Anda di halaman 1dari 31

Kalian tentu sudah tidak asing lagi dengan kacamata, lup, mikroskop dan teropong.

Alat-alat itu
merupakan alat-alat yang menggunakan sifat-sifat cahaya untuk membantu penglihatan mata dan
dikenal sebagai alat-alat optik. Tahukah kalian komponen-komponen yang ada pada alat optik
itu? Ternyata komponen utamanya adalah cermin lengkung dan lensa. Oleh sebab itu untuk
mempelajari alat-alat optik ini perlu memahami sifat-sifat cahaya yang mengenai cemin
lengkung dan lensa tipis. Pahamilah sifat-sifat cahaya tersebut pada penjelasan berikut.
A. Pemantulan dan Pembiasan Cahaya
1. Pemantulan Cahaya
a) Jenis dan Hukum Pemantulan
Hukum Pemantulan:
1) Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal berpotongan pada satu titik terletak
pada satu bidang datar.
2) Sudut datang (θi) sama dengan sudut pantul (θr)

Gambar 1.1. Berkas cahaya yang datang pada permukaan benda


Pemantulan cahaya atau sinar dibedakan menjadi 2 macam, antara lain;
1) Pemantulan teratur
Pemantulan teratur dapat terjadi pada cermin datar dan lensa yang mempunyai
permukaan licin serta mengkilap.

Gambar 2.1. Sinar yang datang pada permukaan halus (rata) akan dipantulkan
secara teratur
2) Pemantulan Baur
Pemantulan baur atau difus adalah pemantulan yang tidak teratur, hal ini
disebabkan karena bidang pantulnya tidak rata.

Gambar 3.1. Sinar yang datang pada permukaan kasar (tidak rata) akan
dipantulkan menyebar
b) Pemantulan pada Cermin datar

Gambar 4.1. Cermin datar akan menghasilkan banyangan


sama besar, tegak, dan maya.
Berdasarkan gambar 4 di atas, bayangan benda terbentuk dari perpanjangan sinar
pantul (garis putus-putus), sihingga merupakan banyangan maya. Sementara
bayangan yang dibentuk oleh perpotongan sinar-sinar datang disebut bayangan nyata.
Dengan demikian banyangan yang dibenruk oleh cermin datar selalu bersifat maya.
Empat sifat bayangan pada cermin datar antara lain;
1) Maya
2) Sama besar dengan bendanya (perbesaran = 1)
3) Tegak dan menghadap berlawanan arah (terbalik) terhadap bendanya
4) Jarak benda ke cermin sama dengan jarak bayangan dari cermin
Perbesaran bayangan pada cermin datar dirumuskan sebagai berikut;
h' −s '
M= = =1
h s
Keterangan:
h’= tinggi bayangan
h= tinggi benda
s’= jarak bayangan ke cermin
s = jarak benda ke cermin
c) Pemantulan pada cermin lengkung (cermin cekung dan cembung)
Dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan cermin cekung dan cermin
cembung
dapat menggunakan persamaan umum cermin lengkung yakni;
1 1 1
= +
f s s'
Keterangan : s: jarak benda; s’: jarak bayangan; f: panjang fokus; R : jari-jari
cermin
Hubungan antara radius cermin/jari-jari kelengkungan cermin dengan panjang fokus
secara matematis adalah:
R = 2f
f= ½ R
Keterangan : R: jari-jari cermin dan f : fokus cermin
Dengan catatan;untuk cermin cembung; panjang fokus (f) dan jari-jari cermin (R)
bernilai
negatif. Hal ini di karena keduanya terletak di belakang cermin. Sedangkan untuk
perbesaran bayangannya dapat menggunakan persamaan;
' '
h −s
M= = =1
h s
Keterangan: M: perbesaran bayangan; h’ : tinggi bayangan dan h : tinggi benda
Catatan:
h’ positif (+) menyatakan bayangan adalah tegak dan maya
h’ negatif (-) menyatakan bayangan adalah terbalik dan nyata
Table 1.1. Rangkuman Perbesaran cermin
Nilai M Sifat Bayangan
M > 1 (positif) Maya, tegak diperbesar
0 < M < 1 (positif) Maya, tegak diperkecil
M < -1 (negatif) Nyata, terbalik, diperbesar
M = -1 (negatif) Nyata, terbalik, samabesar
-1 < M < 0 (negatif) Nyata, terbalik, diperkecil

Perjanjian tanda untuk menggunakan persamaan cermin lengkung:


s bertanda + jika benda terletak di depan cermin (benda nyata)
s bertanda - jika benda terletak di belakang cermin (benda maya)
s’ bertanda + jika bayangan terletak di depan cermin (bayangan nyata)
s‘ bertanda - jika bayangan terletak di belakang cermin (bayangan maya)
f dan R bertanda + jika pusat lengkung cermin terletak di depan cermin (cermin
cekung)
f dan R bertanda - jika pusat lengkung cermin terletak di belakang cermin (cermin
cebung)
1) Cermin Cekung
Untuk melukis pembentukan bayangan, kita hanya dapat perlu melukis sinar-sinar
istimewa yang melewati cermin cekung. Sinar-sinar istimewa pada cermin cekung
dapat dilihat pada gambar 5.1.

(a) (b) (c)

Gambar 5.1. Sinar-sinar istimewa pada cermin cekung


Keterangan :
(1) Sinar datang sejajar sumbu utama akan dipantulkan menuju fokus (gambar a).
(2) Sinar datang menuju titik fokus akan dipantulkan sejajar sumbu utama
(gambar b)
(3) Sinar yang menuju atau melalui titik pusat kelengkungan akan dipantulkan
kembali dari pusat kelengkungan tersebut (gambar c)
Bagian cermin cekung dapat dibagi menjadi 4 ruangan seperti ditunjukkan pada
gambar 6.

Gambar 6.1. Cara melukis pembentukkan bayangan pada


cermin cekung dengan benda pada berbagai tempat (ruang)
Berdasarkan gambar 6 di atas, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa;
(a)Jika benda berada di ruang II dan III (lebih besar dari jarak fokus), bayangan
terbentuk bersifat nyata, terbalik, dfan diperkecil.
(b)Jika benda berada di ruang I(jaraknya lebih kecil dari jarak fokus), bayangan
yang terbentuk bersifat maya diperbesar dan sama tegak.
(c)Bila benda berada ditempat jauh tak berhingga, bayangan terletak pada titik
fokus dengan sifat nyata, diperkecil dan terbalik.
(d)Bayangan nyata terletak di depan cermin dan bayangan maya terletak di
belakang cermin.
Satu hal yang perlu di ingat bahwa; bayangan nyata terbentuk oleh perpotongan
sinar
sinar pantul dan bayangan maya terbentuk oleh perpanjangan sinar-sinar pantul
(ditunjukkan dengan garis putus-putus).
Contoh Soal:
Sebuah cermin cekung mempunyai panjang fokus 2 cm. sebuah benda setinggi 1
cm
berada di depan cermin cekung. Lukislah bayangan yang terbentuk dan hitung
perbesaran bayangan jika benda berada pada jarak
a. 1 cm dari cermin
b. 3 cm dari cermin
c. 6 cm dari cermin
Penyelesaian;
Diketahui : f = 2 cm dan h = 1cm
Ditanya :Lukislah bayangan tentukan h’ jika
a. 1 cm dari cermin
b. 3 cm dari cermin
Jawab :
a. Untuk s = 1 cm bayangan dapat dilukis sebagai berikut;
Jarak bayangan dapat dicari dengann persamaan;
1 1 1
= +
f s s'
1 1 1
= +
2 1 s'
1 1 1
= −
s' 2 1
1 1−2
=
s' 2
1 1
=−
s ' 2
s ' =−2 cm
Tanda negatif(-) menunjukkan bayangan berada di belakangan cermin
(bayagan bersifat maya) sejauh 2 cm.
(−s' )
M=−
s
(−2 )
M=−
1
M=2 kali perbesaran
Jadi, perbesaran bayangan adalah 2 kali tinggi semula atau 2 cm
b. Untuk s = 3 cm bayangan dapat digambarkan sebagai berikut;

Jarak bayangan dapat dicari dengann persamaan;


1 1 1
= +
f s s'
1 1 1
= + '
2 3 s
1 1 1
= −
s' 2 3
1 3−2
=
s' 6
1 1
=
s' 6
s ' =6 cm

(− s' )
M =−
s
(−6 )
M =−
2
M =3 kali perbesaran
h’=3h= 3 cm
Jadi, jarak bayangan 6 cm di depan cermin dengan tinggi 3 cm
2) Cermin Cembung
Beberapa sinar istimewa pada cermin cembung adalah sebagai berikut;
(a) Sinar datang sejajar sumbu utama akan di pantulkan seolah-olah berasal dari
titik fokus
(b) Sinar datang menuju titik fokus akan di pantulkan sejajar sumbu utama.
(c) Sinar datang menuju pusat kelengkungan cermin akan dipantulkan seolah-olah
datang dari titik pusat tersebut.
Ketiga sinar istimewa tersebut dapat dilukiskan seperti gambar 9 berikut ini;

Gambar 7.1. Sifat-sifat sinar istimewa pada cermin cembung


Untuk menggambarkan bayangan sebuah benda, kita hanya perlu menggunakan
dua dari tiga sinar istimewa tersebut. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 8
berikut ini.

Gambar 8.1. Pembentukan bayangan benda oleh cermin cembung

Contoh Soal:
Sebuah obyek setinggi 0,5 cm berada 2 cm di depan cermin cembung dengan jari-
jari kelengkungan cermin 4 cm. Gambarkan dan tentukan jarak bayangan yang
terjadi.
Penyelesaian
Diketahui : h = 0,5 cm
s = 2 cm
R= 4 cm
Ditanya : s’= . . . ?
Jawab :

Pembentukan bayangan dapat dilukiskan seperti gambar berikut;

Untuk mencari bayangan benda di gunakan persamaan;


1 1 1
= + '
−f s s
1 1 1
= +
−2 2 s '
1 1 1
'
=− −
s 2 2
1 −2
=
s' 2
s ' =−1 cm
Jadi bayangan terletak 1 cm di belakang cermin (tanda – menunjukkan
bayangan di belakang cermin.
2. Pembiasan Cahaya
a) Konsep Dasar Pembiasan cahaya
Pembiasan terjadi apabila cahaya melewati batas dua medium. Seberkas cahaya
(sinar) melewati batas dari medium kurang rapat ke medium lebih rapat akan
dibiaskan mendekati garis normal. Ini berarti sudut datang (θ i) lebih besar sudut bias
(θr).
Hubungan antara sinar datang, sudut datang, dengan sinar bias dan sudut bias
ditemukan secara eksperimental oleh Willebrord Snellius pada tahun 1621. Hubungan
ini dikenal sebagai Hukum Snellius atau Hukum Pembiasan. Hukum Snellius
menyatakan hokum-hukum pembiasan sebagai berikut;
1) Sinar datang, garis normal dan sinar bias terletak pada satu bidang datar.
2) Perbandingan sinus sudut datang dengan sinus sudut bias pada dua medium
berbeda
merupakan bilangan tetap yang disebut indeks bias.
Gambar 9.1. Sinar datang dari medium kurang rapat ke medium rapat di biaskan
mendekati garis normal

Pernyataan Hukum Snellius dapat ditulis dalam bentuk persamaan :


Keterangan:
n1 : indeks bias medium 1
n2 : indeks bias medium 2
θi : sudut datang sinar
θr : sudut bias sinar
Selain kedua pernyataan hukum Snellius tersebut, masih ada pernyataan lain yang
berlaku pada pembiasan yaitu;
1) Jika sinar datang dari medium kurang rapat ke medium lebih rapat, maka sinar
akan dibiaskan mendekati garis normal. Ini berarti, sudut bias lebih kecil dari
sudut datang (θr< θi)
2) Jika sinar datang dari medium lebih rapat ke medium kurang rapat, cahaya
akan dibiaskan menjauhi garis normal. Ini berarti, sudut bias lebih kecil dari
sudut datang (θi< θr)
3) Jika sinar datang tegak lurus batas dua medium, sinar tidak dibiaskan
melainkan diteruskan.

Gambar 10.1. Skema pembiasan cahaya


b) Indeks Bias
Ketika cahaya dari sebuah medium merambat melewati medium lain yang berbeda
kerapatan, cepat rambar cahaya akan berubah. Cepat rambat cahaya akan berkurang
jika memasuki medium dengan kerapatan tinggi. Sebaliknya, cepat rambat cahaya
akan bertambah jika memasuki medium dengan kerapatan rendah.
Perbandingan laju cahaya (c) di udara hampa dengan laju v pada/di dalam medium
tertentu disaebut Indeks Bias.
Indeks Bias suatu medium dapat di cari denga persamaan:
c
n=
v
Keterangan :
c = laju cahaya di udara hampa
v = laju pada materi
n= indeks bias
Contoh Soal:
Seseoran menyinari sebuah kaca tebal dengan sudut 300 terhadap garis normal. Jika
cepat rambat cahaya di dalam kaca 2 × 10 8 m/s, tentukan indeks bias kaca dan sudut
biasnya.

Penyelesaian;
Diketahui : θi = 300
v = 2 × 10 8 m/s
Ditanya :a. n2 ( n kaca) = . . . ?
b. θr = . . . ?
jawab :
a. Untuk mencari indeks bias kaca, gunakan persamaan;
8
c 3×10
n= = =1,5
v 2×108
Jadi indeks bias kaca adalah; 1,5
b. Untuk mencari sudut bias, gunakan hukum Snellius.
sin θi n2
=
sin θr n1
sin 300 1,5
=
sin θr 1
sin 30 0
sin θr =
1,5
0,5
sin θr =
1,5
sin θr =0 , 33
θr =sin−1 ( 0 , 33 )
0
¿19 ,27
Jadi besar sudut biasnya adalah19,270
c) Pembiasan Cahaya pada lensa
Lensa adalah benda bening tembus cahaya yang terdiri dari dua bidang lengkung
atau satu bidang lengkung dan satu bidang datar.
Lensa dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu lensa cembung (konveks), dan
lensa cekung. Lensa cembung terdiri dari lensa dobel cembung (bikonveks), lensa
cembung cekung (konveks-konkaf ), dan lensa cembung-datar (plan-konveks).
Sedangkan lensa cekung terdiri dari lensa dobel cekung (bikonkaf), lensa cekung
cembung (konkaf-konveks), dan lensa cekung-datar (plan-konkaf).

Gambar 11.1. Macam-macam lensa


(1) Pembiasan Cahaya pada Lensa Cembung
Lensa cembung merupakan lensa yang permukaan lengkungnya menghadap ke
luar. Lensa cembung memiliki sifat konvergen (mengumpulkan sinar). Sinar
sejajar sumbu utama lensa dibiaskan menuju fokus lensa. Bagian-bagian pada
lensa cembung dapat kalian lihat pada Gambar 13.

