Anda di halaman 1dari 21

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kata Fisika bersal dari bahasa Yunani Physic yang berarti alam atau hal ikhwal alam sedangkan fisika (dalam bahasa inggris Physic) ialah ilmu yang mempelajari aspek-aspek alam yang dapat dipahami dengan dasar-dasar pengertian terhadap prinsip-prinsip dan hukum-hukum elementmya. Fisika sebagai ilmu memiliki arti yang sangat luas. Tetapi dalam persoalan sering dijumpai khususnya dalam bidang teknik (kimia) yang termodinamika. Fisika adalah ilmu yang fundamental yang mencakup semua sains dan bendabenda hidup (biologi, zoologi, dan lain-lain) maupun sains fisika (astronomi, kimia, fisika). Fisika pada dasarnya membahas tentang materi dan energi adalah akar dari tiap bidang sains dan mendasari semua gejola. Fisika juga dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang pengukuran, sebab segala sesuatu yang kita ketahui tentang dunia fisika dan tentang prinsipprinsip yang mengatur prilakunya telah dipelajari melalui pengamatan-pengamatan terhadap gejala alam. Tanpa kecuali gejala-gejala itu selalu mengikuti atau memahami sekumpulan prinsip umum tertentu yang disebut hukum-hukum fisika. Adapun pengertian fisika dari sumber lain seperti dari ensiklopedia bebas dunia internet wikipedia.org yang berbunyi fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan pemahaman mendasar hukum-hukum yang menggerakkan materi, energi, ruang dan waktu. Fisika mencakup konstituen elementer alam semesta dan interaksi-interaksi fundamental di dalamnya, sebagaimana analisa sistem-sistem yang paling dapat dimengerti dalam artian prinsip-prinsip fundamental ini. Fisika adalah studi mengenai dunia anorganik, fisik, sebagai lawan dari dunia organik seperti biologi, fisiologi, dan lain-lain.

Dan dapat disimpulkan bahwa fisika merupakan ilmu yang mempelajari benda benda beserta fenomena dan keadaan.

1.2 Tujuan Adapun tujuan dalam mempelajari ilmu Fisika adalah: Mengetahui hokum-hukum alam yang berhubungan dengan ilmu Fisika yang terjadi disekitar kita. Memperdalam ilmu-ilmu yang berhubungan dengan teknik sipil.

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Suhu Suhu merupakan ukuran atau derajat panas dinginnya suatu benda atau system (ukuran energi kinetik rata-rata yangdimiliki oleh molekul-molekul suatu benda). Suhu menggambarkan bagaimana gerakan molekul-molekul benda saat terjadi perubahan suhu (pemanasan dan pendinginan) Sifat-sifat benda yang bisa berubah akibat adanya perubahan suhu disebut sifat termometrik. Contoh sifat termometrik: Panjang logam, volume zat cair, hambatan listrik suatu kawat, tekanan dan volume gas, serta warna filamentlampu pijar. Berdasarkan sifat termometrik tersebut kita dapat membuat alat yang digunakan untuk mengukur suhu sebuahbenda yang disebut thermometer.Pembuatan

thermometer memerlukan dua titik acuan. Titik acuan tetap bawah (titik beku air) dan titik acuan tetap atas (titik didih air). Menurut skalanya terdapat 4 macam thermometer: skala celcius, skala Fahrenheit, skala Kelvin, skala reamur. Persamaan yang menghubungkan 4 skala thermometer tersebut ialah:

Xa = Titik acuan tetap skala atas thermometer X Ya = Titik acuan tetap skala atas thermometer Y Xb = Titik acuan tetap skala bawah thermometer X
3

Yb = Titik acuan tetap skala bawah thermometer Y X = skala thermometer X yang ditanya Y = skala thermometer Y yang diketahui

Macam Termometer berdasarkan skala ukur : 1. Termometer Celcius, 0 1000 2. Termometer Reamur, 0- 80 3. Termometer Fahrenheit, 32 212 4. Termometer Kelvin, 273 373

Adapun perbandingan skala thermometer Celcius (C), Reamur (R), Fahreinheit (F), dan Kelvin (K) yaitu dirumuskan: C : R : (F-32) = 5 : 4 : 9

Benda jika dipanaskan (suhu naik) akan mengalami pemuaian. Ada tiga jenis pemuaian benda, yaitu: 1.) Pemuaian panjang. Bila suatu batang pada suatu suhu tertentu panjangnya Lo, jika suhunya dinaikkan sebesar , maka batang tersebut akan bertambah panjang sebesar

yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

= koefisien muai panjang = koefisien muai linier didefinisikan sebagai: Bilangan yang menunjukkan berapa cm atau meter bertambahnya panjang tiap 1 cm atau 1 m suatu batang jika suhunya dinaikkan

Jadi besarnya koefisien muai panjang suatu zat berbeda-beda, tergantung jenis zatnya. Jika
0 0

suatu

benda

panjang mula-mula

pada

suhu

t0

adalah

Lo.

