Anda di halaman 1dari 43

TERMOMETRI DAN PANAS

 TERMOMETER
 PEMUAIAN
 KALOR/PANAS
 KALORIMETRI DAN KALORIMETER
 PERUBAHAN FASE DAN PANAS LATEN
 PERPINDAHAN PANAS KONDUKSI, KONVEKSI, DAN RADIASI
TERMOMETER
• Besaran fisis yang menentukan besar kecil ukuran panas suatu benda
secara relatif disebut temperatur atau suhu.

• Beberapa sifat benda akan mengalami perubahan dengan adanya


perubahan temperatur, misalnya memuai.

• Dengan sifat itulah dibuat orang alat pengukur temperatur yang disebut
Termometer.
Macam-macam Termometer :
• Cairan di dalam gelas
• Logam bimetal, termostat
• Hambatan listrik, termokopel, termistor
HUBUNGAN ANTARA SKALA TERMOMETER
Contoh Soal
Titik lebur perak dalam skala Fahrenheit adalah 1760°F. Nyatakan
titik lebur itu dalam °C, K, dan °Ra.
Penyelesaian :

t 0C= (1760 -32)/(9/5) = 1728x(5/9) = 960 0C

T K= (1760 + 459,67)/(9/5) = 1233,15 K

t 0F = 1760 + 459,67 = 2219,67°R


PEMUAIAN
Salah satu sifat zat pada umumnya adalah akan mengalami
perubahan dimensi (panjang, luas, volume) bila zat tersebut
mengalami perubahan temperatur. Dikatakan zat tersebut
mengalami pemuaian

mengalami pemuaian panjang

mengalami pemuaian luas

mengalami pemuaian volume


Pemuaian Panjang, Luas, Volume
Didefinisikan koefisien muai panjang,α , sebagai perbandingan fraksional
panjang, ΔL, dan perubahan suhu, Δt.
L
L L0
 
t
L
 t 
L ΔL L0
0
L 0  t  L
L 0  (t 2  t1 )  L  L 0
Pemuaian panjang, L  L 0 {1   (t 2  t 1 )}

Pemuaian luas,  = 2, bila  homogen A  A 0 {1   ( t 2  t 1 )}


Pemuaian volume,  = 3, bila  homogen V  V0 {1   ( t 2  t 1 )}

L, A, V : panjang, luas, volume akhir

L0 , A0 , V0 : panjang, luas, volume mula mula


Tabel VIII.1 Koefisien muai panjang.

Tabel VIII.2 Koefisien muai volume.


CONTOH SOAL :
Perangkat elektronik yang dirancang buruk memiliki dua baut yang menempel
pada dua bagian sisi dan hampir bersentuhan satu sama lain, seperti pada
gambar. Baja dan baut kuningan memiliki potensi listrik yang berbeda, jika
keduanya bersentuhan maka akan terjadi hubungan pendek, dan merusak
perangkat. Jarak awal antara ujung baut adalah d = 5,0 μm pada 27 0C. Pada
suhu berapa baut akan bersentuhan? Asumsikan jarak antara dinding
perangkat tidak terpengaruh oleh perubahan suhu.
Penyelesaian :
Lkng  Lbaja  d
 kng L 0 ,kng T   baja L 0 ,baja T  d

d
T 
 kng L 0 ,kng   baja L 0 ,baja

5 x 106
T  6 6
 6.94 0
C
( 20 x 10 )(0.03)  (12 x 10 ) (0.01)

T  27 0C  6.94 0C  33.94 0C
CONTOH SOAL
Volume bola termometer air raksa dalam gelas pada 0C adalah 0,15 cm³, sedang luas
penampang tabungnya 10-3m². Koefisien muai panjang gelas adalah 5.10-6 (C-1),
sedangkan koefisien muai ruang air raksa 0,182.10-3 (C-1). Kalau pada 0C air raksa
tepat memenuhi seluruh bola, berapa tinggi kolom air raksa pada temperatur 100°C.
Penyelesaian :
Pada temperatur 100°C, volume Hg adalah :
V’hg = Vºhg(1+ t)
= 0,15 [1+(0,182.10-3).100] = 0,15273 cm³
Volume bola pada temperatur 100°C adalah :
V’bola = Vºbola (1+3gelas t)
= 0,15 [ 1+3(5.10-6).100] = 0,150225 cm³
Volume Hg yang keluar dari bola adalah
V’Hg-V’bola = 2,5.10-3 cm³
Luas penampang tabung pada 100°C adalah :
A100 = Ao (1 + 2t)
= 10-3 [1+2.5.10-6.100] = 0,001 cm²
Jadi tinggi kolom air raksa sekarang adalah :
KONSEP PANAS
Dua sistem A dan B yang berbeda suhunya, bila dihubungkan satu sama
lain akan terjadi perubahan suhu sampai suhu keduanya sama besar
(setimbang). Perihal perubahan suhu yang terjadi itu biasanya dikatakan
bahwa pada peristiwa itu terjadi aliran panas atau perpindahan panas dari A
ke B atau sebaliknya.
Jumlah energi yang berpindah dalam kurun waktu tertentu disebut
kuantitas panas Q. Satuan kuantitas panas adalah kalori, yang
didefinisikan sebagai :

“1 Kalori adalah jumlah panas yang diperlukan untuk menaikkan


temperatur 1 gram air dengan 1ºC dari temperatur 14,5ºC menjadi
15,50C pada tekanan 1 atm.”
Kalori di atas dikenal sebagai “kalori 15º”.
Selain dinyatakan dalam kalori, satuan kuantitas panas dapat juga
dinyatakan dalam Joule.
1 Kalori 15º (atau 1 Kalori) = 4,186 Joule ≈ 4,2 Joule
Dalam sistem satuan Inggris, satuan kuantitas panas dinyatakan dengan
BTU (British Thermal Unit) yang mempunyai hubungan :
1 BTU / lbmºF = 1 Kal/gramºC
atau : 1 BTU = 251,996 Kalori ≈ 252 Kalori
KAPASITAS PANAS.
Jumlah panas yang diperlukan untuk menaikkan temperatur suatu
benda dibagi dengan besar perubahan temperatur yang dicapai
disebut kapasitas panas.
dQ Joule …………(2.1)
C
dt K

Kapasitas panas jenis didefinisikan sebagai perbandingan panas


dQ terhadap hasil kali massa m dan perubahan temperatur.
dQ Joule
cm  (biasa ditulis c, Cm = c) ………(2.2)
m dt kg K

Untuk kapasitas panas jenis molekul dapat dituliskan :

dQ Joule …………(2.3)
cm  (n = jumlah molekul)
n dt mole K
KAPASITAS PANAS JENIS BERBAGAI BAHAN
Berdasarkan persamaan (2.1), kuantitas panas Q yang harus
diberikan kepada benda bermassa m untuk mengubah suhunya
dari T1 menjadi T2 ialah

Q = mc dt ……..(2.4)

Kapasitas panas jenis tiap bahan berubah akibat suhu atau c


merupakan fungsi T. Dalam daerah suhu dimana c dapat dianggap
konstan, persamaan (2.4) menjadi :

Q = mc (T2 - T1) …...(2.5)


PANAS LATEN
Pada peristiwa melebur atau meleleh, panas diserap atau
dikeluarkan oleh benda yang mengalami perubahan fasa tersebut,
demikian juga pada peristiwa mendidih, mengembun dan
sublemasi.
Banyaknya panas persatuan massa benda pada waktu terjadi
perubahan fasa disebut panas Laten (L).
Secara matematik ditulis :

Q = mL ……....(2.6)
dengan :
Q = panas yang diserap / dikeluarkan pada perubahan fasa (Joule)
m = massa benda (kg)
L = panas Laten (kalor lebur, kalor uap), (Joule/kg)
AZAS BLACK : PANAS YANG DIBERIKAN (DILEPAS) SAMA DENGAN
PANAS YANG DITERIMA

Kalor merupakan energi yang dapat berpindah, prinsip ini


merupakan prinsip hukum kekekalan energi. Hukum kekekalan
energi di rumuskan pertama kali oleh Joseph Black (1728 –
1899). Oleh karena itu, pernyataan tersebut juga di kenal sebagai
asas Black. Joseph Black merumuskan perpindahan kalor antara
dua benda yang membentuk suhu termal sebagai berikut.

