v jarak s m
waktu t s
m
a kecepa tan v m
s 2
waktu t s s
massa m kg
volume v m 3
2
Ek 1 m.v 2 kg. m2 Joule
2 s
2
W F .s kg. m2 .m kg.m
2
J
s s
m
f c
s 1 Hz
m s
2. Besaran vektor : Besaran yang mempunyai nilai yang dipengaruhi oleh arah
contoh : kecepatan, percepatan dan perpindahan.
Selain SI ada sistem satuan lain yang sering dijumpai yaitu sistem Inggris,
sistem ini sampai sekarang masih sering digunakan.
Panjang Foot Ft
Massa Pound lbm
Waktu Second S
Awalan –awalan SI
Seringkali kita mengalami kesulitan untuk menyatakan besaran fisis. Kita
menjumpai bilangan-bilangan yang sangat besar atau sangat kecil. Agar lebih
sederhana maka konfrensi umum mengenai berat dan ukuran ke-14 menganjurkan
penggunaan awalan seperti yang ada di bawah ini.
Sehingga kita dapat menulis rata-rata jari-jari bumi (6,37.106 m) menjadi 6,37 Mm.
[kg, hg, dag, g, dg, cg, mg].
Faktor-faktor Konversi
Faktor konversi adalah faktor untuk mengalikan suatu kuantitas menjadi
kuantitas yang lain. Dalam sistem konversi satuan, biasanya diperlukan pemakaian
faktor konversi.
1. 9 g/cm3 = ........kg/l
9g kg 1000cm 3 9kg
x x
cm 3 1000 g l l
2. 15 mg/ml = ........kg/l
15mg 10 6 kg 10 3 ml 0,015kg
x x
ml mg l l
3. 50 km/j = .........m/s
4. 40 kg/m3 = .........gr/cm3
5. a. 20 mil = ......km
b. 300 km = .......mil
5280 ft 1km 1m
20milx x x 32,18km
mil 1000m 3,2808 ft
Mekanika adalah salah satu cabang ilmu fisika yang mempelajari gerakan
dan perubahan bentuk suatu materi yang diakibatkan oleh gaya. Sedangkan
biomekanika merupakan ilmu aplikasi mekanika pada sistem biologi yang
menyangkut tubuh makhluk hidup. Dalam biomekanika prinsip-prinsip mekanika
dipakai dalam penyusunan konsep, analisis, disain, dan pengembangan peralatan
dalam bidang biologi dan kedokteran.
Pengukuran
Dalam fisika maupun disiplin ilmu lain pengukuran merupakan dasar utama.
Dalam pengukuran bisa dicari korelasi atau perbandingan dengan prediksi teoritis.
Hal-hal yang berhubungan dengan pengukuran adalah sistem satuan internasioanal
(SI).
Dasar sistem SI yang dipakai adalah panjang (meter), massa (kg), dan
waktu (s). Secara praktis sering dipergunakan satuan kecil atau satuan besar misal
centimeter (0,01 m), gram (0,001 kg), kadang-kadang untuk menyatakan kwantitas
dipergunakan satuan Inggris (feet, pound, second).
Pada saat ini seiring dengan pertumbuhan ilmu kedokteran, bilangan dan
ketelitian dari pengukuran dalam praktis klinik sangat ditingkatkan. Hal ini karena
hasil pengukuran dapat memberikan informasi yang sangat berharga tentang
gambaran keadaan tubuh dan hasil pengukuran tersebut dipakai sebagai bahan
perbandingan. Dalam fisika pengukuran dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Pengukuran pengulangan
Pada proses ini biasanya melibatkan sejumlah pengulangan perdetik, permenit,
perjam dan sebagainya. Misalnya pengukuran pernafasan diperoleh nilai
pernafasan rata-rata (brething rate) kira-kira 15/menit, denyut nadi 70/menit.
1. Hukum Newton I
Hukum ini menyatakan bahwa “Suatu benda akan tetap dalam posisi
istirahat atau berada dalam gerakan yang sama kecuali jika diberikan
gaya yang dapat menghilangkan keseimbangan”.
Dari hukum Newton I bisa diartikan bahwa benda mempunyai sifat
mempertahankan keadaannya, apabila benda dalam keadaan diam maka benda
akan tetap diam tidak bergerak kecuali jika ada gaya yang dapat menghilangkan
keseimbangannya, begitu juga jika benda sedang bergerak maka benda akan
bergerak terus.
2. Hukum Newton II
Hukum ini menyatakan bahwa “Percepatan suatu benda (seberapa
kecepatannya bertambah) adalah sebanding dengan gaya yang diberikan
kepadanya”. Pernyataan tersebut dapat terlihat pada persamaan berikut :
Dari hukum Newton II bisa diartikan bahwa apabila ada gaya yang
bekerja pada suatu benda maka benda akan mengalami suatu percepatan yang
arahnya sama dengan arah gaya.
F m.a
`
Gambar 4. Titik tumpuan pada kelas I
c. Kelas III : gaya otot terletak diantara titik tumpuan dan gaya berat (otot lengan)
Aplikasi sederhana dari kelas ini dapat diamati ketika lengan atas menahan
beban yang diletakkan di telapak tangan. Kemampuan menahan atau mengangkat
berat beban tergantung pada kontraksi otot bisep (depan). Sendi siku bertindak
sebagai pengumpil pada kelas ini.
Analisa gaya dan kegunaan di klinik
Gaya yang bekerja pada suatu benda atau tubuh manusia bisa vertikal atau
horizontal.
a. Gaya vertikal
Apabila seseorang berdiri di atas suatu benda, maka orang tersebut akan
memberi gaya di atas benda tersebut, sedangkan benda tersebut akan
memberikan gaya reaksi yang besarnya sama dengan gaya yang diberikan orang
tersebut. Peristiwa ini merupakan hukum newton ke III (aksi sama dengan
reaksi).
b. Gaya horizontal
1. Apabila ada dua gaya yang bekerja pada suatu benda arahnya sama, maka
total gaya yang diperoleh sebesar penjumlahan ke dua gaya tersebut.
F1 F2
S F1 F2
2. Apabila ada dua gaya yang bekerja pada suatu benda berlawanan arah, maka
total gaya yang diperoleh sebesar selisih ke dua gaya tersebut.
F1 F2
S F1 F2
Penggunaan klinik antara lain pada traksi leher, traksi tulang, dan traksi
kulit. Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain untuk
menangani kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot. Tujuan traksi adalah
untuk menangani fraktur, dislokasim atau spasme otot dalam usaha untuk
memperbaiki deformitas dan mempercepat penyembuhan.
Prinsip traksi adalah menarik tahanan yang diaplikasikan pada bagian tubuh,
tungkai, pelvis atau tulang belakang dan menarik tahanan yang diaplikasikan pada
arah yang berlawanan yang disebut dengan counter traksi.
Traksi dapat dilakukan melalui kulit atau tulang. Pada traksi tulang berat
pemberat sebesar (1/7 x BB), traksi tulang sebaiknya dihindari pada anak-anak
karena growth plate dapat dengan mudah rusak akibat pin tulang. Pada traksi kulit
berat pemberat sebesar (1/10 x BB), traksi kulit hanya diperuntukkan bagi anak-
anak kurang dari 12 tahun.
Gaya berat tubuh dan posisi duduk yang menyehatkan tulang belakang
Punggung adalah salah satu organ tubuh yang bekerja nonstop selama
24 jam. Dalam keadaan tidur pun, punggung tetap menjalankan fungsinya untuk
menjaga postur tubuh. Punggung tersusun dari 24 buah tulang belakang
(vertebrae), dimana masing-masing vertebrae dipisahkan satu sama lain oleh
bantalan tulang rawan (diskus). Seluruh rangkaian tulang belakang ini membentuk
tiga buah lengkung alamiah, yang menyerupai huruf S.
Usaha (W)
Dalam pengertian sehari-hari, kata usaha dipakai untuk semua bentuk
kegiatan yang memerlukan pengerahan daya otot atau pikiran. Sedangkan
dalam ilmu fisika kata ‘usaha’ dipergunakan dalam arti yang terbatas sekali.
Dalam ilmu fisika dikatakan bahwa usaha telah dilakukan jika ada gaya yang
bekerja pada suatu benda sehingga benda tersebut bergerak.
Usaha dapat didefinisikan sebagai hasil kali besarnya gaya (F) dan jarak yang
ditempuh oleh benda atau perpindahan benda (s). Untuk menghitung usaha,
kalikan komponen gaya yang sejajar dengan perpindahan benda. Jika arah gaya
dan arah perpindahan benda tidak sejajar, maka digunakan sistem komponen. Jika
sudut θ adalah sudut antara vektor gaya dan arah perpindahan, maka cos θ adalah
komponen sudut ini yang sejajar dengan kedua vektor ini. Sehingga persamaan
dari usaha adalah :
1 Nm = 1 Joule (J)
Dalam sistem cgs satuan usaha (W) = 1 dyne cm = 1 erg
1 N = 105 dyne
1 Nm = 107 dyne cm
1 J = 107 erg
Energi
Mendifinisikan energi secara tepat cukup sulit, karena setiap perubahan
melibatkan energi tertentu. Pada hakikatnya setiap materi mengandung energi,
dan bila materi berubah akan disertai perubahan energi. Dengan kata lain,
energi adalah sesuatu yang menyertai perubahan materi. Energi dapat dipakai
untuk melakukan kerja pada suatu benda, sehingga energi dapat didefinisikan
sebagai kemampuan melakukan kerja atau usaha. Energi merupakan besaran
turunan yang memiliki satuan Joule.
Jika energi yang dikandung materi sebelum perubahan lebih besar dari
sesudahnya, akan keluar sejumlah energi, peristiwa itu disebut eksotermik.
Contoh peristiwa eksotermik adalah batu jatuh, kayu terbakar, dan air
mengalir. Sebaliknya, jika energi materi sebelumnya lebih kecil maka
peristiwa itu menyerap sejumlah energi dan disebut endotermik. Contohnya
adalah mengangkat batu, menguapkan air, dan memasak nasi.
Di alam ini energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan. Yang
terjadi hanya perubahan energi dari suatu bentuk ke bentuk lainnya.
Melakukan kerja atau usaha artinya melakukan perubahan, antara lain perubahan
posisi, perubahan bentuk, perubahan ukuran, perubahan suhu, perubahan gerak,
perubahan wujud, dan perubahan struktur kimia suatu zat. Bentuk energi
bergantung pada jenis perubahan materi. Dalam ilmu pengetahuan alam dikenal 7
bentuk energi, yaitu :
E k 1 2.m.v 2
E p m.g.h
Q m.c.t
Kalor jenis suatu zat adalah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu
1 gram zat setinggi 1oC.
c
Ec h.
w q.E
6. Energi Kimia
Energi kimia adalah energi yang dikandung suatu senyawa dalam bentuk
energi ikatan antara atom-atomnya. Bila terjadi suatu reaksi kimia, perubahan
energinya akan keluar berupa energi panas atau listrik. Jadi energi kimia adalah
energi yang dihasilkan dalam reaksi kimia. Besarnya energi bergantung pada
jenis dan jumlah pereaksi serta suhu dan tekanan.
7. Energi Nuklir
Energi nuklir adalah energi yang terkandung dalam inti atom karena adanya
ikatan yang kuat antara partikel di dalamnya. Energi ini akan keluar jika suatu inti
berubah menjadi inti lain. Besarnya energi ini bergantung pada jenis dan jumlah
inti.
6 agustus 1945 pukul 8.15 pagi, pesawat B–29 Amerika Serikat yang
bernama Enola Gay menjatuhkan bom atom yang dijuluki Little Boy (panjang 300
cm dan diameter 75 cm) di atas kota Hiroshima, Jepang. Akibatnya ratusan ribu
penduduk Hirosima tewas seketika oleh panas yang mencapai suhu 3000oC, dua
kali panas yang diperlukan untuk melelehkan besi. Dengan adanya penemuan
tersebut, banyak sekali kerugian dan manfaat yang kita peroleh dari energi yang
berasal dari inti atom.
Bom atom yang dijatuhkan di kota Hiroshima merupakan pembelahan dari
inti uranium–235. Jika inti uranium–235 ditembaki dengan netron, maka akan
terjadi reaksi pembelahan inti
235
U + 1n 139
Ba + 94
Kr + 3 1 n
92 0 56 36 0
Setiap pembelahan inti akan menghasilkan energi 200 juta elektron-volt
(200 MeV). Reaksi di atas menghasilkan 3 netron, yang masing-masing akan
membelah inti-inti uranium–235 yang lain. Akibatnya terjadilah reaksi berantai
yang akan menghasilkan energi yang luar biasa dahsyatnya. Dapatlah kita
bayangkan betapa hebatnya energi yang ditimbulkan oleh reaksi fisi (pembelahan)
dari uranium–235. Dan bom atom uranium–235 inilah yang menghancurkan kota
Hirosima. Sedangkan bom atom yang menghancurkan kota Nagasaki pada
tanggal 9 Agustus 1945 adalah jenis plutonium–239, yang energinya lebih hebat
dari uranium–235. Pembelahan inti plutonium–-239 akan menghasilkan 4 netron,
sehingga reaksi berantainya lebih cepat dan energi yang ditimbulkan lebih dahsyat.
239 1 118
Pu + n 2 Ag + 4 1 n
94 0 47 0
Dalam suatu bom atom, energi yang dihasilkan oleh reaksi inti tidak dapat
dikendalikan. Lain halnya dalam suatu reaktor atom dimana energi yang dihasilkan
oleh reaksi inti dapat dikendalikan. Dalam reaktor atom, reaksi berantai
uranium–235 dan plutonium–239 dapat diatur menurut keperluan, sehingga reaksi
pembelahan inti dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi.
FISIKA AKUSTIK
Sumber Bunyi
Sumber bunyi adalah semua benda yang bergetar yang menghasilkan bunyi
(suara) yang merambat melalui suatu medium (zat perantara) sampai ke telinga
kita. Kita dapat mendengar bunyi karena adanya getaran. Getaran bunyi
merambat ke segala arah sebagai gelombang. Makin jauh dari sumber bunyi, bunyi
yang terdengar semakin lemah. Syarat terjadinya bunyi adalah :
Ultrasonografi
Saat ini perkembangan dunia teknologi sangat pesat, salah satu aspek yang
terkena efek perkembangan teknologi adalah kesehatan. Dunia kesehatan modern
telah memanfaatkan perkembangan teknologi untuk meningkatkan efisiensi serta
efektifitas di dunia kesehatan. Salah satu contoh adalah penggunaan alat-alat
kedokteran yang mempergunakan aplikasi komputer, salah satunya adalah USG
(ultrasonografi).
Ultrasonografi merupakan salah satu imaging diagnostik (pencitraan)
menggunakan suara ultra untuk memeriksa organ-organ dalam tubuh
manusia, dimana kita dapat mempelajari bentuk, ukuran, gerakan serta
hubungan dengan jaringan sekitarnya. Pemeriksaan dengan ultrasonografi
bersifat non-invasif, tidak menimbulkan rasa sakit pada penderita, dapat
dilakukan dengan cepat, aman, dan data yang diperoleh mempunyai nilai
diagnostik yang tinggi. Sampai saat ini belum ditemukan kontra indikasi
penggunaan ultrasonografi.
Ultrasonografi adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang
memanfaatkan gelombang ultrasonik, yaitu gelombang suara yang memiliki
frekuensi yang tinggi (250-2000 kHz) yang hasilnya ditampilkan pada layar
monitor. Frekuensi dan daya ultrasonik yang dipakai dalam bidang kedokteran
disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk diagnosis frekuensi yang digunakan
sebesar 1-5 MHz dengan daya 0,01 W/cm2. Apabila daya ultrasonik
ditingkatkan sampai 1 W/cm2 ultrasonografi bisa digunakan untuk
pengobatan, sedangkan untuk merusak jaringan kangker dipakai daya
sebesar 1000 W/cm2. Ultrasonik bisa dilakukan dalam waktu 3-4 menit.
Sejarah Ultrasonografi
Pertama kali ultrasonik digunakan oleh Langevin (1918) dari prancis, pada
perang dunia I, dalam bidang teknik untuk radar, yaitu teknik SONAR
(Sound, Navigation and Ranging) untuk mengetahui adanya kapal selam musuh
dan dalam pelayaran untuk menentukan kedalaman laut. Menjelang perang dunia
II (1937), teknik ini digunakan pertama kali dalam pemeriksaan jaringan tubuh,
tetapi hasilnya belum memuaskan. Berkat kemajuan teknologi setelah perang
dunia ke II ultrasonografi berhasil digunakan dalam pemeriksaan organ-
organ tubuh.
Penggunaan ultrasonik dalam bidang kedokteran pertama kali diaplikasikan
untuk kepentingan terapi bukan untuk mendiaknosis (frekuensinya 1-5 MHz) suatu
penyakit. Gelombang ultrasonik dimanfaatkan untuk menghancurkan sel-sel
atau jaringan yang berbahaya (kangker) yang kemudian secara luas
diterapkan pula untuk penyembuhan penyakit-penyakit lain. Misalnya, terapi
untuk penderita arthritis (kelainan sendi atau rematik), asma, thyrotoxicosis
(keracunan karena kelebihan hormon tiroid yang berasal dari kelenjar tiroid yang
berada di bawah leher), ulcus peptikum (tukak lambung), elephanthiasis (kaki
gajah), dan angina pectoris (nyeri dada). Baru pada awal tahun 1940, gelombang
ultrasonik digunakan sebagai alat mendiaknosis suatu penyakit buhan hanya untuk
terapi.
Gelombang ultrasonik pernah digunakan seorang dokter ahli saraf dari
universitas Vienna, Austria untuk menemukan lokasi tumor otak dan pembuluh
darah pada otak besar dengan mengukur transmisi pantulan gelombang ultrasonik
melalui tulang tengkorak dengan transduser (kombinasi alat pengirim dan
penerima data).
Tahun 1949, ahli bedah Inggris melakukan investigasi terhadap sel-sel
kangker dengan menggunakan alat Tissue Radar Machine (mesin radar untuk
deteksi jaringan). Beberapa hasil penelitian yang cukup penting adalah
ditemukannya metode penentuan ukuran janin (fetal biometry), pertumbuhan janin,
dan penentuan jenis kelamin janin dalam kandungan FASA (fetal anatomic sex
assignment).
Jenis Ultrasonografi
a. USG 2 dimensi
USG 2 dimensi paling banyak dipakai, menampilkan gambar hitam putih dua
bidang (memanjang dan melintang). Kualitas gambar yang baik akan
menampilkan sebagian besar keadaan janin hingga 80 % (ukuran, jumlah air
ketuban, kelainan fisik seperti ukuran kepala yang besar dapat dideteksi) .
b. USG 3 dimensi
Dengan alat ini maka ada tambahan satu bidang gambar lagi yang disebut
koronal. Gambar yang ditampilkan mirip aslinya. Permukaan tubuh janin dapat
dilihat dengan jelas dari posisi yang berbeda karena dengan alat ini gambar bisa
diputar. USG 3 dimensi mampu melihat pertumbuhan janin sampai organ
dalam (kondisi tulang, tumor, lilitan talipusar dll)
c. USG 4 dimensi
Kelebihan dari alat ini dibandingkan USG 3 dimensi adalah hasil yang
diperoleh dimensinya dapat bergerak (janinnya dapat ’bergerak”), jadi pasien
dapat melihat lebih jelas dan membayangkan keadaan janin di dalam rahim
sedangkan USG 3 dimensi gambarnya statis.
d. USG Doppler
Pemeriksaan USG yang mengutamakan pengukuran aliaran darah terutama
aliran tali pusat. Alat ini digunakan untuk menilai keadaan janin. Penilaian
keadaan janin meliputi :
Gerak nafas janin (min 2x/10 menit)
Tonus (gerak janin)
Indeks cairan ketuban (normalnya 10-20 cm)
Doppler arteri umbilikalis
Reaktivitas denyut jantung janin
Fungsi Ultrasonografi
1. Non invasif
2. Aman bagi pasien dan operator
3. Dapat memberikan informasi anatomi
4. Dapat mendeteksi dan memeriksa organ yang bergerak
5. Pemeriksaan cepat dan dapat dibaca langsung
6. Dapat direkam atau dicopy gambar mati atau hidup (print, vidio, CD)
7. Biaya lebih murah
Klasifikasi Radiasi
Energi radiasi dapat mengeluarkan elektron dari inti atom, sisa atom ini
menjadi muatan positif dan disebut ion positif. Elektron yang dikeluarkan adalah
ion negatif dapat tinggal bebas atau mengikat atom netral lainnya. Peristiwa
terbentuknya ion positif dan ion negatif ini dinamakan ionisasi. Ionisasi ini
penting sekali diketahui karena melalui proses ini jaringan tubuh akan mengalami
kelainan atau kerusakan pada sel-sel tubuh.
Tidak semua radiasi dapat menimbulkan ionisasi. Berdasarkan ada tidaknya
ionisasi, maka radisi dibagi dalam 2 kategori, yaitu :
a. Radiasi yang tidak menimbulkan ionisasi :
Sinar ultra ungu
Sinar infra merah
Gelombang ultrasonik
Jenis gelombang atau sinar-sinar ini biasanya dipakai pada unit pusat
rehabilitasi dan tidak digunakan di bagian radioterapi, kecuali gelombang
ultrasonik dipakai di unit rontgen untuk tujuan diagnostik.
b. Radiasi yang dapat menimbulkan ionisasi :
Sinar alfa (α)
Sinar alfa adalah partikel bermuatan positif yang dipancarkan oleh
sebuah inti yang terdiri dari 2 proton dan 2 netron, sehingga identik dengan
inti atom helium ( 24 He, 24 ) . Daya ionisasi partikel alfa sangat besar ± 100 kali
daya ionisasi sinar beta dan 10.000 kali daya ionisasi sinar gama sehingga
sinar alfa mempunyai daya tembus sangat kecil bahkan sinar alfa tidak
dapat menembus selembar kertas, karena itu pemakaiannya sangat terbatas
dalam radioterapi.
Sinar-X
Sinar-X mempunyai kemiripan dengan sinar gamma keduanya
termasuk gelombang elektromagnetik.
Proton
Proton adalah partikel bermuatan positif. Dalam radioterapi proton
digunakan untuk menghancurkan kelenjar hipofisis (terletak di dasar otak
yang berfungsi mengatur kelenjar endokrin).
a. Radiasi interna
Radiasi interna adalah penyinaran yang sumber radiasinya terletak di dalam
tubuh pasien (sumber radiasi ditanam didekat jaringan atau tepat dijaringan
kangker). Radiasi ini terjadi karena masuknya radionukliotida ke dalam tubuh
pasien. Cara ini lebih efektif membunuh sel kangker sekaligus memperkecil
kerusakan jaringan sehat di sekitar sasaran radiasi. Beberapa contoh mengenai
penggunaan isotop radioaktif sebagai perunut adalah :
b. Radiasi eksterna
Radiasi eksterna adalah penyinaran yang sumber radiasinya berasal dari luar
tubuh pasien. Radiasi ini bisa mengenai seluruh tubuh (penyinaran total) atau
hanya bagian-bagian tertentu saja (penyinaran partial). Radiasi ini diberikan
bersamaan dengan operasi kalau kangkernya belum menyebar tetapi tidak
bisa diangkat seluruhnya, atau dikhawatirkan akan tumbuh lagi disekitarnya.
Tindakan dilakukan setelah jaringan utama kangker diangkat, sebelum luka bedah
ditutup kembali lokasi bekas kangker diradiasi. Radiasi ini digunakan pada
kangker thyroid, usus, pangkreas, dan rahim.
Pada penyinaran ini sinar alfa, sinar elektron, dan sinar beta yang energinya
5 keV tidak cukup kuat untuk menembus kulit, sehingga tidak berbahaya.
Sedangkan sinar gamma, sinar-X, dan neutron yang energinya 65 keV dapat
menembus kulit dan menyinari jaringan sehingga berbahaya jika
penggunaannya tidak sesuai dengan prosedurnya seperti mengatur waktu
penyinaran, mengatur jarak sumber radiasi, dan penggunaan perisai radiasi.
Terapi ini tidak membuat penderita menjadi radioaktif jadi tidak berbahaya
bagi orang-orang disekitarnya.
1. Efek somatis
Efek somatis adalah efek radiasi yang dirasakan oleh individu yang
terkena radiasi. Efek somatis dibagi menjadi dua yaitu :
Efek segera
Efek segera adalah efek yang sudah teramati setelah individu terkena
radiasi seperti epilasi (rambut rontok), eritema (kulit memerah), luka bakar,
dan penurunan jumlah sel darah. Kerusakan tersebut terlihat dalam waktu
hari sampai mingguan pasca radiasi.
Efek tertunda
Efek tertunda adalah efek yang timbul setelah waktu yang lama
(bulan/tahun), seperti katarak dan kangker.
Pada efek somatik, radiasi akan menimbulkan kelainan pada tubuh, yaitu :
Terhadap kulit : timbul dermatitis (radang kulit) akut, dermatitis khronis.
Terhadap mata : menimbulkan konjungtivitas (gumpalan atau larutan
selaput lender pada bola mata) dan keratitis (infeksi atau peradangan pada
kornea mata) mata. Lensa mata sangat radiosensitif, sehingga
penyinaran 400-500 rad menimbulkan katarak.
Terhadap alat kelamin : dosis 600 rad menimbulkan sterilisasi (testis lebih
sensitif daripada ovum). Pada dosis tertentu dapat menimbulkan mutasi gen
dan kelainan pada keturunan. Sedangkan pada wanita hamil akan terjadi
kematian atau kelainan.
Terhadap paru-paru : menimbulkan batuk, sesak nafas, nyeri dada, dan
fibrosis (hepatitis atau peradangan) paru-paru.
Terhadap tulang : menimbulkan gangguan pertumbuhan tulang serta
osteoporosis.
Terhadap saraf : timbul myelitis (kelemahan anggota gerak bawah dan
disfungsi kandung kemih) dan degenerasi jaringan otak.
Penyakit radiasi : demam, lemah, kurang nafsu makan, mual, nyeri kepala,
dan mudah diare.
2. Efek genetik
Efek genetik adalah efek biologi yang dirasakan oleh keturunan dari
individu yang terkena radiasi. Efek ini timbul karena adanya kerusakan molekul
DNA pada sperma atau ovarium akibat radiasi. Apabila radiasi berinteraksi
dengan makro molekul DNA dapat memodifikasi struktur molekul dengan cara
memecah kromosom atau mengubah jumlah DNA yang terdapat dalam sel
melalui perubahan informasi sel. Tipe ini dapat menimbulkan penyakit genetik
yang diteruskan ke generasi berikutnya. Efek genetik akan mengakibatkan
mutasi gen diperkirakan pada dosis 25-150 rem.
Selain efek biologis di dalam sel akan terjadi efek biokimia (efek reaksi
molekul-molekul di dalam sel). Pada efek biokimia, karena sebagian besar
jaringan terdiri dari air, radiasi akan menyebabkan molekul-molekul air terpecah
menjadi ion H+ dan OH- yang sangat mudah mengalami reaksi kimia. Molekul-
molekul yang jaringannya terpecah akan menyebabkan terjadinya kerusakan
jaringan. Dalam efek somatis ini, besarnya energi yang diabsorbsi berkaitan
dengan respons atau sensitifitas jaringan terhadap radiasi. Urutan menurun
sensitifitas jaringan terhadap radiasi adalah :
sumsum tulang
sistem hemopoetik (suplay oksigen dari paru-paru ke sel)
jaringan alat kelamin
jaringan alat pencernaan
kulit, jaringan ikat
jaringan kelenjar
tulang
otot
urat saraf
Sensitifitas berbagai jaringan tumor terhadap radiasi juga tidak sama
tergantung pada jaringan apa tumor itu berasal. Dalam hal ini harus berpegang
pada hukum Bergonie dan Tribondeau (1906) yaitu, makin aktif suatu sel
berproliferasi (memperbanyak diri dengan cara pemecahan) makin sensitif
pula sel tersebut terhadap radiasi. Sel-sel tumor ganas pada umumnya dalam
keadaan proliferasi aktif, maka lebih sensitif terhadap radiasi daripada sel-sel sehat
sekitarnya. Hukum ini sangat penting dalam radioterapi.
Berdasarkan hukum Bergonie dan Tribondeau maka tumor dibagi dalam 3
golongan, yaitu :
1. Tumor ganas yang radiosensitif.
Tumor ini mudah dihancurkan dengan dosis penyinaran antara 3000-4000 rad
dalam tempo 3-4 minggu.
2. Tumor ganas yang radioresponsif.
Tumor ini dapat dihancurkan dengan dosis penyinaran antara 4000-5000 rad
dalam tempo 4-5 minggu.
3. Tumor ganas yang radioresisten.
Tumor ganas yang radioresisten sukar untuk dapat dihancurkan walaupun
dengan dosis lebih dari 6000 rad, sedangkan dosis setinggi itu telah melebihi
batas toleransi jaringan sehat sekitarnya sehingga dapat merusak jaringan
sekitarnya.
1. Efek stokastik
Efek stokastik adalah efek dari radiasi yang menyebabkan terjadinya
perubahan pada sel (modifikasi atau transformasi sel ), efek ini timbul karena
diperkirakan tidak mengenal dosis ambang dan baru akan muncul setelah masa
yang lama. Semakin besar dosis radiasi, semakin besar peluang terjadinya
efek stokastik.
Bila sel yang mengalami perubahan adalah sel genetik, maka sifat-sifat sel
yang baru tersebut akan diwariskan pada turunannya sehingga timbul efek
genetik. Apabila sel yang mengalami perubahan adalah sel somatik maka dalam
jangka waktu yang relatif lama, dan dengan adanya pengaruh dari bahan-bahan
yang bersifat toksik maka sel akan tumbuh dan berkembang menjadi jaringan
ganas atau kangker. Maka dari itu dapat disimpulkan ciri-ciri efek stokastik,
antara lain :
Tidak mengenal dosis ambang
Timbul setelah waktu (massa tenang) yang lama
Tidak ada penyembuhan spontan
Efek ini meliputi kangker, leukemia (8 tahun), dan penyakit turunan.
2. Efek non stokastik (deterministik)
Efek non stokastik adalah efek yang terjadi karena penyinaran lokal atau
menyeluruh secara terus menerus diatas dosis ambang yang mengakibatkan
banyak sel-sel jaringan yang mati dan tidak sebanding dengan pembelahan
sel-sel jaringan yang masih hidup.
Di samping efek yang mematikan sel, radiasi dapat merusak jaringan
dengan cara menimbulkan reaksi peradangan yang mempengaruhi permiabilitas
sel, mempengaruhi migrasi alamiah sel pada alat tubuh yang sedang
berkembang. Efek non stokastik dengan dosis sekitar 3,5 Gray akan membuat
kulit memerah (erythema) dan terjadi pengelupasan kira-kira tiga minggu
setelah penyinaran. Pada dosis 20 Gray akan membuat kulit mengelupas dan
melepuh. Pada dosis tinggi > 20 Gray akan mengakibatkan kematian karena
sel-sel sehat yang terbunuh cukup besar dan melibatkan organ-organ vital
(organ yang memproduksi darah, saluran pencernaan, sistem jantung, pembuluh
darah, dan susunan syaraf pusat)
Jika pasien yang akan diradiasi dalam keadaan mengandung maka
dokter akan menunda proses radiasi, apabila seseorang yang dalam
keadaan mengandung terkena radiasi maka efeknya akan parah. Selama
dalam kandungan janin akan mengalami proses pembentukan organ-
organ tubuh, apabila terkena efek radiasi maka sel-sel yang sangat penting
akan mengalami kelainan selama proses pembentukan, janin bisa
mengalami cacat mental mulai dari yang ringan sampai yang berat,
terutama ketika umur kandungan antara 8-15 minggu. Efek ini makin
parah apabila dosis radiasi yang diterima semakin besar. Maka dari itu
dapat disimpulkan ciri-ciri efek non stokastik, antara lain :
3. Efek teratogenik
Efek teratogenik adalah efek timbulnya cacat bawaan karena
penyinaran yang terjadi pada saat janin dalam kandungan. Efek ini
menyebabkan janin akan mengalami kematian ketika masih dalam kandungan
atau segera setelah janin lahir, pertumbuhan yang terlambat dan cacat bawaan
tergantung waktu radiasi.
Apabila radiasi dilakukan ketika usia kandungan kurang dari 15 hari
akan mengakibatkan kematian janin, apabila usia antara 15-50 hari akan
menyebabkan cacat bawaan.
4. Efek hoemesis
Efek hoemesis adalah efek pecahnya membran eritrosit sehingga
hemoglobin akan bebas masuk ke dalam plasma, apabila membran tidak kuat
menahan tekanan maka sel akan pecah dan akan menyebabkan anemia.
Efek Biologi pada Sistem, Organ dan Jaringan
3. Organ reproduksi
Efek somatik pada organ reproduksi adalah sterilitas, mutasi gen atau
kromosom pada sel.
5. Kulit
Kulit akan mengalami kemerahan, luka bakar, dan kematian jaringan) efek
stokastik pada kulit adalah kangker kulit
6. Tulang
Bagian tulang yang peka terhadap radiasi adalah sumsum tulang dan selaput
dalam serta luar tulang. Kerusakan pada tulang biasanya terjadi karena
penimbunan Stonsium-90 atau Radium-226 dalam tulang. Efek somatik berupa
kangker pada epitel selaput tulang.
7. Kelenjar gondok
Kelenjar gondok berfungsi mengatur metabolisme umum melalui hormon
tiroxin yang dihasilkannya. Kelenjar ini relatif tahan terhadap penyinaran luar
namun mudah rusak karena kontaminasi internal oleh Iodium radioaktif.
Terapi Radiasi
Prinsip dasar terapi radiasi adalah menimbulkan kerusakan pada
jaringan tumor sebesar mungkin, dengan kerusakan seminimal mungkin
pada jaringan normal disekitar tumor. Hal ini dapat dicapai dengan penyinaran
langsung pada tumor dari berbagai arah, sehingga diperoleh dosis maksimum
pada tumor tersebut. Dalam melakukan terapi radiasi perlu memperhatikan
beberapa faktor sebagai berikut :
1. Jenis radiasi (sinar-X, uranium, radium, 60Co, dan sebagainya)
2. Jenis sel (sel embrional atau bukan)
3. Lingkungan sel (apakah terjamin adanya penyaluran darah di sekitar sel
tersebut atau tidak)
4. RBE (Relative Biological Effectiveness) sangat tinggi (lebih dari satu)
mempunyai kemampuan mematikan sel lebih besar
Energi radiasi berbanding langsung dengan voltage, makin tinggi energi suatu
radiasi makin besar pula daya tembusnya.
Teknik penyinaran dan distribusi dosis
Metode Radioterapi
b. Radioterapi jarak dekat (branchy therapy), menggunakan radium (Ra) atau gas
radon (Rn) radioaktif dimana sumber radiasi terletak dipermukaan atau
ditanamkan di dalam tumor dalam bentuk biji-biji material.
Proteksi Radiasi
Pada bagian depan telah dibahas akan bahaya radiasi sinar-X maupun sinar
gamma dari zat radium yang dapat menimbulkan kerusakan pada jaringan tubuh.
Untuk menghindari efek-efek yang merugikan tubuh manusia yang diakibatkan
oleh radiasi pengion, perlu dilakukan tindakan perlindungan (proteksi) terhadap
radiasi. Tentu saja dalam menerima radiasi ada batas-batas tertentu yang masih
dapat ditolerir oleh berbagai jaringan, misal tangan dan kaki boleh menerima lebih
banyak radiasi daripada lensa mata yang sangat peka atau sensitif terhadap radiasi.
Efek kronis dari radiasi dapat timbul beberapa tahun kemudian. Misal
kangker kulit atau kangker darah timbul setelah 10-20 tahun kemudian
akibat pekerjaan penyinaran.
Salah satu usaha yang dilakukan oleh International Commission on
Radiological Protection (ICRP) untuk menghindari bahaya radiasi maka
ditentukan suatu dosis maksimum yang dapat diperkenankan sebagai pedoman
dalam proteksi radiasi, yaitu Maximum Permissible Dose (MPD).
Dosis maksimum yang diperkenankan bagi pekerja radiasi berbeda dengan
masyarakat umum. Bagi masyarakat umum tidak lagi memakai MPD, akan tetapi
diganti dengan dosis limit (batas dosis). Maksud dari pemakaian dosis limit ini
untuk memperoleh standarisasi dalam pelaksanaan proteksi pada pemakaian
sumber-sumber radiasi sehingga masyarakat tidak mungkin mendapatkan radiasi
yang membahayakan. Nilai batas dosis untuk masyarakat ialah 1/10 daripada MPD
bagi pekerja radiasi.
Tabel 1. Dosis maksimum yang diperkenankan bagi pekerja radiasi dan batas dosis
maksimum bagi masyarakat.
1. Filter
Filter sangat berguna untuk mengurangi intensitas sinar-X yang
dihasilkan oleh tabung sinar-X. Umumnya setiap unit sinar-X harus mempunyai
filter Al setebal 3 mm, jika tidak maka energi rendah sinar-X yang seharusnya
dihilangkan oleh filter akan mengenai tubuh, sehingga tubuh akan lebih banyak
menerima radiasi yang tidak diperlukan.
2. Kollimator
Kollimator merupakan suatu cela yang berfungsi mengatur luas dari
berkas sinar-X yang diperlukan. Menurut NEXT (Nationwide evaluation of X
ray Trends), perbandingan antara luas berkas sinar dengan luas lempeng film
yang ideal adalah lebih kecil dari satu. Oleh sebab itu untuk proteksi radiasi,
kollimator harus diatur agar berkas sinar-X yang diterima oleh tubuh
secukupnya saja.
3. Kualitas film
Apabila digunakan kualitas film yang kurang sensitif akan diperoleh
gambaran yang kurang jelas sehingga diperlukan sinar-X yang lebih kuat agar
diperoleh gambaran yang jelas, hal ini dapat menimbulkan radiasi semakin besar.
Hukum ini berlaku bagi mereka yang menggunakan radium untuk radiasi.
Tindakan atau usaha yang perlu dilakukan untuk mencegah radiasi terhadap
petugas meliputi :
a. Penderita harus tinggal dalam suatu ruangan khusus.
b. Perawat jangan terlalu lama berdekatan dengan sumber radiasi
c. Pada waktu membersihkan penderita, jangan terlalu dekat dengan sumber
radiasi
d. Mengenakan pakaian pelindung
e. Pasien-pasien yang secara permanen atau menetap ditanamkan bahan radioaktif
ke dalam tubuhnya, atau yang menerima dosis terapi 131I harus berada di rumah
sakait sampai intensitas radiasi di sekitar pasien tersebut mencapai tingkat
keselamatan.
f. Kotoran penderita harus ditampung pada suatu tempat dan dibuang pada tempat
tertentu.
Diagnosa penyakit
24
Na (dalam bentuk larutan NaCl) dimasukkan ke dalam darah untuk mengetahui
ketidaklancaran aliran darah, atau ketidaknormalan kerja jantung.
3H (dalam H2O) dipakai untuk menghitung volume cairan dalam tubuh.
131
I untuk mengetahui penyakit hipertiroid, yaitu kerja kelenjar gondok yang
melewati batas. Dalam keadaan normal pengambilan iodium oleh kelenjar
gondok selama 24 jam adalah sekitar 0-15%, sedangkan pada penderita
hipertiroid dapat mencapai 50%.
59Fe (dalam senyawa besi) dipakai untuk mengetahui kecepatan pembentukan sel
darah bagi yang kurang darah, yaitu dengan memeriksa 59Fe dalam hemoglobin
darah, karena Fe adalah salah satu unsur pembentuk hemoglobin.
39P (dalam senyawa fosfor) dipakai untuk mengetahui letak tumor dalam
otak, karena senyawa fosfor akan masuk ke otak. Sel-sel tumor otak aktif
membelah diri dan memerlukan fosfor yang banyak, sehingga 32P akan
menumpuk ditempat itu.
45Ca (dalam senyawa karbonat) dipakai untuk mengetahui kangker tulang,
karena pada daerah itu akan menumpuk 45Ca lebih banyak dibandingkan dengan
daerah lain.
Pengobatan
69
Co menghasilkan sinar beta yang dapat membunuh sel-sel kangker dan
mengobati penyakit hipertiroid.
Sinar beta dari 32P telah dipakai untuk menyembuhkan penyakit polycythemia
(sel darah merah berlebihan jika sel darah merah berlebih akan menyebabkan
darah menjadi kental sehingga sulit mengalir).
Mensterilkan bahan obat, seperti bubuk antibiotik, salep mata, talk, serta alat
kedokteran, seperti peralatan operasi dan pembalut. Sterilisasi dengan radiasi
radioaktif memberikan hasil jauh lebih baik dan terjamin.
Jika inti inti atom memancarkan partikel beta (elektron), maka terbentuklah
unsur baru dengan nomor atom bertambah satu dan nomor massanya tetap.
234 0 234
Contoh : 90 Th 1 e + 91 Pa (protaktinium)
Adapun pemancaran sinar gama (tidak bermuatan) tidak akan menghasilkan unsur
baru. Perlu dicatat baik-baik bahwa meskipun inti atom dapat memancarkan sinar
beta (elektron), bukan berarti inti atom mengandung elektron. Inti atom
mengandung proton dan netron (nukleon). Akan tetapi, jika terjadi perubahan
netron menjadi proton dalam inti atom, maka pada saat itulah tercipta elektron,
yang segera dipancarkan keluar dari inti berupa sinar beta.
1 1 0
0 n 1 p + 1 e
Demikian pula jika terjadi perubahan proton menjadi netron dalam inti atom,
maka terciptalah partikel positron (elektron bermuatan positif) yang segera
dipancarkan oleh inti.
1 1 0
1 p 0 n + 1 e
Dari reaksi-reaksi inti yang telah dibahas, dapat disimpulkan bahwa “dalam suatu
reaksi inti jumlah nomor atom serta jumlah nomor massa sebelum dan sesudah
reaksi adalah tetap”.
TERMOFISIK
Termofisik adalah cabang ilmu fisika yang mempelajari tentang suhu suatu
benda. Termofisik selalu berhubungan dengan dua besaran yang saling
berkaitan yaitu suhu dan kalor. Suhu menunjukkan derajat panas suatu benda,
semakin tinggi suhu suatu benda maka semakin panas benda tersebut. Satuan suhu
yang biasa dipakai adalah Celcius (oC), Kelvin (oK), Fahrenheit (oF), dan Reamur
(oR). Sedangkan kalor adalah energi yang berpindah karena adanya perubahan
suhu. Kalor bergerak dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah. Satuan
kalor adalah Joule (J).
Termometer
Peka terhadap perubahan suhu. Suhu raksa segera sama dengan suhu benda
yang diukur.
Dapat digunakan untuk mengukur suhu rendah (-40oC) sampai suhu tinggi
(360oC). Hal ini disebabkan titik beku raksa -40oC, sedangkan titik didihnya
360oC.
Tidak membasahi dinding kaca. Dengan demikian, pengukuran bisa menjadi
lebih teliti
Mengkilap seperti perak sehingga mudah terlihat.
Mengembang atau memuai secara teratur.
b. Termometer alkohol
Selain raksa, alkohol juga dipakai untuk mengisi termometer. Alkohol
juga mempunyai kelebihan, yaitu : Alkohol mempunyai titik beku sangat
rendah (-130oC), sehingga termometer ini bisa digunakan untuk mengukur suhu
hingga (-130oC). Pada suhu tersebut raksa tidak lagi berfungsi karena sudah
membeku. Alkohol juga memiliki kelemahan. Alkohol mendidih pada suhu
78oC, sehingga termometer alkohol tidak bisa mengukur suhu lebih dari itu.
Suhu yang berkaitan dengan membekunya air disebut titik beku, sedangkan
yang berkaitan dengan mendidihnya air disebut titik didih. Disini terdapat 4 skala
temperatur (Celcius, Kelvin, Fahrenheit, dan Reamur).
o o o o
C F K R
Titik didih-----100-----212-----373------80
Suhu tubuh----37,5----98,6----310------30
Titik beku------0--------32-------273------0
Untuk menentukan sistem skala suhu digunakan titik acuan bawah dan titik
acuan atas. Titik acuan bawah yaitu titik lebur es pada tekanan 1 atm. Titik acuan
bawah adalah 0oC = 0oR = 32oF. Sedangkan titik acuan atas adalah 100oC = 80oR =
212oF. Perbandingan skala termometer adalah :
5 : 4 : 9 : 5
T oC
9
5 o
5
. T F 32 .T oR
4
T oR
4 o
5
4
.T C . T o F 32
9
9 9
T o F .T o C 32 .T oR 32 T o K T o C 273
5 4
Perpindahan (transfer) Panas
a. Konduksi
Konduksi (hantaran) adalah proses pemindahan panas melalui suatu
benda tanpa disertai perpindahan partikel benda itu. Pemindahan secara
konduksi terjadi pada benda padat (logam).
Jika salah satu ujung sebuah batang logam dipanaskan, sedangkan ujung
yang lain dipegang, bagian batang yang dipegang akan terasa makin lama
makin panas, walaupun tidak kontak langsung dengan nyala api, karena panas
berpindah dari api ke tangan kita melalui batang logam.
b. Konveksi
Konveksi adalah proses pemindahan panas yang terjadi pada zat
cair atau gas yang mengalami pemanasan disertai perpindahan partikel
benda tersebut. Pemanasan mengakibatkan massa jenis bagian yang panas dan
bagian yang dingin menjadi berbeda. Benda yang panas memiliki massa jenis
lebih kecil dibandingkan dengan benda yang dingin.
Panas yang datang pada suatu benda akan diserap dan dipantulkan oleh
benda tersebut. Namun, tidak semua benda menyerap dan memantulkan radiasi
sama baiknya. Beberapa benda akan lebih banyak menyerap radiasi panas daripada
memantulkannya. Sementara benda lain lebih banyak memantulkan radiasi
daripada menyerapnya.
Sistem Termodinamika
Termodinamika berasal dari dua kata yaitu termal (panas) dan dinamika
(pergerakan). Jadi termodinamika adalah ilmu mengenai transformasi energi ke
dalam usaha.
Penggunaan Energi Panas di Bidang Kesehatan
Sejak 600 tahun sebelum masehi energi panas telah digunakan di bidang
kesehatan. Semakin lama panas yang digunakan semakin berkembang mulai dari
sinar ultra ungu, ultrasonik dan lain-lain. Dan sampai sekarang masih banyak
orang bahkan di klinik masih menggunakan air panas atau air dingin sebagai
bahan kompres. Panas digunakan secara luas dalam pengobatan karena memiliki
efek atau manfaat yang besar. Adapun efek atau manfaat panas adalah :
a. Efek fisik
Panas dapat menyebabkan zat cair, padat, dan gas mengalami pemuaian
b. Efek kimia
Panas dapat meningkatkan kecepatan reaksi kimia. Pada jaringan akan terjadi
peningkatan metabolisme seiring dengan peningkatan pertukaran antara zat
kimia tubuh dengan cairan tubuh
c. Efek biologis
Panas dapat menyebabkan dilatasi (pelebaran) pembuluh darah yang
mengakibatkan peningkatan sirkulasi darah. Secara fisiologis respon tubuh
terhadap panas dapat menyebabkan pelebaran pembuluh darah, menurunkan
kekentalan darah, menurunkan ketegangan otot, meningkatkan metabolisme
jaringan dan meningkatkan permeabilitas kapiler. Respon dari panas inilah yang
dipergunakan untuk keperluan terapi pada berbagai kondisi dan keadaan yang
terjadi dalam tubuh.
a. Metode konduksi
Metode ini merupakan dasar dari sifat fisik kedua benda. Apabila
terdapat perbedaan temperatur antara kedua benda maka panas akan ditransfer
secara konduksi yaitu dari benda yang lebih panas ke benda yang lebih dingin.
Metode konduksi dapat berupa :
Kantong air panas/botol berisi air panas
Cara ini sangat efisien dalam pengobatan nyeri. Misal nyeri daerah abdomen
(perut).
Handuk panas
Cara ini sangat berhasil apabila pengobatan dilakukan pada daerah otot yang
sakit. Misalnya spasme otot, fase akut poliomyelitis
Electric pads
Caranya dengan melingkari kawat elemen panas yang dibungkus asbes atau
plastik.
b. Metode radiasi
c. Metode ultrasonik
BIOLISTRIK
Biolistrik adalah listrik yang terdapat pada makhluk hidup, tegangan listrik
pada tubuh kita berbeda dengan apa yang kita bayangkan (seperti listrik di rumah
tangga). Kelistrikan merupakan sesuatu yang biasa digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Kelistrikan pada tubuh berkaitan dengan komposisi ion yang terdapat
didalam tubuh. Komposisi ion ekstra sel berbeda dengan komposisi ion intra sel.
Pada ekstra sel lebih banyak ion Na dan Cl2, sedangkan intra sel mengandung
ion H dan anion protein.
Pengamatan terhadap gaya tarik listrik dapat ditelusuri pada zaman Yunani
kuno. Orang-orang Yunani kuno telah mengamati bahwa setelah batu amber
digosok, batu tersebut akan menarik benda kecil seperti jerami atau bulu. Pada
tahun 1786, Luigi Galvani melaporkan hasil eksperimennya bahwa ke dua kaki
katak terangkat ketika diberi aliran listrik lewat suatu konduktor. Dari pengamatan
tersebut, ia menyimpulkan bahwa aliran listrik dapat merambat melalui saraf
si katak sehingga otot-ototnya berkontraksi.
Sel saraf menghantarkan impuls dari suatu bagian tubuh ke bagian
tubuh yang lain. Namun mekanismenya berbeda dengan hantaran aliran listrik
pada suatu konduktor logam. Dalam rentang waktu yang cukup lama, kita
mengetahui impuls (pesan) dalam sistem saraf kita terdiri dari ion-ion yang
mengalir sepanjang sel-sel saraf, analog dengan aliran elektron dalam suatu
konduktor. Namun demikian, sifat-sifat listrik dari sel-sel saraf lebih lambat
dan kekuatannya lebih rendah dibandingkan konduksi pada metal.
Kelistrikan memegang peranan penting dalam bidang kedokteran. Ada
dua aspek kelistrikan dan magnetis dalam bidang kedokteran, yaitu listrik
dan magnet yang timbul dalam tubuh manusia, serta penggunaan listrik dan
magnet pada permukaan tubuh manusia.
V
R
I
Q V .I .t
Sistem Saraf dan Neuron (sel saraf yang berfungsi menerima dan
mengirimkan impuls berupa rangsangan)
Sistem saraf dibagi menjadi dua, yaitu : sistem saraf pusat dan sistem saraf
otonom.
Struktur dasar dari sistem saraf disebut neuron (sel saraf). Neuron
merupakan bagian terkecil dalam suatu skema saraf dan berfungsi menerima
dan menghantarkan aliran listrik atau informasi. Sel saraf terdiri dari tubuh
serta serabut yang menyerupai ranting. Serabutnya terdiri dari dua macam, yaitu
dendrit dan akson.
Dendrit, bersama dengan tubuh sel berfungsi menerima informasi
berupa rangsangan dan sensor penerima dari sel saraf yang lainnya.
Sedangkan akson berfungsi menghantarkan informasi ke bagian sel saraf
lain. Jika rangsangan yang diterima oleh dendrit atau tubuh sel pada setiap waktu,
intensitasnya berada pada ambang batas atau lebih, maka impuls saraf bereaksi
serta menjalar sepanjang akson. Impuls ini mengalir sepanjang akson dari tubuh sel
menuju cabang terminal.
Akson, merupakan suatu salinan panjang yang tipis dan pada ujungnya
terbungkus oleh suatu membran yang berisi cairan (aksoplasma). Sesampainya
impuls saraf pada terminal, suatu substansi saraf penghantar dilepaskan dan akan
menyampaikan impuls ke penerima disel berikutnya.
Dari hasil penelitian diperoleh konsentrasi ion di dalam dan di luar membran
suatu akson adalah :
Di luar sel konsentrasi Na+ >, K+ <, Cl- >, dan A- (protein) <
Di dalam sel konsentrasi Na+ <, K+>, Cl-<, dan A- (protein) >
Isyarat Listrik Tubuh
Sejak dua abad belakangan ini perkembangan listrik begitu pesat, seiring
dengan perkembangan listrik, diciptakan alat-alat yang mempergunakan energi
listrik. Pada tahun 1890 Jacques A.D. Arsonval telah mempergunakan listrik
berfrekuensi rendah untuk menimbulkan efek panas. Tahun 1929 digunakan listrik
dengan frekuensi 30 MHz untuk pemanasan yang disebut short wave diathermy.
Pada tahun 1950 diperkenalkan penggunaan gelombang mikro dengan frekuensi
2.450 MHz untuk keperluan diathermi dan pemakaian radar.
Sesuai dengan efek yang ditimbulkan oleh listrik, maka arus listrik dibagi
menjadi dua, yaitu :
a. Efek fisiologis
Menimbulkan panas pada jaringan-jaringan yang banyak mengandung
air, banyak mendeposit energi, otot lebih banyak menyerap energi daripada
jaringan lemak.
b. Efek pengobatan
Gelombang ini digunakan untuk mengobati penderita trauma,
peradangan, nyeri, spasme otot, bisul, dan rematik.
Syok Listrik
Syok listrik atau kejutan listrik adalah suatu nyeri pada saraf sensoris yang
diakibatkan aliran listrik yang mengalir secara tiba-tiba melalui tubuh. Bahaya
syok listrik sangat besar, tubuh penderita akan mengalami ventricular fibrillation,
kemudian diikuti kematian.
Penggunaan instrumentasi elektronik pada waktu melakukan pengobatan
dan diagnostik tanpa memperhatikan persyaratan yang ada akan timbul bahaya
syok. Oleh karena itu perlu diketahui perubahan-perubahan yang timbul akibat
syok listrik dan metode pengamanan sehingga bahaya syok dapat dihindari. Dalam
bidang kesehatan ada dua macam syok listrik, yaitu :
Peralatan
- Petunjuk penggunaan alat-alat yang kurang jelas
- Prosedur testing secara teratur tidak atau kurang dilakukan
- Peralatan ECG yang lama tanpa menggunakan transformer
Petugas
- Kurang latihan
- Kurang mengerti akan kelistrikan maupun bahaya-bahaya yang
ditimbulkan
- Kurang pengertian tentang cara-cara proteksi bagi petugas maupun
pasien
BIOOPTIK
Optik adalah salah satu cabang ilmu fisika yang mempelajari mengenai
cahaya. Sedangkan bioptik merupakan ilmu aplikasi optik pada sistem biologi yang
menyangkut indra penglihatan manusia, yaitu mata. Mata merupakan alat optik
yang sangat penting pada manusia atau makhluk hidup.
Dalam ilmu optik ada dua cara pendekatan mengenai gejala optik yaitu
optik geometris dan optik fisik. Optik geometris adalah bagian dari optik yang
khusus mempelajari sifat-sifat cahaya seperti pemantulan, pembiasan, dan jalannya
sinar pada alat-alat optik. Sedangkan optik fisis adalah bagian dari optika yang
mempelajari tentang sifat-sifat fisis cahaya yang berhubungan dengan gelombang
seperti interfensi cahaya, dispersi, polarisasi dan lenturan cahaya.
Cahaya
Cahaya tergolong sebagai suatu gelombang (getaran yang menjalar).
Namun, cahaya tidak tergolong sebagai gelombang mekanik (gelombang yang
dalam perambatannya memerlukan medium, contohnya : bunyi), melainkan
gelombang elektromaknetik.
Gelombang jenis ini dapat merambat dalam ruang hampa, contohnya adalah
cahaya matahari dapat sampai ke bumi. Karena cahaya tergolong suatu gelombang,
maka cahaya juga mempunyai panjang gelombang. Cahaya merupakan satu-
satunya gelombang elektromaknetik yang nampak.
Matahari dan lilin merupakan sumber cahaya karena keduanya dapat
memancarkan cahayanya sendiri, sedangkan bulan bukanlah sumber cahaya,
karena bulan hanya memantulkan cahaya yang diterimanya dari matahari. Jadi
selain dipancarkan cahaya juga dapat dipantulkan.
Cahaya yang dipancarkan oleh sebuah sumber cahaya akan merambat
ke segala arah. Bila medium yang dilaluinya homogen, maka cahaya akan
merambat lurus. Bukti bahwa cahaya merambat lurus tampak pada lampu sorot
mobil pada malam hari, atau adanya bayang-bayang yang terbentuk ketika kita
berdiri di depan lampu.
Cahaya yang merambat digambarkan sebagai garis lurus berarah yang
disebut sinar cahaya, sedangkan berkas cahaya terdiri dari beberapa garis berarah.
Berkas cahaya ada bermacam-macam bentuk, ada yang pararel, divergen
(menyebar) atau konvergen (mengumpul), seperti gambar di bawah
divergen
sinar datang
konvergen
pararel
Jenis-jenis Pemantulan
Dalam cahaya ada dua jenis pemantulan, yaitu pemantulan teratur (biasa)
dan pemantulan baur.
a. Pada permukaan benda yang sangat halus atau rata seperti cermin dan
permukaan air yang tenang, cahaya yang dipantulkan membentuk suatu pola yang
teratur. Sinar-sinar sejajar yang datang pada permukaan cermin dipantulkan
sebagai sinar-sinar sejajar pula. Akibatnya cermin dapat membentuk bayangan
benda. Pemantulan ini disebut pemantulan teratur atau pemantulan biasa.
bidang pantul
garis normal
i r
Garis normal adalah garis yang tegak lurus bidang pantul, sedangkan sudut
datang (i) adalah sudut yang dibentuk oleh sinar datang dengan garis normal.
Sudut pantul (r) adalah sudut yang dibentuk oleh sinar pantul dengan garis
normal.
Refraksi (pembiasan)
Pembiasan cahaya (refraksi) diartikan sebagai pembelokan arah rambat
cahaya saat melewati bidang batas dua medium bening yang berbeda kerapatannya.
Pembiasan cahaya sangat ditentukan oleh kerapatan atau indeks bias suatu
medium. Rumus dari indeks bias adalah :
c
n
v
garis normal
sin i v1
sin r v2
Cepat rampat cahaya di medium A besarnya 2.108 m/s. Bila cepat rambat cahaya di
ruang hampa 3.108 m/s, berapakah indeks bias mutlak medium?
Cahaya datang dari ruang hampa menuju medium A dan indeks bias ruang hampa
(n1) kita anggap sama dengan indeks bias udara.
n2 v v1 .n1 3.108.1
1 sehingga n2 1,5
n1 v 2 v2 2.108
Interferensi
Interferensi adalah perpaduan dua gelombang atau lebih menjadi satu
gelombang baru pada medium yang sama. Kita bisa membedakan suara dari
masing-masing alat musik yang sedang dimainkan secara bersama-sama walaupun
alat-alat musik tersebut mengeluarkan frekuensi yang berbeda-beda dan
sama-sama merambat di udara dan suara-suara tersebut tidak saling
mempengaruhi.
Difraksi (lenturan)
Difraksi (lenturan) yaitu peristiwa berubahnya gelombang yang
arahnya lurus menjadi gelombang yang arahnya menyebar setelah melewati
celah. Peristiwa lenturan gelombang bisa terjadi bila gelombang datang terhalang
oleh celah sempit, sehingga dari celah sempit tersebut timbul gelombang baru yang
merambat ke segala arah yang menyerupai lingkaran.
spektrum
m
j
k
h
b
cahaya u
layar
Alat-alat optik
Alat optik adalah alat penglihatan manusia, baik alamiah maupun buatan
manusia. Alat optik alamiah adalah mata dan alat optik buatan adalah alat bantu
penglihatan manusia untuk mengamati benda-benda yang tidak dapat dilihat
dengan jelas oleh mata. Yang termasuk alat buatan diantaranya : lup, proyektor,
mikroskop, teleskop, periskop.
1. Mikroskop cahaya
Mikroskop cahaya adalah mikroskop yang menggunakan cahaya untuk
membentuk bayangan dari benda yang akan dilihat. Mikroskop cahaya memiliki
perbesaran maksimal 1000-2000 kali. Mikroskop cahaya biasa digunakan di
laboratorium. Mikroskop cahaya memiliki tiga lensa yaitu lensa obyektif, lensa
okuler, dan lensa kondensor. Lensa obyektif dan lensa okuler terletak pada kedua
ujung tabung mikroskop. Lensa okuler akan membentuk bayangan tunggal atau
ganda. Pada ujung bawah mikroskop terdapat dudukan lensa obyektif yang biasa
dipasangi tiga lensa atau lebih. Dibawah tabung mikroskop terdapat meja
mikroskop sebagai tempat preparat. Sistem lensa yang ketiga adalah kondensor.
Kondensor berperan untuk menerangi obyek dan lensa mikroskop yang lain.
2. Mikroskop elektron
Mikroskop elektron adalah sebuah mikroskop yang mampu melakukan
pembesaran obyek sampai dua juta kali, dengan menggunakan gelombang
elektrostatik dan elektromagnetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan
gambar serta memiliki kemampuan perbesaran obyek serta resolusi yang jauh lebih
baik daripada mikroskop cahaya. Mikroskop elektron ini menggunakan jauh lebih
banyak energi dan radiasi elektromagnetik yang lebih pendek dibandingkan
mikroskop cahaya.
Tabung Mikroskop
Merupakan penghubung lensa okuler dan lensa obyektif. Tabung terpasang
pada bagian bergerigi yang melekat pada pegangan mikroskop sebelah atas.
Melalui bagian yang bergerigi, tabung dapat digerakkan ke atas dan ke bawah.
Revolver
Merupakan pemutar lensa untuk menempatkan lensa obyektif yang
dikehendaki.
Lensa obyektif
Merupakan komponen yang langsung berhubungan dengan obyek. Lensa
obyektif terpasang pada bagian bawah revolver. Perbesaran pada lensa
obyektif bervariasi, tergantung pada banyaknya lensa obyektif pada
mikroskop. Misalnya, ada perbesaran lensa obyektif 10x dan 40x
(mikroskop dengan dua lensa obyektif) ; 4x, 10x dan 40x (mikroskop
dengan tiga lensa obyektif) ; 4x, 10x, 45x, dan 400x (mikroskop dengan
empat lensa obyektif).
Panggung mikroskop
Merupakan meja preparat atau tempat sediaan obyek. Pada bagian tengah
panggung mikroskop terdapat lubang untuk jalan masuk cahaya ke mata
pengamat. Panggung digunakan untuk meletakkan obyek. Pada panggung
terdapat dua penjepit untuk menjepit obyek glass. Pada beberapa mikroskop
lain, panggung dapat digerakkan ke atas dan ke bawah.
Diafragma
Merupakan komponen untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk
melalui lubang pada panggung mikroskop. Diafragma ini terpasang pada
bagian bawah panggung mikroskop.
Kondensor
Merupakan alat untuk memfokuskan cahaya pada obyek. Alat ini terdapat di
bawah panggung.
Lengan mikroskop
Merupakan bagian yang dapat dipegang waktu mengangkat mikroskop atau
menggeser mikroskop.
Cermin reflektor
Digunakan untuk menangkap cahaya yang masuk melalui lubang pada
panggung mikroskop, yakni dengan cara mengubah-ubah letaknya. Cermin ini
memiliki permukaan datar dan permukaan cekung. Permukaan datar
digunakan jika sumber cahaya cukup terang dan permukaan cekung
digunakan jika cahaya kurang terang.
Kaki mikroskop
Merupakan tempat mikroskop bertumpu. Kebanyakan kaki mikroskop
berbentuk seperti tapal kuda.
c. Teleskop (Teropong)
Teropong merupakan alat optik yang digunakan untuk mengamati benda
yang letaknya jauh agar lebih dekat dan lebih jelas. Dengan menggunakan
teropong, maka benda-benda tersebut tampak lebih dekat dan lebih jelas. Teleskop
pertama kali ditemukan oleh Galileo Galilei pada abad ke-17. Galileo adalah
orang pertama yang menggunakan teleskop untuk mengamati benda-benda
langit. Dia berhasil mengamati adanya pegunungan di bulan, perubahan
penampakan dari planet Venus dan bulan-bulan yang mengitari planet Yupiter.
Teropong terdiri atas dua jenis, yaitu : Teropong bintang dan teropong bumi.
1. Teropong Bintang
Teropong bintang (astronomi) digunakan untuk mengamati benda-benda di
angkasa, misalnya bulan, bintang, dan planet. Teropong bintang terdapat dua jenis,
yaitu teropong bias dan teropong pantul.
Teropong bias
Teropong bias menggunakan dua lensa positif. Salah satu lensa positif
ditujukan ke benda yang diamati. Lensa ini disebut lensa objektif, sedangkan lensa
positif yang lain berada di dekat mata yang disebut lensa okuler. Fokus lensa
obyektif lebih besar dari fokus lensa okuler. Pengamatan dengan teropong bintang
umumnya dilakukan dengan mata tak berakomodasi.
Bayangan yang dibentuk oleh lensa obyektif bersifat sejati, terbalik dan
diperkecil. Bayangan ini terbentuk di titik fokus utama lensa obyektif. Bayangan
yang dibentuk oleh lensa obyektif kemudian dilihat melalui lensa okuler (berfungsi
sebagi lup). Bayangan yang dibentuk oleh lensa okuler bersifat maya dan
ukurannya lebih besar daripada bayangan yang dibentuk oleh lensa obyektif.
Teropong pantul
Teropong pantul menggunakan satu lensa cembung, satu cermin cekung
dan satu cermin datar. Bagian obyektif menggunakan cermin cekung, sedangkan
bagian okuler menggunakan lensa cembung dan cermin datar diletakkan diantara
obyektif dan okuler.
2. Teropong bumi
Teropong bumi disebut juga teropong yojana atau teropong medan.
Teropong bumi selain menggunakan dua lensa, juga menggunakan lensa cembung
ketiga yang disisipkan diantara lensa obyektif dan okuler. Lensa ketiga (lensa
pembalik) untuk menghasilkan bayangan akhir yang tegak terhadap arah
benda semula.
d. Periskop
Periskop merupakan alat optik yang digunakan di kapal selam untuk
mengamati keadaan di permukaan air. Periskop yang sederhana terbuat dari
dua cermin datar yang dipasang saling berhadapan. Masing-masing cermin
diatur sedemikian rupa agar sinar datang dan sinar pantul pada setiap cermin
membentuk sudut 90O. Pengaturan seperti itu memungkinkan sinar yang datang
dari benda dan sinar yang masuk ke mata pengamat memiliki arah yang sama.
Sehingga bayangan yang dihasilkan bersifat tegak seperti bendanya.
Pada periskop modern, selain menggunakan dua lensa juga
menggunakan dua buah prisma siku-siku sama kaki. Salah satu lensa dipasang
mengarah ke benda (lensa obyektif), sedangkan lensa yang lain dipasang di dekat
mata (lensa okuler). Ketika seberkas cahaya mengenai lensa obyektif, cahaya akan
diteruskan menuju prisma siku-siku pertama. Prisma akan memantulkan berkas
cahaya tersebut ke prisma siku-siku kedua dan akan diteruskan ke lensa okuler.
Anatomi mata
Kebanyakan kegunaan alat optik adalah supaya kita dapat melihat lebih baik.
Mata merupakan alat optik yang memanfaatkan prinsip pemantulan. Mata
merupakan alat indra yang peka terhadap cahaya. Mata hanya akan
berfungsi untuk melihat benda bila ada cahaya yang masuk ke dalamnya.
1. Kornea
Kornea merupakan selaput bening yang terletak di depan pupil dan
merupakan membran yang kuat. Fungsi kornea adalah untuk membantu
memfokuskan cahaya ke retina dan melindungi bagian dalam bola mata.
2. Pupil
Pupil merupakan tempat cahaya masuk ke dalam mata. Pupil berfungsi
mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata. Ukuran pupil dapat berubah-
ubah sesuai dengan keadaan cahaya dalam ruangan. Pupil akan melebar jika
cahaya redup. Sebaliknya, bila cahaya terang maka pupil akan mengecil, proses ini
disebut adapsi (penyesuaian). Besar kecilnya ukuran pupil diatur oleh iris.
Cahaya yang telah melalui pupil akan melewati lensa mata.
3. Iris
Iris merupakan selaput berbentuk lingkaran yang berfungsi mengatur besar
kecilnya ukuran pupil. Warna iris dipengaruhi oleh jenis ras atau bangsa.
4. Lensa mata
Lensa mata merupakan lensa cembung yang berfungsi untuk memfokuskan
cahaya sehingga terbentuk bayangan nyata, diperkecil, dan terbalik pada retina.
5. Retina (selaput jala)
Retina merupakan lapisan yang berisi ujung-ujung syaraf yang sangat peka
terhadap cahaya. Retina berfungsi mengirimkan cahaya dalam bentuk impuls
listrik ke otak melalui saraf mata. Impuls diproses oleh otak sehingga terbentuk
bayangan nyata dan tegak yang memberi kesan bahwa kita melihat benda tersebut.
Retina terdiri dari bintik kuning dan bintik buta. Bintik kuning peka
terhadap cahaya karena mengandung jutaan sel syaraf sedangkan bintik buta tidak
peka terhadap cahaya sehingga jika cahaya jatuh pada bintik buta bayangan tidak
jelas atau tidak kelihatan.
Permukaan retina terdiri dari berjuta-juta sel sensitif, ada yang berbentuk sel
batang dipergunakan pada waktu malam, setiap mata memiliki 120 juta sel
batang dan sel batang sangat peka terhadap cahaya biru dan hijau. Selain sel
batang terdapat sel kerucut, setiap mata mempunyai ± 6,5 juta sel kerucut, sel
kerucut sangat sensitif terhadap warna kuning dan hijau.
Ahli medis berpendapat ada tiga tipe sel kerucut yang tanggap terhadap tiga
warna pokok yaitu biru (mampu menerima gelombang cahaya yang frekuensinya
antara 400 dan 500 milimikron sehingga dapat menerima cahaya ungu, biru dan
hijau), hijau (frekuensinya antara 450dan 675 milimikron sehingga dapat
menerima cahaya biru, hijau, kuning, orange, dan merah), dan merah (dapat
mendeteksi seluruh panjang gelombang cahaya tetapi lebih sensitif merespon
cahaya orange kemerahan).
Supaya bayangan dapat terbentuk pada retina, maka lensa mata harus
merubah ketebalannya sesuai jarak benda yang dilihat. Kemampuan lensa mata
untuk menjadi tebal (cembung) atau tipis (datar) disebut daya akomodasi
mata.
6. Aquaeuos humor
Merupakan cairan mata. Cairan mata berfungsi agar penglihatan bisa
optimal dan tekanan bola mata tetap normal. Cairan bisa keruh diakibatkan oleh
penyakit diabetes dan TBC paru-paru. Apabila cairan dalam lensa mata menjadi
keruh maka mata akan mengalami katarak.
7. Syaraf optik
Merupakan syaraf yang menyampaikan informasi kuat cahaya dan warna ke
otak.
8. Otot mata
Bola mata dilengkapi dengan otot-otot (muskulus) mata yang mengatur
gerakan bola mata, yaitu :
Muskulus rektus superior, untuk menggerakkan mata ke atas
Muskulus rektus inferior, untuk menggerakkan mata ke bawah
Muskulus rektus medial, untuk menggerakkan mata ke dalam
Muskulus rektus lateral, untuk menggerakkan mata ke sisi luar
Muskulus oblikus superior, untuk menggerakkan mata ke atas sisi luar
Muskulus oblikus inferior, untuk menggerakkan mata ke bawah sisi luar
Kelumpuhan salah satu otot mata akan menimbulkan gejala yang disebut
strabismus (mata juling).
Pada saat kita melihat benda, mata selalu berada antara mengalami
akomodasi maksimum atau tidak mengalami akomodasi sama sekali. Titik terdekat
yang masih dapat dilihat dengan jelas oleh mata dengan akomodasi maksimum
disebut titik dekat (punctum proximum). Titik dekat untuk mata normal terletak
sekitar 25 cm dari mata. Sementara itu, titik terjauh yang masih dapat dilihat
dengan jelas oleh mata tanpa berakomodasi disebut titik jauh (punctum remotum).
Titik jauh untuk mata normal terletak di tempat yang jauhnya tak terhingga.
Mata normal (emetrop) merupakan mata yang masih dapat berakomodasi
dengan baik. Daya akomodasi ini tergantung pada umur. Usia makin tua daya
akomodasi semakin menurun. Hal ini disebabkan kekenyalan lensa (elastisitas)
semakin berkurang.
Gambar 22. Jalannya sinar pada penderita miop dan hipermetropi dan cara
memperbaikinya
Cacat mata ini disebabkan oleh kornea mata yang tidak berbentuk sferis,
tapi lebih melengkung pada satu sisi daripada sisi yang lain. Akibatnya sebuah titik
akan difokuskan sebagai garis pendek. Penderita astigmatisma dapat ditolong
dengan menggunakan kaca mata berlensa silindris. Penderita silinder susah
melihat garis atau lingkaran dan lebih baik menggunakan kotak lensa.
Rabun senja (rabun ayam atau nyctalopia) : gangguan penglihatan kala senja.
penderita kesulitan melihat jika kekurangan sumber cahaya. Rabun senja
terjadi karena adanya kerusakan pada sel retina. Penyebab terjadinya rabun
senja antara lain katarak, rabun jauh, kekurangan vitamin A sejak lahir (jarang).
Penderita rabun senja tidak boleh mengemudi di waktu-waktu yang cahayanya
tidak terlalu terang.
Rabun senja sering dianggap wajar padahal jika didiamkan dan tidak diobati
bisa buta. Vitamin A membantu proses adaptasi dari tempat yang terang ke
gelap
Diturunkan dari perempuan (pembawa sifat) dan yang terkena lebih banyak
laki-laki. Jarang terjadi buta warna total (hanya dapat membedakan warna
putih, abu-abu, dan hitam). Warna yang biasanya tidak bisa dibedakan (merah,
kuning, hijau, dan biru). Tes ishihara (melihat dan mengenali warna dalam
waktu 10 detik).
Katarak : menumpuknya zat lemak atau zat kapur pada lensa mata sehingga
pandangan jadi berkurang (kekeruhan pada lensa mata).
1. Opthalmoskop
Alat ini mula-mula dipakai oleh Helmholtz (1851). Prinsip pemeriksaan
mata dengan alat ini untuk mengetahui keadaan fundus okuli (retina dan pembuluh
darah secara keseluruhan). Alat ini dapat digunakan untuk mengamati
permasalahan mata yang berkaitan dengan tumor otak.
2. Retinoskop
Alat ini digunakan untuk menentukan resep lensa untuk koreksi mata
penderita.
3. Keratometer
Alat ini digunakan untuk mengukur kelengkungan kornea mata.Pengukuran
diperuntukkan dalam pemakaian lensa kontak. Lensa kontak ini dipakai langsung
yaitu dengan cara menempel pada kornea yang mengalami gangguan
kelengkungan.
Ada dua lensa kontak yang bisa dipakai yaitu hard contact lens dan soft
contact lens. HCL dibuat dari plastik yang keras, tebal 1 mm dan diameter 1 cm.
Sangat efektif bila dilepaskan dan mudah terlepas oleh air mata tetapi dapat
mengoreksi astimatisme, sedangkan SCL penggunaanya sangat nyaman tetapi
tidak dapat mengoreksi astigmatisme.
4. Tonometer
Pada tahun 1900 Schiotz dari jerman memperkenalkan alat untuk mengukur
tekanan intraokuler (tekanan di dalam bola mata) untuk mengetahui apakah pasien
menderita glaukoma atau tidak. Pada penderita glaukoma tekanan bola mata
mencapai 80 mmHg. Dalam keadaan normal tekanan intraokuler berkisar antara
20-25 mmHg dengan rata-rata produksi dan pengeluaran cairan 5 ml/hari.
5. Pupilometer
Alat ini digunakan untuk mengukur diameter pupil.
6. Lensometer
Alat ini digunakan untuk mengukur kekuatan lensa.
a. Transilluminasi
Transilluminasi adalah transmisi cahaya melalui jaringan tubuh untuk
mengetahui apakah ada gejala hidrosefalus (kepala mengandung cairan karena
pembentukan tulang tengkorak belum sempurna) atau ada kelainan di dalam tubuh
( kelainan testes dan payudara).
b. Endoskop
Alat ini digunakan untuk melihat ruang di dalam tubuh.
c. Sistoskop
Alat ini digunakan untuk melihat struktur di dalam kandung kencing.
d. Protoskop
Alat ini digunakan untuk melihat struktur rektum (dubur).
e. bronkhoskop
Alat ini digunakan untuk melihat paru-paru.