konveksi dan radiasi. Energi dalam bentuk kalor berpindah dari suhu tinggi ke suhu
rendah. Perpindahan kalor ada yang membutuhkan medium dan ada juga yang tidak
membutuhkan medium. Baik untuk mempersingkat waktu langsung saja kita mulai.
Sumber : www.machinedesign.com
Contohnya adalah ketika Anda membakar salah satu ujung besi maka ujung besi lain pada
awalnya tidak panas, lama kelamaan akan terasa panas. Besi merupakan medium
perambatan energi berupa kalor. Kalor akan berpindah dari suhu yang tinggi ke suhu
yang renda. Contoh lain adalah ketika Anda mengaduk teh panas menggunakan sendok.
Pada awalnya ujung pegangan sendok tidak panas, namun dalam waktu beberapa detik
pegangan sendok tersebut akan teras panas. Bukan hanya sendok yang terasa panas akan
tetapi gelas tempat teh tersebut juga akan panas. Peristiwa ini disebut dengan peristiwa
perpindahan kalor secara konduksi.
Berikut adalah rumus untuk menghitung besarnya laju perpindahan kalor tiap satuan
waktu maka
Keterangan:
H adalah Laju perpindahan kalor (J/s atau Watt)
Q adalah kalor (J atau Kal)
t adalah waktu (sekon)
k adalah konduktivitas termal (W/mK)
A adalah luas penampang (m^2)
∆T adalah perubahan suhu (°C atau K)
L adalah panjang logam penghantar (m)
Jika pada ujung batang pertama dipanaskan sehingga suhu pada batang pertama adalah
80 °C dan suhu pada batang kedua adalah 20 °C, maka tentukanlah suhu pada
sambungan kedua batang penghantar?
Jawab :
Langka 1 : Gambarkan sistem untuk mengilustrasikan perpindahan kalor pada dua
logam penghantar di atas
Penjelasan ∆T
Karena suhu T1 > Ts artinya T1 suhunya lebih tinggi dari pada Ts; maka ∆T1 = T1
– Ts
Suhu Ts > T2 artinya Ts suhunya lebih tinggi dari pada T2; maka ∆T1 = Ts – T2
Diketahui:
L1 = L2 (Panjangnya sama)
A1 = A2 (Luasnya sama)
K1 = 2 k2
T1 = 80 °C
T2 = 20 °C
Ditanya : tentukanlah suhu pada sambungan kedua batang penghantar?
Contohnya adalah ketika kita memanaskan air menggunakan panci, partikel air yang
berada di bawah panci akan terlebih dahulu terkena oleh panas. Ketika suhu partikel air
yang berada di bawah naik maka massa jenis partikel air tersebut akan mengecil sehingga
air yang massa jenisnya akan bergerak naik ke atas, sedangkan partikel air yang berada
di atas memiliki suhu yang lebih rendah maka massa jenisnya akan lebih besar sehingga
air yang massa jenisnya besar akan bergerak turun ke bawah. Proses ini terjadi secara
terus menerus hingga partikel air mencapai suhu yang sama. Pristiwa ini merupakan
proses perpindahan kalor pada medium air yang disertai oleh perpindahan partikel air.
Berikut adalah rumus untuk menghitung besarnya laju perpindahan kalor tiap satuan
waktu maka
Keterangan:
H adalah Laju perpindahan kalor (J/s atau Watt)
Q adalah kalor (J atau Kal)
t adalah waktu (sekon)
h adalah koefisien konveksi termal (W/mK)
A adalah luas penampang (m^2)
∆T adalah perubahan suhu (°C atau K)
Salah satu contoh adalah radiasi matahari. Energi radiasi matahari ini sangat bermanfaat
bagi kehidupan di bumi. Energi ini merambat kebumi dengan kecepatan cahaya melalui
radiasi. Radiasi tidak dipancarkan oleh matahari atau benda bercahaya saja. Namun,
setiap benda yang memiliki suhu akan memancarkan radiasi, ketika suhu benda tersebut
lebih besar dari suhu lingkungan maka benda tersebut akan memancarkan radiasi yang
lebih banyak dari pada menyerap energi radiasi dari lingkungan. Sehingga benda akan
lebih banyak mengeluarkan energi dan mengakibatkan suhu benda tersebut menurun.
Ketika tercapai suhu kesetimbangan, maka radiasi yang dipancarkan oleh benda tersebut
akan sama dengan yang diserap dari lingkungan sehingga suhu benda dan lingkungan
akan sama. Besarnya radiasi yang dipancarkan oleh benda dapat dihitung menggunakan
rumus berikut ini
Keterangan :
I adalah Intensitas Radiasi (W/m^2)
P adalah Daya Radiasi (W atau J/s)
Q adalah Energi berupa kalor (J)
t adalah waktu (s)
e adalah Emisivitas benda ( e = 1 untuk benda hitam)
σ adalah konstanta Stefan-Boltzmann
A adalah luas permukaan (m^2)
T adalah Suhu (Kelvin)
Perhatikan, Karena benda berbentuk bola maka luas permukaan bola adalah
Substitusikan nilai A ke Rumus Radiasi, Maka diperoleh besarnya radiasi benda tersebut
tiap detiknya adalah
Jadi, besar radiasi yang dipancarkan oleh benda tersebut setiap detiknya adalah 29,03
J/s
Jawab:
Diketahui:
R1 = R
R2 = 2R
T1 = T
e1 = e2 = e (Terbuat dari jenis yang sama)
σ = 5,67 . 10^(-8) W m^(-2) K^(-4)
Ditanya : Tentukanlah suhu bola kedua (T2) = .... ?
Substitusikan nilai-nilai yang diketahui dan nilai A1 serta A2 pada persamaan (1), maka
diperoleh
Jadi, agar radiasi yang dipancarkan oleh bola tersebut sama besar maka suhu bola kedua
adalah 0,577 T
Jawab:
Diketahui:
P = 600 Joule/menit
A = 10 cm^2 = 10^(-3) m^2
T = 527 °C
σ = 5,67 . 10^(-8) W m^(-2) K^(-4)
Ditanya : Tentukan besar emisivitas benda tersebut (e) ?
Ingat : Suhu benda tersebut harus dinyatakan dalam satuan Kelvin, maka diperoleh
T = (527 + 273) K = 800 K
Energi Radiasi yang dipancarkan tiap menitnya adalah 600 Joule. Karena 1 menit = 60
detik maka energi radiasi yang dipancarkan benda tersebut tiap menitnya adalah
Jawab
Diketahui:
R = 20 cm = 0,2 m
T1 = 227 °C = (227 + 273) K = 500 K (Suhu Bola)
T2 = 27 °C = (27 + 273) K = 300 K (Suhu Lingkungan)
e=1
σ = 5,67 . 10^(-8) W m^(-2) K^(-4)
Ditanya : Tentukan besar radiasi yang mungkin hilang tiap detiknya dari bola tersebut?
Setiap benda yang memiliki suhu akan memancarkan radiasi, jika suhu benda lebih tinggi
dari suhu lingkungan maka benda akan memancarkan radiasi yang lebih banyak dan
menyerap energi radiasi lebih sedikit dari lingkungan. Misalkan radiasi yang dipancarkan
oleh bola adalah P1 dan radiasi yang diserap oleh benda dari lingkungan adalah P2, maka
besar radiasi yang hilang tiap detiknya adalah
Jadi, besar radiasi yang mungkin hilang tiap detiknya dari bola tersebut adalah 1550,43
J/s
Gas bertemperatur 120 oC mengalir dengan kecepatan 15 cm/s pada permukaan atas sebuah pelat datar
yang berukuran : panjang 200 cm, lebar 180 cm, tebal 90 cm. Koefisien perpindahan panas konveksi
aliran gas tersebut 14 W/m2K. Permukaan atas pelat datar bertemperatur rata-rata 65 oC.
a. Berapa besar laju perpindahan energy panas dari permukaan aliran gas ke permukaan pelat datar
tersebut
b. Apabila pelat logam tersebut memiliki konduktivitas termal 15 W/mK, berapa besar temperature rata-
rata permukaan bawah pelat tersebut.
Diketahui:
Fluida
Tf = 120 0C = 393 K
Vf = 15 cm/s
ho = 14 W/m2K
Pelat datar
P x l x t = 200 cm x 180 x 90
Luas(A) = p x l = 200 cm x 180 cm= 36000 cm2 = 3,6 m2
Tw = 65 oC = 338 K
KA= 15 W/mK
Jawab:
Untuk mencari besar laju perpindahan energy panas dari permukaan aliran gas ke
permukaan pelat datar tersebut digunakan rumus
Qo = ho.Ao(Tw –Tf)
Tapi, karena pada konsep perpindahan energy dalam bentuk energy panas
adalah “benda/media bertemperatur tinggi berpindah ke benda/media yang
bertemperatur rendah”, maka rumus yang saya gunakan adalah sebagai berikut
Qo = ho.Ao(Tf –Tw)
Qo = 14 W/m2K . 3,6 m2 (393 K - 338 K )
Qo = 50,4 W/K (55 K)
Qo = 2772 W
Jadi besar laju perpindahan energy panas dari permukaan aliran gas ke permukaan
pelat datar tersebut adalah 2772 W
Sedangkan untuk mencari berapa besar temperature rata-rata permukaan bawah pelat tersebut
digunakan rumus sebagai berikut
Qk= KA/∆x(Tw1-Tw2)
Disini diketahui
Qo = Q k
Maka,
Qk= KA/∆x(Tw1-Tw2)
2772 W = 15 W/mK / 0,9 m ( Tw1 - 338 K )
Tw1 - 338 K = 2772 W . 0,9 m / 15 W/mK
Tw1 - 338 K = 2494,8 W.m / 15 W/mK
Tw1 - 338 K = 166,32 K
Tw1 = 166,32 K + 338 K
Tw1 = 504,32 K = 231,17 oC
Jadi besar temperature rata-rata permukaan bawah pelat tersebut adalah 504,32
K atau 231,17 oC