Anda di halaman 1dari 11

BAHAN AJAR, LKS, HOTS, MATERI PENGEMBANGAN LKS FISIKA (SUHU DAN KALOR)

Home » Unlabelled » RINGKASAN MATERI KALOR DAN SUHU (Bagian 1) Kelas X


SMA

RINGKASAN MATERI KALOR DAN SUHU (Bagian 1)


Kelas X SMA
Posted by Ai Nurhayati on Jumat, 11 April 2014 Label:

A. SUHU

Pengertian Suhu

 Suhu (Temperatur) dapatdidefinisikan sebagai sifat fisik suatu benda untuk


menentukan apakah keduanya berada dalam kesetimbangan termal.
 Dua buah benda akan berada dalam kesetimbangan termal jika keduanya
memiliki temperatur yang sama.
 Alat yang dapat mengukur suhu suatu benda disebut termometer

Skala pada Beberapa Termometer

Berikut rentang temperatur yang dimiliki setiap skala.

 Termometer skala Celsius Memiliki titik didih air 100°C dan titik bekunya 0°C.
Rentang temperaturnya berada pada temperatur 0°C – 100°C dan dibagi
dalam 100 skala.
 Temometer skala Reamur Memiliki titik didih air 80°R dan titik bekunya 0°R.
Rentang temperaturnya berada pada temperatur 0°R – 80°R dan dibagi
dalam 80 skala
 Termometer skala Fahrenheit Memiliki titik didih air 212°F dan titik bekunya
32°F. Rentang temperaturnya berada pada temperatur 32°F – 212°F dan
dibagi dalam 180 skala
 Termometer skala Kelvin Memiliki titik didih air 373,15 K dan titik bekunya
273,15 K. Rentang temperaturnya berada pada temperatur 273,15 K – 373,15
K dan dibagi dalam 100 skala.

RUMUS

(X-X1)/(X2-X1 )=(Y-Y1)/(Y2-Y1 )
dimana
X = skala yang ditanyakan
X1 = titik beku pada skala yang ditanyankan
X2 = titik didih pada skala yang ditanyakan
Y = skala yang diketahui
Y1 = titik beku pada skala yang diketahui
Y2 = titik didih pada skala yang diketahui

Latihan Soal !

1. Diketahui sebuah termometer memiliki titik beku pada temperatur –10°X dan
titik didih 80°X. Bagaimanakah hubungan termometer ini terhadap skala
Celsius
2. Temperatur yang terbaca pada skala Celsius menunjukkan nilai 30°C.
Berapakah nilai yang terbaca pada skala Kelvin?
3. Berapakah nilai yang terbaca pada temperatur skala Celsius jika Anda
menemukan sebuah data yang menyatakan bahwa temperatur di ruangan
Anda menunjukkan nilai 20°R?

Pemuaian Zat

 Pemuaian zat pada dasarnya ke segala arah


 Besar pemuaian yang dialami suatu benda tergantung pada tiga hal, yaitu
ukuran awal benda, karakteristik bahan, dan besar perubahan suhu benda.
 Setiap zat padat mempunyai besaran yang disebut koefisien muai panjang.
 Koefisien muai panjang suatu zat adalah angka yang menunjukkan
pertambahan panjang zat apabila suhunya dinaikkan 1° C. Makin besar
koefisien muai panjang suatu zat apabila dipanaskan, maka makin besar
pertambahan panjangnya.Demikian pula sebaliknya, makin kecil koefisien
muai panjang zat apabila dipanaskan, maka makin kecil pula pertambahan
panjangnya.
 Tabel Koefisien muai

Pemuaian Panjang

Jika temperatur dari sebuah benda naik, kemungkinan besar benda tersebut akan
mengalami pemuaian.
Jika sebuah batang mempunyai panjang mula-mula L1, koefisien muai panjang (α),
suhu mula-mula T1, lalu dipanaskan sehingga panjangnya menjadi L2 dan suhunya
menjadi T2, maka akan berlaku persamaan, sebagai berikut.
∆L = L2-L1
L2= ∆L+L1
L1=L2-∆L

Pertambahan panjang: ∆L=α×L1×∆T


Panjang seluruh benda setelah dipanaskan: L2=L1 (1+α×∆T)

Keterangan:
L1 : panjang batang mula-mula (m)
L2 : panjang batang setelah dipanaskan (m)
∆L: selisih panjang batang = L1 – L2
α :koefisien muai panjang (l°C)
T1 : suhu batang mula-mula (° C)
T2 : suhu batang setelah dipanaskan (° C)
∆T: selisih suhu (° C) = T2 – T1

SOAL!