Qdiberikan = Qditerima
Contoh soal :
Air sebanyak 0,5 kg yang bersuhu 100° C di tuangkan ke dalam
bejana dari aluminium yang memiliki massa 0,5 kg. Jika suhu awal
bejana sebesar 25° C, kalor jenis aluminium 900 J/kg °C, dan kalor
jenis air 4.200 J/kg °C, maka tentukan suhu kesetimbangan yang
tercapai! (anggap tidak ada kalor yang mengalir ke lingkungan)
KALORIMETER
Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk menentukan besarnya
kapasitas panas suatu zat.
Macam kalorimeter :

Kalorimeter arus kontinyu

Kalorimeter air
berdinding ganda
Kalorimeter bom
Cara kerja kalorimeter air berdinding ganda :
Massa kalorimeter, mc , panas jenis kalorimeter, cc, dan massa air,
ma. telah diketahui
Sepotong bahan yang akan di cari panas jenisnya (yaitu cb.)
bertemperatur t1. bermassa mb . dimasukkan ke dalam kalorimeter
dan diaduk-aduk hingga temperatur air yang ditunjukkan
termometer menjadi, misal t2
Jika selama percobaan ini tidak ada panas yang hilang dari kalori
meter, maka panas yang diberikan oleh potongan bahan waktu
temperatur turun dari ts menjadi t2 sama dengan panas yang
diterima oleh air dan bejana kalorimeter (azas black), jadi

mb cb (ts-t2) = ma ca (t2 – t1 ) + mc cc (t2 – t1 ) ..(2.7)

mc cc dengan merupakan harga air dari kalorimeter, sedang panas


jenis air dianggap 1. Dari persamaan diatas cb dapat di hitung karena
besaran-besaran lainnya sudah diketahui.
PERUBAHAN FASA
Keadaan suatu benda pada umumnya tergantung dari
temperaturnya. Benda dapat berada dalam fasa padat,
cair atau gas.

Bahan pada umumnya hanya berada pada fasa gas bila


temperaturnya tinggi dan tekanan rendah.

Pada temperatur yang rendah dan tekanan yang tinggi,


gas berubah ke fasa cair atau fasa padat.
Tinjau suatu benda dalam keadaan padat dengan suhu T1 akan
diubah menjadi bentuk gas dengan suhu T2. Diagram fasa dari
proses perubahan tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :

Uap
Temperaturt, t

Cair + uap
cair

Padat + cair

Padat

Panas yang diberikan, Q


CONTOH SOAL
Air dengan massa 100 gr. Berada pada temperatur 100 C.
kemudian kedalam air tersebut dimasukkan sebungkah es (massa
100 gr) dengan temperatur -40C. bila dianggap tempat dimana air
berada tidak ikut mengalami perubahan temperatur, berapakah
masa es yang mencair ?. (ces = 0,5 kal/grC, cair = 1 kal/grC,
Kalor lebur es = 80 kal/gr. )
PENYELESAIAN :
Andaikan temperatur akhir yang dicapai adalah 0C.
Maka panas yang dikeluarkan oleh air adalah :
Q1 = mair . Cair . t
= 100.1.(100 - 0) =10.000 kalori
panas yang dibutuhkan es untuk menaikkan suhunya menjadi 0C
adalah
Q2 = mes . Ces . t = 100.0,5 [0-(-40)]
= 2000 kalori
Panas yang tersedia untuk mengubah phase es sebesar :
Q1 - Q2 = 10.000 - 2000 = 8.000 kalori
Panas yang dibutuhkan untuk mencairkan es seluruhnya adalah :
mes x kalor lebur = 100.80 = 8.000 kalori.
Karena panas yang tesedia dan yang dibutuhkan sama besar,
berarti semua es mencair.
PERPINDAHAN PANAS
 Perpindahan panas konduksi (molekul penghantar
panas tidak berpindah tempat, energi panas
berpindah dengan cara dirambatkan)

 Perpindahan panas koveksi (molekul penghantar


panas berpindah tempat, energi panas berpindah
dengan cara dialirkan)

 Perpindahan panas radiasi (tidak perlu molekul


penghantar, energi panas berpindah dengan cara
dipancarkan
PERPINDAHAN PANAS KONDUKSI

Sebuah bahan berbentuk batang berpenampang A dan panjang L.


Masing-masing ujung batang tersebut adalah T1 dan T2 (T2 >T1),
maka setiap saat akan terjadi perpindahan panas konduksi dari
tempat T2 ke tempat T1. (dari kiri ke kanan)
Didefinisikan arus panas H sebagai perbandingan antara panas
yang berpindah persatuan waktu :
H = dQ/dt ……………(2.8)
Didefinisikan konduktivitas panas k sebagai arus panas per
gradien temperatur per luas penampang :

k = - H/(A dT/dx) ………………………(2.9)

dengan dT/dx disebut gradien temperatur.


Tanda negatif diberikan karena H adalah positif (panas berpindah
dari kiri ke kanan), bila gradien temperatur adalah negatif.
L T1
Sehingga  H dx    k A dT .…(2.10)
0 T2

Atau H = kA(T2 – T1)/L ………(2.11)


dengan L = Panjang benda

Untuk susunan dinding yang berlapis :


A (T2  T1 ) A (T2  T1 )
H  Resistansi termal
 (L i / k i )  Ri
i i R = L/k
Konduksi (Hantaran) Panas Lewat Silinder
Konduksi panas lewat silinder dapat terjadi apabila ada
aliran fluida panas/dingin melalui pipa-pipa.
Laju perpindahan panas konduksi bisa masuk/keluar
secara radial melalui pipa (berbentuk silinder).

Sebuah silinder koaksial (satu sumbu) memiliki panjang


L, jari-jari dalam 𝑟1= a dan bersuhu 𝑇1 , jari-jari luar 𝑟2 = b
dan bersuhu 𝑇2 . Silinder ini dilapisi dengan bahan
isolator agar tidak terjadi aliran panas ke sekelilingnya.
Jika 𝑇1 > 𝑇2 , maka terjadi aliran panas ke arah radial dari
permukaan silinder dalam ke permukaan silinder luar
adalah
𝑑𝑇
𝐻 = −𝑘𝐴
𝑑𝑟
𝑑𝑇
𝐻 = −𝑘 2𝜋𝑟𝐿
𝑑𝑟
𝑑𝑟
𝐻 = −𝑘 2𝜋𝐿 𝑑𝑇
𝑟
Konduksi panas pada silinder
𝑏 𝑇2
𝑑𝑟
𝐻න = −𝑘 2𝜋𝐿 න 𝑑𝑇
𝑎 𝑟 𝑇1

𝑏 𝑘 2𝜋𝐿 𝑇1 − 𝑇2
𝐻 𝑙𝑛 = 𝑘 2𝜋𝐿 𝑇1 − 𝑇2 𝐻 =
𝑎 𝑏
𝑙𝑛
𝑎
Konduksi (Hantaran) Panas Lewat Bola

Konduksi panas pada benda


berbentuk bola dapat diperoleh
seperti pada bentuk silinder,
dengan mengubah luas kulit
silinder dengan luas kulit bola

2
𝑑𝑇 Konduksi panas pada bola
𝐻 = −𝑘 4𝜋𝑟
𝑑𝑟 1 1
−𝐻 − = −4𝜋𝑘 𝑇2 − 𝑇1
𝑑𝑟 𝑏 𝑎
𝐻 2 = −4𝜋𝑘𝑑𝑇
𝑟 𝑏−𝑎
𝑏 𝑇2 𝐻 = 4𝜋𝑘 𝑇1 − 𝑇2
𝑑𝑟 𝑎𝑏
𝐻 න 2 = −4𝜋𝑘 න 𝑑𝑇
𝑎 𝑟 𝑇1 4𝜋𝑘𝑎𝑏 𝑇1 − 𝑇2
𝐻=
𝑏−𝑎
PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI
Suatu kasus umum yang sering terjadi adalah konveksi alami dari dinding
atau pipa pada temperatur tetap dan dilingkungi oleh tekanan atmosfer
dimana temperaturnya berbeda sebesar ΔT dengan dinding pipa.
 Bentuk matematik peristiwa konveksi ini sangat rumit, tidak semudah
konduksi, karena panas yang hilang atau yang masuk dari suatu
permukaan yang berhubungan dengan suatu fluida tergantung berbagai
hal antara lain :
 Bentuk permukaan : melengkung, horizontal, vertikal.

 Jenis fluida yang berhubungan dengan permukaan gas atau cairan.

 Karakteristik fluida : rapat massa, viskositas, panas jenis, konduktivitas


panas.
 Kecepatan fluida :

 Bila kecepatan cukup kecil akan menimbulkan aliran laminer.

 Bila kecepatan cukup besar akan menimbulkan aliran turbulen.

 Keadaan fluida : Terjadi penguapan, pengembunan, pembentukan


lapisan.
Penghitungan arus panas biasanya menggunakan persamaan :
H = h A ΔT
dengan
H : arus panas konveksi ( panas yang diperoleh atau yang hilang
karena konveksi oleh suatu permukaan per satuan waktu),
A : adalah luas permukaan, dan
ΔT : adalah perbedaan temperatur permukaan dan badan utama
fluida (fulida dibawah permukaan),
h : adalah koefisien konveksi.

Tabel : Koefisien konveksi alami di udara pada tekanan atmosfir.


PERALATAN KOEFISIEN KONVEKSI, h,
kal det-1cm-2(0C)-1
Pelat horizontal, menghadap ke atas 0,595 x10-4 (ΔT)1/4
Pelat horizontal, menghadap ke bawah 0,314 x10-4 (ΔT)1/4
Pelat vertikal 0,424 x10-4 (ΔT)1/4
Pipa vertikal atau horizontal (diameter D) 1.00 x10-4 (ΔT/D)1/4
CONTOH SOAL
Sebuah dinding datar yang permukaannya mempunyai suhu
konstan 100 0C dan udara sekelilingnya 20 0C tekanan 1 atm.
Berapa panas yang hilang dari kedua permukaan dinding akibat
konveksi alam ini untuk tiap 1 m2 dalam 1 jam jika :
a. Dinding itu letaknya vertikal
b. Dinding itu letaknya horizontal
Penyelesaian : 1 m2 = 104 cm2 , 1 jam = 3600 detik
a. Untuk dinding vertikal :
h = 0,424 . 10-4 (100 - 20)1/4 = 1,268. 10-4 kal/det cm2 0C
Arus panas dihitung dengan nilai koefisien konveksi 2x, karena
dinding mempunyai 2 permukaan
jumlah panas(Q )
H
waktu (t )
Q  H . t  hA ( T) . t  ( 2). (1,268 . 10 4 ) . (104 ) . (100  20) . ( 3600) kal
 73,037 . 104 kal
b. Untuk dinding horizontal :
 Untuk pelat horizontal menghadap ke atas :

h = 0,595 . 10-4 (100 - 20)1/4 = 1,779. 10-4 kal/det cm2 0C


jumlah panas(Q )
H
waktu (t )
Q1  H . t  hA ( T) . t  (1,779 . 10 4 ) . (104 ) . (100  20) . ( 3600) kal
 51,235 . 104 kal
 Untuk pelat horizontal menghadap ke bawah :
h = 0,314 . 10-4 (100 - 20)1/4 = 0,939. 10-4 kal/det cm2 0C
jumlah panas(Q )
H
waktu (t )
Q 2  H . t  hA ( T) . t  (0,939 . 10 4 ) . (104 ) . (100  20) . ( 3600) kal
 27,043 . 104 kal

Jadi Panas yang hilang untuk tiap 1 m2 dalam 1 jam


Q = Q1 + Q2 = 78,278 104 kal
PERPINDAHAN PANAS RADIASI

Radiasi berhubungan dengan emisi energi dari suatu permukaan


benda secara terus menerus. Energi tersebut dinamakan energi
radian yang merupakan bentuk dari energi gelombang magnetik.
Energi radian yang diemisikan (dipancarkan) oleh suatu permukaan
tergantung pada sifat permukaan dan temperaturnya.
Pada temperatur 300°C, radiasi terkuat dihasilkan oleh gelombang
dengan panjang gelombang 5 x 10-4 cm, untuk panjang gelombang
yang lebih besar atau lebih kecil dari harga tersebut energi
radiannya menurun.
Distribusi energi pada temperatur yang lebih tinggi, diberikan oleh
gelombang dengan panjang gelombang yang lebih pendek.
Eksperimen pengukuran kelajuan emisi energi radian dari suatu
permukaan benda telah dilakukan oleh John Tyndall (1982-
1893), dan berdasar pada hasil eksperimen tersebut, Josef
stefan (1835-1893), pada tahun 1879 menyimpulkan bahwa laju
emisi tersebut dapat dinyatakan oleh hubungan, yang disebut
sebagai Hukum Stefan.

R = e σ T4

dengan : R = emitansi radian (erg/cm2, watt/m2)


σ = 5,6699 x 10-5 (cgs) = 5,6699 x10-8 (mks)
T = suhu mutlak (K)
e = daya pancar permukaan, 0 < e < 1, tergantung pada
kekasaran permukaan.
Jika benda yang mempunyai emisivitas e, bertemperatur T1 dan
sekitarnya terdapat dinding bertemperatur T2 (T1 > T2) yang
mengelilingnya, maka kerugian atau keuntungan neto energinya
persatuan luas :
Rneto = R1 – R2 = e σ T14 - e σ T24. = e σ (T14 - T24).
Jika T1 > T2, maka benda memancarkan energi sedangkan dinding
menyerap energi, dan sebaliknya.

Contoh Soal : Sebuah bola berjari-jari 10 cm, bertemperatur 1000 K,


permukaannya mempunyai emisivitas 0,75. Bola tersebut berada di
dalam ruang bertemperatur 300 K. Berapa energi radian yang harus
diberikan tiap satuan luas agar bola temperaturnya tetap 1000 K.
Penyelesaian :
Rneto = e σ (T14 - T24) = 0,75 x 5,67 x 10-8 [(1000)4 - (300)4]
= 42,180 x 103 watt/m2
SOAL-SOAL PANAS

1. Jika batu bara mengeluarkan 7000 kkal/kg ketika dibakar, berapa banyak
batu bara yang dibutuhkan untuk memanaskan sebuah rumah yang
membutuhkan 4,8 x 107 kkal sepanjang musim dingin? Anggap bahwa
tambahan 30% dari kalor tersebut hilang ke atas cerobong asap.

2. Batang timah berdiameter 2 cm yang sangat panjang menyerap kalor 320


kJ. Seberapa banyak perubahan panjangnya? Apa yang akan terjadi jika
panjang tersebut hanya 2 cm?

3. Berapa banyak kalor yang diperlukan untuk mengubah 2 gram es pada


suhu 00 C menjadi uap air pada suhu 1000 C ?. (cair = 4.200 J/kg 0C, KL =
336 J/g, dan KU = 2.260 J/g ).
SOAL-SOAL PERPINDAHAN PANAS
1.. Sisi suatu pelat yang tebalnya 3 cm dipanasi secara terus menerus
dengan laju yang diatur konstan sebesar 4,4 x 104 watt/𝑚2 . Sisi pelat
yang dekat sumber panas menunjukkan suhu 70 °C, sedangkan sisi
lainnya diatur tetap memiliki suhu 50 °C. Carilah besarnya konduktivitas
termal pelat tersebut?

