Anda di halaman 1dari 12

JT

MOT-C2 10

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA TEKNIK


“KONDUKTIVITAS THERMAL”

Dosen Pembimbing :
Alex Taufiqurrohman Zain, S.Si., M.T.

Disusun Oleh :
1. Dimas Agus Setiawan (H42231584)
2. Cahyo Abi Yahya (H42231480)
3. Gilang Bayu Eko Guritno (H42231368)
4. Nashiruddin Fakhri Zaidan
Rusbiantoro(H42231407)
5. Ronal Anggoro (H42231408)
6. Abil Maliki (H42231444)
7. Iqbal Adam Maulana (H42231540)

PROGRAM STUDI MESIN OTOMOTIF JURUSAN TEKNIK


POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2023/2024BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Konduktivitas thermal adalah konsep yang digunakan untuk menggambarkan
kemampuan suatu bahan untuk menghantarkan panas. Sifat dari suatu bahan yang
menentukan seberapa cepat atau lambat bahan tersebut dapat menghantarkan panas.
Secara umum, konduktivitas termal dinyatakan dalam satuan Watt per meter-Kelvin
(W/m.K) atau dalam satuan serupa. Semakin tinggi nilai konduktivitas termal suatu
bahan, maka akan semakin baik dalam menghantarkan panas. Faktor yang
mempengaruhi konduktivitas thermal; struktur molekuler, kepadatan bahan, kandungan
air, sifat listrik,suhu. Contoh penerapan konduktivitas thermal adalah pada desain
bangunan, industri pemanasan dan pendinginan, teknologi termal, dan sebagainya.

1.2. Tujuan

1. Menentukan konduktivitas panas suatu jenis bahan


2. mengetahui nilai konduktivitas dari beberapa jenis material berbeda
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Konduktivitas
Konduktivitas panas yang diartikan sebagai kemampuan suatu materi untuk
menghantarkan panas, merupakan salah satu perameter yang diperlukan dalam
mendapatkan material dengan konduktivitas panas yang rendah. Penelitian-penelitian
mengenai konduktivitas panas terhadap berbagai lapangan yang berbeda-beda telah
dilakukan para geofisikawan sejak periode tahun 1800, seperti halnya yang telah
dilakukan oleh Poulsen pada tahun 1981 dengan menggunakan metode Needle Probe.
Suhu merupakan ukuran mengenai panas atau dinginnya suatu benda. Kalor
adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu benda yang menyebabkan benda
tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya. Kalor berbeda dengan suhu, karena suhu
adalah ukuran dalam satuan derajat panas.

Gambar 2.1 Proses perpindahan kalor

Kalor merupakan suatu kuantitas atau jumlah panas baik yang diserap maupun
dilepaskan oleh suatu benda. Kalor digunakan bila menjelaskan perpindahan energi dari
satu tempat ke yang lain. Kalor adalah energi yang dipindahkan akibat adanya
perbedaan temperatur. Sedangkan energi dalam (termis) adalah energi karena
temperaturnya.
Satuan kalor adalah kalori dimana, 1 kalori adalah kalor yang diperlukan untuk
menaikkan temperatur 1 gr air dari 14,5 C menjadi 15,5 C. Dalam sistem British, 1 Btu
(British Thermal Unit) adalah kalor untuk menaikkan temperatur 1 lb air dari 63 F
menjadi 64 F.
1 kal = 4,186 J = 3,968 x 10-3 Btu
1 J = 0,2389 kal = 9,478 x 10-4 Btu
1 Btu = 1055 J = 252,0 kal

2.2 Konduktivitas Termal


Konduktivitas termal dapat didefinisikan sebagai ukuran kemampuan bahan
untuk menghantarkan panas. Konduktivitas termal adalah sifat bahan dan menunjukkan
jumlah panas yang mengalir melintasi satu satuan luas jika gradien suhunya satu. Bahan
yang mempunyai konduktivitas termal yang tinggi dinamakan konduktor, sedangkan
bahan yang konduktivitas termalnya rendah disebut isolator. Konduktivitas termal
berubah dengan suhu, tetapi dalam banyak soal perekayasaan perubahannya cukup kecil
untuk diabaikan. Nilai angka konduktivitas termal menunjukkan seberapa cepat kalor
mengalir dalam bahan tertentu. Makin cepat molekul bergerak, makin cepat pula ia
mengangkut energi. Jadi konduktivitas termal bergantung pada suhu. Pada pengukuran
konduktivitas termal mekanisme perpindahannya dengan cara konduksi.

