Anda di halaman 1dari 15

A.

Pengaruh Kalor Pada Zat


1. Suhu dan Termometer
Suhu menyatakan derajat panas suatu benda atau ukuran panas dinginnya suatu benda.
Untuk mengukur suhu suatu benda diperlukan suatu alat ukur yakni thermometer.
Termometer telah banyak dirancang oleh ilmuwan diantaranya ada tiga skala termometer
yang perlu diketahui, yaitu termometer Celcius, Reamur dan Fahrenheit.
Perhatikan penetapan skala beberapa thermometer pada gambar 1 berikut ini.

Gambar 1.2. Skema skala suhu 0C, R, F, K


Kita dapat melakukan konversi skala dari satu thermometer ke thermometer yang lain
dengan menggunakan persamaan:
X−X b Y −Y b
=
X a −X b Y a −Y b
Keterangan:
Xa dan Ya : skala titik didih suatu thermometer
Xb dan Yb : skala titik beku suatu thermometer
Contoh Soal:
Termometer X dirancang dapat mengukur air membeku pada skala - 40 dan air mendidih
pada skala 160. Jika suatu benda diukur termometer Celcius menunjukkan nilai 25OC
maka tentukan nilai yang ditunjuk saat diukur dengan termometer X!
Penyelesaian
Diketahui : Titik beku air 00 C atau – 400 X
Titik didih air 1000 C atau 1600 X
tc = 25OC
Ditanya : tx = . . . ?
Jawab :
X−X b Y −Y b
=
X a −X b Y a −Y b
X −X b t c−t b
=
X a − X b t a −t b
X −(−40 ) 25−0
=
160−(−40 ) 100−0
X +40 25
=
200 100
( X +40 ) 100=200×25
200×25
X +40=
100
5000
X +40=
100
X +40=50
X =50−40
X =10
Jadi nilai yang ditunjukkan saat diukur dengan thermometer X sebesar 100X
Jumlah skala Celcius dan Kelvin adalah 100, skala Reamur adalah 80, sedangkan skala
Fahrenheit adalah 180. Berdasarkan jumlah skala ini, kita akan mendapatkan
perbandingan skala suhu Celcius, Reamur, Fahrenheit dan Kelvin sebagai berikut:

Berdasarkan perbandingan ini kita dapat melakukan penyetaraan diantara keempat skala
tersebut . untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut.
Gambar 2.2. Bagan konversi suhu dalam 0C, 0F, 0R dan 0K
2. Kalor Pengubah Suhu Zat
Kalor didefinisikan sebagai energy yang berpindah dari zat yang suhunya lebih tinggi
menuju zat yang suhunya lebih rendah.
1kalori menyatakan banyaknya kalor yang diperlukan untuk memanaskan 1 kg air
sehingga suhunya naik sebesar 1 derajat Celcius atau Kelvin.
Jadi persamaan yang dapat digunakan adalah

Keterangan:
O : kalor yang diperlukan atau dibuang (J atau kal)
M : massa benda (kg)
C: kalor jenis benda (J/kgC0)
∆T : T1 – T0 = perubahan suhu benda (0C)
Kalor jenis zat menunjukkan karakteristik suatu zat. Semakin besar kalor jenis suatu zat,
semakin banyak kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu sebesar 1 0C. untuk kalor
jenis suatu zat dapat dilihat pada table berikut.
Tabel 1.2. Kalor Jenis Beberapa Zat
Selain kalor jenis, karakteristik suatu zat juga ditunjukkan oleh kapasitas kalor tersebut.
Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu benda
sebesar 1 0C atau 1 0K. kapasitas kalor dapat ditulis dalam bentuk persamaan seperti:

atau

Keterangan:
C : kapasitas kalor suatu zat (J/K atau J/C0)
c : kalor jenis suatu zat (J/kgC0 atau kkal/kgC0)

Contoh soal:
1. Hitunglah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan temperature besi bermassa 3 kg
dari suhu 10 0C sampai 80 0C!. diketahui cbesi = 450 J/kg 0C
Penyelesaian:
Diketahui : m = 3kg, ∆T = 800C - 100C = 70C0 dan c besi = 450 J/kg 0C
Ditanya :Q=...?
Jawab :
Untuk mencari banyaknya kalor yang dibutuhkan, dapat menggunakan persamaa:
Q = m c ∆T
Q = 3 x 450 x 70
Q = 9,45 x 104 J
Q = 94,5 kJ
Jadi kalor yang dibutuhkan adalah 94,5 kJ
2. Air sebanyak 500 gram bersuhu 20 0C jika diberi kalor 100 kkal. Berapakah suhu
akhir air?
Diketahui: m = 500 g = 0,5 kg, T0 = 20 0C, c air = 4200 j/kg C0
Q = 100 kkal = 4,2 x 105J.
Ditanya :T=...?
Jawab :
Untuk mencari T dapat menggunakan persamaan:
Q = m cair ∆T
Q
ΔT=
mcair
4,2×105
ΔT=
0,5×4200
ΔT=200
∆T = T – T0
T = ∆T - T0
T = 200 – 20
T = 180 0C
Jadi suhu akhir adalah 180 0C
3. Kalor Pengubah wujud zat
Banyaknya kalor untuk mengubah wujud 1 gr zat dinamakan kalor laten. Kalor laten ada
dua jenis, pertama: kalor lebur untuk mengubah dari padat ke cair. Kalor lebur zat sama
dengan kalor bekunya. Kedua: kalor uap yaitu kalor untuk mengubah dari cair menjadi
gas. Kalor uap zat sama dengan kalor embun. Kalor laten ini disimbulkan L.
Dari penjelasan di atas maka dapat ditentukan kalor yang dibutuhkan zat bermassa m
untuk mengubah wujudnya yaitu sebagai berikut:

dengan : Q = kalor (kal)


m = massa benda (gr)
L = kalor laten (kal/gr)
Tabel 2.2. Kalor Lebur Beberapa Zat
Conto Soal:
Di atas piring terdapat 100 gr es bersuhu 0OC. Kalor lebur es diketahui sebesar 80 kal/gr.
Jika pada es tersebut diberikan kalor sebesar 6000 kal maka berapa persenkah es yang
sudah melebur?
Penyelesaian
Diketahui: m0 = 100gr, L = 80 kal/gr, Q = 6000 kal
Ditanya : m = . . . ?
Jawab :
Massa es yang melebur dapat ditentukan sebagai berikut.
Q = mL
6000 = m . 80
m = 75 gr
Massa es yang melebur adalah 75 gr berarti prosentasenya sebesar:
m 75
= ×100 %=75 %
m0 100
4. Perubahan Suhu dan wujud Benda
Kalor dapat merubah suhu atau wujud zat. Berarti jika suatu benda diberi kalor yang
cukup dapat terjadi kedua perubahan itu. Perubahan benda ini dapat digambarkan dengan
bantuan grafik Q - t. Contoh perubahan ini dapat digunakan perubahan air dari bentuk
padat (es) hingga bentuk gas (uap). Grafik Q - t nya dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3.2 Grafik Q-t perubahan pada air karena menyerap air
Pada Gambar 3, terlihat bahwa air dapat mengalami tiga kali perubahan suhu dan dua kali
perubahan wujud. Pada saat mencair (Q2) dan menguap (Q4) membutuhkan kalor
perubahan wujud Q = m L. Sedangkan kalor Q1, Q3 dan Q5 merupakan kalor perubahan
suhu Q = m c Δt.
Contoh Soal:
20 gr es bersuhu - 5OC dan tekanan 1 atm diberi kalor hingga menjadi air bersuhu 80OC.
Kalor jenis air 1 kal/grOC, kalor jenis es 0,5 kal/grOC dan kalor lebur es 80 kal/gr.
Berapakah kalor yang diberikan pada es tersebut?
Penyelesaian
Pada tekanan 1 atm air mencair pada suhu 0OC dan menguap pada suhu 100OC. Berarti
untuk menghitung kalornya dapat dibuatkan grafi k Q - t seperti pada gambar berikut.

Kalor yang dibutuhkan sebesar:


Q = Q1 + Q2 + Q3
= ms cs Δts + m L + ma ca Δta
= 10 . 0,5 . (50) + 20 . 80 + 20 . 1 . (80O)
= 50 + 1600 + 1600
= 3250 kal

5. Pemuaian
Pemuaian merupakan gerakan atom penyusun benda karena mengalami pemanasan.
Makin panas suhu suatu benda, makin cepat getaran antaratom yang menyebar ke segala
arah. Karena adanya getaran atom inilah yang menjadikan benda tersebut memuai ke
segala arah. Pemuaian dapat dialami zat padat, cair, dan gas.

Table 4.2. Koefisien Muai Panjang

a. Pemuaian Panjang
Muai panjamg di definisikan sebagai pertambahan panjang benda yang panjangnya
satu satuan panjang (m) dengan kenaikan satu satuan suhu.
Sementara bilangan yang menunjukkan pertambahan panjang benda yang memuai per
panjang mula-mula perkenaikan suhu disebut koefisien muai panjang (α). Persamaan
koefisien muai panjang dapat di tulis:

Keterangan :
α : koefisien muai panjang (/0C atau /K)
l : panjang benda setelah di panaskan (m)
l0 : panjang benda mula-mula (m)
T : suhu setelah dipanaskan (0C atau K)
T0 : suhu awal (0C atau K)
Berdasarkan persamaan tersebut, panjang suatu benda/zat setelah dipanaskan dapat
dihitung dengan persamaan:

Contoh Soal:
Sebatang pipa besi pada suhu 200C mempunyai panjang 200 cm. Apabila pipa besi
tersebut dipanasi hingga 100 0C dan koefisien muai panjangnya 1,2 x 105/0C.
hitunglah pertambahan panjang pipa tersebut.
Penyelesaian:
Diketahui: T0 : 200C; T : 1000C; l0 : 200 cm = 2 m dan α : 1,2 x 105/0C
Ditanya : ∆l = . . . ?
Jawab :
Δl
α=
l0 ΔT
Δl=αl 0 ΔT
Δl=(1,2×10−5 )×2×( 100−20 )
Δl=1 ,92×10−3 m
b. Pemuaian Luas
Koefisien muai luas di definisikan sebagai pertambahan luas terhadap luas awal per
kenaikan suhu.
Persamaan koefisien muai luas dapat ditulis:

Keterangan :
β: koefisien muai luas (/0C atau /K)
A: luas benda setelah di panaskan (m)
A0 : luas benda mula-mula (m2)
∆A : pertambahan luas benda (m2)
T : suhu setelah dipanaskan (0C atau K)
T0 : suhu awal (0C atau K)
Contoh Soal:
Sebuah pelat yang terbuat dari aluminium dengan luas mula-mula 40 cm 2 mempunyai
suhu 50C. apabila plat tersebut dipanaskan hingga 1000C, berapakah pertambahan luas
aluminium tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui: α = 2,4 x 105/0C; β = 2α = 4,8 x 10 5/0C ; A0 = 40 cm2 = 0,004 m2 ; T =
1000C
T0 = 50C ; ∆T = (100 – 5)0C = 950C
Ditanya :∆A = …?
Jawab :
ΔA
β=
A0 ΔT
ΔA= βA0 ΔT
¿ ( 4,8×10−5 )×( 4×10−3 )×95
¿ 1 ,82×10−5 m 2

c. Pemuaian Volume
Koefisien muai volume adalah bilangan yang menunjukkan pertambahannya volume
suatu benda dari volume asalnya per kenaikan suhu.

Keterangan :
γ: koefisien muai volume (/0C atau /K)
V: volume benda setelah di panaskan (m3)
V0 : volume benda mula-mula (m3)
∆V : perubahan volume benda (m3)
T : suhu setelah dipanaskan (0C atau K)
T0 : suhu awal (0C atau K)
Volume kubus setelah dipanaskan dapat dicari dengan persamaan:
3α = γ , dimana γ menyatakan koefisien muai volume
Contoh Soal:
Volume air raksa pada suhu 00C adalah 8,84cm3. Jika koefisien muai volume air raksa
adalah 1,8 x 10-4/0C. berapakah volume air raksa setelah suhunya dinaikan menjadi
1000C?
Penyelesaian:
Diketahui: γ: 1,8 x 10 -4 /0C; V0= 8,84 cm3 ; ∆T = (100 – 0)0C = 1000C
Ditanya : V = . . . ?
Jawab :
V =V 0 ( 1+γΔT )
¿ 8 , 841+ {1+ ( 1,8×10−4 )× ( 100 ) }
¿ 8 , 84 ( 1+0 , 018 )
¿ 8 , 85 cm3
6. Azas Black
Asas Black merupakan bentuk lain dari Hukum Kekekalan Energi. Asas Black dapat
dituliskan dalam bentuk persamaan:

Dengan ΔT1 = T – Takhir dan ΔT2 = Takhir – T kita mendapatkan persamaan:

Keterangan:
m1 : massa benda 1 yang suhunya tinggi (kg)
m2 : massa benda 2 yang suhunya rendah (kg)
c1 : kalor jenis benda 1 (j/kg0C)
c2 : kalor jenis benda 2 (j/kg0C)
T1 : suhu mula – mula benda 1 (0C atau K)
T2 : suhu mula – mula benda 2 (0C atau K)
Tc : suhu akhir atau suhu campur (0C atau K)
Contoh Soal:
Anis menyiapkan minuman es teh untuk pekerja di rumahnya dalam suatu wadah. Ia
mencampur 0,5 kg es yang bersuhu -50C dengan 1 kg air teh yang suhunya 20 0C. Apabila
pertukaran kalor hanya terjadi pada kedua benda, ces = 2.100 J/kg 0C, dan cair = 4.200
J/kg0C berapa suhu akhir minuman tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui: mes = 0,5 kg; T es= -50C; ces= 2.100 J/kg 0C; mair= 1 kg; tair= 200C; cair= 4.200
J/kg C
Ditanyakan: tc = . . .?
Jawab :
Qair = Q air
Mair cair (Tait – Tc) = mes ces (Tc – Ts)
1 x 4200 x (20-Tc) = 0,5 x 2100 (Tc – (-5)
4200 x (20 – Tc) = 1050 (Tc + 5)
80 – 8 Tc = Tc + 5
9 Tc = 75
Tc = 8,330C

B. Perpindahan Kalor
Ada tiga cara kalor berpindah dari satu benda ke benda yang lain, yaitu konduksi, kenveksi,
dan radiasi.
1. Konduksi
Konduksi merupakan perpindahan kalor tanpa diikuti oleh mediumnya. Perpindahan
energi secara konduksi ini banyak terjadi pada zat padat, sehingga didefinisikan juga
konduksi adalah perpindahan kalor pada zat padat.
Besarnya aliran kalor secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut.

Keterangan:
Q : banyak kalor yang mengalir (J)
A : luas permukaan (m2)
∆T: perbedaan suhu dua permukaan (K)
d : tebal lapisan (m)
k : konduktivitas termal daya hantar panas (J/ms K)
t : lamanya kalor mengalir (s)
H : kelajuan hantaran kalor (J/s)
Tabel 5.2. Konduktivitas Termal beberapa zat

Contoh Soal:
Diketahui suhu permukaan bagian dalam dan luar sebuah kaca jendela yang memiliki
panjang 2 m dan lebar 1,5 m berturut turut 27°C dan 26°C. Jika tebal kaca tersebut 3,2
mm dan konduktivitas termal kaca sebesar 0,8 W/m °C, maka tentukan laju aliran kalor
yang lewat jendela tersebut!
Penyelesaian:
Diketahui : d = 3,2 mm = 3,2 × 10 -3 m2;A = 2 ×1,5 = 3 m2;∆T = 27 – 26 = 1°C; k = 0,8
W/m °C
Ditanyakan : H = ...?
Jawab :
ΔT
H=k× A×
d
1
=0,8×3×
3,2×10−3
¿750 J /s
2. Konveksi
Konveksi adalah perpindahan kalor yang disertai dengan perpindahan partikel-partikel
zat. Perpindahan kalor secara konveksi dapat terjadi pada zat cair dan gas.
Laju aliran kalor secara konveksi dapat dihitung dengan rumus:

Keterangan: ΔQ = jumlah kalor yang mengalir (J atau kal)


h = koefisien konveksi (J/smoC atau J/smK)
A = luas penampang benda (m2)
ΔT = perbedaan suhu antara benda dan fluida (oC)
Contoh Soal:
Dinding sebuah rumah dijaga bersuhu tetap 250C pada suatu hari dengan suhu udara luar
150C. berapakah kalor yang hilang karena knveksi alamiah pada dinding yang berukuran
(4 x 5) m2 selama 2 jam, jika koefisien konveksi 2,5 j/am2K
Penyelesaian:
Diketahui: ΔT = (25-15)0C = 100C=10K; Δt = 2 jam = 7200s; A = (4 x 5) = 20m2;
h = 2,5 j/am2K
Ditanya : ΔQ = . . .?
Jawab :
ΔQ = hA ΔT Δt
ΔQ = (2,5)(20)(10)(7200)
ΔQ = 3,6 x 106 J

3. Radiasi
“Energi yang dipancarkan oleh suatu permukaan hitam dalam bentuk radiasi kalor tiap
satuan waktu sebanding dengan pangkat empat suhu mutlak (K) permukaan itu”.
Dengan demikian, kita dapat menuliskan dengan persamaan kelajuan radiasi kalor (H)
sebagai berikut.

Persamaan tersebut berlaku untuk benda hitam sempurna. Namun, karena tidak semua
benda dapat dianggap benda hitam sempurna, maka persamaan di atas perlu ditambah
faktor emisivitas benda. Jadi, untuk benda tidak hitam, laju pancaran radiasi dapat
dihitung
dengan rumus:

Keterangan: H = laju radiasi kalor (J/s); Q = jumlah kalor radiasi yang mengalir (J);
t= selang waktu (s)A = luas permukaan benda pemancar (m2); T= suhu benda (K)
σ = konstanta Stefan-Boltzman (5,67 × 10 -8 W/m2 K4); e = emisivitas benda (0< e ≤
1)
Suatu benda yang memancarkan radiasi ke lingkungan dapat kita ukur kecepatan total
aliran kalor radiasinya menggunakan persamaan:

Contoh Soal:
Seutas kawat lampu pijar mempunyai luas permukaan 40 mm 2 dengan suhu 11270C.
andaikan kawat pijar dianggap sebagai benda hitam sempurna. Berapa kalor yang
diradiasikan oleh kawat tersebut dalam 1 jam?
Penyelesaian:
Diketahui : A = 40 mm2 = 4 x 10-5 m2; T = 11270C = 1400K; σ = 5,67 × 10-8 W/m2
K4;
e = 1 dan Δt = 1 jam = 3600 s
Ditanya : ΔQ = . . . ?
Jawab :

ΔQ = e σ A T4 Δt
ΔQ = (1) x (5,67 x 10-8) x (4 x 10-5) x (1400)4(3600)
ΔQ = 31365,90 J

Anda mungkin juga menyukai