TINJAUAN PUSTAKA
Difusi termal melalui benda padat diatur dalam Hukum Fourier, dimana jika
dalam satu dimensi dinyatakan sebagai
dQ dT
=kA (2.1)
dt dx
Atau bila dinyatakan dalam fluks panas
q x = {dQ} over {Adt} = -k {dT} over {dx}
(2.2)
dQ/dt (kuantitas per satuan waktu) adalah laju alir panas, A ialah luas daerah yang
searah dengan laju alir, dan -dT/dx ialah laju perubahan suhu terhadap jarak aliran
panas, atau disebut gradien suhu. Faktor k disebut sebagai konduktivitas termal, yaitu
sifat karakteristik benda dimana panas mengalir dan bervariasi terhadap temperatur
(Knudson dkk., 1995).
suatu bahan, misalnya teknik steady state (absolut atau komparatif), teknik 3 ,
digunakan untuk thin film (Tritt, 2004). Berikut beberapa teknik yang dapat
versus perubahan suhu T pada suhu basis suhu dasar yang tetap dan dimensi
sampel yang sama. Teknik steady state ini memerlukan aliran panas ke sampel yang
seragam, sehingga diperlukan heat sinking sampel pada suhu dasar yang stabil begitu
pula dengan heater dan termokopel pada sampel.
Contohnya yaitu dengan menggunakan kawat termokopel dengan diameter
yang kecil (0.001 in.) dan memiliki konduktivitas termal yang rendah, seperti kawat
krom (Tritt, 2004).
Peralatan yang digunakan untuk menentukan konduktivitas termal benda
dapat dilihat pada Gambar 2.3.
a) b)
dengan Q sebanding dengan I 2 R atau VI Joule dari daya dari power supply.
r2
k=
Pln
( )
r1
2 L T
(2.6)
Dimana P adalah energi masuk per satuan waktu, L adalah panjang sampel,
T adalah perbedaan suhu antara termokopel, dan r1 dan r2 adalah posisi radial
(2.7)
adalah operator del tiga dimensi dan T (x,y,z) adalah bidang temperatur
(2.8)
Saat distribusi suhu telah diketahi, maka fluks panas konduksi pada setiap titik dalam
medium atau dalam permukaannya dapat dihitung dari persamaan Fourier. Distribusi
suhu ini dapat dinyatakan dalam koordinat kartesian, silindris, dan speris. Pendekatan
yang digunakan ialah menerapkan neraca energi pada volume kontrol diferensial
(Bergman dkk., 2005). Persamaan yang digunakan untuk setiap jenis koordinat
tersebut dapat dilihat sebagai berikut
Komponen vektor fluks panas q^ , adalah :
T T
q^ x =k q^ y =k
x ; y ;
T
q^ z=k
z
Komponen vektor fluks panas q^ , adalah :
T k T T
q^ r=k q^ = q^ z=k
r ; r ; z
Speris (r, ,
T 1 2 T 1 T 1 T
c = 2
t r r
kr ( + 2 )
r r sin
ksin + 2 2( k
r sin
+ q ) ( )
Komponen vektor fluks panas q^ , adalah :
T k T k T
q^ r=k q^ = q^ z=
r ; r ; rsin
Gambar 2.8 Gradien suhu aliran panas steady oleh konduksi dan konveksi
dari fluida panas ke fluida dingin yang dipisahkan oleh
dinding padat Knudson dkk., 1995).
Pada aliran turbulen, ditemukan bahwa, terbentuk zona dimana fluida
berdekatan dengan permukaan dinding lebih tenang, yang disebut sebagai film. Badan
fluida yang semakin dekat dengan dinding cenderung menjadi sedikit turbulen
hingga berkembang menjadi aliran laminer pada daerah yang bersebelahan dengan
dinding. Film ini terdiri dari sebagian daerah dengan aliran yang bergerak laminar (
laminar sublayer) dan sebagian dimana terjadi perpindahan panas konduksi
molekular. Resistensi lapisan laminar terhadap aliran panas akan bervariasi
bergantung pada ketebelan film(Knudson dkk., 1995).
Untuk menghitung laju konveksi antara sistem dengan lingkungan fluida,
maka digunakan koefisien transfer panas (heat transfer coefficient), h. Tidak seperti
konduktivitas termal (k), koefisien transfer panas tidak dipengaruhi oleh sifat material
(bahan), namun dipengaruhi oleh geometri, fluida, temperatur, kecepatan dan
karakteristik lainnya dari sistem pada konveksi yang terjadi. Oleh karena itu koefisien
transfer panas harus diturunkan secara eksperimental untuk setiap sistem yang
dianalisa. Persamaan dan korelasi dapat diperoleh dari beberapa referensi untuk
menghitung koefisien transfer panas pada beberapa konfigurasi dan fluida (Bergman
dkk., 2005).
Q=h i Ai T i=h o A o T o (2.9)
Dengan :
Q = Laju perpindahan panas (btu/jam)
hi = Koefisien perpindahan panas pada inside pipe surface (Btu/(Jam)(ft2)(oF)
Ai= Luas permukaan perpindahan panas (ft2)
Ti = Perbedaan temperatur antara inside pipe fluid dengan inside pipe wall (oF)
2.6. Radiasi
Radiasi termal adalah energi yang diemisikan dalam benda yang tereksitasi
karena suhu; kemudian di serap oleh benda lain pada jarak dari sumber yang
bergantung pada jalur bebas rata-rata dari foton yang diemisikan (Knudson, dkk.,
1995). Radiasi tidak memerlukan medium dalam perpindahan panasnya. Radiasi
sangat baik terjadi dalam suatu keadaan vakum. Contohnya energi matahari, akan
ditransfer menuju ke bumi melalui space vakum. Berdasarkan pada hukum
Termodinamika II, Boltzman laju perpindahan panas dari sumber menuju ke receiver
dirumuskan dengan menggunakan persamaan :
dQ=dA T 4 (2.10)
dengan:
Q = Laju perpindahan panas (btu/jam)
= Emissivity, dimensionless
= Konstanta Stefan Boltzmann (0,173 x 10-4 btu/(hr)(ft2)(oR4)
T = Temperatur (oR)
Semua benda dapat mengemisikan radiasi. Pada gas dan benda padat
semitransparan, seperti gelas dan kristal pada suhu yang tinggi, maka peristiwa emisi
dikategorikan dalam fenomena radiasi volumetrik, yaitu radiasi akibat efek yang
terintegrasi dari seluruh volume. Namun, dalam kebanyakan padatan dan cairan,
radiasi yang dipancarkan dari molekul interior diserap lebih kuat oleh molekul yang
berdekatan. Dengan demikian, radiasi yang dipancarkan dari padatan atau cairan yang
dimulai dari molekul adalah yang berada dalam jarak sekitar 1m dari permukaan
yang terkena. Sehingga,untuk alasan ini, emisi dari padatan atau cair ke dalam gas
yang berdampingan atau ruang hampa dapat dipandang sebagai suatu fenomena
permukaan, kecuali dalam situasi yang melibatkan perangkat nano atau mikro
(bergman, dkk., 2005).
Gambar 2.9 Proses emisi sebagai fenomena volumetrik (kiri) dan sebagai
fenomena permukaan (bergman, dkk., 2005).
DAFTAR PUSTAKA
Bergman, T.L., Lavine, A.S., Incropera, F.P., dan Dewitt, D.P. 2005. Introduction to
Heat Transfer Sixth Edition. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Geankoplis, C.J. 1995. Transport Process and Unit Operation, 3rd edition. New
Jersey: Prentice Hall.
Kern, DQ. 1965. Process Heat Transfer. Singapura : Mc-Graw-Hill Book Co.
Knudson, J.G., Hottel, HC, Sarofim, A.F., Wankat, P.C., dan Knaebel, K.S. 1997.
Heat and Mass Transfer dalam Robert H. Perry, Dan W. Green, dan James
O. Maloney (Editor). Perrys Chemical Engineers Handbook Seventh Edition.
New York: McGraw-Hill.
McCabe, W.L., Smith, J.C., dan Harriott, P. 1993. Unit Operation of Chemical
Engineering, Fifth Edition. Singapura : Mc-Graw-Hill Book Co
Tritt, T.M. 2004. Thermal Conductivity Theory, Properties, and Applications. New
York: Kluwer Academic/Plenum Publishers.