Anda di halaman 1dari 6

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/283298821

PROBLEM PENGUKURAN TEMPERATUR DALAM FLUIDA MENGALIR

Conference Paper · June 1997

CITATIONS READS
0 1,356

1 author:

Sukmantodibyo Suk
Badan Tenaga Nuklir Nasional
48 PUBLICATIONS   71 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

TRIGA-2000 View project

FASSIP-01 View project

All content following this page was uploaded by Sukmantodibyo Suk on 29 October 2015.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PROBLEM PENGUKURAN TEMPERATUR
DALAM FLUIDA MENGALIR (*)

Sukmanto Dibyo

ABSTRAK
PROBLEM PENGUKURAN TEMPERATUR DALAM FLUIDA MENGALIR :
Pengukuran temperatur fluida mengalir, pada umumnya menggunakan termokopel. Salah
satu permasalahan error pengukuran pada termokopel terjadi karena aliran konduksi panas
antara ujung pengukur temperatur merambat menuju batang penyangga. Makalah ini
menghitung besarnya error akibat pengaruh konduksi panas dari ujung termokopel ke
dinding pipa sistem primer RSG-GAS. Hasil menunjukkan, berdasarkan pengukuran
temperatur di dinding pipa primer dan data pengukuran temperatur aliran dari CT-01 bahwa
besarnya error dapat dianggap sangat kecil yakni -0,028oC pada daya reaktor 25MW.

ABSTRACT
TEMPERATURE MEASURERING PROBLEM IN FLOWING FLUID : In attempting to
measure temperature of flowing fluid, the thermocouple is commonly used. Error problem
is arise due to heat conduction flowing from junction to the thermocouple support. This
paper calculates the temperature error measurement at CT-01 (Control Temperature) of
primary pipe. Based on temperature measurement data taken from CT-01 and pipe wall of
primary sistem, it shows that the error indicate very small of -0,028oC at reactor power of
25MW.

(*)
: Disampaikan pada Seminar Pranata Nuklir BATAN, Jakarta 24-25 Juni 1997
(**)
: Sub-Bidang Teknologi sistem BTR-PRSG

1
PENDAHULUAN
TEORI
Latar Belakang
Pengukuran temperatur aliran (1)
Termokopel
fluida banyak menemui berbagai hal yang
menyangkut permasalahan respon alat Apabila 2 kawat yang berbeda
sensor ukur yang digunakan. Pada bahan, disambungkan di dalam satu
umumnya pengukuran temperatur untuk junction di mana salah satu bahan pada
fluida mengalir di dalam pipa, temperatur T1 dan yang lain pada
menggunakan alat ukur jenis termokopel. temperatur T2 maka apabila diukur akan
Salah satu permasalahan dalam timbul arus dari junction tersebut.
menggunakan termokopel adalah Besarnya arus ini tergantung pada jenis
terjadinya error (penyimpangan) bahan dan temperaturnya, hubungan
pengukuran oleh pengaruh perpindahan antara arus dan temperatur ini digunakan
panas dari ujung pengukur temperatur dan sebagai dasar pengukuran secara
batang penyangga di dekatnya. termoelektris yang dikenal dengan nama
Permasalahan terjadi karena aliran Efek Seebeck.
konduksi panas antara ujung pengukur Termokopel adalah alat ukur
temperatur merambat menuju batang temperatur yang banyak dipakai di
penyangga. Disamping itu penyimpangan dalam industri maupun laboratoria
berupa fluktuasi juga disebabkan oleh penelitian. Jenis termokopel yang pada
fluktuasi kecepatan aliran fluida di mana umumnya dipakai adalah Platinum/
pengukur temperaturnya berada pada Rodium, Cromel/ Alumel,
posisi tetap. Copper/Constantan dan seba-gainya.
Beberapa literatur mengatakan Tiap jenis memiliki rentang pengukuran
bahwa dalam beberapa kasus error dan besarnya error pemba-caan yang
pengukuran temperatur ini perlu berbeda-beda. Pengukuran temperatur
diperhitungkan. Perhitungan terhadap pada fluida yang mengalir di dalam pipa
kemungkinan error pengukuran bisa timbul error oleh pengaruh
temperatur yang ada di RSG-GAS temperatur dari dinding pipa, di mana
berguna untuk mengetahui tingkat temperatur dinding pipa dipengaruhi oleh
akurasinya. temperatur sekitarnya.

