Anda di halaman 1dari 2

TUGAS RANGKUMAN SUMBER DAYA AIR TANAH

Masalah pengelolaan air tanah di Indonesia yang paling utama adalah terbatasnya pasokan air dari sumber air permukaan, ketergantungan yang tinggi terhadap air tanah untuk penyediaan pasokan air, maraknya pengambilan sumber air karena tuntutan kebutuhan akan air yang terus meningkat, serta berubahnya daerah resapan (imbuhan) air yang berubah menjadi pemukiman atau perindustrian dan lainnya. Pengambilan air tanah secara berlebihan mengakibatkan menurunnya permukaan air tanah (land subsidence). Penurunan permukaan air tanah akan mengakibatkan pengurangan gaya angkat tanah sehingga terjadi peningkatan tegangan efektif tanah. Akibat meningkatnya tegangan efektif ini akan menyebabkan penyusutan butiran tanah sehingga terjadi penurunan tanah. Jadi penurunan terjadi karena pengambilan air tanah sekaligus peningkatan tegangan efektif secara bersamaan. Kemungkinan lainnya yaitu terjadi erosi bagian dalam tanah akibat terangkutnya butir tanah di bawah muka tanah oleh penyerapan air tanah melalui pemompaan sumur dalam secara berlebihan. Jika penurunan tinggi muka air tanah terjadi di daerah pantai akan mengakibatkan air laut mendesak air tanah yang tawar sehingga terjadi intrusi air laut. Zat pencemar (pollutant) sebagai zat kimia biologi, radioaktif yang berwujud beda cair, padat, maupun gas, baik yang berasal dari alam yang kehadirannya dipicu oleh manusia (tidak langsung) ataupun dari kegiatan manusia (anthropogenic origin) yang telah diidentifikasi mengakibatkan efek yang buruk bagi kehidupan manusia dan lingkungannya. Sumber pencemaran yang menyebabkan menurunnya kualitas air tanah yaitu sampah dari TPA, tumpahan minyak, kegiatan pertanian (penggunaan peptisida), pembuangan limbah cair pada sumur dalam/sungai, pembuangan limbah ke tanah, pembungan limbah radioaktif. Amblesan tanah (land subsidence) timbul akibat pengambilan air tanah yang berlebihan pada lapisan pembawa air (akuifer) yang tertekan (confined aquifers). Air tanah yang tersimpan dalam pori-pori lapisan penutup akuifer akan terperas keluar yang mengakibatkan lapisan penutup tersebut, akibatnya terjadi amblesan tanah di permukaan. Konsep air tanah sebagai sumber daya terbarukan (renewable) didasarkan pada proses alami, yaitu adanya sirkulasi pada sistem akuifer, aliran masuk (inflow) dan aliran keluar (outflow) ataupun imbuh (recharge) dan luah (discharge). Periode proses sirkulasi pada sistem akuifer ini sangat bervariasi antara 10 sampai 100.000 tahun. Sedangkan konsep air tanah sebagai sumber daya tak-terbarukan (unrenewable resources) adalah konsep periode

pengisian ulang (replenishment period) air tanah antara 100 sampai 1.000 tahun atau bahkan jutaan tahun. Alih fungsi lahan di daerah imbuhan (recharge area) karena perkembangan penduduk dan pertumbuhan ekonomi menjadi lahan permukiman, industri dan lainnya yang mengakibatkan terjadinya penurunan resapan air. Lahan yang semula berupa daerah konservasi, kawasan lindung, daerah resapan air, hutan lindung, daerah penyangga kemudian berubah menjadi daerah-daerah kedap air dan mengakibatkan terjadi dua dampak yang bersamaan. Dampak peningkatan kuantitas kualitas kebutuhan air dan dampak penurunan kuantitas kualitas ketersediaan air. Dampak dalam aspek pengelolaan sumber daya air berkaitan erat dengan aspek konservasi sumber daya air dan aspek pendayagunaan sumber daya air.

Anda mungkin juga menyukai