Gambar 12.1. Bagian lensa cembung


Pada gambar 12 di atas, titik F disebut titik fokus. Berbeda dengan cermin
cembung, titik fokus pada lensa ada dua, yaitu fokus di depan cermin (F 2) dan
fokus di belakang cermin (F1). Titik fokus F1 disebut fokus utama atau fokus aktif.
Sedangkan F2 disebut fokus pasif. Fokus aktif dan fokus pasif simetri tehadap
lensa. Sementara titik R pada gambar disebut titik kelengkungan lensa dan jarak
OR disebut jejari kelengkungan lensa yang berlaku R = 2f. Titik O disebut
sebagai titik pusat lensa. Untuk menggambarkan pembentukan bayangan pada
lensa cembung diperlukan sinar-sinar istimewa. Sinar-sinar istimewa pada lensa
cembung dapat kalian lihat pada Gambar 14.

Gambar 13.1. Sinar-sinar istimewa pada lensa cembung

Keterangan:
Sinar sejajar sumbu utama dibiaskan melalui titik fokus (gambar a)
Sinar datang melalui fokus akan dibiaskan sejajar sumbu utama (gambar b)
Sinar datang melalui titik pusat lensa tida dibiaskan tetapi diteruskan (gambar c)
Dalam melukiskan pembentukan banyangan pada lensa cembung dapat
menggunakan dua sinar istimewah seperti tampak pada gambar berikut.
Gambar 14.1. Cara melukis pembentukan pada lensa cembung

Gambar 15.1. Penomoran ruang pada lensa cembung


Keterangan:
I,II,III,IV ruang untuk benda
1, 2,3,4 ruang untuk bayangan
Persamaan yang berlaku pada lensa cembung adalah;
1 1 1
= +
f s s'
2 1 1 h −s
' '
= + M= =
R s s' h s

Untuk menentukan sifat benda dan bayangan, terdapat beberapa


perjanjian ;
(a) Jika benda di depan lensa, jarak benda (s) bernilai positif dan bersifat nyata.
Sebaliknya jika benda di belakang lensa, jarak benda bernilai negatif (-s) dan
bersifat maya.
(b) Jika bayangan di belakang lensa, jarak bayangan (s’) bernilai positif dan
bersifat nyata. Namun jika bayangan di depan lensa, jarak bayangan bernilai
negatif(-s’) dan bersifat maya.
(c) Jarak fokus (f) bentanda positif untuk lensa cembung, sedangkan jarak fokus
(f) bertanda negatif untuk lensa cekung.
(d) Tinggi bayangan (h’) bertanda positif menyatakan bayangan tegak (maya)
sedangkan tinggi bayangan (h’) bertanda negatif menyatakan bayangan
terbalik
Contoh Soal:
Sebuah benda dengan tinggi 3 cm berada pada jarak 10 cm dari lensa cembung
yang mempunyai jarak fokus 6 cm.
a. Gambarkan pembentukan bayangan yang terjadi
b. Bagaimana sifat bayangannya
c. Tentukan tinggi bayangan benda
Penyelesaian
Diketahui : h = 3 cm ; s = 10 cm ; f = 6 cm
Ditanya :
a. Lukislah pembentukan bayangan
b. bagaimana sifat bayangannya
c. h’
Jawab :
a. pembentukan bayangan pada lensa dapat dilukiskan sebagai berikut;

b. Berdasarkan gambar sifat bayangan adalah nyata, terbalik, diperbesar


c. Untuk mencari tinggi bayangan, kita terlebih dahulu mencari jarak bayangan
sebagai berikut;
1 1 1
= + h' s '
f s s' =
1 1 1 h s
= +
()
'
6 10 s' s
h' = h
1 1 1 s
= −
s ' 6 10
1 5−3
=
¿ ( )
15
10
×3
s ' 30 ¿ 4,5 cm
s ' =15 cm
Jadi tinggi bayangan benda adalah 4,5 cm
(2) Pembiasan pada lensa cekung
Lensa cekung merupakan lensa yang permukaan lengkungnya menghadap ke
dalam. Cirri utama lensa cekung adalah bagian tengah lebih tipis daripada bagian
pinggirnya. Lensa cekung disebut juga lensa negatif karena titik fokus utamanya
bernilai negatif (terletak di depan lensa). Lensa cekung memiliki sifat divergen
(memancar sinar).
Lensa cekung mempunyai beberapa jenis, yaitu lensa cekung-cekung (bikonkaf),
lensa cekung cembung (konkaf-konvek), dan lensa cekung datar (plan-konkaf).
Jenis-jenis lensa cekung tersebut dapat di lihat pada gambar 16.1.

Gambar 16.1. Jenis-jenis lensa cekung


Sinar-sinar istimewa pada lensa cekung adalah sebagai berikut:
a. Sinar dating sejajar sumbu utama lensa, dibiaskan seakan-akan dating dari
titik fokus di depan lensa (gambar a).
b. Sinar dating melalui titik fokus di belakang lensa, di biaskan sejajar sumbu
utama (gambar b).
c. Sinar datang melalui titik pusat optic (titik O), tidak mengalami pembiasan
tetapi diteruskan (gambar c).
Ketiga sinar istimewa tersebut dapat digambarkan seperti pada gambar 17.1.

Gambar 17.1. Sinar-sinar istimewa pada lensa cekung


Dalam melukis pembentukan bayangan pada lensa cekung diperlukan minimal
dua buah sinar istimewa. Contoh pembentukan bayangan pada lensa cekung dapat
dilihat pada gambar 18.1.

Gambar 18.1. Contoh pembentukan bayangan benda di depan lensa cekung.


Sifat benda dan bayangan pada lensa cekung ditentukan dengan perjanjian
sebagai berikut.
(a) Jika benda di depan lensa, benda bersifat nyata dan jarak benda (s) bernilai
positif. Sebaliknya jika di belakang lensa, benda bersifat maya dan jarak benda
(s) bernilai negatif (-s).
(b)Jika bayangan di depan lensa, bayangan bersifat maya jarak bayangan (s ’)
bernilai negatif. Sebaliknya, jika bayangan di belakang 'lensa, bayangan
bersifat nyata dan jarak bayangan (s’) bernilai positif (s’).
Pada lensa cekung berlaku persamaan:
1 1 1
= +
f s s'
2 1 1 ' '
= + ' M = h = −s
R s s h s

Contoh Soal:
Sebatang rumpu setinggi 10 cm berada di depan lensa cekung yang jarak fokusnya
5 cm. jika jarak rumput dengan lensa 15 cm, gambarkan dan tentukan tinggi
bayanagn rumput yang dibentuk lensa cekung.
Penyelesaian
Diketahui: h = 10 cm
f = 5 cm
s = 15 cm
Ditanya : h’= . . . ?
Jawab :
Benda berada pada jarak 15 cm, berarti benda berada di luar R, sehingga
pembentukan bayangannya sebagai berikut.

Untuk mencari tinggi bayangan gunakan persamaan;


1 1 1
= +
−f s s'
1 1 1
= +
−5 15 s '
1 1 1
= −
s −5 15
'

1 −3−1
=
s ' 15
1 −4
=
s ' 15
15
s ' =−
4
'
s =−3 , 75 cm

Tanda negatif menunjukkan benda bersifat maya dan terletak di depan dermin
pada jarak 3, 75 cm.
Tinggi bayangan dicari dengan persamaan:
h' s '
=
h s

( )
'
s
h' = h
s
¿( 3 , 75
15 )
×10

¿ 2,5 cm
jadi tinggi bayangan rumput adalah 2,5 cm
(3)Kekuatan Lensa
Kekuatan lensa merupakan harga kebalikan dari jarak fokus lensa. Artinya makin
pendek jarak fokus lensa, kekuatan lensa semakin besar. Kekuatan lensa dinyatakan
dengan satuan dioptri (D).
Kekuatan lensa dirumuskan dalam persamaan:

Jika jarak fokus lensa dinyakan dalam cm maka persamaan yang digunakan adalah

Keterangan : P: kekuatan lensa dan f : fokus lensa


B. Alat Optik
1. Mata Manusia
Berdasarkan urutan bagian mata, sinar dari benda akan melewati medium yang
mempunyai indeks bias (n) berbeda. Medium tersebut adalah udara (n = 1,00), kornea (n
= 1,38), aqueous humour (n = 1,33), lensa mata (n = 1,40), dan vitreous humour (n =
1,34). Proses jalannya sinar hingga terbentuk bayangan pada mata dapat kalian lihat pada
Gambar 18.

Gambar 19.1. (a) Jika Benda berada di jauh tak terhingga, lensa mata memipih. dalam
keadaan ini mata sudah tidak berakomodasi. (b) Jika benda di titik dekat, lensa mata
mencembung berarti mata berakomodasi maksimum.

Beberapa cacat mata yang dapat dialami seseorang adalah sebagai berikut.
a. Rabun Dekat (Hipermetropi)
Ketika orang yang mengalami rabun dekat melihat benda pada jarak baca normal,
bayangan benda akan jatuh di belakang retina. Untuk membuat bayangan benda jatuh
di retina, penderita dibantu dengan menggunakan kacamata berlensa cembung (positif
). Dengan bantuan kacamata berlensa positif, bayangan benda akan jatuh tepat di
retina. Perhatikan Gambar 20.1.
Gambar 20.1. (a) skema jalannya sinar pada mata Hipermetropi ; (b) skema jalannya
sinar Hipermetropi setelah menggunakan kaca mata positif.
Misalkan mata rabun jauh hendak membaca surat kabar pada jarak baca normal (jarak
benda s = 25 cm). supaya mata dapat membaca pada jarak baca normal dengan jelas,
maka bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung (kacamata) harus jatuh tepat di
titik dekat. Misalkan titik dekat penderita adalah x cm, maka;
Jarak bayangan (s’) = - x cm
Tanda s’ negatif karena bayangan terbentuk di depan lensa (bayangan maya).
Dengan menggunakan persamaan umum lensa tipis diperoleh
1 1 1 1 1 x−25
= + '= + =
f s s 25 −x 25 x
25 x
f=
x−25
Secara untuk jarak baca normal sn maka jarak baca normal adalah;
xs n
f=
x −s n
Dimana x adalah titik dekat rabun dekat, dan jika jarak baca normal tidak diketahui
maka kita tetapkan sn = 25 cm
b. Rabun Jauh (Miopi)

Gambar 21.1. (a) bayangan benda jatuh di retina; (b) dengan menggunakan kaca mata
negatif, bayangan benda jatuh tepat di retina.
Misalkan mata rabun jauh melihat benda jauh (jarak bensa s = +∞).supaya mata dapat
melihat benda jauh dengan jelas, maka bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung
(kacamata) harus jatuh tepat di titik jauh.
Misalkan titik jauh penderita adalah x cm, maka;
Jarak bayangan, s’= -x cm
Tanda s’ negatif karena bayangan terbentuk di depan lensa (bayangan maya)
Dengan menggunakan persamaan umum untuk lensa tipis, diperoleh
1 1 1 1 1 1
= + ' =∞+ =0+
f s s −x −x
Maka f = -x
Di mana f adalah jarak fokus lensa cekung dan x adalah titik jauh mata rabuh jauh.
Contoh Soal
Seorang yang miopi, titik dekatnya 20 cm sedang titik jauhnya 200 cm. agar ia dapat
melihat jelas benda yang jauh, berapakah kuat lensa yang harus digunakan?
Penyelesaian:
Diketahui : titik jauh miopi x = 200 cm
Ditanya :P=...?
Jawab :
f = -x maka f =-200 cm = -2 m
Kuat lensa P adalah
1 1 1
P= = =− dioptri
f −2 2
c. Mata Tua (presbiopi)
Presbiopi disebabkan oleh berkurangnya daya akomodasi mata karena usia lanjut.
Akibat berkurangnya daya akomodasi ini, lensa mata tidak dapat mencembung dan
memipih sesuai kebutuhan. Keadaan ini menyebabkan titik jauh mata lebih pendek
dari titik jauh normal (PR < ∞) dan titik dekatnya lebih besar dari titik dekat normal
(PP<25cm).
Gangguani peresbiopi dapat diatas dengan menggunakan kaca mata berlensa rangkap
(kacamata bifocal).
d. Astigmatisma
Untuk membantu orang yang mengalami gangguan mata ini dapat menggunakan
kacamata silindris.
Gejala astigmatisma dapat diuji alat uji seperti gambar 21, mata yang mengalami
astigmatisma akan melihat garis-garis tersebut pada jarak yang sama dengan arah
tegak lurus.
Gambar 22.1. gambar untuk menguji mata atigmatisma

2. Lup (Kaca Pembesar)


Lup disebut juga sebagai kaca pembesar atau suryakanta. Perbesaran yang terjadi pada
lup adalah perbesaran anguler (perbesaran sudut).
Untuk perjalanan cahaya pada lup dapat dilihat pada gambar 23.1.

Gambar 23.1. Skema jalannya cahaya pada lup


a. Untuk mata tanpa akomodasi
Untuk mata tampa akomodasi, benda yang akan diamati diletakan pada jarak fokus lup,
sehingga f=s, maka bayangan yang terbentuk tak terhingga dan untuk mencari sudut
penglihatan tanpa lup dicari dengan persamaan

Keterangan:h = tinggi benda (besar benda) dan sn = titik dekat mata (25 cm)
Untuk menghitung perbesaran anguler oleh lup mata tidak berakomodasi dapat
menggunakan persamaan:

Gambar 24.1. Pembentukan bayangan pada lup dengan mata tanpa akomodasi
b. Untuk mata berakomodasi maksimum
Persamaan yang digunakan untuk menentukan sudut penglihatan pada lup adalah;
Sementara itu, untuk menentukan perbesaran anguler oleh lup mata berakomodasi
maksimum dapat menggunakan persamaan;

Gambar 25.1. Pembentukan bayangan pada lup untuk berakomodasi


maksimum
Contoh Soal:
Seorang siswa melihat sebuah benda kecil dengan menggunakan lup yang jarak fokusnya
10 cm. jika benda di letakkan di titik fokus lup, tentukan perbesaran lup.
Penyelesaian:
Diketahui : f = 10 cm dan s = 10 cm
Ditanya : mθ = . . . ?
Jawab :
sn
mθ=
f
25
¿
10
¿ 2,5kali

Jadi perbesaran bayangan adalah 2,5 kali


3. Mikroskop
Mikroskop digunakan untuk melihat benda-benda yang sangat kecil, yang tidak dapat
dilihat oleh mata biasa. Mikroskop menggunakan dua buah lensa positif (lensa cembung).
Lensa yang yang terletak di dekat mata disebut lensa okuler. Sedangkan lensa yang
terletak dekat dengan objek benda yang diamati disebut lensa objektif. Hal yang perlu
diingat adalah fokus pada lensa obyektif lebih pendek dari fokus pada lensa okuler
(fob<fok). Cara kerja mikroskop secara sederhana dapat di lihat pada gambar 26.

Gambar 26.1 Skema jalannya sinar pada mikroskop (a) mata tak berakomodasi;
(b) mata berakomodasi maksimum
Perbesaran pada mikroskop merupakan perkalian antara perbesaran oleh lensa objektif
(mb) dengan lensa okuler (mok). Secara matematis dapat ditulis;

Keterangan: M = perbesaran mikroskop; mob = perbesaran lensa objektif; mok =


perbesaran lensa okuler
a. Perbesaran untuk mata berakomodasi maksimum
Untuk mata berakomodasi maksimum, bayangan akhir yang dibentuk oleh lensa
okuler jatuh di titik dekat mata, sehingga jarak bayangan okuler adalah;
s’ok = -sn
dengan sn = 25 cm jika tidak diketahui.
Panjang tabung mikroskop atau jarak antara lensa objektif dan lensa okuler adalah;

Dimana s’ob adalah jarak bayangan objektif yang dihitung dengan persamaan:
sob f ob
s 'ob =
sob −f ob dan s adalah jarak benda okuler yang dihitung dengan persamaan;
ok
'
ok
s f ok
s ok = '
ok
s − f ok sedangkan untuk perbesaran okulernya dapat dihitung dengan
persamaan:

b. Perbesaran untuk mata tidak berakomodasi


Untuk mata tanpa akomodasi, bayangan akhir yang dibentuk oleh lensa objektif harus
jatuh tepat di titik fokus okuler merupakan sinar-sinar sejajar. Dengan demikian
sok = fok
Panjang mikroskop dapat ditentukan dengan persamaan;

Perbesaran okuler untuk mata tanpa akomodasi adalah:


sn
M ok =
f ok
Contoh Soal:
Sebuah mikroskop menggunakan lensa objektif dan lensa okuler yang masing-
masing dengan fokus 1 cm dan 2 cm. Bayangan yang dihasilkan oleh lensa objektif
berada pada jarak 15 cm dari lensa okuler. Tentutak perbesaran total dan panjang
mikroskop jika mata berakoodasi maksimum.
Penyelesaian
Diketahui : fob = 1 cm; fok = 2 cm dan s’ob = 15 cm
Ditanya : M dan D jika;
a. Mata berakomodasi maksimum
b. Mata tida berakomodasi
Jawab :
Untuk mata berakomodasi maksimum,
 Jarak benda dari lensa objektif dicari dengan persamaan:

1 1 1
= ' +
f ob s ob s ob
1 1 1
= − '
s ob f ob sob
1 1 1
= −
s 1 15
1 14
=
s ob 15
15
s ob= cm
14

 Perbesaran oleh lensa objektif dicari dengan persamaan:


s'ob
M ob=
sob
15
M ob=
15
14
M ob=14 kali
 Perbesaran pada lensa okuler dicari dengan persamaan:
sn
M ok = +1
f ok
25
M ok = +1
2
M ok =13 , 5 kali
 Perbesaran untuk mata berakomodasi maksimum
M = Mob × Mok
M = 14 × 13,5
M = 189 kali
Jadi perbesaran untuk mata berakomodasi maksimum adalah
189 kali
Panjang mikroskop dihitung dengan persamaan:
1 1 1
= + '
f ok sok s ok
1 1 1
= +
s ok f ok sn
1 1
¿ +
2 25
1 27
=
s ok 50
s ok =1 , 85 cm
Jadi panjang mikroskop untuk mata berakomodasi maksimum
adala:
D = S’ob + sok
D = 15 + 1,85 maka; D = 16,85 cm
4. Teropong
Teropong/teleskop secara garis besar dibagi menjadi 2 macam yaitu; teropong bias dan
teropong pantul.
a. Teropong Bias
Disebut teropong bias karena sebagai lensa objektif digunakan lensa yang berfungsi
membiaskan cahaya. Ada empat teropong bias yang akan dibahas antara lain sebagai
berikut.
(1) Teropong bintang
Teropong ini dapat digunakan untuk melihat/mengamati benda-benda angkasa
seperti; komet, asteroid, planet dan benda angkasa lainnya.
Teropong bintang terdiri dari lensa objektif dan lensa okuler. Keduanya
menggunakan lensa positif. Penggunaan teropong ini dilakukan dengan dua cara
yakni dengan mata berakomodasi maksimum dan mata tanpa akomodasi.
 Penggunaan dengan mata berakomodasi maksimum
Syarat untuk penggunaan dengan mata berakomodasi maksimum adalah
bayangan yang dibentuk oleh lensa okuler jatuh di titik dekat mata (s‘ok = -sn).
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 27 berikut ini.
Gambar 27. Skema pembentukan bayangan oleh teropong
bintang dengan mata berakomodasi maksimum
Teropong bintang digunakan untuk melihat benda-benda angkasa yang
jaraknya sangant jauh. Oleh karena itu, jarak benda pada lensa objektif
terletak pada jarak tak terhingga. Jadi pada lensa objektif berlaku persamaan:

Untuk mata berakomodasi maksimum bayangan pada lensa okuler terletak di


titik dekat mata (s’ok = -sn). jadi persamaannya:

Perbesaran anguler pada teropong bintang dapat dihitung dengan persamaan:

Sehingga perbesaran pada teropong bintang dapat dihitung dengan


persamaan:

Keterangan:
mθ : perbesaran anguler
M : perbesaran lateral
sob : jarak benda lensa objektif
sok : jarak benda lensa okuler
s’ob :jarak bayangan lensa objektif = sok
s’ok : jarak bayangan lensa okuler
fok : jarak fokus lensa okuler
fob : jarak fokus lensa objektif
Untuk panjang teropong dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan:
 Penggunaan dengan mata tanpa akomodasi
Untuk mata tidak berakomodasi, bayangan yang dibentuk oleh lensa okuler
berada pada titik jauh mata (s’ok = ∞). Skema pembentukan bayangannya dapat
dilihat pada gambar berikut.

Gambar 28.1. Skema pembentukan bayangan oleh teropong bintang untuk


mata tidak berakomodasi.

Untuk lensa objektif, benda terletak di jauh tak terhingga, sehingga berlaku
persamaan:
s’ob = fob
Untuk lensa okuler, bayangan terbentuk di titik jauh mata (s ’ok = ∞), sehingga
berlaku persamaan:
sok = fok
Perbesaran bayangan pada teropong bintang dinyatakan oleh perbesaran
anguler (mθ).
Jadi perbesaran oleh teropong bintang untuk mata tidak berakomodasi
dirumuskan dengan persamaan:

Panjang teropong untuk mata tidak berakomodasi di hitung dengan


persamaan:

(2) Teropong bumi


Teropong bumi disebut juga teropong medan/teropong yohana. Teropong jenis ini
biasanya digunakan oleh orang-orang di laut seperti; nakoda kapal, angkatan laut,
bahkan para bajak laut zaman dulu.
Teropong bumi menggunakan tiga lensa positif. Ketiga lensa tersebut berfungsi
sebagai lensa obyektif, lensa okulerdan lensa pembalik. Lensa pembalik berfungsi
untuk membalik bayangan akhir yang dibentuk lensa okuler, sehingga dihasilkan
bayangan yang sama tegak sengan benda aslinya. Skema pembentukan bayangan
pada teropong bumi dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 29.1. Skema pembentukan bayangan pada teropong bumi.


 Untuk mata berakomodasi maksimum, perbesaran anguler dapat dicari dengan
persamaan:

Panjang teropong dapat dicari dengan menggunakan persamaan:


 Untuk mata tidak berakomodasi, bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif
berada tepat di titik fokus lensa okuler. Ini berarti jarak benda lensa okuler
sama dengan jarak fokusnya. Jadi perbesaran untuk mata tidak berakomodasi
adalah:

Sementara panjang teropong dapat ditentukan denga persamaan:

(3) Teropng panggung


Teropong panggung disebut juga teropong Galileo. Teropong ini terdiri dari dua
buah lensa. Lensa objektif berupa lensa cembung dan lensa akulernya
menggunakan lensa cekung.
Pembentukan bayangan pada teropong panggung dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
 Mata berakomodasi maksimum

Gambar 30.1 Sketsa pembentukan bayanga pada teropong


panggung untuk mata berakomodasi maksimum
Perbesarn anguler untuk teropong panggung dalam penggunaannya denga
mata berakomodasi maksimum dapat menggunakan persamaan:

 Mata tanpa berakomodasi


Gambar 31.1 Sketsa pembentukan bayanga pada teropong
panggung untuk mata tanpa akomodasi

Perbesarn anguler untuk teropong panggung dalam penggunaannya denga


mata tanpa akomodasi dapat menggunakan persamaan:

Sedangkan panjang teropong panggung dinyatakan dengan persamaan:

(4) Teropong prisma


Teropong prisma atau teropong binokuler mempunya kesamaan dengan teropong
bumi, yaitu mempunyai lensa pembalik. Akan tetapi lensa pembalik pada
teropong prisma berupa sepasang prisma siku-siku.
b. Teropong Pantul
Teropong pantul merupakan teropong yang dilengkapi dengan cermin. Cermin ini
berfungsi memantulkan cahaya yang masuk. Teropong pantul menggunakan cermin
cekung besar untuk menangkap cahaya sebanyak-banyaknya. Selain itu, teropong
pantul juga dilengkapi cermin datar yang terletak di depan titik fokus sermin cekung,
dan juga terdapat sebuah lensa yang digunakan untuk mengamati objek.

Anda mungkin juga menyukai