Tujuan Jenis-jenis error dalam pengu-


Berdasarkan uraian di atas maka kuran temperatur fluida oleh perpindahan
makalah ini ingin menghitung besarnya panas, terutama disebabkan karena :
error (penyimpangan) pengukuran 1. Error oleh konduksi panas
temperatur akibat pengaruh konduksi 2. Error oleh radiasi panas
panas dari ujung termokopel ke
penyangga termokopel (dinding pipa) Error Karena Konduksi Panas (1)(2)
pada sistem primer.
Pada umumnya pemasangan
termokopel untuk mengukur temperatur
fluida mengalir atau diam yang terdapat
pada sebuah pipa, sangatlah sederhana

2
yaitu dengan menancapkan termokopel
yang cukup panjang menembus dinding Di dalam model tersebut dibuat
pipa seperti yang terlihat pada gambar 1. asumsi bahwa temperatur pada
Untuk memperkuat kedudukan probe termokopel merupakan fungsi dari x
termokopel, maka termokopel disangga (panjang) tetapi tidak bergantung
pada dinding pipa. terhadap waktu dan temperatur fluida
seragam disekitar dinding batang
termokopel. Sehingga perhitungan
perpindahan panas secara konveksi dapat
termokopel dilakukan dengan memakai neraca panas.
Tw
Panas pada x = (Panas yang keluar pada
Tf dx +x) + ( Panas yang hilang pada
arah permukaan)
aliran
qx = qx+dx + q .................................. (1)

dengan memasukkan faktor konduktivitas


Gambar 1. Pemasangan Termokopel (k) dan luas penampang (A), maka
persamaaan ( 1 ) dapat diubah menjadi,
Temperatur dinding bisa lebih panas atau
lebih dingin dari temperatur fluidanya. d dTr d dTr
Dengan adanya berbedaan temperatur qx + dx = qx + (qx)dx = −kA + (−kA )dx
dx dx dx dx
antara fluida dan dinding maka akan ........................................................... (2)
terjadi proses perpindahan panas dari
fluida ke dinding atau sebaliknya. Untuk Dengan menganggap k dan A konstan ,
menyederhanakan proses analisis dan mengasumsikan panas yang hilang
perpindahan panas konduksi pada kasus akibat konveksi permukaan sebagai :
yang terjadi seperti gambar 2, maka perlu
dibuat model perhitungannya. Model ql = h ( Cdx )( Tr − Tf ) ......................... (3)
yang dibuat dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
di mana h=koefisien perpindahan panas
Tf dan Cdx=luasan, maka persamaan (2)
dx dapat diubah menjadi
x Tr(x)

d 2 Tr hC hC
2
− Tr = − Tf .....................(4)
dx kA kA
L
Persamaan (4) akan menjadi persamaan
differensial linier apabila h dan C
qx qx+dx konstan, sehingga Tr hanya sebagai fungsi
x saja. Untuk menyelesaikan persaamaan
Gambar 2. Model Perhitungan tersebut maka diperlukan kondisi batas,
Perpindahan Panas yaitu :