Koefisien muai panjang = , kemudian dipanaskan sehingga suhunya menjadi t1 C maka:

Panjang batang pada suhu t1 0C adalah :

..(2.5)

2.) Pemuaian Luas Bila suatu lempengan logam (luas Ao) pada too, dipanaskan sampai t1o, luasnya akan menjadi At, dan pertambahan luas tersebut adalah :

adalah Koefisien muai luas ( = 2 ) Bilangan yang menunjukkan berapa cm2 atau m2 bertambahnya luas tiap 1 cm2 atau m2 suatu benda jika suhunya dinaikkan 1 0C.

3.) Pemuaian Volume ( Ruang)


o .

o . (1+

Vt = vo . (1+ .

)(2.9)

Keterangan : = koefisien muai volume (


0

-1

= volume mula-mula

, m3 , m3 , m3 ,

Vt = volume akhir (setelah pemuaian) = pertambahan volume (V-Vc) = kenaikkan suhu

Prinsip pemuaian zat padat diantaranya diterapkan pada: 1. pemasangan kaca jendela, 2. pemasangan rel kereta api, 3. pembuatan jembatan, 4. pembuatan beton pembatas jalan.

2.2 Kalor Kalor merupakan bentuk energy yang mengalir karena adanya perbedaan suhu atau kalor merupakan energy yang berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah ketika kedua benda bersentuhan. Suatu benda yang diberikan kalor akan mengalami dua kemungkinan perubahan, yaitu:

1.

Perubahan suhu Besarnya kalor yang di perlukan untuk menaikan suhu suatu zat sebanding dengan: a. Massa zat itu b. Kenaikan suhunya c. kalor jenis benda

Rumus yang digunakan: Q = m . c. Q=C. C=m. Keterangan: Q = kalor (joule) = kalori c = kalor jenis C = kapasitas kalor m = massa benda = perubahan suhu , kal/g. , J/ , kg ,

2.

Perubahan wujud Q = m.

L = kalor lebur atau kalor uap

, J/kg

Grafik kalor terhadap suhu. Contoh: Perubahan es menjadi uap.

t( ) gas Q Q4 Q3 Q2 Q1 *Catatan: C air C es = 1 kal/ g. = 0,5 kal/g. = 4200 J/kg. ; 1 kal = 4,2 joule t padat cair
5

; L es= 80 kal/g ; L uap = 540 kal/g

Azas Black Azas Black menyatakan bahwa: kalor yang diserap oleh zat yang satu sama dengan kalor yang dilepas oleh zat yang lain Q serap = Q lepas

Seperti definisi kalor diawal bahwa kalor dapat berpindah dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebih rendah ketika kedua benda bersentuhan. Ada tiga macam perpindahan kalor: a. Konduksi Konduksi adalah perpindahan kalor pada suatu zat tanpa di ikuti perpindahan partikel-partikelnya, biasanya terjadi pada zat padat. Contoh: besi yang salah satu ujungnya dipanaskan. H=

H = kalor persatuan waktu k = konduktivitas termal A = luas penampang L = panjang t= perubahan suhu

, J/s , m2 ,m ,m ,

b.

Konveksi Konveksi adalah perpindahan kalor pada suatu zat yang di ikuti perpindahan partikel-partikelnya, biasanya terjadi pada zat cair dan gas. Contoh: air yang dipanaskan. Jenis konveksi alami (ventilasi rumah, terjadinya angin darat dan angin laut, dan aliran asap pada cerobong asap pabrik) dan konveksi paksa (system pendingin mesin mobil, alat pengering rambut pada reactor pembangkit tenaga nuklir).

H = h. A. h = konvektivitas termal

c.

Radiasi Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa memerlukan zat perantara (medium). Contoh: radiasi matahari ke bumi

W= = Keterangan:

.(2.16)

W = energy tiap satuan luas per satuan waktu (watt/m2) P = daya ( watt) A = luas permukaan (m2) e = emisivitas benda (0 ) = konstanta Stefan-Boltzman = 5,67x10-8 W/m2.K4 = suhu mutlak (Kelvin)

10

BAB III SOAL DAN PEMBAHASAN

1.

Untuk menaikkan suhu o,5 kg suatu zat cair memiliki kalor jenis sebesar 400 J/kg.K-1, dari 28 Penyelesaian: Diketahui: m = 0,5 kg c = 400 J.kg-1.K-1 t1 = 28 + 273 = 301 K t2= 38 + 273 = 311 K Ditanyakan: Q =.? Jawab: Q = m. c. (t1-t2) = 0,5 . 400 . (311-301) = 0,5 . 400 . 10 = 2000 J = 2 Kj menjadi 38 diperlukan kalor

11

2. Suhu suatu zat 212 Penyelesaian: Diketahui: F = 212 O Ditanya Jawab: : K?

maka suhu mutlaknya adalah

(F-32) : (K-273) =180 : 100 (F-32) : (K-273) = 9:5 5 . (F-32) = 9. (K-273)

5 .( 212-32) = 9. (K-273) 5 . 180 K-273 K-273 K K = 9( K- 273) = = 100 = 100 +273 = 373

12

3.

