 2− X 1 Y 2−Y 1
39,0643−0 Y −17,10
=
50−0 19,5417,10
39,0643 Y −17,10
=
50 2,44
95,3168 = 50 y −¿855
Y = 19,006

X – X1 Y −Y 1
=
X 2− X 1 Y 2−Y 1
39,0643−20 Y −0,0562
=
40−20 0,013−0,0562
0,8235 = 20 y −¿0,468
Y = 0,0150
13. Menghitung konduktivitas panas dari udara pada Tbo
X – X1 Y −Y 1
=
X 2− X 1 Y 2−Y 1
39,0643−0 Y −0,0264
=
50−0 0,0234−0,0264
0,1171 = 50 y −¿1,3

102
Y = 0,0287 kkal/mhr℃

.
4G'
12. Re =
π ∂ γ dw
4 x 0,6700
2
=
( 3,14 ) 1,1782 kg x 0,0150 m x 5 x 10−3 m
jam jam
= 9766,763

X – X1 Y −Y 1
13. =
X 2− X 1 Y 2−Y 1
39,0643−20 Y −0,71
=
40−20 0,71−0,71
0 = 20 y −¿14,2
Y = 0,71
Pr = 0,71
ho−dw
14. NuO =
K
kkal
519,5684 −0,005 m
= jam m2 ℃
0,0287
= 90,51

103
C. Tabulasi Data

Flow Rate Temp Press Amp Volt OUTSIDE SURFACE WALL TEMP OR TUBE
SYM V Ta ∆p A V To (i)
UNIT ℃ mmHg A V ℃
INST DIGITAL THERMOMETER
t11 t1 t2 t3 t4 t5 t6 t7 t8 t9 t10
34, 35,4 45,3
10 30 28,7 0,2 18 0,8 34,2 35,5 35,7 38,3 38,9 42,65 48,75
85 5 5
20 40 28,8 0,26 18 0,8 33,0 33, 34,1 34,2 33,8 35,4 37 39,7 42,3 45,15
6
30 50 29,05 0,35 18 0,8 31,35 33 33,4 33,6 33,1 34,3 35,6 37,75 40,0 42,35
5 5 5

Temp 0 1 2 3 INSIDE SURRACE WALL TEMP OR TUBE


pa Ta r Gl qW qv Tw ( L )
kg/m2 o
K kg/jam kkal/jam m3 kkal/jam m3 ℃
qv x L2
Twi = Toi −¿
1 17 15 16 2K

104
Tw1 Tw2 Tw3 Tw4 Tw5 Tw6 Tw7 Tw8
1,28 301,1 18557,670 34,19
1,1782 0,6700 931,1278 98
34,78 35,44 35,2998 35,6998 38,2998 38,987 42,64
3 7 9
1,24 301,8 0,637 2,7133 - 17687,987 33,58 33,58 34,88 34,18 33,78 35,38 36,98 39,68
7
0,83 302,0 0,063 3,7254 - 1675,980 30,52 31,177 331,877 31,84 31,277 32,52 33,77 35,92
0 5 77

BULK TEMP OF AIR IN TUBE


Tb (i)
℃ ℃
qw π dw
Tbi = Ta +¿ X1
cp G '

105
Tw9 Tw10 Tb1 Tb2 Tb3 Tb4 Tb5 Tb6 Tb7 Tb8 Tb9 Tb10 hi (1) hi (2)
76,5 101,4 126,4
45,34 45,67 29,15 28,56 29,19 30,43 32,93 39,16 51,62 172,97 189,59
5 8 1
42,28 42,54 30,05 28,76 28,98 29,67 30,65 33,78 37,76 44,7 55,98 132,9 156,98 176,65
2
38,27 30,98 27,76 27,98 30,7 30,98 38,bh 42,76 56,7 76,98 143,9 165,90 199,7
6

LOCAL HEAT TRANSFER COEFICIENT


hi ( i ) ho Tbo Re NuO
kkal/jam m2 ℃ kkal/jam m2 ℃ ℃ - -
Re = NuO =
7 Tbo =
qw (i) 4G' ho−dw
hi(i) = ho = ∑ hi 4 Tb 4+Tb 7
Twi−Tbi π ∂ γ dw K
i=4
2

hi (3) hi (4) hi (5) hi (6) hi (7) hi (8) hi (9) hi (10) ho Tbo Re NuO

193,12 233,67 285,59 570,70 -142,91 -40,18 -23,08 -16,83 236,76 41,03 23537,57 50,3752
190.98 200,87 277,9 521,97 -132,00 -32,87 -20,76 -15,76 226,98 37,09 22577,98 43,98
189,76 199,78 267,98 510,67 -131,44 -30,87 -21,98 -14,45 212,98 35,23 21322,57 33,3752

106
BAB V
Kesimpulan dan Saran

 semakin lama waktu yang dibutuhkan dalam pemanasan maka koefisien


pertukaran panas semakin besar.
 Semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk pemanasan maka bilangan
reynold semakin besar.
 Kekentalan kinematika dari udara pada saat 10 menit adalah 0,0287
kkal/jam m2 oc

107
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA

Crristie J. Geankoplis, (1997), “Transport Process and Unit Operation”, 3rd Ed., Prentice-
Hall Of India
Stanley M. Walas, (1988), “ Chemical Process Equipment “, 10th Butterworth Publisher
USA.
Warren L, Mc Cabe, Julian C. Smith, dan Peter harriot, (1999), ”Operasi Teknik Kimia”, Jilid
1, Cetakan ke-4, PT. Erlangga

108

Anda mungkin juga menyukai