3
mengalir di dalam pipa primer pada daya
Tr = Tw pada x = 0 reaktor 15MW dan 25MW, temperatur
ruangan primary cell konstan 34oC.
dTr Tercatat temperatur dari CT-01 sebagai Tf
= 0 pada x = L (ujung batang dan temperatur dinding pipa di dekat
dx
terisolasi). posisi CT-01 sebagai Tw masing-masing
dTr disajikan pada Tabel 1.
≈ 0 pada x = L (batang
dx
Tabel 1. Data Temperatur Tf dan Tw
sangat panjang tanpa terisolasi)
Daya Reak Tempera Temperat
Dengan syarat batas tersebut, maka Tgl. tor (MW) tur Tf ur Tw
penyelesaian persamaan diferensial (oC) (oC)
menjadi : 12/6/97 15 35,6 35,4
⎡⎛ emL ⎞ mx emL ⎤ 13/6/97 25 43,9 43,4
Tr = Tf − (Tf − Tw )⎢⎜1 − ⎟e + e− mx ⎥
⎣⎝ 2 cosh mL⎠ 2 cosh mL ⎦
............................................................(5)
Data-data lain yang diperlukan sbb:
hC Konduktifitas Panas Bahan, k=50 w/moC
di mana : m ≅ ..........................(5a)
kA Panjang Celupan, L=20cm = 0,2 m
Diameter wire, d=0,005 m, A=0,0002
Oleh karena pada umumnya elemen m2
sensor temperatur ditempatkan pada x=L, dan C=0,016m. Koefisien perpindahan
sehingga persamaan (5) menjadi, panas rerata h=200 w/m2oC (3)
Error pengukuran temperatur oleh
Tw − Tf konduksi panas pada termokopel dapat
errorsuhu = Tr − Tf = ...........(6)
cosh mL dihitung dengan menggunakan persamaan
(5), harga m diperoleh dari persamaan
Jika kondisi batas pada x=L berubah (5a) sebesar 17,89.
sesuai dengan keadaan riil pada posisi x Tabel 2 menyajikan hasil perhitungan
dan di mana koeffisien perpindaan panas error yang diperoleh dari 2 data
konveksi film he pada ujung L, maka pengukuran di atas.
persamaan (6) akan menjadi :
Tabel 2. Hasil Perhitungan Error
Tw − Tf
Tr − Tf = .....(7)
cosh mL + [ he / ( mk )] sinh mL
Tempera Temperat Error %
tur ur (oC) (abs)
Akan tetapi persamaan ini akan lebih Tf(oC) Tw(oC)
rumit dibanding persamaan (6). 35,6 35,4 -0,011 0,03
43,9 43,4 -0,028 0,06

Aplikasi Perhitungan

Termokopel dengan kode CT-01


mengukur temperatur air pendingin yang

4
PEMBAHASAN temperatur ruangan primary cell lebih
dingin maka error akan naik.
Dari persamaan (6) dapat
ditunjukkan bahwa semakin besar beda
temperatur antara fluida yang mengalir DAFTAR PUSTAKA
dengan temperatur dinding pipa maka
semakin besar error yang terjadi. Oleh 1. Andrianto,"Pengukuran Data",TK-
karena itu untuk memperoleh error 608, ITB/1992.
seminimal mungkin, maka pengaruh 2. Benedict,"Fundamentals of Tempe-
temperatur dinding pipa terhadap rature Pressure And Flow Meas-
termokopel harus diminimalkan dengan urement",Wiley, NY, 1997
usaha mengisolasi panas. Suku cosh mL 3. Birth S, Lightfoot,”Transport
akan besar bila m dan L besar. Oleh Phenomena”Departement of
karena itu dalam praktek pemasangan Chemical Eng. Univ. of Wisconsin,
termokopel, probe harus sedalam John Wiley &Sons,Inc. Page291
mungkin dicelupkan (L disebut panjang
celupan). ***
Dari hasil perhitungan
menunjukkan bahwa semakin daya
reaktor tinggi maka error temperatur CT-
01 semakin tinggi pula, akan tetapi angka
error ini masih dianggap sangat kecil (-
0,028oC pada daya reaktor 25MW).
Sebagai pembahasan tambahan bahwa
apabila temperatur ruangan primary cell
lebih dingin maka temperatur Tw akan
turun dan berakibat error akan naik.

KESIMPULAN

Dari hasil perhitungan dan


bahasan yang dikemukakan di atas
dapatlah diungkapkan kesimpulan yakni
bahwa,
• Insulasi panas dapat memperkecil
beda (Tw-Tf) dan dengan
memperbesar L (dicelupkan sedalam
dalamnya) dapat mengurangi
besarnya error.
• Besarnya error oleh pengaruh
konduksi panas pada pengukuran
aliran di dalam pipa primer oleh CT-
01 di dianggap sangat kecil. Apabila

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai