Anda di halaman 1dari 10

BESARAN DAN SATUAN

I . Tujuan Pembelajaran :
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat :
1. Menjelaskan pengertian pengukuran
2. Menjelaskan pengertian besaran
3. Menyebutkan jenis – jenis besaran
4. Menjelaskan pengertian satuan
5. Menjelaskan pengertian satuan standar
6. Menjelaskan sistem konversi satuan S I
7. Menjelaskan pengertian dimensi
8. Membuat rumus dimensi dari berbagai jenis besaran
9. Menyebutkan jenis-jenis alat ukur dan fungsinya
10.Membaca hasil pengukuran dari suatu alat ukur
11.Menjelaskan aturan angka penting dalam operasi

II. Materi Pembelajaran :


1. Pengertian pengukuran
Dalam kehidupan sehari-hari tanpa kita sadari sesungguhnya kita tidak pernah luput
ari kegiatan pengukuran. Kita membeli minyak goreng, gula, beras, daging, mengukur tinggi
badan, menimbang berat, mengukur suhu tubuh merupakan bentuk aktivitas pengukuran.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengukuran merupakan bagian dari kehidupan
manusia. Melalui hasil pengukuran kita bisa membedakan antara satu dengan yang lainnya.
Pengukuran agar memberikan hasil yang baik maka haruslah menggunakan alat ukur
yang memenuhi syarat. Suatu alat ukur dikatakan baik bila memenuhi syarat yaitu valid
(sahih)dan reliable (dipercaya). Disamping ke dua syarat di atas, ketelitian alat ukur juga
harus diperhatikan. Semakin teliti alat ukur yang digunakan, maka semakin baik kualitas alat
ukur tersebut.
Mengukur pada hakikatnya adalah membandingkan suatu besaran dengan
suatu besaran yang sudah distandar. Pengukuran panjang dilakukan dengan menggunakan
mistar, jangka sorong, dan mikrometer sekrup. Pengukuran berat menggunakan neraca
dengan berbagai ketelitian, mengukur kuat arus listrik menggunakan ampermeter, mengukur
waktu dengan stopwatch, mengukur suhu dengan termometer, dan lain sebagainya. Mistar,
jangka sorong, mikrometer sekrup, neraca, amper meter, termometer merupakan alat ukur
yang sudah distandar. Penggunaan alat ukur yang sudah distandar, maka siapapun yang
melakukan pengukuran, dimanapun pengukuran itu dilakukan, dan kapanpun pengukuran itu
dilaksanakan akan memberikan hasil yang relatif sama..

2. Pengertian besaran
Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka. Mengukur
suatu besaran adalah membandingkan besaran yang diukur dengan besaran sejenis yang
dipakai sebagai standar satuan. Adapun satuan adalah sesuatu yang digunakan sebagai
pembanding dalam pengukuran.
Contoh :
a. Jaraknya adalah 25 km. ( besaran = jarak, nilai = 25, satuan = km)
b. Waktunya adalah 30 menit. ( besaran = waktu, nilai = 30, satuan = menit)

3. Jenis – jenis besaran


a. Besaran pokok
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu dan tidak
bergantung pada satuan-satuan besaran lain..

1
Tabel 1. Besaran Pokok

Lambang
No Besaran pokok Satuan Lambang Satauan
Besaran
1 Panjang l meter m
2 Massa m kilogram kg
3 Waktu t sekon s
4 Suhu T kelvin K
5 Jumlah zat N mole mol
6 Intensitas cahaya I kandela cd
7 Arus listrik i ampere A

b. Besaran Turunan
Besaran Turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan dari satuan besaran pokok.
Contoh :
1) Luas dirumuskan sebagai p x l. Satuan panjang dan lebar adalah (m) sehingga satuan
Luas adalah m.m ( m 2 )
2) Kecepatan dirumuskan sebagai jarak per satuan waktu, satuan jarak (m) dan satuan
waktu (s), sehingga satuan kecepatan adalah m/s.
3) Percepatan dirumuskan sebagai perubahan kecepatan setiap waktu, satuan kecepatan
m / s dan satuan waktu (s) maka satuan percepatan menjadi m / s 2 atau dapat
ditulis m.s –2.
4) Gaya dirumuskan sebagai masa x percepatan . Satuan masa kg dan satuan
percepatan m / s 2, maka satuan gaya adalah kg.m / s 2.
5) Usaha dirumuskan sebagai gaya x jarak , satuan gaya kg.m / s 2 sedang satuan jarak
(m) maka satuan usaha adalah kg.m / s 2 x m sehingga menjadi kg. m 2 / s 2 atau
dapat ditulis kg.m 2. s –2.

Tabel 2. Besaran Turunan

Lambang /
Penjabaran dari Besaran
No Besaran Turunan Simbol Satuan Sistem MKS
Pokok
1 Luas L panjang x lebar m2
2 volume V panjang x lebar x tinggi m3
3 massa jenis Ρ massa : volume kg/m3
4 kecepatan V jarak : waktu m/s
5 percepatan a kecepatan : waktu m/s2
6 gaya F massa x percepatan newton = kg.m/s2
7 usaha W gaya x jarak joule = kg.m2/s2
8 daya p usaha : waktu watt = kg.m2/s3
9 tekanan P gaya : luas pascal = N/m2
10 momentum p massa x kecepatan kg.m/s

2
4. Dimensi
Dimensi adalah suatu cara untuk menyatakan besaran fisika dalam bentuk simbol. Salah satu
fungsi dimensi adalah untuk menganalisis benar tidaknya suatu rumus fisika.

Besaran Dimensi
Massa M
Jarak L
Waktu T

Lambang dimensi dari besaran – besaran berikut adalah :


a. kecepatan = jarak  ( L )  ( L ) . ( T ) 1
waktu (T )
b. percepatan = kecepa tan ( L ).( T ) 1
  ( L ).(T )  2
waktu (T )
c. gaya = massa x percepatan
= ( M ) . ( L ). ( T ) –2
d. usaha = gaya x jarak
= M . L . T –2 . L
= ( M ) . ( L ) 2 . ( T ) –2
2 2
e. daya = usaha  M .L .T  M .L2 .T 3
waktu T

5. Besaran Vektor dan besaran Skalar


a. Besaran vektor
Adalah suatu besaran yang mempunyai nilai dan arah.
Contoh :
 Kuat arus listrik
 Gaya berat ( gaya gravitasi )
 Kecepatan
 Percepatan
 Kuat medan listrik

b. Besaran skalar
Adalah suatu besaran yang hanya mempunyai nilai saja.
Contoh :
 Panjang
 Suhu
 Energi
 Waktu
 Masa jenis

6. Sistem Konversi Satuan


Konversi satuan adalah merubah satuan dari suatu satuan ke satuan lainnya. Berikut ini
adalah contoh pengkonversian dari satuan besaran turunan.
Contoh 1:
Nyatakan satuan kecepatan 36 Km/jam kedalam satuan m/s ?
Jawab :
jarak
Kecepatan =
waktu
36 Km(jarak) 36000 m m
Kecepatan 36 Km/jam = = = 10 = 10 m/s
1 jam(waktu) 3600 sekon s

3
Contoh 2 :
Konversikan satuan massa jenis air 1 gr/cm3 kedalam satuan Kg/m3
Jawab:
massa
Massa Jenis =
volume
1 gr (massa) 1/10 3.Kg 1 10 6 Kg
Massa Jenis 1 gr/cm3 = = = X
1cm 3 ( volume)v 1/10 6 m 3 10 3 1 m3
= 103 Kg/m3

7. Notasi Ilmiah
Fungsi dari notasi ilmiah adalah untuk menuliskan bilangan yang terlalu besar atau terlalu
n
kecil supaya penulisannya lebih sederhana. Notasi ilmiah ditulis dalam bentuk a x 10 .
Keterangan:
a = bilangan bulat dari 1 sampai 9
n = pangkat

Contoh:
Tulislah bilangan berikut dalam bentuk notasi ilmiah:
1. 1200 m
2. 334000 cm
3. 345 km
4. 7894 gram
5. 5000000 mm
6. 1000000000 mg
7. 763,398 N
8. 9087,2 J
9. 0,1234 V
10. 0,0009803 A

Jawab:
1. 1,2 x 103 m
2. 3,34 x 105 cm
3. 3,45 x 102 km
4. 7,894 x 103 gram
5. 5, 0 x 106 mm
6. 1,0 x 109 mg
7. 7,63398 x 102 N
8. 9,0872 x 103 J
9. 1,234 x 10-1 V
10. 9,803 x 10-4 A

4
8. Awalan Satuan
Awalan satuan ditulis di depan satuan.

Tabel 3. Awalan Satuan


Nama
N0 Singkatan
Awalan
1. Exa E
2. Peta P
3. Tera T
4. Giga G
5. mega M
6. Kilo K
Ampere (A), Volt (v), Joule (J), Newton
(N), meter (m), dll
7. Mili m
8. Mikro 
9. Nano n
10. Piko p
11. Femto f
12. Atto a
Catatan :
a. Tiap naik satu berarti di dikali 103 (.... x 103)
b. Tiap turun satu berarti di kali 10-3 (..... x 10-3)

Contoh :
1. 5 MA = 5 x 103 KA
2. 7 GV = 7 x 103 x 103 KV = 7 x 106 KV
3. 4 KA = 4 x 103 A
4. 2 TJ = 2 x 103 x 103 x 103 x 103 J = 2 x 1012 J
5. 3 KN = 3x 103 x 103 N = 3 x 106 N
6. 8 Mm = 8 x 103 x 103 x 103 x 103 m = 8 x 1012 m
7. 6 mV = 6 x 103 x 103 nV = 6 x 106 V
8. 9 J = 9 x 10-3 J
9. 1 nm= 1 x 10-3 x 10-3 x 10-3 m = 1 x 10-9 m
10. 5 J = 5 x 10-3 x 10-3 x 10-3 x 10-3 MJ = 5 x 10-12 J

9. Jenis-jenis Alat Ukur


A. Alat Ukur Panjang
1) Mistar
Alat ini digunakan untuk mengukur panjang suatu benda. Skala terkecil mistar adalah
1 mm.
2) Jangka sorong
Alat ini dapat digunakan untuk mengukur panjang suatu benda, diameter dalam dan
diameter luar suatu benda serta dapat mengukur kedalaman suatu lubang. Skala
terkecil jangka sorong adalah 0,1 mm.

5
Rumus untuk membaca hasil pengukuran jangka sorong:

X = SU + (SN x ST)

Keterangan:
X = hasil pengukuran jangka sorong
SU = angka yang ditunjukkan oleh skala utama
SN = angka yang ditunjukkan oleh skala nonius
ST = skala terkecil jangka sorong (0,1 mm)

Contoh:
1. Tentukan hasil pengukuran jangka sorong berikut!

Jawab:
 Skala Utama (SU) = 3,1 cm = 31 mm

6
 Skala Nonius (SN) = 9
Untuk menentukan skala nonius yaitu dengan mencari garis yang segaris
antara garis pada skala utama (garis atas) dan garis pada skala nonius (garis
bawah).

 Hasil Pengukuran (X)


X = SU + (SN x ST)
X = 31 mm + (9 x 0,1 mm)
X = 31 mm + 0,9 mm
X = 31,9 mm

2. Tentukan hasil pengukuran jangka sorong berikut!

Jawab:
 Skala Utama (SU) = 5,7 cm = 57 mm
 Skala Nonius (SN) = 5
 Hasil Pengukuran (X)
X = SU + (SN x ST)
X = 57 mm + (5 x 0,1 mm)
X = 57 mm + 0,5 mm
X = 57,5 mm

3) Mikrometer skrup
Alat ini dapat digunakan untuk mengukur tebal suatu benda yang sangat tipis,
misalnya ketebalan uang kertas dll. Skala terkecil mikrometer skrup adalah 0,01 mm.

Keterangan gambar : Skala Tetap = Skala Utama


Skala Putar = Skala Nonius

7
Rumus untuk membaca hasil pengukuran jangka sorong:

X = SU + (SN x ST)

Keterangan:
X = hasil pengukuran jangka sorong
SU = angka yang ditunjukkan oleh skala utama
SN = angka yang ditunjukkan oleh skala nonius
ST = skala terkecil jangka sorong (0,1 mm)

Contoh:
1. Tentukan hasil pengukuran mikrometer skrup berikut!

Jawab:
 Skala Utama (SU) = 2,5 mm

 Skala Nonius (SN) = 13


Untuk menentukan skala nonius yaitu dengan mencari garis yang segaris
antara garis pada sumbu utama (sebelah kiri) dan garis pada skala
nonius/skala putar (sebelah kanan).

 Hasil Pengukuran (X)


X = SU + (SN x ST)
X = 2,5 mm + (13 x 0,01 mm)
X = 2,5 mm + 0,13 mm
X = 2,63 mm

8
B. Alat ukur masa
1) Timbangan
2) Neraca pegas dll

C. Alat ukur waktu


1) Arloji
2) Stopwatch dll.

D. Alat ukur listrik


1) voltmeter ( alat untuk mengukur tegangan listrik)
2) Amperemeter ( alat untuk mengukur arus listrik)
3) Ohmmeter (alat untuk mengukur hambatan listrik)

E. Alat ukur suhu (thermometer)


1) Thermometer Celcius
2) Thermometer Reamur
3) Thermometer Fahrenheit
4) Thermometer Kelvin dll.

10. Angka penting


Angka penting adalah angka hasil pengukuran yang meliputi angka pasti dan angka
taksiran. Angka taksiran adalah angka terakhir pada suatu bilangan.
Contoh :
Panjang sebuah buku diukur dengan penggaris terukur 123,5 mm, maka angka 1 , 2 dan
3 disebut angka pasti sedang angka 5 disebut angka taksiran.

Aturan penulisan angka penting :


a) Semua angka bukan nol adalah angka penting
Contoh : 1,4321 terdapat 5 angka penting (1,4321)
1452 terdapat 4 angka penting (1452)
b) Semua angka nol yang terletak diantara angka bukan nol adalah angka penting
Contoh : 2,004 terdapat 4 angka penting (2,004)
30072 terdapat 5 angka penting (30072)
c) Angka nol disebelah kanan angka bukan nol tetapi tanpa desimal (tanda koma) adalah
bukan angka penting., kecuali bila diberi tanda khusus ( digaris bawahi) pada angka
yang meragukan.
Contoh : 3040 terdapat 3 angka penting (3040)
12530000 terdapat 4 angka penting (12530000)
d) Semua angka nol yang terletak pada deret awal bilangan desimal, adalah bukan angka
penting.
Contoh : 0,0041 terdapat 2 angka penting (0,0041)
0,000005 terdapat 1 angka penting (0,000005)
e) Semua angka nol yang terletak pada deret akhir bilangan desimal, adalah angka
penting.
Contoh : 43,0 terdapat 3 angka penting (43,0)
23,67000 terdapat 7 angka penting (23,67000)
f) Pada angka yang ditulis dengan notasi ilmiah, ordenya bukan angka penting.
Contoh : 5.000 = 5 x 103 terdapat 1 angka penting (5 x 103)
0,0050 = 5,0 x 10-3 terdapat 2 angka penting (5,0 x 10-3)

Pembulatan angka penting:


Dalam perhitungan diperlukan pembulatan-pembulatan sehinga hasilnya sesuai yang
diinginkan, adapun aturan-aturan pembulatan sebagai berikut:
1) Angka lebih besar dari 5 bulatan ke atas
2) Angka lebih kecil dari 5 dihilangkan

9
3) Jika angkanya tepat sama dengan 5, dibulatkan ke atas jika angka sebelumnya ganjil
dan dibulatkan ke bawah (dihilangkan) jika angka sebelumnya genap.

Contoh : Bulatkanlah sehingga mempunyai tiga angka penting:


24,35 (4 a.p)…………………24,4 (3 a.p)
56,635 (5 a.p)…………………56,6 (3 a.p)
73,054 (5 a.p)…………………73,0 (3 a.p)
33,157 (5 a.p)…………………33,2 (3 a.p)

Operasi pada angka penting:


1). Penjumlahan dan pengurangan
Hasil penjumlahan atau pengurangan hanya boleh mengandung satu angka taksiran
(angka terahir dari suatu bilangan penting)

Contoh:
42,315 5 adalah angka taksiran
3,26 + 6 adalah angka taksiran

45,575 angka 7 dan 5 adalah angka taksiran, maka dibulatkan menjadi 45,58

42,315 5 adalah angka taksiran


3,26 - 6 adalah angka taksiran

39,055 angka 5 dan 5 adalah angka taksiran, maka dibultkan menjadi 39,06

2). Perkalian dan pembagian


Hasil operasi perkalian dan pembagian hanya boleh memiliki angka penting sebanyak
bilangan yang angka pentingnya paling sedikit.
Contoh:
a. 65 x 3 = 195, harus dibulatkan supaya menjadi 1AP, menjadi 200 (1AP)
2AP 1AP 3AP
b. 175 : 15 = 5, padahal hasilnya harus 2AP, maka 5 dirubah menjadi 5,0 (2AP)
3AP 2AP 1AP

Keterangan;
AP = Angka Penting

10

Anda mungkin juga menyukai