Anda di halaman 1dari 12

Konsep Kalor Konservasi Derajat Celcius, Fahrenheit, Dan Kelvin

Suhu dan kalor dalamkehidupan sehari-hari ada yang menganggap sama. Namun
sebenarnya suhu dan kalor merupakan dua hal yang berbeda tetapi memiliki hubungan yang
sangat erat. Perubahan suhu menunjukkan adanya kalor.

A. Suhu dan Thermometer


Suhu didefinisikan sebagai ukuran atau derajat panas dingin suatu benda. Suhu juga
didefinisikan sebagai ukuran energi kinetic rata-rata yang dimiliki molekul-molekul
suatu benda.Jadi suhu menggambarkan gerakan molekul - molekul benda. Apabila kita
memanaskan atau mendinginkan suatu benda sampai suhu tertentu., beberapa sifat fisik
benda berubah. Misal air dipanaskan terus sampai suhu 100 derajat maka air akan
memuai,air didinginkan sampai suhu dibawah nol maka air akan membeku menjadi es.
Sifat-sifat benda yang dapat berubah akibat perubahan suhu disebut sifat termometrik.
Contoh panjang logam, Volume zat cair, hambatan listrik suatu kawat, tekanan dan
volum gas, serta warna filament lampu pijar . Sifat termometrik ini digunakan sebagai
prinsip dasar pembuatan thermometer yang merupakan alat yang digunakan untuk
mengukur suhu.
Zat cair yang digunakan dalam termometer adalah air raksa. Karena air raksa, dapat
menyerap panas suatu benda yang akan diukur sehingga temperatur air raksa sama
dengan temperatur benda yang diukur. Serta untuk mengukur temperatur yang rendah
hingga temperatur yang lebih tinggi karena memiliki titik beku pada temperatur 39 C
dan titik didihnya pada temperatur 357 C. Tidak membasahi dinding tabung sehingga
pengukurannya menjadi teliti. Pemuaian air raksa teratur terhadap kenaikan temperatur.
Selain air raksa, dapat juga digunakan alkohol untuk mengisi tabung termometer.
Akan tetapi, alkohol tidak dapat mengukur temperatur yang tinggi karena titik didihnya
78 C, namun alkohol dapat mengukur temperatur yang lebih rendah karena titik
bekunya pada temperatur 144 C. Jadi, termometer yang berisi alkohol baik untuk
mengukur temperatur yang rendah, tetapi tidak dapat mengukur temperatur yang lebih
tinggi.
Jenis - Jenis Thermometer
Termometer

Sifat

Jangkauan

Karakteristik

termometrik
Gas ideal

Tekanan dan

ukur (C)
- 270 1500

volume gas
Hambatan Platina

Hambatan

relative besar,reaksi lambat.


- 200 - 1200

listrik.
Termokopel

Tegangan

Jangkauan luas sangat teliti, ukuran

Jangkauan luas, sangat akurat , tidak cocok


untuk perubahan suhu mendadak.

- 250 - 1500

listrik logam

Jangkauan luas, sangat akurat, sangat


cocok untuk perubahan suhu mendadak.

yang berbeda.
Pyrometer

Warna cahaya

Diatas 1000

yang terpancar.

Air raksa dalam

Ekpansi dan

pipa.

kontraksi

Tanpa kontak dengan benda yang


diukur,cocok untuk suhu tinggi.

- 39 500

Sederhana,murah ,Portebel,langsung bias


dibaca.

fluida.

Pembuatan skala pada thermometer memerlukan dua titik referensi yaitu titik tetap
bawah dan titik tetap atas.
Macam Macam Skala Thermometer Yang Dikenal :
1. Skala Celsius ( C)
Digunakan titik lebur es murni sebagai titik tetap bawah ditandai dengan
angka nol. Sedangkan titik tetapatas digunakan titik didih air pada tekanan
atmosfer ditandai dengan angka 100, sehingga ada 100 pembagian skala.
2. Skala fahrenheit ( F)
Titik tetap bawah dan titik tetap atasnya adalah 32 dan 212, sehingga ada
180 pembagian skala.
3. Skala reamur ( R)
Titik tetap bawah dan titik tetap atasnya adalah 0 dan 80 , sehingga ada 80
pembagian skala
4. Skala kelvin ( K)

Pada skala Kelvin penentuan suhu nol derajat digunakan suhu terendah
yang dimiliki suatu partikel yang setara dengan 273 C, yaitu
keadaan dimana energi kinetic partikel sama dengan nol, sehingga tidak ada
panas yang terukur. Titik tetap atas skala Kelvin dan titik tetap bawahnya
adalah 273 dan 373. Pada skala Kelvin tidak ada suhu yang bernilai
negative sehingga disebut sebagai skala suhu mutlak atau skala termodinamik
dan sekaligus Kelvin digunakan sebagai satuan SI untuk suhu.