Grafik dibawah ini menyatakan hubungan antara suhu (t) dengan kalor (Q) yang diberikan pada 1 gram zat padat. Besar kalor lebur zat padat tersebut ialah.

A KL

71

150

Penyelesaian : Kalor lebur zat padat ( L): L= 150-71 = 79 kalori/gram

13

4.

Jika 75 gram air yang suhunya 0 100

dicampur dengan 50 gram air yang suhunya

maka suhu campuran itu adalah

Penyelesaian: Menurut azas Black: Q yang diterima = Q yang dilepas Bilamana temperatur akhir = ta, maka berlaku: m . c. = m . c.

75. 1. (ta-0)= 50 . 1 (100-ta) 75 ta = 5000 50 ta 125 ta =5000 ta = 40

14

5.

Suatu jenis gas menempati volume 1 m3 pada temperature 0 atm. Bila temperature menjadi 50 gas menjadi Penyelesaian : Diketahui: P1 = 1 atm P2 = 2 atm T1 = 0 T2 = 50 Ditanya: V2=.? Jawab: = 273 K = 323 K

dan tekanan 1

sedangkan tekanan 2,0 atm maka volume

V1 = 100 cm 3

V2

= = =

= 59,157 = 59,2 cm

15

6.

100

100 Kalor ( joule ) 0 300 600 2100

Dari grafik hubungan suhu terhadap kalori yang diperoleh dari percobaan mengubah 1 kg air menjadi uap, maka diperoleh harga kalor uap air tersebut adalah Penyelesaian : Q=m.L 2100 600 = 1 . L 1500 = L

16

7.

Seseorang bermaksud mendidihkan 1,2 kg air dari 28 kalor 50 kal/ diperlukan (dalam menit) adalah. Penyelesaian: Diketahui: m air = 1,2 kg C air = 1 P = 500 watt C panci = 50 t1 = 28 t2 = 100 Ditanya : t = ( dalam menit ) Jawab : W listrik P.t P.t P.t = kalor total = 210 = 4200

dalam panci bekapasitas

menggunakan kompor listrik 500 watt, 220 volt. Waktu yang

= Q air + Q panci = m air . c . = m air . c . + m panci . c . + c panci .

500 . t = 1,2 . 4200 . 72 + 210 . 72 500 . t = 362880 + 15120 t = 378000 : 500 t = 756 detik = 12,6 menit

17

8.

Perbandingan jumlah energi radiasi kalor yang dipancarkan tiap detik tiap satuan luas permukaan dari dua benda hitam sempurna yang masing masing bersuhu 47 dan 397 adalah .

Penyelesaian : = = = =( ) =( ) =

18

9.

Sejumlah air bersuhu 32


-1

dicampur dengan 10 gram es bersuhu -5 . Pada saat


-1

seimbang masih tersisa 5 gram es yang belum lebur. Jika diketahui c es= 0,5 kal/gr. , cair= 1 kal/gr. dan L ES= 80 Kal/gr.

Tentukan : a. b. Jumlah kalor yang dilepaskan air Masa air yang dicampurkan

Penyelesaian: Kalor yang dilepas air. a. Q = m es . ces . + m es. LES

= 10. 0,5 . 5 + 5 . 80 = 25 +400 =425 Kalori

= m air .c air.

425 = m air . 1 . 32 m air = 425 : 32 =13,28 gram = 13,3 gram

19

10. Dua buah bola sejenis bersuhu sama 40

, kedua bola masing-masing bermassa

5 gram dan 10 gram. Kedua bola dimasukkan kedalam fluida sehingga suhu kedua bola naik menjadi 50 . Apabila kalor jenis bola 0,5 Kkal/gr. adalah Penyelesaian: Diketahui : m1= 5 gram m2= 10 gram e = 0,5 kkal/gr. t = 50 Ditanya : Jawab: Q1 = m. c. = 5 . 0,5 . (50-40) = 25 kal =105 joule dan 1

kalori = 4,2 joulemaka selisih kalor yang diserap oleh masing-masing bola

Q2 = m. c. = 10. 0,5 . (50-40) = 50 kal = 210 joule

Q3 = Q2-Q1 =210-105 = 105 joule

20

BAB IV PENUTUP

Demikian yang dapat disampaikan dan dilampirkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada. Diharapkan para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan untuk penulisan makalah di kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi semua pihak.

21

Anda mungkin juga menyukai