Cermin dan Lensa merupakan alat optik. Alat optik adalah alat yang prinsip kerjanya berdasarkan hukum-
hukum pemantulan dan pembiasan cahaya. Kalau cermin, prinsip kerjanya berdasarkan hukum pemantulan
cahaya sedangkan pada lensa, prinsip kerjanya berdasarkan hukum pembiasan cahaya. Berdasarkan
kelengkungannya, cermin dan lensa dibedakan menjadi dua macam, yaitu cembung dan cekung.
9
Nah, pada kesempatan kali ini penulis akan menyajikan ringkasan materi tentang cermin cekung, cermin
cembung, lensa cembung, dan lensa cekung. Untuk itu, silahkan kalian simak baik-baik penjelasan berikut ini.
Selamat membaca dan belajar, semoga bisa paham.
Materi Cermin Cekung
Apa itu Cermin Cekung?
Cermin cekung (konkaf) adalah cermin lengkung yang bagian dalamnya dapat memantulkan cahaya. Cermin
cekung disebut juga cermin positif atau cermin konvergen, karena sifat cermin cekung yang mengumpulkan
atau memusatkan sinar yang jatuh padanya. Bagian-bagian cermin cekung, diperlihatkan pada gambar berikut
ini.
1 1 1
= +
f s s'
2 1 1
= +
R s s'
Keterangan:
s = jarak benda
s’ = jarak bayangan
f = jarak fokus
R = jari-jari cermin
Sementara perbesaran bayangan (M) dapat dicari melalui perbandingan antara tinggi bayangan dengan tinggi
benda atau jarak bayangan dengan jarak benda yang dirumuskan sebagai berikut.
h
s’
'
M = =
h s
Keterangan:
M = perbesaran bayangan
h' = tinggi bayangan
h = tinggi benda
s’ = jarak bayangan
s = jarak benda
Sedangkan rumus untuk menentukan nomor ruang benda dan nomor ruang bayangan pada cermin cekung,
secara matematis dituliskan dalam bentuk persamaan berikut ini.
■ Perbesaran bayangan
M = |s’/s|
M = |60/20|
M = 3x
Jadi, perbesaran bayangan benda adalah 3x dari benda aslinya.
■ Tinggi Bayangan
M = h’/h
3 = h’/6
h' = 3 × 6
h' = 18 cm
Jadi, tinggi bayangan benda adalah 18 cm.
■ Sifat Bayangan
Dari perhitungan di atas kita peroleh data berikut.
s' = 60 cm
h' = 18 cm
• s’ bernilai positif maka bayangan berada di depan cermin sehingga bersifat nyata dan terbalik.
• h’ > h sehingga bayangan bersifat diperbesar.
Dengan demikian, sifat bayangan yang terbentuk adalah nyata, terbalik dan diperbesar.
1 1 1
= +
−f s s'
2 1 1
= +
−R s s'
Keterangan:
s = jarak benda
s’ = jarak bayangan
f = jarak fokus
R = jari-jari cermin
Sementara perbesaran bayangan (M) dapat dicari melalui perbandingan antara tinggi bayangan dengan tinggi
benda atau jarak bayangan dengan jarak benda yang dirumuskan sebagai berikut.
h' s’
M = =
h s
Keterangan:
M = perbesaran bayangan
h' = tinggi bayangan
h = tinggi benda
s’ = jarak bayangan
s = jarak benda
Contoh Soal Cermin Cembung dan Pembahasan
Benda setinggi 10 cm, berada di depan cermin cembung yang memiliki jari-jari 80 cm. Bila jarak benda 60 cm,
maka tentukan letak bayangan, perbesaran bayangan dan tinggi bayangan!
Penyelesaian:
Diketahui:
h = 10 cm
s = 60 cm
R = 80 cm = −80 cm (dibelakang cermin)
f = ½R = ½(−80 cm) = −40 cm
Ditanyakan: s’, M dan h
Jawab:
■ Jarak bayangan
1
/−f = 1/s + 1/s’
1
/−40 = 1/60 + 1/s’
1
/s’ = 1/−40 − 1/60
1
/s’ = −3/120 − 2/120
1
/s’ = −5/120
s' = 120/−5
s' = −24 cm
Jadi, bayangan benda berada di belakang cermin pada jarak 24 cm.
■ Perbesaran bayangan
M = |s’/s|
M = |−24/60|
M = 0,4x
Jadi, bayangan benda mengalami perbesaran 0,4x (bayangan benda lebih kecil).
■ Tinggi Bayangan
M = h’/h
0,4 = h’/10
h' = 0,4 × 10
h' = 4 cm
Jadi, tinggi bayangan benda adalah 4 cm.
Letak dan sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa cembung bergantung pada letak benda. Sebuah objek yang
diletakkan di depan sebuah lensa cembung akan memiliki bayangan dengan sifat tertentu. Berikut ini adalah
daftar posisi benda, sifat bayangan dan letak bayangan pada peristiwa pembiasan cahaya pada lensa cembung.
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat kita simpulkan beberapa hal mengenai sifat bayangan yang dibentuk oleh
lensa cembung, yaitu sebagai berikut.
□ Semua bayangan maya yang dibentuk lensa cembung selalu tegak terhadap bendanya.
□ Semua bayangan nyata yang dibentuk lensa cembung pasti terbalik terhadap bendanya.
Rumus-Rumus Pada Lensa Cembung
Pada lensa cembung, hubungan antara jarak benda (s) dan jarak bayangan (s’) akan menghasilkan jarak fokus
(f). Hubungan tersebut secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.
1 1 1
= +
f s s'
2 1 1
= +
R s s'
Keterangan:
s = jarak benda
s’ = jarak bayangan
f = jarak fokus
R = jari-jari lensa
Sementara perbesaran bayangan (M) dapat dicari melalui perbandingan antara tinggi bayangan dengan tinggi
benda atau jarak bayangan dengan jarak benda yang dirumuskan sebagai berikut.
h
s’
'
M = =
h s
Keterangan:
M = perbesaran bayangan
h' = tinggi bayangan
h = tinggi benda
s’ = jarak bayangan
s = jarak benda
Pada lensa cembung, makin kecil jarak titik fokusnya, maka makin kuat lensa tersebut memancarkan sinar. Hal
ini berarti bahwa kekuatan lensa berbanding terbalik dengan jarak titik fokusnya. Secara matematis, kekuatan
lensa dirumuskan sebagai berikut.
1
P =
Keterangan:
P = kekuatan lensa (dioptri = D)
f = jarak fokus (m)
Sedangkan rumus untuk menentukan nomor ruang benda dan nomor ruang bayangan pada lensa cembung,
secara matematis dituliskan dalam bentuk persamaan berikut ini.
1 1 1
= +
f s s'
2 1 1
= +
R s s'
Keterangan:
s = jarak benda
s’ = jarak bayangan
f = jarak fokus
R = jari-jari lensa
Sementara perbesaran bayangan (M) dapat dicari melalui perbandingan antara tinggi bayangan dengan tinggi
benda atau jarak bayangan dengan jarak benda yang dirumuskan sebagai berikut.
h
s’
'
M = =
h s
Keterangan:
M = perbesaran bayangan
h' = tinggi bayangan
h = tinggi benda
s’ = jarak bayangan
s = jarak benda
Lensa cekung memiliki kemampuan untuk menyebarkan sinar cahaya. Kemampuan ini disebut kekuatan lensa.
Semakin kecil jarak fokus lensa, semakin besar kekuatan lensa untuk menyebarkan sinar. Kekuatan lensa
cekung dirumuskan sebagai berikut.
P = 1
f
Keterangan:
P = kekuatan lensa (dioptri = D)
f = jarak fokus (m)
■ Tinggi bayangan dapat dicari dengan menggunakan rumus perbesaran bayangan, yaitu sebagai berikut.
M = h’/h
1
/3 = h’/1
h' = 1/3 × 1
h' = 0,3 cm
Jadi, tinggi bayangan benda adalah 0,3 cm.
■ Dari hasil perhitungan s’ dan M maka sifat bayangan ditentukan dengan cara berikut:
1. Karena s’ bernilai negatif (−) maka bayangan bersifat maya dan tegak
2. Karena M = 1/3 < 1, maka bayangan diperkecil.
Jadi, sifat bayangan yang terbentuk oleh lensa cekung adalah maya tegak dan diperkecil. Sebenarnya, sifat
bayangan yang dibentuk oleh lensa cekung selalu sama jadi kita tidak perlu menggunakan perhitungan ataupun
melukis pembentukan bayangan dalam menentukan sifat bayangan pada lensa cekung.
2. Jika sebuah lensa bikonkaf memiliki kekuatan lensa 1,5 dioptri, berapakah jarak fokus lensa tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui:
Lensa = bikonkaf (cekung)
P = −1,5 dioptri
Ditanyakan: f
Jawab:
P =1/f
f = 1/P
f = 1/−1,5
f = −0,67
Jadi, lensa tersebut memiliki jarak titik fokus lensa 0,67 m = 67 cm.