B. Pemuaian
Besarnya pemuaian benda tergantung pada : Ukuran benda semula, Kenaikan suhu,
Jenis benda.
Pemuaian Zat Padat
1. Muai Panjang / Muai Linier
Apabila tiga batang logam dari bahan yang berbeda (aluminium, tembaga, dan
besi) dipanaskan dan mengalami kenaikan suhu sama. Pertambahan panjang
ketiganya berbeda. Hal ini disebabkan oleh perbedaan koefisien muai panjang().
Besar pertambahan panjang :
* Berbanding lurus dengan panjang batang semula.
*Berbanding lurus dengan kenaikan suhu
* Tergantung jenis batang.
Pertambahan batang benda dirumuskan :
l = lo t dengan l = lt - lo

Keterangan :

lt - lo = lo t

lt = Panjang batang pada suhu t (m)

lt = lo + lo t

lo = Panjang batang mula-mula (m)

lt = lo (1 + t )

= koefisien muai panjang( c -1 )

t = Perubahan
suhupertambahan
( C )
Koefisien muai panjang adalah bilangan yang menunjukkan
besarnya
panjang tiap satumeter batang jika suhunya naik 1 C

Table Koefisien muai panjang beberapa zat padat

2.

Zat

(/C )

Zat

(/C )

Aluminium

23 x 10-16

Karet keras

80 x 10-6

Kuningan

19 x 10-6

Es

51 x 10-6

Tembaga

17 x 10-6

Invar

0,7 x 10-6

Gelas(biasa)

9 x 10-6

Timbale

29 x 10-6

Gelas (pirex)

3,2 x 10-6

Baja

11 x 10 -6

Muai Luas
Apabila benda yang berbentuk pelat atau lembaran dipanaskan maka panjang
maupun lebarnya bertambah. Jadi luasnya bertambah atau memuai.
Misalnya sebuah pelat segi empat ukuran mula-mula panjang pod an lebar lo. Pelat
tersebut dipanaskan hingga suhunya bertambah t, maka ukurannya menjadi :
Pt = Po( 1+ t) dan Lt = Lo(1 + t )
Luas pelat mula-mula Ao = Po Lo dan setelah dipanaskan adalah :
At = Pt Lt
= Po( 1+ t) Lo(1 + t )
= Ao (1 + 2 t + 2 t 2)
Karena kecil, maka 2 menjadi sangat kecil dan 2 t 2 dapat diabaikan. Dan
persamaan tersebut dinyatakan :
At = Ao ( 1 + 2 t )

Jika koefisien muai luas dinyatakan dalam maka :


At = Ao ( 1 + t )

Keterangan :
At = Luas bidang setelah dipanaskan ( m 2 )
Ao = Luas bidang mula-mula ( m2 )
2

t = Perubahan suhu ( C)

At = Ao + Ao t
At Ao = Ao t
A = Ao t
3.

Muai Volum
Apabila benda berbentuk balok memiliki ukuran mula mula Po, Lodan to maka
setelah dipanaskan selama t akan mengalami muai volum. Sama dengan pemikiran
pada muai luas tadi didapatkan :
Vt = Vo (1 + 3 t)
Jika koefisien muai ruang diberi simbol , dimana = 3 maka :
Vt = Vo (1 + t)
V t = Vo + Vo t
Vt - Vo = Vo t

Keterangan :
Vt = Volum setelah dipanaskan (m3)
t = Perubahan suhu ( C)

Vo = Volum mula-mula ( m 3)
V = Perumahan Volum ( m 3)

= Koefisien muai volum( / C atau / K )

V = Vo t

Pemuaian Zat Cair


Sifat zat cair salah satunya adalah selalu mengikuti bentuk tempat yang
ditempati. Oleh karena itu zat cair hanya mengalami muai volum saja. Jika zat cair
dipanaskan maka akan mengalami pertambahan volume :
V = Vo t
Vt Vo = Vo t
Vt = V0 + Vo t

Keterangan :

Vt = Volum setelah dipanaskan (m3 )


Vo = Volum mula-mula ( m 3 )
t = Perubahan suhu ( C)

Vt = Vo ( 1 + t)
V = Perumahan Volum ( m 3 )
Apabila zat cair dipanaskan maka diwadahkan dalam suatu tempat/ wadah.
Koefisien
muaivolum/
ruangwadah
( / C atau
/ K ) untuk
Wadah terbuat dari suatu =bahan.
Apabila
pemuaian
diabaikan

menghitung volum setelah dipanaskan gunakan rumus diatas. Tetapi apabila wadah
tidak diabaikan berarti wadah juga mengalami pemuaian.
Pemuaian Gas
Seperti halnya zat padat dan zat cair gas juga memuai jika dipanaskan dan
menyusut ketika didinginkan. Namun demikian volum gas bertambah lebih banyak
dibandingkan zat padat dan zat cair untuk kenaikan suhu yang sama. Perbedaan yang
lain adalah bahwa volum gas sangat dipengaruhi oleh tekanannya. Jadi yang
berpengaruh pada pemuaian gas adalah volum(V), takanan(P) dan suhu (T). Hukumhukum tentang gas yang berkaiatan dengan pemuaian gas adalah :
* Hukum Gay lusac
* Hukum Boyle
* Hukum Boyle gay lusac(persamaan gas ideal)
C. Kalor
Kalor adalah suatu bentuk energi yang berpindah atau transfer energy dari benda
yang suhunya tinggi ke benda yang suhunya rendah jika kedua benda bersentuhan.
Satuan kalor sama dengan satuan energi yaitu Joule (J) selain itu adalah Kalori (kal).
Hubungan antara joule dan kalor disebut sebagai tara kalor mekanik :
1 kalori = 4,184 joule = 4,2joule
1 joule = 0,24 kalori.
Kalor Jenis
Jumlah kalor yang dibutuhkan tergantung dari massa, kenaikan suhu dan jenis
zat yang di kenal dengan nama kalor jenis zat (c). Kalor jenis suatu zat didefinisikan
sebagai banyaknya kalor yang diperlukan atau dilepas tiap satu kilogram massa,
untuk menaikan atau menurunkan suhu sebesar satu Kelvin. Dapat diperoleh dengan
cara :

Keterangan :
c = kalor jenis suatu zat (J/kg K)

Kapasitas Kalor

m = massa benda (kg)


T = perubahan temperatur (K).

Q = kalor (J),

Banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikan suhu yang sama dari benda
yang berbeda pada umumnya berbeda besarnya. Perbandingan banyaknya kalor yang
diberikan terhadap kenaikan suhu benda dinamakan kapasitas kalor. Kapasitas kalor
suatu benda adalah kemampuan suatu benda dalam menerima atau melepas kalor
untuk menaikan atau menurunkan suhu benda itu sebesar 1 C atau 1 K.
Jika kalor yang dibutuhkan sebesar Q untuk menaikan suhu benda sebesar t,
maka kapasitas kalor (C) benda tersebut dirumuskan :
Q = C t
Kapasitas kalor juga dirumuskan :

Keterangan :

C = Kapasitas kalor ( J/ K atau Kal / C )


c = Kalor jenis (J/ Kg K atau Kal/ gr. C )

C=mc

m = Massa zat ( Kg atau gr)


Q = Kalor yang diserap atau dilepas ( J atau Kal)
t = Perubahan suhu ( K atau C)

Perubahan Wujud Zat


Setiap zat memiliki kecenderungan untuk berubah jika zat tersebut diberikan
temperatur yang tinggi (dipanaskan) ataupun temperatur yang rendah (didinginkan).
Kecenderungan untuk berubah wujud ini disebabkan oleh kalor yang dimiliki setiap
zat. Suatu zat dapat berubah menjadi tiga wujud zat, di antaranya cair, padat, dan
gas. Perubahan wujud zat ini diikuti dengan penyerapan dan pelepasan kalor.
Melebur adalah perubahan wujud dari padat menjadi cair ,membeku adalah
perubahan wujud cair menjadi padat. Menguap adalah perubahan wujud cair
menjadi gas. Mengembun adalah perubahan wujud gas menjadi air. Dan menyublim
adalah perubahan dari padat langsung menjadi gas.
1. Melebur Dan Membeku
Proses melebur digambarkan oleh garis bc. Tampak bahwa pada saat melebur
membutuhkan kalor, meskipun tidak mengalami kenaikan suhu.Benda mengalami
peleburan, perubahan wujud yang terjadi adalah dari wujud zat padat menjadi zat
cair. Dalam hal ini, akan terjadi penyerapan kalor pada benda. Kalor yang

dibutuhkan untuk mengubah wujud 1 kg zat padat menjadi cair dinamakan kalor
laten lebur atau kalor lebur.
Membeku adalah perubahan wujud zat dari cair menjadi beku atau padat.
Ketika membeku zat melepaskan kalor yang disebut sebagai kalor beku. Pada zat
yang sama titik lebur sama dengan titik bekunya dan kalor leburnya sama dengan
kalor bekunya. Apabila Q menyatakan banyak kalor yang digunakan untuk
meleburkan zat bermassa m. Perumusan untuk kalor peleburan dan pembekuan
sama dengan perumusan pada kalor penguapan dan pengembunan, yakni sebagai
berikut :
Keterangan :

Q=mL
Q = kalor yang dibutuhkan saat peleburan atau kalor yang
dilepaskan saat pembekuan (J)
m = massa zat (Kg)
L = kalor laten peleburan atau pembekuan (J/Kg)
2.

Menguap Dan Mengembun


Kalor penguapan adalah kalor yang dibutuhkan oleh suatu zat untuk
menguapkan zat tersebut. Jadi, setiap zat yang akan menguap membutuhkan
kalor. Banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menguapkan satu satuan
massa zat pada titik didih normalnya disebut kalor laten uap atau kalor uap.
Kalor pengembunan adalah kalor yang dilepaskan oleh uap air yang berubah
wujud menjadi air. Jadi, pada setiap pengembunan akan terjadi pelepasan kalor.
Besarnya kalor yang dibutuhkan pada saat penguapan dan kalor yang dilepaskan
pada saat pengembunan adalah sama. Secara matematis, kalor penguapan dan
pengembunan dapat dituliskan sebagai berikut :
Q=m L

Keterangan :

U = Kalor yang dibutuhkan saat penguapan atau kalor yang


dilepaskan saat pengembunan (J/kg)
Q = Kalor yang di lepas atau diterima.(J)
m = Massa zat (Kg)

D. Asas Black
Kalor adalah energi yang dipindahkan dari benda yang memiliki temperatur tinggi
ke benda yang memiliki temperatur lebih rendah sehingga pengukuran kalor selalu
berhubungan dengan perpindahan energi. Energi adalah kekal sehingga benda yang
memiliki temperatur lebih tinggi akan melepaskan energi sebesar QL dan benda yang
memiliki temperatur lebih rendah akan menerima energi sebesar QT dengan besar yang
sama. Jika kalor jenis suatu zat diketahui maka kalor jenis zat lain dapat dihitung dengan
hukum kekekalan energi yang berbunyi :
Banyaknya kalor yang dilepas sama dengan banyaknya kalor yang diterima.
Secara matematis dituliskan :
Q lepas = Q terima
Kalorimeter
Kalorimeter adalah alat yang
digunakan untuk mengukur kalor. Salah
satu bentuk kalorimeter, tampak pada
Gambar.
Kalorimeter terdiri atas sebuah
bejana logam dengan kalor jenisnya
telah diketahui. Bejana ini biasanya
ditempatkan di dalam bejana lain yang
agak

lebih

dipisahkan

besar.
oleh

Kedua
bahan

bejana

penyekat,

misalnya gabus atau wol. Kegunaan


bejana luar adalah sebagai pelindung
agar

pertukaran

kalor

dengan

Gambar Kalorimeter sebagai alat ukur kalor.

lingkungan di sekitar kalorimeter dapat


dikurangi. Kalorimeter juga dilengkapi
dengan batang pengaduk.
Pada waktu zat dicampurkan di dalam kalorimeter, air di dalam kalorimeter
perlu diaduk agar diperoleh temperatur merata dari percampuran dua zat yang

suhunya berbeda. Batang pengaduk ini biasanya terbuat dan bahan yang sama seperti
bahan bejana kalorimeter. Zat yang diketahui kalor jenisnya dipanaskan sampai
temperatur tertentu. Kemudian, zat tersebut dimasukkan ke dalam kalorimeter yang
berisi air dengan temperatur dan massanya yang telah diketahui. Selanjutnya,
kalorimeter diaduk sampai suhunya tetap.

E. Perpindahan Kalor
Perpindahan kalor pada benda melalui 3 cara ;
1. Konduksi
Konduksi merupakan perpindahan kalor yang tidak disertai dengan perpindahan
partikel zat pengantarnya. Misalnya salah satu ujung batang logam dimasukkan ke
dalam api atau dipanaskan, ujung batang yang lainnya akan ikut menjadi panas,
walaupun tidak ikut dimasukkan ke dalam api. Atom-atom di dalam zat padat yang
dipanaskan tersebut akan bergetar dengan sangat kuat. Kemudian, atom-atom tersebut
akan memindahkan sebagian energi yang dimilikinya ke atom-atom tetangga terdekat
yang ditumbuknya.
Atom tetangga ini menumbuk atom tetangga lainnya dan seterusnya sehingga
terjadi hantaran energi di dalam zat padat tersebut. Untuk bahan logam, terdapat
elektron-elektron yang dapat bergerak bebas yang juga ikut berperan dalam
merambatkan energi tersebut. Perpindahan kalor yang tidak diikuti perpindahan massa
ini disebut konduksi. Sehingga dirumuskan sebagai :

Keterangan :

T1 = logam bersuhu tinggi,


T2 = logam bersuhu rendah,
A = luas penampang hantaran kalor dan batang logam,
2. Konveksi

L = panjang benda
K = koefisien konduksi termal ( W/ mk)
H = jumlah kalor yang merambat pada batang per
satuan waktu per satuan luas.

Konveksi merupakan berpindahan kalor yang disertai perpindahan partikelpartikel

zat pengantarnaya. Terdapat 2 macam konveksi yaitu konveksi yaitu

konveksi

alamiah

dan

konveksi

paksa.

Konveksi

alamiah

terjadi

akibat

perbedaan massa jenis. Contoh aliran asap, ventilasi udara. Pada konveksi paksa aliran
panas dipaksa dialirkan ke tempat yang dituju dengan bantuan alat tertentu.. Contoh
pendingin mesin pada mobil,hair dryer. Banyak kalor secara konveksi dapat dihitung
dengan rumus :
H = hA T t
Keterangan :

H = Kalor yang merambat tiap satu satuan waktu = laju t perpindahan kalor
h = Koefisien konveksi(w/ m2 k )
t = Perubahan suhu

A = Luas penampang ( m2)


t = waktu (sekon)

3. Radiasi
Radiasi merupakan pancaran energi dari sebuah benda dalam bentuk gelombang
elektromagnetik. Gelombang elektromagnetik merupakan gelombang yang dalam
perambatannya tidak memerlukan medium perantara. Semua benda setiap saat
memancarkan energi radiasi dan jika telah mencapai kesetimbangan termal atau
temperatur benda sama dengan temperatur lingkungan, benda tersebut tidak akan
memancarkan radiasi lagi. Dalam kesetimbangan ini, jumlah energi yang
dipancarkan sama dengan jumlah energi yang diserap oleh benda tersebut.
Contohnya sinar matahari sampai ke bumi. Stefan boltman menyatakan bahwa
banyaknya energi yang dipancarkan oleh suatu permukaan per satuan waktu
persatuan luas sebanding dengan pangkatempat suhu mutlaknya.Hal itu dapat di tulis
E = e T4

Keterangan :

E = Energi yang dipancarkan atau diserap tiap satu satuan per satuan l
Luas ( J/s m2 atau W / m2 )
e = emisivitas permukaan (Koefisien pancaran serapan benda)
Sumber :

= tetapan Stefan boltmant= 5,67 x 10 -8 W/ m2 K4


T4= Suhu mutlakj(K)

http://fisikasmadabax.blogspot.com/2010/06/suhu-dan-kalor.html
Saripudin, A., D. Rustiawan K., dan A. Suganda. 2009. Praktis Belajar Fisika 1 : untuk Kelas
10 Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam. Pusat
Perbukuan Departemen Nasional, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta. 194 hlm.
http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/01/temperatur-perpindahan-kalor-pemuaian-zatpengukuran-pengertian-perubahan.html#ixzz2pVPm2vKJ
http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/01/temperatur-perpindahan-kalor-pemuaian-zatpengukuran-pengertian-perubahan.html

Anda mungkin juga menyukai