1. Sebuah benda yang terbuat dari baja memiliki panjang 1000 cm. Berapakah
pertambahan panjang baja itu, jika terjadi perubahan suhu sebesar 50°C.
2. Sebuah kuningan memiliki panjang 1 m. Tentukanlah pertambahan panjang
kuningan tersebut jika temperaturnya naik dari 10°C sampai 40°C.

Pemuaian Luas
Untuk benda-benda yang berbentuk lempengan plat (dua dimensi), akan terjadi
pemuaian dalam arah panjang dan lebar.
Hal ini berarti lempengan tersebut mengalami pertambahan luas atau pemuaian
luas.

∆A=A2-A1
A2= ∆A+A1
A1=A2-∆A

Pertambahan Luas: ∆A=β×A_1×∆T


β=2×α
Panjang seluruh benda setelah dipanaskan: A_2=A_1 (1+2α×∆T)

SOAL

1. Pada suhu 30° C sebuah pelat besi luasnya 10 m2. Apabila suhunya
dinaikkan menjadi 90° C dan koefisien muai panjang besi sebesar 0,000012/°
C, maka tentukan luas pelat besi tersebut!
2. Sebuah balok berukuran panjang sebeser 5m2 dan lebar 10m2, dipanaskan
dari suhu sebesar 250C smpai 750C, jika balok tersebut terbuat dari besai,
maka tentukan muai luas besi tersebut! (nilai koeisien beli lihat ditabel!)

Pemuaian Volume

Zat padat yang mempunyai tiga dimensi (panjang, lebar, dan tinggi), seperti bola
dan balok, jika dipanaskan akan mengalami muai volume, yakni bertambahnya
panjang, lebar, dan tinggi zat padat tersebut.

∆V=V2-V1
V2= ∆V+V1
V1=V2-∆V
Pertambahan Luas: VA=γ×V×∆T
γ=3×α
Panjang seluruh benda setelah dipanaskan: V2=V1 (1+3α×∆T)

SOAL!

1. Sebuah bejana dari memiliki volume 1 liter pada suhu 25° C. Jika koefisien
muai panjang bejana 2 × 10-5 /°C, maka tentukan volume bejana pada suhu
75° C!
2. Sebuah bola dari aluminium yang memiliki volume 50 m3 jika dipanaskan
hingga mencapai temperatur 50°C. Jika pada kondisi awal kondisi tersebut
memiliki temperature 0°C, tentukanlah volume akhir bola tersebut setelah
terjadi !pemuaian

Home » Unlabelled » RINGKASAN MATERI KALOR DAN SUHU (Bagian 2) Kelas X


SMA
RINGKASAN MATERI KALOR DAN SUHU (Bagian 2)
Kelas X SMA
Posted by Ai Nurhayati on Selasa, 22 April 2014 Label:
B. KALOR

 Kalor dapat didefinisikan sebagai proses transfer energi dari suatu


zat ke zat lainnya dengan diikuti perubahan temperatur.
 Satuan kalor adalah joule (J) yangm diambil dari nama seorang
ilmuwan yang telah berjasa dalam bidang ilmu Fisika, yaitu James
Joule. Satuan kalor lainnya adalah kalori.

Perubahan Wujud

 Kalor laten Banyaknya kalor untuk mengubah wujud 1 gr zat. Kalor


laten ada dua jenis,
 Kalor Peleburan: untuk mengubah dari padat ke cair. Kalor lebur zat
sama dengan kalor bekunya. kalor yang dibutuhkan zat bermassa
m untuk mengubah wujudnya yaitu sebagai berikut:

Q=mL

dengan:

Q=kalor yang diperlukan untuk melebur (J)


m=massa benda (kg)
L=kalor laten (kalor lebur)(J/kg)

Soal
1. Berapakah besarnya kalor yang dibutuhkan untuk mencairkan es
sebanyak 500 gram pada temperatur 00C menjadi cair seluruhnya
yang memiliki temperatur 100C ? Diketahui kalor laten peleburan es
menjadi air sebesar 80 kal/g.
2. Untuk meleburkan es sebesar 100 kg dibutuhkan kalor sebesar
5000 J. Berapakah kalor lebur es tersebut ?

 Kalor Uap: kalor untuk mengubah dari cair menjadi gas. Kalor uap
zat sama dengan kalor embun kalor yang dibutuhkan zat bermassa
m untuk mengubah wujudnya yaitu sebagai berikut:

Q=mU

dengan:

Q=kalor yang diperlukan untuk melebur (J)


m=massa benda (kg)
U=kalor laten (kalor lebur)(J/kg)

Soal

1. Berapakah kalor yang dibutuhkan air sebesar 50 kg untuk


menguap. Jika kalor uapnya sebesar 1500 J/kg.

Kalor Pengubah Suhu Zat

 Kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu zat ini dipengaruhi


oleh massa benda m, kenaikan suhu Δt dan jenis zat.
 Jenis zat diukur dengan besaran yang dinamakan kalor jenis dan
disimbulkan c.
 Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang diserap zat bermassa 1 gr
untuk menaikkan suhu sebesar 10C.
 Hubungan besaran-besaran ini dapat dituliskan sebagai berikut.

Q=mc∆T

dengan:

Q=kalor yang diserap benda (J)


m=massa benda (kg)
∆T=perubahan suhu atau T_2-T_1 (℃)
c=kalor jenis (J/(kg℃)
Soal

1. Berapa besar kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu


sebatang besi yang massanya 10 kg dari 20° C menjadi 100° C, jika
kalor jenis besi 450 J/kg?
2. Berapa banyak kalor yang diperlukan untuk mengubah 2 gram es
pada suhu 0° C menjadi uap air pada suhu 100° C? (cair = 4.200
J/kg °C, L = 336 J/g, dan U = 2.260 J/g)

Kapasitas Kalor

 kapasitas kalor adalah Kalor yang dibutuhkan 1 panci air agar


suhunya naik 1° C .

Q=C∆T

dengan:

Q=kalor yang diserap benda (J)


C=kapasitas kalor (J/℃)
∆T=perubahan suhu atau T_2-T_1 (℃)

 Jika persamaan kapasitas kalor dibandingkan dengan persamaan


kalor jenis, maka Anda dapatkan persamaan sebagai berikut.

C=mc
dengan:

c=kalor kalor jenis (J/kg℃)


C=kapasitas kalor (J/℃)
m=massa benda (kg)

Soal

1. Sepotong besi yang memiliki massa 3 kg, dipanaskan dari suhu 20°
C hingga 120° C. Jika kalor yang diserap besi sebesar 135 kJ.
Tentukan kapasitas kalor besi dan kalor jenis besi?

Asas Black

 Kalor adalah energi yang dipindahkan dari benda yang memiliki


temperatur tinggi ke benda yang memiliki temperatur lebih rendah
sehingga pengukuran kalor selalu berhubungan dengan
perpindahan energi.
 Energi adalah kekal sehingga benda yang memiliki temperatur lebih
tinggi akan melepaskan energi sebesar QL dan benda yang memiliki
temperature lebih rendah akan menerima energi sebesar QT
dengan besar yang sama. Secara matematis, pernyataan tersebut
dapat ditulis sebagai berikut.

Q_(L )= Q_(T )

 Persamaan di atas menyatakan hukum kekekalan energi pada


pertukaran kalor yang disebut sebagai Asas Black.
 Nama hukum ini diambil dari nama seorang ilmuwan Inggris
sebagai penghargaan atas jasa-jasanya, yakni Joseph Black (1728–
1799).

Soal

1. Air sebanyak 0,5 kg yang bersuhu 100° C di tuangkan ke dalam


bejana dari aluminium yang memiliki massa 0,5 kg. Jika suhu awal
bejana sebesar 25° C, kalor jenis aluminium 900 J/kg °C, dan kalor
jenis air 4.200 J/kg °C, maka tentukan suhu kesetimbangan yang
tercapai! (anggap tidak ada kalor yang mengalir ke lingkungan)

Perpindahan Kalor
 Konduksi: Peristiwa perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa
disertai dengan perpindahan partikel-partikelnya.

 Kalor yang mengalir dalam batang per satuan waktu dapat


dinyatakan dalam hubungan:

H=KA ∆T/L

dengan:

T1 = ujung batang logam bersuhu tinggi, (K)


T2 = ujung batang logam bersuhu rendah, (K)
A = luas penampang hantaran kalor dan batang logam, (m^2)
L = panjang batang,(m)
K = koefisien konduksi termal, (J/ms K)
H = jumlah kalor yang merambat pada batang per satuan waktu per
satuan luas. (J/s)

Soal

1. Diketahui suhu permukaan bagian dalam dan luar sebuah kaca


jendela yang memiliki Panjang 2 m dan lebar 1,5 m berturut turut
27° C dan 26° C. Jika tebal kaca tersebut 3,2 mm dan konduktivitas
termal kaca sebesar 0,8 W/m °C, maka tentukan laju aliran kalor
yang lewat jendela tersebut!

 Konveksi: perpindahan kalor yang disertai dengan perpindahan


partikel-partikel zat.
 Perpindahan kalor secara konveksi dapat terjadi pada zat cair dan
gas. Besarnya energi (kalor) yang dipindahkan memenuhi
persamaan berikut.

H=hA∆T

dengan:

H = jumlah kalor yang berpindah tiap satuan waktu,


A = luas penampang aliran,
∆T = perbedaan temperatur antara kedua tempat fluida mengalir, dan
h = koefisien konveksi termal.

Soal

1. Suatu fluida dengan koefisien konveksi termal 0,01 kal/ms°C


memiliki luas penampang aliran 20 cm2. Jika fluida tersebut
mengalir dari dinding yang bersuhu 100°C ke dinding lainnya yang
bersuhu 20°C, kedua dinding sejajar. Berapakah besarnya kalor
yang dirambatkan?

 Radiasi: perpindahan kalor yang tidak memerlukan zat perantara


(medium). Dalam eksperimennya Stefan Boltzman menemukan
hubungan daya radiasi dengan suhunya, yaitu memenuhi
persamaan berikut

H=AeσT^4

Keterangan:

H : laju radiasi (W)


A : luas penampang benda (m2)
T : suhu mutlak (K)
e : emisitas bahan
σ: tetapan Stefan-Boltzmann (5,6705119 × 10-8 W/mK4)

Soal

1. Sebuah plat tipis memiliki total luas permukaan 0,02 m2. Plat
tersebut di panaskan dengan sebuah tungku hingga suhunya
mencapai 1.000 K. Jika emisitas plat 0,6, maka tentukan laju
radiasi yang dipancarkan plat tersebut!

Dhari, HM. dan Haryono, AP, 1988. Perangkat Pembelajaran. Jakarta:Depdikbud.

The tutorial worksheets have two main aims: 1) to guide students in developing a
conceptual framework of important topics that research shows are difficult for students,
and 2) to address persistent conceptual difficulties.

Lembar kerja tutorial memiliki dua tujuan utama yaitu untuk membimbing siswa dalam
mengembangkan kerangka konseptual topik penting yang ditunjukkan oleh penelitian sulit
bagi siswa, dan untuk mengatasi kesulitan konseptual yang terus-menerus.

, 2016, 12(9), 2387-2398 doi: 10.12973/eurasia.2016.1271a

Copyright © 2016 by the author/s; licensee iSER, Ankara, TURKEY. This is an open access article distributed
under the terms of the Creative Commons Attribution License (CC BY 4.0)
(http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/), which permits unrestricted use, distribution, and reproduction in
any medium, provided the original paper is accurately cited. ISSN: 1305-8223
http://iserjournals.com/journals/ejmste

Pablo Barniol dan Genaro Zavala,” A Tutorial Worksheet to Help Students Develop the Ability to Interpret the
Dot Product as a Projection”, Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education, Vol 12 No
9,(2016)

Lembar kerja berisi pertanyaan yang menyusun proses penalaran menjadi langkah-langkah

sistematis untuk membimbing siswa dalam penalaran ilmiah guna membangun pemahaman

konseptual.

Anda mungkin juga menyukai