Penyelesaian:
Laju perpindahan panas yang lewat luasan sebesar A adalah
𝑘𝐴 𝑇2 − 𝑇1
𝐻=
𝐿
Perpindahan panas persatuan luas adalah
𝐻 𝑘 𝑇2 − 𝑇1
= = 4,4 x 104 watt/𝑚2
𝐴 𝐿
Dari hubungan ini diperoleh: k = (4,4 x 104 W/ 𝑚2 )(0,03 m)(70°C - 50°C)
k = 66 W/m °C
2. Sebuah batang besi memiliki panjang 50 cm, memiliki luas penampang 2,5
𝑐𝑚2 dan dihubungkan dengan tangkai kayu yang berpenampang sama tetapi
memiliki panjang 20 cm. Diketahui konduktivitas termal besi adalah 50 J/s.m.K
dan konduktivitas termal kayu 0,10 J/s.m.K. Bila ujung besi bertemperatur 1000
K, sedangkan ujung kayu bertemperatur 300 K. Carilah:
a. Temperatur di daerah sambungan,
b. Hantaran panas.
Penyelesaian:
a. Aliran panas yang mengalir di batang besi adalah

𝑘2 𝐴2 𝑇2−𝑇𝑥 50 𝐽Τ𝑠.𝑚.𝐾 2,5 𝑥 10−4 𝑚2 1000 𝐾 −𝑇𝑥


𝐻2 = 𝐿2
= 0,5 𝑚
𝐴1 = 𝐴2 = 𝐴
𝑇2 = 1000 𝐾 𝑇𝑥 𝑇1 = 300 𝐾
Besi 𝑘2 Kayu 𝑘1

𝐻2 = 25 − 0,025 𝑇𝑥
Aliran panas yang mengalir di batang kayu adalah
𝐽
𝑘1 𝐴1 𝑇𝑥 − 𝑇1 0,10 2,5𝑥10−4 𝑚2 𝑇𝑥 − 300𝐾
𝐻1 = = 𝑠. 𝑚. 𝐾
𝐿1 0,2 𝑚

𝐻1 = 25 × 10−4 𝑇𝑥 − 3,75 × 10−2

Dalam keadaan steady / tunak, maka berlaku 𝐻1 = 𝐻2 = 𝐻

25 − 0,025 𝑇𝑥 = 25 × 10−4 𝑇𝑥 − 3,75 × 10−2


𝑇𝑥 = 996,5 K
b. Hantaran panas (H)
𝐽
𝑘1 𝐴 𝑇𝑥 − 𝑇1 0,10 𝑠. 𝑚. 𝐾 2,5𝑥10−4 𝑚2 𝑇𝑥 − 300𝐾
𝐻1 = =
𝐿1 0,2 𝑚

𝐽
𝑘1 𝐴 𝑇𝑥 − 𝑇1 0,10 2,5𝑥10−4 𝑚2 996,5 𝐾 − 300𝐾
𝐻1 = = 𝑠. 𝑚. 𝐾
𝐿1 0,2 𝑚

𝐻1 = 0,0875 𝐽Τ𝑠
3. Sebuah batang tembaga yang panjangnya 1 m dihubungkan dengan
batang baja yang memiliki panjang L. Luas penampang ke dua batang
adalah sama. Ternyata temperatur titik hubung pada keadaan
setimbang adalah 60 °C. Jika temperatur di ujung-ujung batang
tembaga dan baja masing-masing adalah 100 °C dan 0 °C. Hitunglah
panjang batang baja, bila dianggap tidak ada panas yang hilang di
sepanjang batang?
ktembaga = k1 = 0,92 kal/s.cm.°C
kbaja = k2 = 0,12 kal/s.cm.°C
Penyelesaian:
𝑇1 = 100 °C 𝑇𝑥 = 60 °C 𝑇2 = 0 °C
Tembaga 𝑘1 Baja 𝑘2

𝐻1 = 𝐻2 = 𝐻; 𝐴1 = 𝐴2 = 𝐴
𝑘1 𝐴1 𝑇1 −𝑇𝑥 𝑘2 𝐴2 𝑇𝑥 −𝑇2
𝐿1
= 𝐿2

0,92 𝑘𝑎𝑙 Τ𝑠.𝑐𝑚.℃ 𝐴1 100 ℃ − 60 ℃ 0,12 𝑘𝑎𝑙 Τ𝑠.𝑐𝑚.℃ 𝐴2 60 ℃ −0 ℃


100 𝑐𝑚
= 𝐿2 𝑐𝑚
72
0,368 =
𝐿2

𝐿2 = 19,56 cm

Anda mungkin juga menyukai