Gambar 2.2 Laju aliran kalor


dT
q = -λ.A. (2.1)
dt

dan

E
q= (2.2)
A×t

Keterangan:
q : Laju aliran panas tiap satuan luas A tiap satuan waktu t
E : Energi
A: Luas penampang lintang sampel
T : Suhu
λ : Konduktivitas termal
t : Waktu
Tabel 2.1 Konduktivitas termal pada berbagai bahan
Perpindahan panas yang terjadi karena adanya perbedaan suhu dapat dibedakan
melalui 3 cara, yaitu: radiasi, konveksi, dan konduksi. Radiasi merupakan proses
perpindahan panas secara langsung di dalam medium terpisah atau medium tembus
cahaya, energy kalor akan berpindah dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Proses
konveksi terjadi jika terdapat perpindahan energi dengan kerja gabungan konduksi
panas, penyimpanan energi, dan gerakan mencampur dengan disertai partikelpartikel
dari medium.
Proses mengalirnya panas dari daerah bersuhu tinggi ke daerah bersuhu lebih
rendah di dalam suatu medium tanpa disertai partikel medium atau antara medium
berlainan dinamakan proses konduksi, misalnya proses yang terjadi saat sebatang besi
dipanaskan. Dalam proses konduksi, apabila medium cepat mengkonduksi panas, maka
kenaikan suhu akan berjalan lambat, sebaliknya apabila medium lambat mengkonduksi
panas maka kenaikan suhu akan berjalan cepat. Selanjutnya dengan mengeplot kenaikan
suhu sebagai fungsi waktu, maka akan diperoleh suatu garis lurus yang sesuai dengan
persamaan:

Q
T= 4 πk ∈ (t ) + A (2.3)

Dengan T adalah temperatur (˚C), Q adalah panas yang diproduksi persatuan


panjang probe (W/m), K adalah konduktivitas panas bahan (W/m ˚C), t adalah waktu
(sekon), dan A adalah konstanta yang menyatakan suhu pada saat t = 0 (˚C).
BAB III
METODELOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum dilaksanakan pada hari rabu tanggal 1 November 2023, bertempat di
ruangan lab fisika.

3.2 Alat dan Bahan

Gambar 3.1 Gabus berukuran 15 cm X 15 cm X 1 cm

Gambar 3.2. Alat untuk pengecek suhu material

Gambar 3.3. Kalori Meter Jumper


Gambar 3.4. Alumunium

3.3 Prosedur Kerja Praktikum


Langkah pertama adalah mencolokan kabel kalori meter jumper ke stop kontak,
lakukan juga pada pengcek suhu material. Letakan alumunium pada urutan paling
bawah pada kalori meter jumper selanjutnya material lalu paling atas yaitu alumunium.
Tempelkan probe pada bagian atas dan bawah. catat suhu awal, tunggu 5 menit lalu
catat suhu tersebut, tunggu lagi selama 5 menit, jadi total waktunya adalah 10 menit,
catat suhu pada waktu tersebut.
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Praktikum

Waktu
Bahan L (m) A (m) T1 (k) T2 (k) H (J/s)
(menit)
5 Gabus 0,01 0,0225 309,5 320 4,356
10 Gabus 0,01 0,0225 312,7 324,5 5,472

Dari data diatas kita dapat mencari konduktivitas Thermal dengan persamaan
dibawah :
Dalam waktu 5 menit :
H .l 4,356.0 , 01 w
K= = =0 ,18 . k
(T 2−T 1) . A ( 320−309 , 5 ) .0,0225 m

Dalam waktu 10 menit :


H .l 5,472.0 , 01 w
K= = =0 ,21 . k
(T 2−T 1) . A ( 324 ,5−312 ,7 ) .0,0225 m

4.2 Pembahasan
Tentu, saya dapat memberikan pembahasan lebih mendalam mengenai konduktivitas
termal.
*Konduktivitas Termal* adalah kemampuan suatu bahan untuk menghantarkan
panas. Hal ini berkaitan dengan seberapa efisien bahan tersebut dalam mentransfer
panas melalui konduksi. Konduksi adalah salah satu dari tiga mekanisme transfer panas,
yang lain adalah konveksi dan radiasi.
Dalam praktikum konduktivitas termal, langkah pertama adalah mengukur suhu
awal dan akhir sampel bahan yang diuji. Selanjutnya, sampel bahan tersebut
ditempatkan di antara dua sumber panas dengan suhu yang berbeda. Panas akan
mengalir dari sumber panas yang lebih panas ke yang lebih dingin melalui sampel
bahan.
Penelitian konduktivitas termal biasanya dilakukan dengan hukum Fourier, yang
menggambarkan perpindahan panas dalam bahan. Hukum Fourier menyatakan bahwa
laju perpindahan panas (Q) proporsional terhadap luas permukaan penampang
melintang (A), perbedaan suhu (ΔT), dan inversnya proporsional dengan ketebalan
sampel (d). Persamaan umumnya adalah:
Q = (k * A * ΔT) / d
- Q adalah jumlah panas yang dihantarkan.
- k adalah konduktivitas termal bahan.
- A adalah luas penampang melintang.
- ΔT adalah perbedaan suhu.
- d adalah ketebalan sampel.
Dengan mengukur Q, A, ΔT, dan d, Anda dapat menghitung konduktivitas
termal (k) bahan tersebut.
Hasil praktikum akan memberikan gambaran tentang seberapa baik bahan
tersebut dalam menghantarkan panas. Hasil ini dapat dibandingkan dengan nilai
konduktivitas termal yang telah diketahui dari literatur untuk memvalidasi eksperimen.
Penting untuk memperhatikan kesalahan eksperimental yang mungkin muncul
dan bagaimana meminimalkannya untuk mendapatkan hasil yang akurat. Kesalahan
dalam pengukuran suhu, panjang sampel, atau faktor lainnya dapat memengaruhi hasil
akhir.
Selain itu, konduktivitas termal adalah parameter penting dalam berbagai
aplikasi, termasuk perancangan material isolasi termal, sistem pendinginan, pemanasan,
dan banyak lagi. Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang konduktivitas termal
bahan sangat berguna dalam berbagai bidang teknik dan ilmu material.
BAB V
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Konduktivitas thermal adalah kemampuan suatu bahan untuk menghantarkan
panas. Bahan dengan konduktivitas termal tinggi dapat dengan efisien menghantarkan
panas, sedangkan bahan dengan konduktivitas thermal rendah cenderung menjadi
isolator termal yang buruk. Konduktivitas termal adalah sifat yang penting dalam
banyak aplikasi teknis, seperti dalam desain peralatan pemanas dan pendingin, isolasi
termal, dan pengembangan material baru. Konduktivitas termal juga memiliki peran
penting dalam pemahaman dan analisis fenomena panas dalam ilmu pengetahuan dan
teknik.
Semakin tinggi nilai konduktivitas termal suatu bahan, semakin baik
kemampuannya dalam menghantarkan panas. Peningkatan konduktivitas termal sering
menjadi fokus utama. Banyak Upaya yang dilakukan untuk mengembangkan material
dengan konduktivitas termal yang lebih tinggi.
Dalam konteks energi dan lingkungan, pemahaman tentang konduktivitas termal
juga penting dalam memahami transfer panas di dalam bangunan dan dalam
pengembangan teknologi energi terbarukan. Dengan memahami konduktivitas termal,
kita dapat merancang sistem yang lebih efisien dalam penggunaan energi dan
mengurangi dampak lingkungan yang negatif.
DAFTAR PUSTAKA
Slack, G. A., & Hussain, S. S. (2006). Thermal conductivity of materials. CRC Press.

Kern, DQ, Proses Perpindahan Panas, Mc Graw Hill, New York, 1950.

Cahill, D. G. (2004). Analysis of heat flow in layered structures for time-domain


thermoreflectance. Review of scientific instruments, 75(12), 5119-5122.

https://repository.penerbiteureka.com/media/publications/564560-buku-ajar-pindah-
panas-1-teori-soal-dan-0b050729.
https://www.xometry.com/resources/materials/thermal-conductivity/
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai