Anda di halaman 1dari 10

Bab 1 Besaran Fisika dan Pengukuran

Standar Kompetensi : 1. Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya


Kompetensi Dasar : 1.1. Mengukur besaran fisika (massa, panjang, dan waktu)

A. PEDAHULUAN

Fisika berasal dari bahasa Yunani yang berarti Alam. Karena itu Fisika merupakan suatu ilmu
pengetahuan dasar yang mempelajari gejala-gejala alam dan interaksinya yang terjadi di alam semesta
ini. Hal-hal yang dibicarakan di dalam fisika, selalu didasarkan pada pengamatan eksperimental dan
pengukuran yang bersifat kuantitatif. Dengan menggunakan hukum-hukum yang ada di dalam fisika yang
jumlahnya tidak terlalu banyak, akan dapat diperoleh teori-teori yang akan memprediksi hasil eksperimen
dimasa datang. Jika ada perbedaan antara teori dengan hasil eksperimen, maka teori baru dan
eksperimen baru akan muncul untuk dapat diperoleh kesesuaian.
Fisika terbagi atas dua bagian yaitu :
1. Fisika klasik yang meliputi bidang : Mekanika, Listrik Magnet, Panas, Bunyi, Optika dan Gelombang.
2. Fisika Moderen adalah perkembangan Fisika mulai abad 20 yaitu penemuan Relativitas Einsten.

B. BESARAN DAN SATUAN

Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka. Dalam fisika besaran
terbagi atas besaran pokok, besaran turunan dan besaran pelengkap.

1. Besaran Standar Panjang, Massa dan Waktu


a. Standar satuan panjang
Satu meter didefinisikan sebagai 1 650 763,73 kali panjang gelombang cahaya oranye merah
yang dipancarkan oleh lampu Krypton-86. Pada tahun 1983, standar panjang ini didefinisikan
kembali, yaitu : Satu meter didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh cahaya di dalam vakum
selama waktu 1/299.791.458 detik. Standar ini yang berlaku hingga kini. Dari definisi yang terakhir
ini, maka dapat kita tetapkan bahwa kecepatan cahaya di dalam vakum adalah 299 792 458
meter per sekon.
b. Standar satuan massa
Standar untuk satuan massa sistem Internasional adalah kilogram (kg). Massa sebesar 1 kilogram
didefinisikan sebagai masa sebuah benda berbentuk silinder yang terbuat dari platina-iridium.
Masa standar ini berbentuk silinder dengan diameter 3,9 cm dan tinggi 3,9 cm. Kilogram standar
ini disimpan di Lembaga Berat dan Ukuran Internasional, di Sevres,
Prancis dan ditetapkan pada tahun 1887.
Duplikasi dari kilogram standar ini disimpan di “National Institute of Standars and Technology
(NIST) di Gaithersburg, Md”. Bila kita mempunyai benda bermassa 5 kg, berarti benda tersebut
mempunyai massa 5 kali massa standar di atas.

1|Page
Bab 1 Besaran Fisika dan Pengukuran

Untuk dapat memperoleh gambaran massa dari berbagai benda yang ada di alam semesta ini,
lihat tabel berikut.
Tabel 1. Massa dari beberapa benda dan makhluk hidup di alam semesta ini
Benda Massa (kg)
Alam semesta 1×1052
Matahari 2×1030
Bumi 6×1024
Bulan 7×1022
Bakteri 1×1052
Aton hidrogen 1,67×10-27
Elektron 9,11×10-31
c. Standar satuan waktu
satu detik didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan oleh atom Cesium untuk bergetar
sebanyak 9 192 631 770 kali. Dengan menggunakan jam atom ini, waktu hanya berubah detik
setiap 300 000 tahun.

2. Besaran PokokB dan Besaran Turunan


Besaran pokok adalah besaran yang tidak tergantung pada besaran lain dan besaran turunan
adalah besaran yang diturunkan dari besaran besaran pokok.
Pada tahun 1960, suatu komite internasional telah menetapkan 7 besaran yang merupakan
besaran pokok berdimensi dan 2 besaran pokok tidak berdimensi (besaran pelengkap). Sistem
tersebut dikenal sebagai “System International (SI)”. Adapun besaran-besaran pokok yang ditetapkan
di dalam Sistem International (SI) tersebut adalah :

Tabel 2. Besaran pokok, satuan, dan dimensinya menurut


Sistem Internasional (SI)
No Besaran Pokok Satuan Singkatan Dimensi
1. Panjang Meter M [ L]
2. Massa Kilogram Kg [M]
3. Waktu Sekon S [T]
4. kuat arus listrik Ampere A [ I]
5. Suhu Kelvin K [q]
6. intensitas Cahaya kandela (lilin) cd [J]
7. jumlah zat Mol mol [N]

Tabel 3 : Besaran pokok yang tidak berdimensi (besaran pelengkap)


No Besaran Pokok Satuan Singkatan Dimensi
1. Sudut datar Radian rad -
2. Sudut ruang Steradian Sr -

Contoh dari besaran turunan adalah: kecepatan, percepatan, gaya, usaha, daya, volume, massa jenis
dan lain-lain.
Berikut ini adalah daftar awalan – awalan pada satuan SI
Tabel 4. Awalan – awalan pada satuan SI

Awalan < 1 Lambang Pembagian 10-n Awalan < 1 Lambang Perkalian 10-n
piko p 10-12 deka da 101
Angstom Å 10-10 hekto h 102
nano n 10-9 kilo k 103
mikro µ 10-6 Mega M 106
mili m 10-3 Giga G 109
senti c 10-2 Tera T 1012
desi d 10-1

2|Page
Bab 1 Besaran Fisika dan Pengukuran

3. Konversi satuan
Satuan – satuan dikalikan dan dibagi persis seperti operasi aljabar biasa. Ide kunci dalam
menyatakan suatu besaran fisika dalam dua satuan yang berbeda dan membentuk suatu persamaan.
Contoh
Mengkonversi 5 menit ke sekon dan 72 km/jam ke m/s
 5 menit = ….s
60s
=300 s
5 menit = 5 menit 1 menit
 72 km/jam = ….. m/s
1 km = 1000 m
1 jam = 3600 s
72 km/jam =72000 m/3600 s = 20 m/s

Kegiatan 1.1
Untuk lebih memahami konversi satuan, lakukan kegiatan berikut.
Konversikan satuan besaran – besaran berikut ini.
a) 13,6 g/cm3 = . . . kg/m3
b) 90 km/jam = . . . m/s
c) 0,08 N/cm2 = . . . N/m2

4. Dimensi Besaran
Dimensi suatu besaran menunjukkan cara besaran itu tersusun dari besaran pokok. Dimensi
suatu besaran dinyatakan dengan lambang huruf dan diberi tanda kurung persegi (lihat tabel 2).
Dengan mengetahui dimensi dan satuan dari besaran-besaran pokok, maka dengan menggunakan
analisis dimensional dapat ditentukan dimensi dan satuan dari besaran turunan.

Tabel 5. Beberapa besaran turunan dan dimensi


No. Besaran Turunan Rumus satuan Dimensi
1. Luas panjang x lebar m2 [L]2
2. Volume panjang x lebar x tinggi m3 [L]3
3. Massa jenis Massa/volume kg/m3 [M][L]-3
4. Kecepatan Perpindahan/waktu m/s [L][T]-1
5. Percepatan Kecepatan/waktu m/s2 [L][T]-2
6. Gaya massa x percepatan kgm/s2 (N) [M][L][T]2
7. Usaha dan energi gaya x perpindahan kgm2/s2 (J) [M][L]2[T]2
8. Tekanan Gaya/luas kg/ms2 (N/m2) [M][L]-1[T]-2
9. Daya Usaha/waktu kgm2/s3 [M][L]2[T]-3
10. Impuls dan momentum gaya x waktu kgm/s [M][L][T]-1

Kegunaan Dimensi :
1. Membuktikan dua besaran fisis setara atau tidak.
2. Menentukan persamaan yang pasti salah atau mungkin benar..
3. Menurunkan persamaan suatu besaran fisis jika kesebandingan besaran fisis tersebut dengan
besaran-besaran fisis lainnya diketahui.

Contoh-contoh soal
1. Tentukan dimensi dan satuan dari besaran-besaran ini menurut Sistem Internasional.
a. Volume (V)
b. Gaya (F)
c. Momentum (p)
Jawab
3|Page
Bab 1 Besaran Fisika dan Pengukuran

Besaran-besaran di atas merupakan besaran turunan, oleh karenanya dimensi dan satuannya dapat
diturunkan dari besaran pokok menurut Sistem Internasional
a. Volume = panjang x lebar x tinggi
Dimensi dari volume dituliskan sebagai [ V ]
[ V ] = [ panjang ] x [ lebar ] x [ tinggi ]
[ V ] = [L] .[ L] .[ L]
= [L]3
Jadi, satuan dari volume (V) = m . m . m
= m3
b. Gaya (F) = massa x percepatan
= [ massa ] x [ percepatan ]
= [M] .[ L][ T]-2
Satuan F = kg m s-2
c. Momentum (p) = m x v
=[m][v]
= [M] .[ L][ T]-1
Satuan p = kg m s-1
2. Buktikan bahwa besaran energi (E = ½ mv2) mempunyai dimensi sama dengan usaha W = F s,
dengan m, v, F, dan s berturut-turut massa, kecepatan, gaya, dan perpindahan.
Jawab
Energi (E) mempunyai dimensi massa dikali dengan kuadrat dimensi kecepatan. Sudah kita ketahui
bahwa dimensi massa adalah M dan dimensi laju L.T -1. Oleh karena itu dimensi dari Energi [E] adalah
[ E ] = [M] [L]2 [T]-2
Dimensi kerja [ W ] = [ F ] [ s ]
Gaya mempunyai dimensi massa M dikali dimensi percepatan, [L][T] -2 dan perpindahan mempunyai
dimensi panjang L. Oleh karena itu, dimensi dari usaha (W) adalah:
[W]=[F][s]
= [M][L][T]-2 [L]
= ML2 T-2
Karena dimensi Energi (E) sama dengan dimensi usaha (W) maka dikatakan energi dan usaha
mempunyai kesamaan

3. Hubungan antara kecepatan, perpindahan serta percepatan dari suatu benda yang melakukan gerak
lurus berubah beraturan adalah :
v2 = vo2 + 2 a s
dengan v dan vo adalah kecepatan, a adalah percepatan serta s perpindahan. Buktikan bahwa secara
dimensional, persamaan tersebut benar.
Jawab
Dimensi ruas kiri adalah
[v] 2 = (LT-1)
= [L]2 [T]-2
Ruas kanan terdiri atas dua suku yaitu vo2 dan 2 a s, masing-masing mempunyai dimensi
[vo] 2 = (LT-1)
= [L]2 [T]-2
[ 2 a s ] = [a] [s]
= [L][T]2 [L]
= [L]2 [T]-2

Kedua suku pada ruas kanan mempunyai dimensi yang sama. Oleh karena itu kedua suku secara
fisik dapat dijumlahkan. Dari analisis dimensional tersebut, terbukti bahwa persamaan tersebut benar
secara dimensional.

4|Page
Bab 1 Besaran Fisika dan Pengukuran

Kegiatan 1.2
Agar dapat memahami analisis dimensi besaran, lakukan kegiatan berikut.
1. Bila ada sebuah bola kecil yang dijatuhkan ke dalam suatu cairan, maka bola tersebut akhirnya akan
bergerak di dalam cairan tersebut dengan kecepatan yang konstan. Besar gaya gesek (F) pada bola
tersebut sebanding dengan lajunya (v) dan sebanding dengan jari-jari bola (r).
Secara matematis dapat dituliskan dengan : F = K.r.v, dan K merupakan konstanta pembanding.
Tentukan dimensi dan satuan dari K.
2. Tentukan dimensi dan satuan dari besaran-besaran di bawah ini
a. Impuls (I), (impuls I merupakan perkalian antara gaya F dan waktu t)
b. Debit air yang mengalir melalui suatu pipa Q. (Q merupakan volume (V) persatuan waktu (t).
c. Momen gaya (t) (momen gaya t merupakan perkalian antara gaya F dan lengan ( l )

C. PENGUKURAN, NOTASI ILMIAH DAN ANGKA PENTING


Mengukur adalah suatu kegiatan menggunakan alat ukur dengan tujuan mengetahui nilai satuan besaran.
Pengukuran dibedakan menjadi 2, yaitu pengukuran langsung dan pengukuran tidak langsung.
 Pengukuran langsung, membandingkan nilai besaran yang diukur dengan besaran standar yang
diterima sebagai satuan.
 Pengukuran tidak langsung, mengukur suatu besaran dengan cara mengukur besaran lain.
Berikut ini adalah ragam alat ukur yang dipakai untuk dalam pengukuran besaran pokok dan besaran
turunan.
Tabel 6. Alat Ukur Besaran Pokok
No. Besaran Pokok Alat Ukur
1. Panjang Penggaris, Pita ukur, jangka sorong, Mikrometer sekrup
2. Massa Neraca pasar, Neraca lengan, Neraca kimia, Neraca pegas,
Neraca digital
3. Waktu Jam matahari, jam pasir, Jam dinding, Jam tangan, Stopwatch,
jam atom
4. Kuat Arus listrik Amperemeter
5. Suhu Termometer
6. Intensitas Cahaya Candlemeter atau luxmeter
7. Jumlah Zat Jumlah zat tidak diukur secara langsung, tetapi dengan cara mengukur
terlebih dahulu massa zat.

Tabel 7. Alat Ukur Besaran Turunan


No Nama Besaran Alat Ukur
1. Volume Gelas ukur
2. Massa jenis Hidrometer
3. Kecepatan Velocimeter
4. Kelajuan Spedometer
5. Gaya Neraca pegas atau dinamometer
6. Berat Neraca pegas atau dinamometer
7. Tekanan Barometer atau manometer

1. Alat Ukur Panjang dan ketelitiannya


a. Mistar

Gamba1 Mistar
Mistar adalah alat ukur panjang yang mempunyai ketelitian setengah dari skala terkecil Pada
skala centimeter, 1 cm dibagi menjadi 10 skala, sehingga 1 skala panjangnya 0,1 cm atau 1 mm.
Sehingga ketelitian mistar adalah 0,5 mm.

5|Page
Bab 1 Besaran Fisika dan Pengukuran

b. Jangka Sorong

Gambar 2. Jangka sorong

Jangka sorong terdiri atas dua bagian yaitu rahang tetap dan rahang geser (sorong). Jangka
sorong terdiri dari dua skala yaitu skala utama dan skala nonius. Sepuluh skala utama memiliki
panjang 1 cm sedangkan sepuluh skala nonius memiliki panjang 0,9 cm. skala terkecil jangka
sorong adalah 0,1 mm atau 0,001 cm. ketelitian jangka sorong adalah 0,05 mm atau 0,005 cm

c. Mikrometer Skrop

Gambar 3. Mikrometer sekrup

Mikrometer sekrup mempunyai skala utama dan skala nonius. Bila selubung luar diputar satu kali,
rahang geser dan selubung luar maju atau mundur 0,5 mm. Karena selubung luar memiliki 50
skala, maka skala nonius memiliki panjang 0,5/50 = 0,01 mm. Jadi 1 skala utama (sku)
mikrometer = 0,5 mm dan 1 skala nonius (skn) mikrometer sekrup = 0,01 mm. ketelitian
mokrometer sekrup adalah 0,005 mm atau 0,0005 cm
Dalam menentukan hasil pengukuran pada jangka sorong dan mikrometer sekrup dapat
menggunakan persamaan:
HasilPengukuran (HP) = Skla utama (SU) + (Skala Nonius (SN) × Skala terkecil alat ukur)

Contoh
1) Pada pengukuran panjang dengan jangka sorong, kedudukan skala tetap dan nonius seperti
pada gambar.

Tentukan Hasil pengukuran tersebut.

Penyelesaian:
Diketahui : SU = 2,2 cm dan SN = 6 × 0,01 cm = 0,06 cm
Ditanya : HP = . . . . ?
Jawab :
HP = SU + SN
6|Page
Bab 1 Besaran Fisika dan Pengukuran

HP = (2,2 + 0,06) cm
HP = 2,26 cm
Jadi hasil pengukurannya adalah 2,26 cm
2) Sebuah mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur garis tengah bola yang kecil
dengan hasil seperti gambar berikut.

Tentukan hasil pengukuran tersebut.


Penyelesaian:
Diketahui : SU = 4 mm dan SN = 20 × 0,01 cm = 0,20 mm
Ditanya : HP = . . . . ?
Jawab :
HP = SU + SN
HP = (4,0 + 0,20) mm
HP = 4,2 mm
Jadi hasil pengukurannya adalah 4,20 mm

Kegiatan 1.3
Agar lebih memahami dalam menentukan hasil pengukuran, lakukan kegiatan berikut.
Tentukan hasil pengukuran jangka sorong dan mikrometer sekrup pada gambar berikut
1) Jangka sorong

2) Mikrometer sekrup

2. Ketidakpastian (Kesalahan) Pengukuran


a. Kesalahan
Hasil pengukuran tidak ada yang eksak, selalu mengandung kesalahan. Kesalahan-kesalahan ini
tidak mungkin dihilangkan, tetapi kesalahan dalam pengukuran dapat diminimalkan. Kesalahan
yang terjadi dalam pengukuran antara lain sebagai berikut.
1) keteledoran
kesalahan ini disebabkan oleh keterbatasan pengamat diantaranya kekurangan ketrampilan
memakai alat ukur seperti pembacaan skala yang terkecil, mengatur komponen alat ukur.
2) Kesalahan acak
Kesalahan ini disebabkan adanya fluktuasi – fluktuasi yang halus pada kondisi – kondisi
pengukuran. Fluktuasi – fluktuasi halus dapat disebabkan oleh geraka Brown molekul udara,
fluktuasi tegangan listrik, landasan yang bergetar dan bising.
3) Kesalahan sistimatis
Kesalahan ini disebabkan oleh beberapa hal yakni;
Kesalahan kalibrasi
Kesalahan titik nol
Kesalahan komponen lain
7|Page
Bab 1 Besaran Fisika dan Pengukuran

Kesalahan arah pandang membaca


b. Melapor Hasil Pengukuran
Hasil pengukuran suatu besaran dilaporkan sebagai
x = x0 ± ∆x
x : pendekatan terhadap nilai benar x 0 dan ∆x : ketidakpastiannya
1) Pengukuran tunggal
Pengukuran tunggal adalah pengukuran yang dilakukan satu kali saja. Ketidakpastian pada
pengukuran tunggal ditetapkan sama dengan setengah skala terkecil
1
×skala terkecil
∆x = 2
2) Pengukuran berulang
Ketidakpastian pada pengukuran berulang dinyatakan dengan simpangan baku (S x)


1 N ∑ xi −(∑ xi )
2 2

∆x = √ N N−1
− ∑x x + x +.. .+ x N
i
x= = 1 2
N N
Banyak angka yang dapat dilaporkan dalam percobaan berulang dapat mengikuti aturan
berikut
Ketidakpastian relatif sekitar 10% berhak atas 2 angka
Ketidakpastian relatif sekitar 1% berhak atas 3 angka
Ketidakpastian relatif sekitar 0,1% berhak atas 4 angka
Ketidakpastian relatif dihitung dengan persamaan berikut
Δx
×100 %
Ketidakpastian relatif = x
3. Notasi ilmiah
Permasalahan dalam fisika kadang melibatkan angka yang terlalu besar dan kadang terlalu kecil.
Contohnya kecepatan cahaya kurang lebih sebesar:
c = 300.000.000 m/s
muatan elektron kurang lebih sebesar:
e = 0,00000000000000000016 coulomb.
Jika ditulis seperti di atas memakan tempat/tidak efisien. Untuk mengatasi masalah tersebut kita dapat
menggunakan notasi ilmiah atau notasi baku. Dalam notasi ilmiah, hasil pengukuran dinyatakan
sebagai:
a, . . . × 10n
dengan:
a : bilangan asli mulai dari 1 sampai dengan 9 (bilangan penting)
n : eksponen dan merupakan bilangan bulat
10 n
: orde besar
Contoh:
a. Kecepatan cahaya kurang lebih sebesar c = 300.000.000 m/s. Jika nilai tersebut ditulis
menggunakan notasi ilmiah menjadi:
3 × 108 m/s atau 30 × 107 m/s
b. muatan elektron kurang lebih sebesar e = 0,00000000000000000016 coulomb. Jika nilai tersebut
ditulis menggunakan notasi ilmiah menjadi:
16 × 10-20 coulomb atau 16 × 10-10 coulomb

4. Angka Penting
Angka penting merupakan semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran, yang terdiri dari angka
eksak dan satu angka terakhir yang ditaksir (atau diragukan)
a. Aturan-aturan angka penting.
Semua angka bukan nol adalah angka penting
Contoh:
47,5 cm memiliki 3 angka penting.
41,27 gram memiliki 4 angka penting.
8|Page
Bab 1 Besaran Fisika dan Pengukuran

Angka nol yang diapit angka bukan nol termasuk angka penting
Contoh:
1,023 gram memiliki 4 angka penting.
205 km memiliki 3 angka penting.
Angka nol yang terletak di sebelah kiri angka bukan nol tidak termasuk angka penting
Contoh:
0,022 gram memiliki 2 angka penting.
0,105 gram memiliki 3 angka penting.
Angka nol di sebelah kanan angka bukan nol bukan angka penting, kecuali angka nol di
sebelah kanan angka yang diberi tanda khusus (biasanya garis bawah) termasuk angka
penting
Contoh:
1000 kg memiliki 1 angka penting.
1000 km memiliki 2 angka penting.
Dalam notasi ilmiah semua angka yang ditampilkan sebelum orde besar termasuk angka
penting
Contoh:
1300 g ditulis
1,3 × 103 , memiliki 2 angka penting
1,30 × 103 memiliki 3 angka penting
1,300 × 103 memiliki 4 angka penting

b. Berhitung Dengan Angka Penting


1) Aturan pembulatan
Jika angka pertama setelah angka yang akan dipertahankan kurang dari 5, maka angka yang
dipertahankan tetap, sedangkan angka yang di sebelah kanannya dihilangkan.
Contoh:
4 2, 6 1 3 dibulatkan menjadi tiga angka penting, hasil pembulatannya 42,6
1 2 , 4 1 2 dibulatkan menjadi dua angka penting, hasil pembulatannya 12

Jika angka pertama setelah angka yang akan dipertahankan lebih dari atau sama dengan 5,
maka angka yang akan dipertahankan bertambah 1, sedangkan
angka di sebelah kanannya dihilangkan.
Contoh:
1 7 , 3 6 2 dibulatkan menjadi tiga angka penting, hasil pembulatannya 17,4
2 1 , 0 1 7 2 dibulatkan menjadi tiga angka penting, hasil pembulatannya 21,0
1 2 8 1 dibulatkan menjadi dua angka penting, hasil pembulatannya 1300
2) Penjumlahan dan pengurangan
Hasil perhitungan penjumlahan dan pengurangan hanya boleh mengandung satu angka
taksiran. Banyaknya angka penting ditentukan oleh bilangan dengan angka yang paling
sedikit di belakang koma.
3) Perkalian dan pembagian
Hasil dari angka tidak eksak (angka penting) memiliki angka penting yang banyaknya
sama dengan banyaknya angka penting yang paling sedikit.
Hasil perkalian dengan angka pasti menghasilkan bilangan dengan banyak angka penting
sama dengan bilangan yang dikalikan atau dibagi.
Hasil operasi akar dan pemangkatan sebuah bilangan yang mempunyai angka penting
tertentu akan menghasilkan bilangan dengan banyak angka penting yang diakarkan atau
dipangkatkan

Kegiatan 1.4
Agar lebih memahami aturan angka penting, lakukan kegiatan berikut.
1.Tulislah bilangan – bilangan berikut dalam notasi ilmiah. Sebutkan juga bilangan penting
a. 200300000 m
b.0,00000054 kg
2.Tuliskan banyak angka penting pada bilangan-bilangan berikut.
9|Page
Bab 1 Besaran Fisika dan Pengukuran

a. 0,04300
b. 4,25
c. 69,65
d. 1780
3. Hitunglah berdasarkan aturan angka penting.
a. 15450 + 8760
b. 3,22 + 2,1
c. 4,5 x 12

10 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai