Anda di halaman 1dari 72

FISIKA KESEHATAN

Fisika kesehatan adalah ilmu yang menguraikan prinsip-prinsip dasar


fisika yang berkaitan dengan dengan sistem tubuh manusia atau ilmu yang
menggabungkan 2 bidang kajian yaitu ilmu fisika dan ilmu kesehatan.
Peran dan fungsi fisika kesehatan adalah dapat digunakan untuk
mengaplikasikan pengukuran dan besaran pada ilmu kesehatan (temperatur tubuh,
tinggi badan).

Macam-macam besaran dalam fisika


Besaran merupakan konsep dasar mengenai pengukuran. Besaran di dalam
fisika dibagi menjadi 2, yaitu :

1. Besaran pokok : Besaran yang satuannya telah ditentukan.


Di dalam SI (sistem internasional) terdapat 7 besaran pokok sedangkan
besaran yang lainnya diturunkan dari besaran pokok.
contoh : panjang, massa, waktu, arus listrik, temperatur, jumlah
zat, dan intensitas cahaya

2. Besaran turunan : Besaran yang diturunkan dari beberapa besaran


pokok.
contoh : kecepatan, percepatan, massa jenis, gaya dll

Contoh besaran turunan :


kecepatan (v) : Jarak yang ditempuh tiap satuan waktu.

v   jarak s m
 
waktu t s

percepatan (a) : Perubahan kecepatan tiap satuan waktu

m
a   kecepa tan v m
  s  2
waktu t s s

   massa m kg
 
volume v m 3

F   m.a  kg. m2  Newton


s

2
Ek   1 m.v 2  kg. m2  Joule
2 s
2
W   F .s  kg. m2 .m  kg.m
2
J
s s

m
f  c
 s  1  Hz
 m s

Sedangkan berdasarkan arahnya besaran dibedakan menjadi 2, yaitu :

1. Besaran skalar : Besaran yang memiliki nilai atau harga saja


contoh : massa, waktu, dan volume.

2. Besaran vektor : Besaran yang mempunyai nilai yang dipengaruhi oleh arah
contoh : kecepatan, percepatan dan perpindahan.

Macam-macam satuan dalam fisika


Satuan merupakan cara untuk menyatakan dimensi seperti (m = panjang,
jam = waktu). Sistem satuan yang digunakan secara luas untuk menyatakan
kuantitas saat ini adalah sistem internasional (SI). Satuan SI dikembangkan oleh
General Conference of Weigh and Measurement pada tahun 1960 dan disahkan
oleh International Organitation.

Tabel I. Sistem satuan dalam besaran pokok

Besaran Satuan Lambang


Panjang Meter m
Massa Kilogram kg
Waktu Sekon s
Arus listrik Ampere A
Temperatur Kelvin K
Jumlah zat Mol mol
Intensitas cahaya Candela cd

Selain SI ada sistem satuan lain yang sering dijumpai yaitu sistem Inggris,
sistem ini sampai sekarang masih sering digunakan.

Tabel II. Satuan Inggris

Panjang Foot Ft
Massa Pound lbm
Waktu Second S
Awalan –awalan SI
Seringkali kita mengalami kesulitan untuk menyatakan besaran fisis. Kita
menjumpai bilangan-bilangan yang sangat besar atau sangat kecil. Agar lebih
sederhana maka konfrensi umum mengenai berat dan ukuran ke-14 menganjurkan
penggunaan awalan seperti yang ada di bawah ini.

Tabel III. Awalan-awalan SI

Faktor Awalan Simbol


109 Giga G
106 Mega M
103 Kilo k
102 Hekto h
10 Deka da
10-1 Desi d
10-2 Centi c
10-3 Mili m
10-6 Mikro μ
10-9 Nano N

Sehingga kita dapat menulis rata-rata jari-jari bumi (6,37.106 m) menjadi 6,37 Mm.
[kg, hg, dag, g, dg, cg, mg].

Faktor-faktor Konversi
Faktor konversi adalah faktor untuk mengalikan suatu kuantitas menjadi
kuantitas yang lain. Dalam sistem konversi satuan, biasanya diperlukan pemakaian
faktor konversi.

Konversi dari SI ke sistem Inggris

1 cm = 0,39 in 1 m/s = 3,2808 ft/s 1 kg = 1 ons


1m = 39,37 in 1 kg = 2,2046 lbm 1 L = 1 dm3
1m = 3,2808 ft 1 ml = 0,04 in 1 ml = 1 cm3
1 m2 = 10,7639 ft2 1 ft = 12 in
1 m3 = 35,1349 ft3 1 ton = 10 kwintal = 103 kg
Contoh :

1. 9 g/cm3 = ........kg/l

9g kg 1000cm 3 9kg
x x 
cm 3 1000 g l l

2. 15 mg/ml = ........kg/l

15mg 10 6 kg 10 3 ml 0,015kg
x x 
ml mg l l

3. 50 km/j = .........m/s

50km 1000m j 13,89m


x x 
j km 3600s s

4. 40 kg/m3 = .........gr/cm3

40kg 1000 g m3 0,04 gr


3
x x 6 3 
m kg 10 cm cm 3

5. a. 20 mil = ......km
b. 300 km = .......mil

Jika diketahui faktor konversi 1 mil = 5280 ft

5280 ft 1km 1m
20milx x x  32,18km
mil 1000m 3,2808 ft

1mil 3,2808 ft 1000m


300kmx x x  186,41mil
5280 ft 1m 1km
BIOMEKANIKA

Mekanika adalah salah satu cabang ilmu fisika yang mempelajari gerakan
dan perubahan bentuk suatu materi yang diakibatkan oleh gaya. Sedangkan
biomekanika merupakan ilmu aplikasi mekanika pada sistem biologi yang
menyangkut tubuh makhluk hidup. Dalam biomekanika prinsip-prinsip mekanika
dipakai dalam penyusunan konsep, analisis, disain, dan pengembangan peralatan
dalam bidang biologi dan kedokteran.

Pengukuran
Dalam fisika maupun disiplin ilmu lain pengukuran merupakan dasar utama.
Dalam pengukuran bisa dicari korelasi atau perbandingan dengan prediksi teoritis.
Hal-hal yang berhubungan dengan pengukuran adalah sistem satuan internasioanal
(SI).
Dasar sistem SI yang dipakai adalah panjang (meter), massa (kg), dan
waktu (s). Secara praktis sering dipergunakan satuan kecil atau satuan besar misal
centimeter (0,01 m), gram (0,001 kg), kadang-kadang untuk menyatakan kwantitas
dipergunakan satuan Inggris (feet, pound, second).
Pada saat ini seiring dengan pertumbuhan ilmu kedokteran, bilangan dan
ketelitian dari pengukuran dalam praktis klinik sangat ditingkatkan. Hal ini karena
hasil pengukuran dapat memberikan informasi yang sangat berharga tentang
gambaran keadaan tubuh dan hasil pengukuran tersebut dipakai sebagai bahan
perbandingan. Dalam fisika pengukuran dibagi menjadi 2, yaitu :

1. Pengukuran pengulangan
Pada proses ini biasanya melibatkan sejumlah pengulangan perdetik, permenit,
perjam dan sebagainya. Misalnya pengukuran pernafasan diperoleh nilai
pernafasan rata-rata (brething rate) kira-kira 15/menit, denyut nadi 70/menit.

2. Pengukuran yang tidak diulang


Proses pengukuran ini hanya dilakukan sekali terhadap individu. Misalnya
tinggi badan, massa, temperatur tubuh, mengukur substansi asing yang
dikeluarkan lewat ginjal, potensi aksi dari suatu sel saraf.
Hukum dasar dalam biomekanika
Dalam penerapannya biomekanika memakai hukum dasar yang dirumuskan
oleh Isac Newton (1643-1727) untuk mempelajari gerakan mekanik pada manusia
dan hewan. Ada 3 hukum dasar mekanika yang dicetuskan oleh Newton, yaitu :

1. Hukum Newton I
Hukum ini menyatakan bahwa “Suatu benda akan tetap dalam posisi
istirahat atau berada dalam gerakan yang sama kecuali jika diberikan
gaya yang dapat menghilangkan keseimbangan”.
Dari hukum Newton I bisa diartikan bahwa benda mempunyai sifat
mempertahankan keadaannya, apabila benda dalam keadaan diam maka benda
akan tetap diam tidak bergerak kecuali jika ada gaya yang dapat menghilangkan
keseimbangannya, begitu juga jika benda sedang bergerak maka benda akan
bergerak terus.

Gambar 1. Gerakan mendorong benda

Contoh : suster mendorong pasien dewasa atau anak-anak dengan kursi


roda, arah gerakan benda akan sama dengan arah gaya yang diberikan sehingga
gaya didefinisikan sebagai suatu vektor yang memiliki nilai dan arah.

2. Hukum Newton II
Hukum ini menyatakan bahwa “Percepatan suatu benda (seberapa
kecepatannya bertambah) adalah sebanding dengan gaya yang diberikan
kepadanya”. Pernyataan tersebut dapat terlihat pada persamaan berikut :
Dari hukum Newton II bisa diartikan bahwa apabila ada gaya yang
bekerja pada suatu benda maka benda akan mengalami suatu percepatan yang
arahnya sama dengan arah gaya.

F  m.a

dimana : F = gaya (N)


m = massa (kg)
a = percepatan (m/s2)

massa berbeda dengan berat (W = m.g)


Gambar 2. Mendorong brankar

Suatu gaya sebesar 1 Newton diberikan pada benda yang mempunyai


massa 1 kg, maka benda akan mempunyai percepatan sebesar 1 m/s. Contoh
ketika kita mendorong troli (tempat tidur) pasien, pada awal gerakan akan
terjadi percepatan. Ketika benda digerakkan dengan gerakan yang konstan
maka benda tidak lagi bertambah cepat dan gaya yang diberikan lebih sedikit
atau konstan.

3. Hukum Newton III


Hukum ini menyatakan bahwa “Untuk setiap aksi terdapat reaksi
yang setara dan berlawanan arah”.

Gambar 3. Pasien berbaring di tempat tidur

Pasien yang berbaring di tempat tidur akan melakukan aksi (gaya


berat), dengan adanya aksi maka tempat tidur akan menyokong pasien karena
tempat tidur melakukan reaksi (gaya normal) dari aksi yang dilakukan pasien.
Macam-macam gaya pada Tubuh
Pergerakan pada tubuh terjadi karena adanya gaya yang bekerja. Ada gaya
yang bekerja di dalam tubuh yang tidak kita sadari dan tidak bisa kita lihat secara
langsung seperti kerja paru-paru, jantung, usus, dan sebagainya.
Tubuh dalam keadaan statis berarti tubuh dalam keadaan setimbang, yang
berarti jumlah gaya sama dengan nol. Sistem tulang dan otot tubuh manusia
berfungsi sebagai pengumpil. Ada 3 kelas sistem pengumpil (atau radius yaitu
tulang lengan bawah yang menyambungkan bagian siku dengan tangan di sisi ibu
jari)
a. Kelas I : titik tumpuan terletak diantara gaya berat dan otot (kepala dan leher)

`
Gambar 4. Titik tumpuan pada kelas I

dimana : W = gaya berat


M = gaya otot
O = titik tumpuan

Kemampuan bayi dalam menegakkan kepala ditentukan oleh tonus


(kontraksi atau tegangan) otot yang menciptakan respon gaya terhadap berat
kepala. Selama tonus otot penyangga kepala (leher) belum optimal, maka bayi
belum dapat menegakkan kepala. Sebaliknya, peningkatan berat kepala pada bayi
penderita hidrochepalus (virus rubella atau toxo) menuntut respon gaya otot
penyangga kepala (leher) yang lebih besar sehingga tonus otot meningkat.
Peningkatan tonus inilah yang menambah nyeri kepala pada penderita
hidrochepalus. Pendekatan serupa juga dapat menjelaskan kelainan tension
headache ( sakit kepala karena ketegangan otot di belakang kepala atau kulit
kepala) pada penderita tumor kepala dan meningitis {infeksi cairan otak disertai
radang yang mengenai piameter (lapisan dalam selaput otak) dalam drajat yang
masih ringan. Penyakit ini ditandai dengan jumlah protein yang meninggi disertai
cairan yang jernih penyebabnya adalah kuman tuberculosis dan virus}.
b. Kelas II : gaya berat diantara titik tumpuan dan gaya otot (tumit menjinjit)

Gambar 5. Titik tumpuan pada kelas II

Rahasia dari seorang ballerina yang stabil adalah kemampuan otot


gastrocnemius (betis belakang) dan tendon achiles (tendon pada bagian belakang
tungkai bawah berfungsi melekatkan otot gastrocnemius, tepat dibagian
pergelangan kaki) dalam merespon berat tubuh yang diproyeksikan tepat ditengah.
Pergeseran proyeksi berat badan ke depan akibat obesitas sentral atau kehamilan
menyebabkan seseorang cenderung jatuh ke depan saat berjinjit. Sebaliknya tes
jinjit dapat dipakai untuk mengetahui kemampuan otot gastrocnemius dan tendon
achiles. Pada atlit sepakbola cidera tendon achiles tidak dapat berdiri jinjit.

c. Kelas III : gaya otot terletak diantara titik tumpuan dan gaya berat (otot lengan)

Gambar 6. Titik tumpuan pada kelas III

Aplikasi sederhana dari kelas ini dapat diamati ketika lengan atas menahan
beban yang diletakkan di telapak tangan. Kemampuan menahan atau mengangkat
berat beban tergantung pada kontraksi otot bisep (depan). Sendi siku bertindak
sebagai pengumpil pada kelas ini.
Analisa gaya dan kegunaan di klinik
Gaya yang bekerja pada suatu benda atau tubuh manusia bisa vertikal atau
horizontal.

a. Gaya vertikal
Apabila seseorang berdiri di atas suatu benda, maka orang tersebut akan
memberi gaya di atas benda tersebut, sedangkan benda tersebut akan
memberikan gaya reaksi yang besarnya sama dengan gaya yang diberikan orang
tersebut. Peristiwa ini merupakan hukum newton ke III (aksi sama dengan
reaksi).

b. Gaya horizontal
1. Apabila ada dua gaya yang bekerja pada suatu benda arahnya sama, maka
total gaya yang diperoleh sebesar penjumlahan ke dua gaya tersebut.

F1 F2

S  F1  F2

2. Apabila ada dua gaya yang bekerja pada suatu benda berlawanan arah, maka
total gaya yang diperoleh sebesar selisih ke dua gaya tersebut.

F1 F2

S  F1  F2

Penggunaan klinik antara lain pada traksi leher, traksi tulang, dan traksi
kulit. Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain untuk
menangani kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot. Tujuan traksi adalah
untuk menangani fraktur, dislokasim atau spasme otot dalam usaha untuk
memperbaiki deformitas dan mempercepat penyembuhan.
Prinsip traksi adalah menarik tahanan yang diaplikasikan pada bagian tubuh,
tungkai, pelvis atau tulang belakang dan menarik tahanan yang diaplikasikan pada
arah yang berlawanan yang disebut dengan counter traksi.
Traksi dapat dilakukan melalui kulit atau tulang. Pada traksi tulang berat
pemberat sebesar (1/7 x BB), traksi tulang sebaiknya dihindari pada anak-anak
karena growth plate dapat dengan mudah rusak akibat pin tulang. Pada traksi kulit
berat pemberat sebesar (1/10 x BB), traksi kulit hanya diperuntukkan bagi anak-
anak kurang dari 12 tahun.
Gaya berat tubuh dan posisi duduk yang menyehatkan tulang belakang
Punggung adalah salah satu organ tubuh yang bekerja nonstop selama
24 jam. Dalam keadaan tidur pun, punggung tetap menjalankan fungsinya untuk
menjaga postur tubuh. Punggung tersusun dari 24 buah tulang belakang
(vertebrae), dimana masing-masing vertebrae dipisahkan satu sama lain oleh
bantalan tulang rawan (diskus). Seluruh rangkaian tulang belakang ini membentuk
tiga buah lengkung alamiah, yang menyerupai huruf S.

Gambar 7. Rangkaian tulang belakang

Lengkung paling atas adalah segmen servikal (leher), yang dilanjutkan


dengan segmen toraks (punggung tengah), dan segmen paling bawah yaitu lumbar
(punggung bawah). Lengkung lumbar inilah yang bertugas untuk menopang berat
seluruh tubuh dan pergerakan.
Berdasarkan data British Chiropractic Association, sekitar 32% populasi
dunia menghabiskan waktu lebih dari 10 jam sehari untuk duduk di depan meja
kerja. Separuh dari populasi tersebut tidak pernah meninggalkan meja kerja,
bahkan saat makan siang. Semantara itu dua pertiga populasi menambah porsi
duduk tegak saat berada di rumah.
Postur tubuh yang baik akan melindungi dari cedera sewaktu
melakukan gerakan karena beban disebarkan merata ke seluruh bagian
tulang belakang. Postur tubuh yang baik akan dicapai jika telinga, bahu, dan
pinggul berada dalam satu garis lurus ke bawah.
Duduk dalam posisi tegak 90o kerap menyebabkan timbulnya pergerakan
sendi belakang sehingga posisi tubuh tidak seimbang, maka itu, posisi duduk santai
dengan postur miring 135o adalah posisi terbaik. Dalam posisi ini, tulang belakang
akan berada dalam posisi ideal, dimana tulang belakang bagian bawah akan
berbentuk seperti huruf S.
Gambar 8. Posisi duduk

Kelebihan dari posisi ini adalah bisa memperbaiki sirkulasi darah di


bagian bawah tubuh, sehingga dapat terhindar dari gangguan varises, selulit,
dan penggumpalan darah di kaki serta mengurangi kelelahan di kaki. Tubuh
akan terasa rileks, sehingga mengurangi terjadinya ketegangan otot.

Usaha dan energi

Usaha (W)
Dalam pengertian sehari-hari, kata usaha dipakai untuk semua bentuk
kegiatan yang memerlukan pengerahan daya otot atau pikiran. Sedangkan
dalam ilmu fisika kata ‘usaha’ dipergunakan dalam arti yang terbatas sekali.
Dalam ilmu fisika dikatakan bahwa usaha telah dilakukan jika ada gaya yang
bekerja pada suatu benda sehingga benda tersebut bergerak.
Usaha dapat didefinisikan sebagai hasil kali besarnya gaya (F) dan jarak yang
ditempuh oleh benda atau perpindahan benda (s). Untuk menghitung usaha,
kalikan komponen gaya yang sejajar dengan perpindahan benda. Jika arah gaya
dan arah perpindahan benda tidak sejajar, maka digunakan sistem komponen. Jika
sudut θ adalah sudut antara vektor gaya dan arah perpindahan, maka cos θ adalah
komponen sudut ini yang sejajar dengan kedua vektor ini. Sehingga persamaan
dari usaha adalah :

W  F.s atau W  F cos .s

Dalam sistem mks satuan usaha (W) = 1 Nm (Newton meter)

1 Nm = 1 Joule (J)
Dalam sistem cgs satuan usaha (W) = 1 dyne cm = 1 erg
1 N = 105 dyne
1 Nm = 107 dyne cm
1 J = 107 erg
Energi
Mendifinisikan energi secara tepat cukup sulit, karena setiap perubahan
melibatkan energi tertentu. Pada hakikatnya setiap materi mengandung energi,
dan bila materi berubah akan disertai perubahan energi. Dengan kata lain,
energi adalah sesuatu yang menyertai perubahan materi. Energi dapat dipakai
untuk melakukan kerja pada suatu benda, sehingga energi dapat didefinisikan
sebagai kemampuan melakukan kerja atau usaha. Energi merupakan besaran
turunan yang memiliki satuan Joule.
Jika energi yang dikandung materi sebelum perubahan lebih besar dari
sesudahnya, akan keluar sejumlah energi, peristiwa itu disebut eksotermik.
Contoh peristiwa eksotermik adalah batu jatuh, kayu terbakar, dan air
mengalir. Sebaliknya, jika energi materi sebelumnya lebih kecil maka
peristiwa itu menyerap sejumlah energi dan disebut endotermik. Contohnya
adalah mengangkat batu, menguapkan air, dan memasak nasi.
Di alam ini energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan. Yang
terjadi hanya perubahan energi dari suatu bentuk ke bentuk lainnya.
Melakukan kerja atau usaha artinya melakukan perubahan, antara lain perubahan
posisi, perubahan bentuk, perubahan ukuran, perubahan suhu, perubahan gerak,
perubahan wujud, dan perubahan struktur kimia suatu zat. Bentuk energi
bergantung pada jenis perubahan materi. Dalam ilmu pengetahuan alam dikenal 7
bentuk energi, yaitu :

1. Energi Kinetik (EK)


Energi kinetik adalah energi yang dimiliki suatu benda yang bergerak.
Besarnya energi kinetik suatu benda bergantung pada massa dan kecepatan benda
tersebut.

E k  1 2.m.v 2

dimana : Ek = energi kinetik (J)


m = massa benda (kg)
v = kecepatan gerak benda (m/s)

2. Energi Potensial (EP)


Energi potensial adalah energi yang dikandung benda berdasarkan tinggi
rendah kedudukannya. Besarnya energi potensial bergantung pada massa dan
ketinggiannya.

E p  m.g.h

dimana : Ep = energi potensial (J)


m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = ketinggian benda dari permukaan bumi (m)
3. Energi Panas (Q)
Energi panas (kalor) adalah energi kinetik rata-rata gerakan partikel-partikel
penyusun materi atau benda. Mengosok-gosokkan suatu benda ke benda lainnya
menjadikan gerakan partikel pada benda tersebut bertambah kecepatannya
sehingga timbul panas. Materi yang suhunya lebih tinggi mempunyai energi
kinetik rata-rata partikelnya lebih besar. Akibatnya, energi panas akan pindah
dari benda bersuhu tinggi ke yang rendah. Besarnya energi yang mengalir dapat
ditentukan dari besarnya perubahan suhu, massa benda, dan kalor jenisnya. Kalor
adalah energi yang diterima atau yang dilepaskan oleh suatu benda, sehingga suhu
benda akan naik atau turun dan mengakibatkan wujud benda berubah. Satuan
energi untuk kalor biasanya dinyatakan dalam kalori. Satu kalori adalah banyaknya
kalor yang diperlukan untuk memanaskan air 1 gram sehingga suhunya naik 1 oC.

Q  m.c.t

dimana : Q = kalor yang diperlukan (kal atau J)


m = massa benda (gr)
c = kalor jenis benda (kalori/gr.oC)
Δt = perubahan suhu (oC)
1 kalori = 4,184 J

Kalor jenis suatu zat adalah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu
1 gram zat setinggi 1oC.

4. Energi Cahaya (Ec)


Energi cahaya adalah energi yang dimiliki oleh gerakan foton dalam bentuk
gelombang elektromaknetik. Gelombang cahaya mempunyai frekuensi (υ) dan
panjang gelombang (λ) tertentu, dengan kecepatan yang sama (c = 3.10 8 m/s).
Makin besar nilai panjang gelombang maka makin kecil frekuensinya, begitu juga
sebaliknya.

c


Menurut Planck, energi cahaya bergantung pada frekuensinya

Ec  h.

dimana : υ = frekuensi (Hz)


c = kecepatan cahaya (3.108 m/s)
λ = panjang gelombang
Ec = energi cahaya (J)
h = tetapan planck (6,626.10-34 Js)
5. Energi Listrik (w)
Energi listrik adalah energi yang diakibatkan oleh gerakan partikel bermuatan
dalam suatu media (kondukor), karena adanya beda potensial antara kedua ujung
konduktor. Besarnya energi listrik bergantung pada beda potensial dan jumlah
muatan yang mengalir.

w  q.E

dimana : w = energi listrik (J)


q = muatan yang mengalir (Coulomb)
E = beda potensial listrik (Volt)

6. Energi Kimia
Energi kimia adalah energi yang dikandung suatu senyawa dalam bentuk
energi ikatan antara atom-atomnya. Bila terjadi suatu reaksi kimia, perubahan
energinya akan keluar berupa energi panas atau listrik. Jadi energi kimia adalah
energi yang dihasilkan dalam reaksi kimia. Besarnya energi bergantung pada
jenis dan jumlah pereaksi serta suhu dan tekanan.

2C2H6 + 7O2 4CO2 + 6H2O

C−C 348 kJ/mol C = C 607 kJ/mol


H−C 415 kJ/mol C ≡ C 833 kJ/mol

7. Energi Nuklir
Energi nuklir adalah energi yang terkandung dalam inti atom karena adanya
ikatan yang kuat antara partikel di dalamnya. Energi ini akan keluar jika suatu inti
berubah menjadi inti lain. Besarnya energi ini bergantung pada jenis dan jumlah
inti.
6 agustus 1945 pukul 8.15 pagi, pesawat B–29 Amerika Serikat yang
bernama Enola Gay menjatuhkan bom atom yang dijuluki Little Boy (panjang 300
cm dan diameter 75 cm) di atas kota Hiroshima, Jepang. Akibatnya ratusan ribu
penduduk Hirosima tewas seketika oleh panas yang mencapai suhu 3000oC, dua
kali panas yang diperlukan untuk melelehkan besi. Dengan adanya penemuan
tersebut, banyak sekali kerugian dan manfaat yang kita peroleh dari energi yang
berasal dari inti atom.
Bom atom yang dijatuhkan di kota Hiroshima merupakan pembelahan dari
inti uranium–235. Jika inti uranium–235 ditembaki dengan netron, maka akan
terjadi reaksi pembelahan inti

235
U + 1n 139
Ba + 94
Kr + 3 1 n
92 0 56 36 0
Setiap pembelahan inti akan menghasilkan energi 200 juta elektron-volt
(200 MeV). Reaksi di atas menghasilkan 3 netron, yang masing-masing akan
membelah inti-inti uranium–235 yang lain. Akibatnya terjadilah reaksi berantai
yang akan menghasilkan energi yang luar biasa dahsyatnya. Dapatlah kita
bayangkan betapa hebatnya energi yang ditimbulkan oleh reaksi fisi (pembelahan)
dari uranium–235. Dan bom atom uranium–235 inilah yang menghancurkan kota
Hirosima. Sedangkan bom atom yang menghancurkan kota Nagasaki pada
tanggal 9 Agustus 1945 adalah jenis plutonium–239, yang energinya lebih hebat
dari uranium–235. Pembelahan inti plutonium–-239 akan menghasilkan 4 netron,
sehingga reaksi berantainya lebih cepat dan energi yang ditimbulkan lebih dahsyat.

239 1 118
Pu + n 2 Ag + 4 1 n
94 0 47 0

Dalam suatu bom atom, energi yang dihasilkan oleh reaksi inti tidak dapat
dikendalikan. Lain halnya dalam suatu reaktor atom dimana energi yang dihasilkan
oleh reaksi inti dapat dikendalikan. Dalam reaktor atom, reaksi berantai
uranium–235 dan plutonium–239 dapat diatur menurut keperluan, sehingga reaksi
pembelahan inti dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi.
FISIKA AKUSTIK

Akustik dalam ilmu fisika merupakan ilmu yang mempelajari suara


dan getaran. Suara atau bunyi merupakan vibrasi atau gerakan dari molekul-
molekul zat yang beradu satu sama lain dimana zat tersebut terkoordinasi
menghasilkan gelombang serta mentransmisikan energi tanpa disertai perpindahan
partikel. Gelombang bunyi adalah gejala perambatan energi (getaran) yang dapat
menjalar secara longitudinal. Gelombang transversal adalah gelombang yang arah
getarnya tegak lurus dengan arah gerakan sedangkan gelombang longitudinal
adalah gelombang yang arah getarnya searah dengan arah rambat.

Gambar 9. Gelombang longitudinal

Manusia mendengar bunyi saat gelombang bunyi (getaran di udara atau


medium lain) sampai ke gendang telinga manusia. Setiap hari, kita mendengar
bermacam-macam bunyi. Apakah yang menyebabkan timbulnya bunyi :

Sumber Bunyi
Sumber bunyi adalah semua benda yang bergetar yang menghasilkan bunyi
(suara) yang merambat melalui suatu medium (zat perantara) sampai ke telinga
kita. Kita dapat mendengar bunyi karena adanya getaran. Getaran bunyi
merambat ke segala arah sebagai gelombang. Makin jauh dari sumber bunyi, bunyi
yang terdengar semakin lemah. Syarat terjadinya bunyi adalah :

 Ada sumber bunyi yang bergetar


 Ada zat perantara yang merambatkan gelombang bunyi dari sumber ke telinga
 Getaran mempunyai frekuensi tertentu (20-20.000 Hz)
 Indra pendengar dalam keadaaan baik

Menurut frekuensinya bunyi di bagi menjadi tiga yaitu :


 Bunyi infrasonik (0-16 Hz atau < 20 Hz)
Frekuensi ini biasanya ditimbulkan oleh getaran tanah, getaran bangunan,
maupun mobil. Bunyi infrasonik tidak dapat didengar oleh manusia, tetapi
dapat didengar oleh jangkrik dan anjing. Bunyi infrasonik (<16) mengakibatkan
perasaan kurang nyaman dan lesu. Apabila vibrasi bunyi dengan frekuensi
infrasonik mengenai tubuh akan menyebabkan resonansi dan akan terasa sakit
pada beberapa bagian tubuh.
 Bunyi audiosonik (20-20.000 Hz)
Bunyi audio merupakan bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia.
Meskipun manusia dapat menangkap bunyi dengan getaran 20-20.000 Hz,
telinga kita lebih peka terhadap bunyi dengan frekuensi sekitar 1000 Hz. Ini
adalah tingkat frekuensi pada percakapan biasa. Saat berbisik, suara kita hanya
mencapai 50 Hz. Sementara saat berteriak dapat mencapai 10.000 Hz.

 Bunyi ultrasonik (> 20.000 Hz)


Bunyi ultrasonik hanya dapat didengar oleh lumba-lumba dan kelelawar. Bunyi
ini digunakan dalam pengobatan, penghancuran, dan diagnosis. Hal ini dapat
terjadi karena frekuensi tinggi mempunyai daya tembus jaringan cukup
besar.

Ultrasonografi

Gambar 13. Alat ultrasonografi dan hasil

Saat ini perkembangan dunia teknologi sangat pesat, salah satu aspek yang
terkena efek perkembangan teknologi adalah kesehatan. Dunia kesehatan modern
telah memanfaatkan perkembangan teknologi untuk meningkatkan efisiensi serta
efektifitas di dunia kesehatan. Salah satu contoh adalah penggunaan alat-alat
kedokteran yang mempergunakan aplikasi komputer, salah satunya adalah USG
(ultrasonografi).
Ultrasonografi merupakan salah satu imaging diagnostik (pencitraan)
menggunakan suara ultra untuk memeriksa organ-organ dalam tubuh
manusia, dimana kita dapat mempelajari bentuk, ukuran, gerakan serta
hubungan dengan jaringan sekitarnya. Pemeriksaan dengan ultrasonografi
bersifat non-invasif, tidak menimbulkan rasa sakit pada penderita, dapat
dilakukan dengan cepat, aman, dan data yang diperoleh mempunyai nilai
diagnostik yang tinggi. Sampai saat ini belum ditemukan kontra indikasi
penggunaan ultrasonografi.
Ultrasonografi adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang
memanfaatkan gelombang ultrasonik, yaitu gelombang suara yang memiliki
frekuensi yang tinggi (250-2000 kHz) yang hasilnya ditampilkan pada layar
monitor. Frekuensi dan daya ultrasonik yang dipakai dalam bidang kedokteran
disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk diagnosis frekuensi yang digunakan
sebesar 1-5 MHz dengan daya 0,01 W/cm2. Apabila daya ultrasonik
ditingkatkan sampai 1 W/cm2 ultrasonografi bisa digunakan untuk
pengobatan, sedangkan untuk merusak jaringan kangker dipakai daya
sebesar 1000 W/cm2. Ultrasonik bisa dilakukan dalam waktu 3-4 menit.

Sejarah Ultrasonografi

Pertama kali ultrasonik digunakan oleh Langevin (1918) dari prancis, pada
perang dunia I, dalam bidang teknik untuk radar, yaitu teknik SONAR
(Sound, Navigation and Ranging) untuk mengetahui adanya kapal selam musuh
dan dalam pelayaran untuk menentukan kedalaman laut. Menjelang perang dunia
II (1937), teknik ini digunakan pertama kali dalam pemeriksaan jaringan tubuh,
tetapi hasilnya belum memuaskan. Berkat kemajuan teknologi setelah perang
dunia ke II ultrasonografi berhasil digunakan dalam pemeriksaan organ-
organ tubuh.
Penggunaan ultrasonik dalam bidang kedokteran pertama kali diaplikasikan
untuk kepentingan terapi bukan untuk mendiaknosis (frekuensinya 1-5 MHz) suatu
penyakit. Gelombang ultrasonik dimanfaatkan untuk menghancurkan sel-sel
atau jaringan yang berbahaya (kangker) yang kemudian secara luas
diterapkan pula untuk penyembuhan penyakit-penyakit lain. Misalnya, terapi
untuk penderita arthritis (kelainan sendi atau rematik), asma, thyrotoxicosis
(keracunan karena kelebihan hormon tiroid yang berasal dari kelenjar tiroid yang
berada di bawah leher), ulcus peptikum (tukak lambung), elephanthiasis (kaki
gajah), dan angina pectoris (nyeri dada). Baru pada awal tahun 1940, gelombang
ultrasonik digunakan sebagai alat mendiaknosis suatu penyakit buhan hanya untuk
terapi.
Gelombang ultrasonik pernah digunakan seorang dokter ahli saraf dari
universitas Vienna, Austria untuk menemukan lokasi tumor otak dan pembuluh
darah pada otak besar dengan mengukur transmisi pantulan gelombang ultrasonik
melalui tulang tengkorak dengan transduser (kombinasi alat pengirim dan
penerima data).
Tahun 1949, ahli bedah Inggris melakukan investigasi terhadap sel-sel
kangker dengan menggunakan alat Tissue Radar Machine (mesin radar untuk
deteksi jaringan). Beberapa hasil penelitian yang cukup penting adalah
ditemukannya metode penentuan ukuran janin (fetal biometry), pertumbuhan janin,
dan penentuan jenis kelamin janin dalam kandungan FASA (fetal anatomic sex
assignment).
Jenis Ultrasonografi

a. USG 2 dimensi
USG 2 dimensi paling banyak dipakai, menampilkan gambar hitam putih dua
bidang (memanjang dan melintang). Kualitas gambar yang baik akan
menampilkan sebagian besar keadaan janin hingga 80 % (ukuran, jumlah air
ketuban, kelainan fisik seperti ukuran kepala yang besar dapat dideteksi) .

b. USG 3 dimensi
Dengan alat ini maka ada tambahan satu bidang gambar lagi yang disebut
koronal. Gambar yang ditampilkan mirip aslinya. Permukaan tubuh janin dapat
dilihat dengan jelas dari posisi yang berbeda karena dengan alat ini gambar bisa
diputar. USG 3 dimensi mampu melihat pertumbuhan janin sampai organ
dalam (kondisi tulang, tumor, lilitan talipusar dll)

c. USG 4 dimensi
Kelebihan dari alat ini dibandingkan USG 3 dimensi adalah hasil yang
diperoleh dimensinya dapat bergerak (janinnya dapat ’bergerak”), jadi pasien
dapat melihat lebih jelas dan membayangkan keadaan janin di dalam rahim
sedangkan USG 3 dimensi gambarnya statis.
d. USG Doppler
Pemeriksaan USG yang mengutamakan pengukuran aliaran darah terutama
aliran tali pusat. Alat ini digunakan untuk menilai keadaan janin. Penilaian
keadaan janin meliputi :
 Gerak nafas janin (min 2x/10 menit)
 Tonus (gerak janin)
 Indeks cairan ketuban (normalnya 10-20 cm)
 Doppler arteri umbilikalis
 Reaktivitas denyut jantung janin

Fungsi Ultrasonografi

Pada dunia medis ultrasonografi untuk mendeteksi adanya gangguan pada


jaringan-jaringan lembut pada organ tubuh yang tidak bisa diperiksa secara kasat
mata atau penyebab sakit abdone (bagian tubuh berupa rongga perut yang berisi
alat pencernaan atau perut bagian bawah) seperti kantung empedu. Ultrasonografi
digunakan untuk mendapatkan gambaran dari sebuah jaringan dengan membentuk
gelombang suara yang dipantulkan ke bagian tubuh tertentu. Beberapa contoh
penggunaan ultrasonografi pada dunia medis :

 Untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan janin, termasuk bila ada


kelainan
 Untuk mendiagnosis tumor otak atau tumor retina
 Untuk menghancurkan jaringan ganas (kangker)
 Untuk menghancurkan batu ginjal pada kandung kemih
 Mendeteksi ketebalan endometrial (jaringan yang melapisi dinding rahim)
Endometrosis adalah tumbuhnya jaringan dinding rahim di luar rahim,
menyebabkan kemadulan dan keguguran, gejalanya sakit saat haid, nyeri
saat berhubungan dan berkurangnya kesuburan.
 Memeriksa jaringan fibroid (tumor jinak pada dinding rahim) dan kista
 Mengenali gejala awal kangker rahim, kangker ovarium
 Mendeteksi adanya polips (hidung tersumbat)
 Memeriksa adanya pembengkakan pada tuba fallopi
 Mendeteksi terjadinya kehamilan ektoik
 Perawatan fertilitas

USG memiliki keunggulan karena tidak radioaktif. USG sulit untuk


memeriksa struktur yang mengandung udara seperti lambung dan usus
karena udara tidak memantulkan gelombang suara. USG biasa digunakan
untuk melihat perkembangan bayi di perut ibu. Waktu yang tepat untuk USG
adalah pada trimester I, II, dan III.

 Trimester I (usia kehamilan 11-14 minggu)


- Memastikan hamil atau tidak
- Mengetahui apakah fetus (janin) tunggal atau kembar
- Mengetahui struktur anatomi janin
- Mengetahui keadaan janin
 Trimester II (usia kehamilan 18-22 minggu)
- Mengukur biometri (ukuran) janin sehingga dapat diketahui pertumbuhan
janin apakah sesuai atau tidak dengan usia kehamilan ibu
- Dapat diketahui juga taksiran berat janin, anggota gerak, jenis janin, dan
untuk mengetahui ada tidaknya down sindrome pada janin
- Menentukan lokasi plasenta

Keuntungan Pemeriksaan Ultrasonografi

1. Non invasif
2. Aman bagi pasien dan operator
3. Dapat memberikan informasi anatomi
4. Dapat mendeteksi dan memeriksa organ yang bergerak
5. Pemeriksaan cepat dan dapat dibaca langsung
6. Dapat direkam atau dicopy gambar mati atau hidup (print, vidio, CD)
7. Biaya lebih murah

Efek Biologi ultrasonografi

Ultrasonografi menggunakan gelombang suara dengan frekuensi yang


tidak membahayakan, maka pemeriksaan ultrasonografi tidak menimbulkan
bahaya bagi pasien dan janin, namun perlu diperhatikan untuk tidak sering
melakukan pemeriksaan USG pada trimester pertama terutama menggunakan USG
Dopler karena efek panas yang ditimbulkan.
Secara biologis terjadi beberapa efek antara lain pelebaran pembuluh
darah, peningkatan permiabilitas membran sel dan kapiler, merangsang
aktifitas sel, keletihan pada tubuh.

Pelaksanaan Scan Ultrasound

Untuk melakukan pemeriksaan menggunakan ultrasound, hanya


memerlukan waktu kurang lebih 5-10 menit dan dilakukan pada saat kandung
kemih dalam keadaan penuh (dengan cairan). Pemeriksaan ini tidak menimbulkan
rasa sakit bagi pasien. Tata cara dalam pemeriksaan ultrasonografi adalah :
 Teknisi atau tenaga medis akan mengoleskan cairan khusus pada perut atau
bagian yang akan dilakukan scaning
 Sebuah receiver US akan digosokkan di atas perut atau area yang telah diolesi
cairan, fungsi dari receiver adalah untuk menghasilkan sinyal yang akan
menampilkan gambar hitam putih pada monitor yang terhubung dengan
receiver.

Teknologi tranduser digital pada tahun 1990 memungkinkan sinyal gelombang


ultrasonik yang diterima menghasilkan tampilan gambar suatu jaringan tubuh
dengan jelas. Gelombang ultrasonik yang diterima tranduser akan diproses dalam
komputer sehingga bentuk tampilan gambar akan terlihat pada layar monitor.
Tranduser yang digunakan terdiri dari tranduser penghasil gambar dua dimensi
atau tiga dimensi.
Pada prinsipnya, ada tiga komponen mesin USG. Pertama transduser
(komponen yang dipegang dokter atau medis), komponen ini ditempelkan pada
bagian tubuh yang akan diperiksa, seperti dinding perut atau dinding poros usus
besar pada pemeriksaan prostat. Di dalam tranduser terdapat kristal yang
digunakan untuk menangkap pantulan gelombang yang disalurkan oleh
tranduser. Gelombang yang diterima masih dalam bentuk gelombang akusitik
sehingga fungsi kristal disini untuk mengubah gelombang tersebut menjadi
gelombang elektronik yang dapat dibaca oleh komputer sehingga dapat
diterjemahkan dalam bentuk gambar. Fungsinya untuk mengalirkan gelombang
suara dan menerima pantulannya dan mengubah gelombang akusitik (gelombang
pantulan) ke sinyal elektronik. Kedua monitor, alat ini berfungsi memunculkan
gambar. Ketiga mesin USG, alat ini berfungsi mengubah pantulan gelombang
suara menjadi gambar di monitor.
Ultrasonografi medis (sonografi) adalah sebuah teknik diagnostik
menggunakan suara ultra yang digunakan untuk mencitrakan organ internal dan
otot, ukuran, struktur, dan luka patologi, membuat teknik ini berguna untuk
memeriksa organ. Sonografi obstetrik biasa digunakan ketika masa kehamilan.
Pilihan frekuensi menentukan resolusi gambar dan penembusan ke dalam tubuh
pasien. Diagnostik sonografi umumnya beroperasi pada frekuensi 2-13 MHz (106).
Ultrasonografi (USG) digunakan luas dalam medis. Dalam kasus kehamilan, USG
digunakan untuk memperkirakan usia kandungan dan memperkirakan hari
persalinan.
Dalam dunia kedokteran alat USG digunakan sebagai alat bantu untuk
melakukan diagnosa bagian tubuh yang terbangun dari cairan. Sonografi
menunjukkan citra kepala janin dalam kandungan. Ultrasonografi medis digunakan
dalam : kardiologi, endokrinologi, gastroenterologi, ginaekologi, obstetrik,
ophthalmologi, urologi, intravascular ultrasound, dan lain-lain.

Penggunaan dalam bidang kedokteran


 Sebagai pelengkap diagnosis : EEG (tumor otak), penyakit mata, lokasi yang
dalam dari bola mata, tumor retina, informasi struktur organ, deteksi kehamilan,
kelainan uterus, informasi tentang jantung.
 Pengobatan : menghancurkan jaringan kangker, pengobatan parkinson,
pengobatan menier.
FISIKA RADIASI

Radiasi adalah perpindahan (pancaran) energi dalam bentuk partikel


atau gelombang (elektromagnetik). Sumber radiasi terbagi menjadi dua yaitu
sumber radiasi alami dan sumber radiasi buatan. Sumber radiasi alami sudah ada
sejak alam semesta terbentuk. Tanpa kita sadari banyak sekali unsur-unsur yang
ada di alam memancarkan sinar radiasi. Sesudah penemuan sinar X pada tahun
1895, para ilmuwan menyadari bahwa beberapa unsur dapat memancarkan sinar-
sinar tertentu. Pada tahun 1896, Antoine Henri Becquerel mengamati bahwa
beberapa garam uranium memancarkan radiasi yang dapat menembus kertas hitam
yang menutupi pelat fotografi. Becquerel menamai proses pemancaran sinar ini
sebagai keradioaktifan. Unsur-unsur yang memancarkan sinar tersebut
dinamakan unsur radioaktif, dan sinar yang dipancarkan dinamakan sinar
radioaktif.
Dua tahun kemudian, Marie Sklodowska Curie dan suaminya, Pierre Curie,
berhasil mengisolasi dua unsur baru yang radioaktif dari bijih uranium. Unsur-
unsur tersebut dinamai polonium (Po) (berasal dari nama Polandia, negara asal
Marie) dan radium (Ra) (berasal dari bahasa Latin, radiare, yang artinya bersinar).
Sejak saat itu banyak sekali penelitian-penelitian yang dilakukan untuk
mempelajari radiasi. Dari penelitian-penelitian tersebut maka pada abad 20 mulai
dibuat sumber radiasi buatan seperti radionuklida, pesawat sinar-X, reaktor nuklir
yang sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Klasifikasi Radiasi
Energi radiasi dapat mengeluarkan elektron dari inti atom, sisa atom ini
menjadi muatan positif dan disebut ion positif. Elektron yang dikeluarkan adalah
ion negatif dapat tinggal bebas atau mengikat atom netral lainnya. Peristiwa
terbentuknya ion positif dan ion negatif ini dinamakan ionisasi. Ionisasi ini
penting sekali diketahui karena melalui proses ini jaringan tubuh akan mengalami
kelainan atau kerusakan pada sel-sel tubuh.
Tidak semua radiasi dapat menimbulkan ionisasi. Berdasarkan ada tidaknya
ionisasi, maka radisi dibagi dalam 2 kategori, yaitu :
a. Radiasi yang tidak menimbulkan ionisasi :
 Sinar ultra ungu
 Sinar infra merah
 Gelombang ultrasonik

Jenis gelombang atau sinar-sinar ini biasanya dipakai pada unit pusat
rehabilitasi dan tidak digunakan di bagian radioterapi, kecuali gelombang
ultrasonik dipakai di unit rontgen untuk tujuan diagnostik.
b. Radiasi yang dapat menimbulkan ionisasi :
 Sinar alfa (α)
Sinar alfa adalah partikel bermuatan positif yang dipancarkan oleh
sebuah inti yang terdiri dari 2 proton dan 2 netron, sehingga identik dengan
inti atom helium ( 24 He, 24  ) . Daya ionisasi partikel alfa sangat besar ± 100 kali
daya ionisasi sinar beta dan 10.000 kali daya ionisasi sinar gama sehingga
sinar alfa mempunyai daya tembus sangat kecil bahkan sinar alfa tidak
dapat menembus selembar kertas, karena itu pemakaiannya sangat terbatas
dalam radioterapi.

 Sinar beta (β)


Sinar beta adalah partikel bermuatan negatif, dan tersusun dari
elektron-elektron ( 1o e  , 10 ) . Daya tembus sinar beta ± 100 kali lebih jauh
daripada jarak tembus sinar alfa karena ukurannya lebih kecil.

 Sinar gamma (γ)


Sinar gamma adalah partikel tidak bermuatan. Sinar gamma adalah
suatu bentuk radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang yang lebih
pendek (0,3 nm) dari sinar X (30 nm). Daya ionisasi dalam medium sangat
kecil sehingga daya tembusnya sangat besar dibandingkan sinar alfa
atau beta.

 Sinar-X
Sinar-X mempunyai kemiripan dengan sinar gamma keduanya
termasuk gelombang elektromagnetik.

 Proton
Proton adalah partikel bermuatan positif. Dalam radioterapi proton
digunakan untuk menghancurkan kelenjar hipofisis (terletak di dasar otak
yang berfungsi mengatur kelenjar endokrin).

Penyinaran luar dan dalam

a. Radiasi interna
Radiasi interna adalah penyinaran yang sumber radiasinya terletak di dalam
tubuh pasien (sumber radiasi ditanam didekat jaringan atau tepat dijaringan
kangker). Radiasi ini terjadi karena masuknya radionukliotida ke dalam tubuh
pasien. Cara ini lebih efektif membunuh sel kangker sekaligus memperkecil
kerusakan jaringan sehat di sekitar sasaran radiasi. Beberapa contoh mengenai
penggunaan isotop radioaktif sebagai perunut adalah :

1. Natrium–24, untuk mempelajari peredaran darah


2. Besi–58, untuk mengukur laju pembentukan sel darah merah
3. Iodium–131, untuk mempelajari struktur dan daya kerja hormon tiroid

Disamping sebagai zat perunut, isotop-isotop radioaktif digunakan untuk


terapi kangker dengan cara radiasi (menggunakan kobal–60). Radiasi interna
sering digunakan untuk mengobati kangker di daerah kepala, leher, prostat,
leher rahim, kandungan, payudara, sekitar selangkangan, dan di saluran
kencing.
Radiasi interna ada yang ditanam selama beberapa menit saja (dosis tinggi),
ada yang beberapa hari (dosis rendah), ada juga yang dibiarkan di dalam tubuh
tanpa diangkat lagi. Selama menjalani terapi penderita sedikit radioaktif,
khususnya disekitar lokasi sumber radiasi yang ditanam.

b. Radiasi eksterna
Radiasi eksterna adalah penyinaran yang sumber radiasinya berasal dari luar
tubuh pasien. Radiasi ini bisa mengenai seluruh tubuh (penyinaran total) atau
hanya bagian-bagian tertentu saja (penyinaran partial). Radiasi ini diberikan
bersamaan dengan operasi kalau kangkernya belum menyebar tetapi tidak
bisa diangkat seluruhnya, atau dikhawatirkan akan tumbuh lagi disekitarnya.
Tindakan dilakukan setelah jaringan utama kangker diangkat, sebelum luka bedah
ditutup kembali lokasi bekas kangker diradiasi. Radiasi ini digunakan pada
kangker thyroid, usus, pangkreas, dan rahim.
Pada penyinaran ini sinar alfa, sinar elektron, dan sinar beta yang energinya
5 keV tidak cukup kuat untuk menembus kulit, sehingga tidak berbahaya.
Sedangkan sinar gamma, sinar-X, dan neutron yang energinya 65 keV dapat
menembus kulit dan menyinari jaringan sehingga berbahaya jika
penggunaannya tidak sesuai dengan prosedurnya seperti mengatur waktu
penyinaran, mengatur jarak sumber radiasi, dan penggunaan perisai radiasi.
Terapi ini tidak membuat penderita menjadi radioaktif jadi tidak berbahaya
bagi orang-orang disekitarnya.

Efek biologis yang timbul oleh radiasi pengion


Radioterapi dengan sinar-X, sinar gamma atau partikel isotop radioaktif
pada hakekatnya tergantung pada energi yang diabsorbsi oleh jaringan tubuh
yang menimbulkan ionisasi pada jaringan, karena pada saat terjadi
penyinaran terjadi pemindahan atau penyerapan energi radiasi ke dalam
materi atau jaringan tubuh yang disinari. Pada proses ionisasi sel-sel yang
terionisasi akan memancarkan elektron pada struktur ikatan kimia, sehingga
akan terjadi kelainan atau kerusakan sel jaringan. Efek dari radiasi ini
dinamakan efek biologis. Berdasarkan kerusakan sel jaringan yang ditimbulkan
oleh radiasi pengion, efek biologis dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Efek somatis
Efek somatis adalah efek radiasi yang dirasakan oleh individu yang
terkena radiasi. Efek somatis dibagi menjadi dua yaitu :
 Efek segera
Efek segera adalah efek yang sudah teramati setelah individu terkena
radiasi seperti epilasi (rambut rontok), eritema (kulit memerah), luka bakar,
dan penurunan jumlah sel darah. Kerusakan tersebut terlihat dalam waktu
hari sampai mingguan pasca radiasi.

 Efek tertunda
Efek tertunda adalah efek yang timbul setelah waktu yang lama
(bulan/tahun), seperti katarak dan kangker.
Pada efek somatik, radiasi akan menimbulkan kelainan pada tubuh, yaitu :
 Terhadap kulit : timbul dermatitis (radang kulit) akut, dermatitis khronis.
 Terhadap mata : menimbulkan konjungtivitas (gumpalan atau larutan
selaput lender pada bola mata) dan keratitis (infeksi atau peradangan pada
kornea mata) mata. Lensa mata sangat radiosensitif, sehingga
penyinaran 400-500 rad menimbulkan katarak.
 Terhadap alat kelamin : dosis 600 rad menimbulkan sterilisasi (testis lebih
sensitif daripada ovum). Pada dosis tertentu dapat menimbulkan mutasi gen
dan kelainan pada keturunan. Sedangkan pada wanita hamil akan terjadi
kematian atau kelainan.
 Terhadap paru-paru : menimbulkan batuk, sesak nafas, nyeri dada, dan
fibrosis (hepatitis atau peradangan) paru-paru.
 Terhadap tulang : menimbulkan gangguan pertumbuhan tulang serta
osteoporosis.
 Terhadap saraf : timbul myelitis (kelemahan anggota gerak bawah dan
disfungsi kandung kemih) dan degenerasi jaringan otak.
 Penyakit radiasi : demam, lemah, kurang nafsu makan, mual, nyeri kepala,
dan mudah diare.

2. Efek genetik
Efek genetik adalah efek biologi yang dirasakan oleh keturunan dari
individu yang terkena radiasi. Efek ini timbul karena adanya kerusakan molekul
DNA pada sperma atau ovarium akibat radiasi. Apabila radiasi berinteraksi
dengan makro molekul DNA dapat memodifikasi struktur molekul dengan cara
memecah kromosom atau mengubah jumlah DNA yang terdapat dalam sel
melalui perubahan informasi sel. Tipe ini dapat menimbulkan penyakit genetik
yang diteruskan ke generasi berikutnya. Efek genetik akan mengakibatkan
mutasi gen diperkirakan pada dosis 25-150 rem.

Selain efek biologis di dalam sel akan terjadi efek biokimia (efek reaksi
molekul-molekul di dalam sel). Pada efek biokimia, karena sebagian besar
jaringan terdiri dari air, radiasi akan menyebabkan molekul-molekul air terpecah
menjadi ion H+ dan OH- yang sangat mudah mengalami reaksi kimia. Molekul-
molekul yang jaringannya terpecah akan menyebabkan terjadinya kerusakan
jaringan. Dalam efek somatis ini, besarnya energi yang diabsorbsi berkaitan
dengan respons atau sensitifitas jaringan terhadap radiasi. Urutan menurun
sensitifitas jaringan terhadap radiasi adalah :

 sumsum tulang
 sistem hemopoetik (suplay oksigen dari paru-paru ke sel)
 jaringan alat kelamin
 jaringan alat pencernaan
 kulit, jaringan ikat
 jaringan kelenjar
 tulang
 otot
 urat saraf
Sensitifitas berbagai jaringan tumor terhadap radiasi juga tidak sama
tergantung pada jaringan apa tumor itu berasal. Dalam hal ini harus berpegang
pada hukum Bergonie dan Tribondeau (1906) yaitu, makin aktif suatu sel
berproliferasi (memperbanyak diri dengan cara pemecahan) makin sensitif
pula sel tersebut terhadap radiasi. Sel-sel tumor ganas pada umumnya dalam
keadaan proliferasi aktif, maka lebih sensitif terhadap radiasi daripada sel-sel sehat
sekitarnya. Hukum ini sangat penting dalam radioterapi.
Berdasarkan hukum Bergonie dan Tribondeau maka tumor dibagi dalam 3
golongan, yaitu :
1. Tumor ganas yang radiosensitif.
Tumor ini mudah dihancurkan dengan dosis penyinaran antara 3000-4000 rad
dalam tempo 3-4 minggu.
2. Tumor ganas yang radioresponsif.
Tumor ini dapat dihancurkan dengan dosis penyinaran antara 4000-5000 rad
dalam tempo 4-5 minggu.
3. Tumor ganas yang radioresisten.
Tumor ganas yang radioresisten sukar untuk dapat dihancurkan walaupun
dengan dosis lebih dari 6000 rad, sedangkan dosis setinggi itu telah melebihi
batas toleransi jaringan sehat sekitarnya sehingga dapat merusak jaringan
sekitarnya.

Berdasarkan dosis radiasi, efek radiasi dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Efek stokastik
Efek stokastik adalah efek dari radiasi yang menyebabkan terjadinya
perubahan pada sel (modifikasi atau transformasi sel ), efek ini timbul karena
diperkirakan tidak mengenal dosis ambang dan baru akan muncul setelah masa
yang lama. Semakin besar dosis radiasi, semakin besar peluang terjadinya
efek stokastik.
Bila sel yang mengalami perubahan adalah sel genetik, maka sifat-sifat sel
yang baru tersebut akan diwariskan pada turunannya sehingga timbul efek
genetik. Apabila sel yang mengalami perubahan adalah sel somatik maka dalam
jangka waktu yang relatif lama, dan dengan adanya pengaruh dari bahan-bahan
yang bersifat toksik maka sel akan tumbuh dan berkembang menjadi jaringan
ganas atau kangker. Maka dari itu dapat disimpulkan ciri-ciri efek stokastik,
antara lain :
 Tidak mengenal dosis ambang
 Timbul setelah waktu (massa tenang) yang lama
 Tidak ada penyembuhan spontan
 Efek ini meliputi kangker, leukemia (8 tahun), dan penyakit turunan.
2. Efek non stokastik (deterministik)
Efek non stokastik adalah efek yang terjadi karena penyinaran lokal atau
menyeluruh secara terus menerus diatas dosis ambang yang mengakibatkan
banyak sel-sel jaringan yang mati dan tidak sebanding dengan pembelahan
sel-sel jaringan yang masih hidup.
Di samping efek yang mematikan sel, radiasi dapat merusak jaringan
dengan cara menimbulkan reaksi peradangan yang mempengaruhi permiabilitas
sel, mempengaruhi migrasi alamiah sel pada alat tubuh yang sedang
berkembang. Efek non stokastik dengan dosis sekitar 3,5 Gray akan membuat
kulit memerah (erythema) dan terjadi pengelupasan kira-kira tiga minggu
setelah penyinaran. Pada dosis 20 Gray akan membuat kulit mengelupas dan
melepuh. Pada dosis tinggi > 20 Gray akan mengakibatkan kematian karena
sel-sel sehat yang terbunuh cukup besar dan melibatkan organ-organ vital
(organ yang memproduksi darah, saluran pencernaan, sistem jantung, pembuluh
darah, dan susunan syaraf pusat)
Jika pasien yang akan diradiasi dalam keadaan mengandung maka
dokter akan menunda proses radiasi, apabila seseorang yang dalam
keadaan mengandung terkena radiasi maka efeknya akan parah. Selama
dalam kandungan janin akan mengalami proses pembentukan organ-
organ tubuh, apabila terkena efek radiasi maka sel-sel yang sangat penting
akan mengalami kelainan selama proses pembentukan, janin bisa
mengalami cacat mental mulai dari yang ringan sampai yang berat,
terutama ketika umur kandungan antara 8-15 minggu. Efek ini makin
parah apabila dosis radiasi yang diterima semakin besar. Maka dari itu
dapat disimpulkan ciri-ciri efek non stokastik, antara lain :

Ciri-ciri efek non stokastik :


 Mempunyai dosis ambang
 Umumnya timbul tidak begitu lama setelah terkena radiasi
 Ada penyembuhan spontan (tergantung keparahan)
 Efek ini meliputi luka bakar, kemandulan, katarak.

3. Efek teratogenik
Efek teratogenik adalah efek timbulnya cacat bawaan karena
penyinaran yang terjadi pada saat janin dalam kandungan. Efek ini
menyebabkan janin akan mengalami kematian ketika masih dalam kandungan
atau segera setelah janin lahir, pertumbuhan yang terlambat dan cacat bawaan
tergantung waktu radiasi.
Apabila radiasi dilakukan ketika usia kandungan kurang dari 15 hari
akan mengakibatkan kematian janin, apabila usia antara 15-50 hari akan
menyebabkan cacat bawaan.

4. Efek hoemesis
Efek hoemesis adalah efek pecahnya membran eritrosit sehingga
hemoglobin akan bebas masuk ke dalam plasma, apabila membran tidak kuat
menahan tekanan maka sel akan pecah dan akan menyebabkan anemia.
Efek Biologi pada Sistem, Organ dan Jaringan

1. Darah dan sumsum tulang merah


Darah putih merupakan komponen seluler darah yang tercepat mengalami
perubahan akibat radiasi. Efek pada jaringan ini adalah terjadinya penurunan
jumlah sel. Sumsum tulang merah yang mendapat dosis tidak terlalu tinggi masih
dapat memproduksi sel-sel darah merah, sedangkan pada dosis yang cukup tinggi
akan mengalami kerusakan permanen yang berakhir pada kematian.
Akibat penekanan aktivitas sumsum tulang maka individu yang terkena
radiasi akan mengalami pendarahan, anemia, kekurangan hemoglobin. Efek
stokastik pada penyinaran sumsum tulang adalah leukemia dan kangker sel darah
marah.

2. Saluran pencernaan makanan


Kerusakan pada saluran pencernaan makanan memberikan gejala mual,
muntah, gangguan pencernaan dan penyerapan makanan serta diare. Kemudian
timbul dehidrasi akibat muntah dan diare yang parah. Efek stokastik dapat timbul
kangker saluran pencernaan.

3. Organ reproduksi
Efek somatik pada organ reproduksi adalah sterilitas, mutasi gen atau
kromosom pada sel.

4. Mata (menyebabkan katarak)

5. Kulit
Kulit akan mengalami kemerahan, luka bakar, dan kematian jaringan) efek
stokastik pada kulit adalah kangker kulit

6. Tulang
Bagian tulang yang peka terhadap radiasi adalah sumsum tulang dan selaput
dalam serta luar tulang. Kerusakan pada tulang biasanya terjadi karena
penimbunan Stonsium-90 atau Radium-226 dalam tulang. Efek somatik berupa
kangker pada epitel selaput tulang.

7. Kelenjar gondok
Kelenjar gondok berfungsi mengatur metabolisme umum melalui hormon
tiroxin yang dihasilkannya. Kelenjar ini relatif tahan terhadap penyinaran luar
namun mudah rusak karena kontaminasi internal oleh Iodium radioaktif.
Terapi Radiasi
Prinsip dasar terapi radiasi adalah menimbulkan kerusakan pada
jaringan tumor sebesar mungkin, dengan kerusakan seminimal mungkin
pada jaringan normal disekitar tumor. Hal ini dapat dicapai dengan penyinaran
langsung pada tumor dari berbagai arah, sehingga diperoleh dosis maksimum
pada tumor tersebut. Dalam melakukan terapi radiasi perlu memperhatikan
beberapa faktor sebagai berikut :
1. Jenis radiasi (sinar-X, uranium, radium, 60Co, dan sebagainya)
2. Jenis sel (sel embrional atau bukan)
3. Lingkungan sel (apakah terjamin adanya penyaluran darah di sekitar sel
tersebut atau tidak)
4. RBE (Relative Biological Effectiveness) sangat tinggi (lebih dari satu)
mempunyai kemampuan mematikan sel lebih besar

Perencanaan Terapi Radiasi


Sebelum dilakukan terapi radiasi perlu adanya perencanaan yang baik
sehingga dalam pelaksanaan terapi radiasi dapat memberikan hasil sesuai dengan
yang diharapkan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan terapi
radiasi adalah :

a. Menetapkan letak dan luas tumor


Tumor yang dangkal dapat diraba sehingga mudah menentukan luas tumor.
Untuk tumor yang letaknya di dalam tubuh perlu dibuat foto Roentgen agar
dapat menentukan letak dan luas tumor sehingga arah penyinaran dapat
ditentukan. Penentuan letak tumor ini sangat menentukan jenis energi radiasi
yang akan digunakan. Tumor-tumor yang letaknya pada kulit dapat disinari
dengan voltage rendah atau menegah, sedangkan yang letaknya di bawah kulit
menggunakan voltage tinggi dan yang terletak jauh di bawah kulit seperti ovarium,
bronchus, dan oesafogus perlu melakukan terapi super voltage. Klasifikasi
radioterapi adalah sebagai berikut berikut :

1. Terapi voltage rendah : 50 KV


2. Terapi voltage menengah : 100-140 KV
3. Terapi voltage tinggi : 200-400 KV
4. Terapi super voltage : >>1000 KV

Energi radiasi berbanding langsung dengan voltage, makin tinggi energi suatu
radiasi makin besar pula daya tembusnya.
Teknik penyinaran dan distribusi dosis

Teknik penyinaran sangat penting oleh karena sangat berkaitan dengan


distribusi dosis pada tumor. Melalui teknik penyinaran yang baik, distribusi dosis
pada tumor dapat merata dan lebih tinggi daripada daripada dosis jaringan
sekitarnya. Berdasarkan letak tumor maka teknik penyinaran dibagi dalam :
1. Menggunakan satu lapangan, digunakan untuk tumor yang tidak dalam, kira-
kira 2-3 cm di bawah kulit.

2. Menggunakan beberapa lapangan atau terapi dengan teknik rotasi, biasanya


dikerjakan pada tumor yang letaknya dalam di bawah kulit.

Metode Radioterapi

Ada tiga metode radioterapi, yaitu :

a. Radioterapi jarak jauh (megavoltage therapy), menggunakan sinar-X dengan


super voltage (megavoltage) dimana sumber radiasi berada di luar tubuh. Terapi
ini biasanya digunakan untuk pengobatan kangker dan tumor.

b. Radioterapi jarak dekat (branchy therapy), menggunakan radium (Ra) atau gas
radon (Rn) radioaktif dimana sumber radiasi terletak dipermukaan atau
ditanamkan di dalam tumor dalam bentuk biji-biji material.

c. Penggunaan radioisotope untuk terapi secara sistemik dalam tubuh,


menggunakan zat radioaktif yang masuk dalam peredaran darah dan akan
mencapai sasaran yang akan dituju. Isotop 131I digunakan untuk pengobatan
kangker thyroid, sedangkan 32P untuk pengobatan polisitemia vera (kelebihan
sel darah merah) sehingga dapat mengurangi produksi sel darah merah.

Proteksi Radiasi

Pada bagian depan telah dibahas akan bahaya radiasi sinar-X maupun sinar
gamma dari zat radium yang dapat menimbulkan kerusakan pada jaringan tubuh.
Untuk menghindari efek-efek yang merugikan tubuh manusia yang diakibatkan
oleh radiasi pengion, perlu dilakukan tindakan perlindungan (proteksi) terhadap
radiasi. Tentu saja dalam menerima radiasi ada batas-batas tertentu yang masih
dapat ditolerir oleh berbagai jaringan, misal tangan dan kaki boleh menerima lebih
banyak radiasi daripada lensa mata yang sangat peka atau sensitif terhadap radiasi.
Efek kronis dari radiasi dapat timbul beberapa tahun kemudian. Misal
kangker kulit atau kangker darah timbul setelah 10-20 tahun kemudian
akibat pekerjaan penyinaran.
Salah satu usaha yang dilakukan oleh International Commission on
Radiological Protection (ICRP) untuk menghindari bahaya radiasi maka
ditentukan suatu dosis maksimum yang dapat diperkenankan sebagai pedoman
dalam proteksi radiasi, yaitu Maximum Permissible Dose (MPD).
Dosis maksimum yang diperkenankan bagi pekerja radiasi berbeda dengan
masyarakat umum. Bagi masyarakat umum tidak lagi memakai MPD, akan tetapi
diganti dengan dosis limit (batas dosis). Maksud dari pemakaian dosis limit ini
untuk memperoleh standarisasi dalam pelaksanaan proteksi pada pemakaian
sumber-sumber radiasi sehingga masyarakat tidak mungkin mendapatkan radiasi
yang membahayakan. Nilai batas dosis untuk masyarakat ialah 1/10 daripada MPD
bagi pekerja radiasi.

Tabel 1. Dosis maksimum yang diperkenankan bagi pekerja radiasi dan batas dosis
maksimum bagi masyarakat.

Pekerja radiasi MPD


 Seluruh tubuh, sumsum, tulang  5 rem (1 tahun) atau 3 rem
kelenjar kelamin (3 bulan)
 Kulit, tulang dan kelenjar thyroid  30 rem (1 tahun)
 Tangan lengan bagian bawah dan  75 rem (1 tahun)
pangkal kaki
 Bagian lain dari tubuh  15 rem (1 tahun)

Masyarakat umum Batas dosis


 Seluruh tubuh, sumsum, tulang  0,5 rem (1 tahun) atau 0,3 rem
kelenjar kelamin (3 bulan)
 Kulit, tulang dan kelenjar thyroid  3 rem (1 tahun), anak-anak
 Tangan lengan bagian bawah dan dibawah 16 tahun : 1,5 rem
pangkal kaki (1 tahun) untuk kelenjar thyroid
 Bagian lain dari tubuh  7,5 rem (1 tahun)

 1,5 rem (1 tahun)

Proteksi radiasi bagi orang-orang yang berhubungan langsung dengan


sumber pengion dibagi dalam dua golongan, yaitu :

a. Proteksi radiasi terhadap penderita dengan terapi radiasi

Pada terapi dosis tertentu yang diberikan kepada penderita, jaringan


sehat sekitarnya perlu mendapat perlindungan sebaik-baiknya. Pada
penyinaran sekitar mata, mata harus mandapat perlindungan dengan
menggunakan timah hitam agar lensa mata terhindar dari kerusakan. Pada
penyinaran tumor yang tidak ganas dan penyinaran terhadap anak-anak perlu hati-
hati dengan jumlah dosis yang diberikan, penyinaran tidak diperkenankan
dilakukan berulang kali karena radiasi bersifat karsinogen (penyebab kanker).
b. Proteksi terhadap pekerja diagnostik radiologi

Pekerja diagnostik radiologi umumnya mendapat radiasi dari tabung sinar-X.


Untuk menghindari radiasi dari sinar-X dapat dibuat sekecil mungkin 50% tanpa
mengganggu informasi medis yang diperlukan. Faktor yang perlu diperhatikan
dalam proteksi terhadap pekerja adalah :

1. Filter
Filter sangat berguna untuk mengurangi intensitas sinar-X yang
dihasilkan oleh tabung sinar-X. Umumnya setiap unit sinar-X harus mempunyai
filter Al setebal 3 mm, jika tidak maka energi rendah sinar-X yang seharusnya
dihilangkan oleh filter akan mengenai tubuh, sehingga tubuh akan lebih banyak
menerima radiasi yang tidak diperlukan.

2. Kollimator
Kollimator merupakan suatu cela yang berfungsi mengatur luas dari
berkas sinar-X yang diperlukan. Menurut NEXT (Nationwide evaluation of X
ray Trends), perbandingan antara luas berkas sinar dengan luas lempeng film
yang ideal adalah lebih kecil dari satu. Oleh sebab itu untuk proteksi radiasi,
kollimator harus diatur agar berkas sinar-X yang diterima oleh tubuh
secukupnya saja.

3. Kualitas film
Apabila digunakan kualitas film yang kurang sensitif akan diperoleh
gambaran yang kurang jelas sehingga diperlukan sinar-X yang lebih kuat agar
diperoleh gambaran yang jelas, hal ini dapat menimbulkan radiasi semakin besar.

4. Distribusi dari hasil luas penyinaran


Hal ini dapat diperoleh dengan mengukur total radiasi pada
penderita. Hasil luas penyinaran berkaitan dengan perkalian penyinaran dalam
Roentgen dan luas penyinaran dalam cm2 (Rap). Setiap pegawai maupun operator
yang berhubungan dengan sinar-X harus memakai led apron dan berdiri di
belakang dari arah sinar. Harus memakai film badge sehingga jumlah dosis
yang diterima dapat diketahui dan apabila ada kesalahan dan kelainan dalam
proteksi dapat segera diselidiki. Petugas dilarang memegang tabung radium
atau jarum radium dengan tangan, melainkan harus menggunakan alat
khusus yaitu long handled forcep. Tidak diperkenankan menggunakan sarung
tangan berlapis timah hitam pada waktu bekerja dengan radium oleh karena
sinar gamma hasil pancaran radium dengan mudah dapat menembusnya.
Menurut hukum kuadrat terbalik Invers Square Law :

“Dosis radiasi berbanding langsung dengan jumlah radium serta lamanya


waktu bekerja dan berbanding terbalik dengan jarak dari radium”

Hukum ini berlaku bagi mereka yang menggunakan radium untuk radiasi.
Tindakan atau usaha yang perlu dilakukan untuk mencegah radiasi terhadap
petugas meliputi :
a. Penderita harus tinggal dalam suatu ruangan khusus.
b. Perawat jangan terlalu lama berdekatan dengan sumber radiasi
c. Pada waktu membersihkan penderita, jangan terlalu dekat dengan sumber
radiasi
d. Mengenakan pakaian pelindung
e. Pasien-pasien yang secara permanen atau menetap ditanamkan bahan radioaktif
ke dalam tubuhnya, atau yang menerima dosis terapi 131I harus berada di rumah
sakait sampai intensitas radiasi di sekitar pasien tersebut mencapai tingkat
keselamatan.
f. Kotoran penderita harus ditampung pada suatu tempat dan dibuang pada tempat
tertentu.

Penggunaan Radioisotop Dalam Bidang Kedokteran

Unsur radioisotop dalam bidang kedokteran dipakai sebagai perunut dalam


mendiagnosa penyakit, dan sebagai sumber radiasi dalam pengobatan.

Diagnosa penyakit

Zat radioisotop yang dimasukkan ke dalam tubuh dapat diikuti jalannya


dengan alat pencacah, sehingga bagian tubuh yang sakit atau rusak dapat diketahui.

 24
Na (dalam bentuk larutan NaCl) dimasukkan ke dalam darah untuk mengetahui
ketidaklancaran aliran darah, atau ketidaknormalan kerja jantung.
 3H (dalam H2O) dipakai untuk menghitung volume cairan dalam tubuh.

 131
I untuk mengetahui penyakit hipertiroid, yaitu kerja kelenjar gondok yang
melewati batas. Dalam keadaan normal pengambilan iodium oleh kelenjar
gondok selama 24 jam adalah sekitar 0-15%, sedangkan pada penderita
hipertiroid dapat mencapai 50%.
 59Fe (dalam senyawa besi) dipakai untuk mengetahui kecepatan pembentukan sel
darah bagi yang kurang darah, yaitu dengan memeriksa 59Fe dalam hemoglobin
darah, karena Fe adalah salah satu unsur pembentuk hemoglobin.
 39P (dalam senyawa fosfor) dipakai untuk mengetahui letak tumor dalam
otak, karena senyawa fosfor akan masuk ke otak. Sel-sel tumor otak aktif
membelah diri dan memerlukan fosfor yang banyak, sehingga 32P akan
menumpuk ditempat itu.
 45Ca (dalam senyawa karbonat) dipakai untuk mengetahui kangker tulang,
karena pada daerah itu akan menumpuk 45Ca lebih banyak dibandingkan dengan
daerah lain.
Pengobatan

Zat radioaktif dapat digunakan untuk pengobatan karena energi sinar


radioaktif mempunyai efek tertentu.

 69
Co menghasilkan sinar beta yang dapat membunuh sel-sel kangker dan
mengobati penyakit hipertiroid.
 Sinar beta dari 32P telah dipakai untuk menyembuhkan penyakit polycythemia
(sel darah merah berlebihan jika sel darah merah berlebih akan menyebabkan
darah menjadi kental sehingga sulit mengalir).
 Mensterilkan bahan obat, seperti bubuk antibiotik, salep mata, talk, serta alat
kedokteran, seperti peralatan operasi dan pembalut. Sterilisasi dengan radiasi
radioaktif memberikan hasil jauh lebih baik dan terjamin.

Unsur-unsur radioaktif di alam secara spontan terus-menerus berubah


menjadi unsur-unsur lain, ketika unsur-unsur radioaktif memancarkan sinar-sinar
alfa dan beta dari inti atomnya. Jika inti atom memancarkan partikel alfa (2 proton
dan 2 netron), maka terbentuklah unsur baru dengan nomor atom berkurang dua
dan nomor massa berkurang empat.
238 4 234
Contoh : 92 U 2 He + Th
90 (torium)

Jika inti inti atom memancarkan partikel beta (elektron), maka terbentuklah
unsur baru dengan nomor atom bertambah satu dan nomor massanya tetap.
234 0 234
Contoh : 90 Th 1 e + 91 Pa (protaktinium)

Adapun pemancaran sinar gama (tidak bermuatan) tidak akan menghasilkan unsur
baru. Perlu dicatat baik-baik bahwa meskipun inti atom dapat memancarkan sinar
beta (elektron), bukan berarti inti atom mengandung elektron. Inti atom
mengandung proton dan netron (nukleon). Akan tetapi, jika terjadi perubahan
netron menjadi proton dalam inti atom, maka pada saat itulah tercipta elektron,
yang segera dipancarkan keluar dari inti berupa sinar beta.
1 1 0
0 n 1 p + 1 e

Demikian pula jika terjadi perubahan proton menjadi netron dalam inti atom,
maka terciptalah partikel positron (elektron bermuatan positif) yang segera
dipancarkan oleh inti.
1 1 0
1 p 0 n + 1 e

Dari reaksi-reaksi inti yang telah dibahas, dapat disimpulkan bahwa “dalam suatu
reaksi inti jumlah nomor atom serta jumlah nomor massa sebelum dan sesudah
reaksi adalah tetap”.
TERMOFISIK

Termofisik adalah cabang ilmu fisika yang mempelajari tentang suhu suatu
benda. Termofisik selalu berhubungan dengan dua besaran yang saling
berkaitan yaitu suhu dan kalor. Suhu menunjukkan derajat panas suatu benda,
semakin tinggi suhu suatu benda maka semakin panas benda tersebut. Satuan suhu
yang biasa dipakai adalah Celcius (oC), Kelvin (oK), Fahrenheit (oF), dan Reamur
(oR). Sedangkan kalor adalah energi yang berpindah karena adanya perubahan
suhu. Kalor bergerak dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah. Satuan
kalor adalah Joule (J).

Termometer

Mengetahui panas dinginnya suatu zat dengan menggunakan indra peraba


merupakan penilaian yang subjektif serta tidak ilmiah. Untuk menghindari
penilaian secara subjektif maka perlu ada penilaian secara kwantitatif. Sehingga
perlu adanya alat ukur serta satuan dasar. Alat yang dipakai untuk pengukuran
suhu disebut termometer. Prinsip dasar dari termometer adalah fenomena
pemuaian yang merupakan indeks temperatur. Dalam bidang kesehatan
termometer yang sering digunakan adalah termometer air raksa dan
termometer alkohol. Macam-macam termometer :

a. Termometer air raksa


Fungsi raksa adalah sebagai penunjuk suhu. Raksa akan mengembang
bila termometer menyentuh benda yang lebih hangat daripada raksa. Mengapa
termometer menggunakan raksa? Karena raksa memiliki beberapa keunggulan,
yaitu :

 Peka terhadap perubahan suhu. Suhu raksa segera sama dengan suhu benda
yang diukur.
 Dapat digunakan untuk mengukur suhu rendah (-40oC) sampai suhu tinggi
(360oC). Hal ini disebabkan titik beku raksa -40oC, sedangkan titik didihnya
360oC.
 Tidak membasahi dinding kaca. Dengan demikian, pengukuran bisa menjadi
lebih teliti
 Mengkilap seperti perak sehingga mudah terlihat.
 Mengembang atau memuai secara teratur.
b. Termometer alkohol
Selain raksa, alkohol juga dipakai untuk mengisi termometer. Alkohol
juga mempunyai kelebihan, yaitu : Alkohol mempunyai titik beku sangat
rendah (-130oC), sehingga termometer ini bisa digunakan untuk mengukur suhu
hingga (-130oC). Pada suhu tersebut raksa tidak lagi berfungsi karena sudah
membeku. Alkohol juga memiliki kelemahan. Alkohol mendidih pada suhu
78oC, sehingga termometer alkohol tidak bisa mengukur suhu lebih dari itu.

c. Termometer tahanan (termistor termometer)


Termometer tahanan merupakan salah satu dari termometer elektronik.
Termometer ini sangat peka mengukur suhu sampai ketelitian 0,001 oC. Daerah
ukur dari termometer ini adalah -250-1760 oC. Termometer ini biasa digunakan
di klinik, apabila diletakkan di dalam hidung termometer ini bisa
memonitor suhu pernafasan karena itu alat ini disebut juga dengan
Pneumograf.
Skala suhu

Suhu yang berkaitan dengan membekunya air disebut titik beku, sedangkan
yang berkaitan dengan mendidihnya air disebut titik didih. Disini terdapat 4 skala
temperatur (Celcius, Kelvin, Fahrenheit, dan Reamur).

o o o o
C F K R

Titik didih-----100-----212-----373------80

Suhu tubuh----37,5----98,6----310------30

Titik beku------0--------32-------273------0

100 180 100 80 : 20

Untuk menentukan sistem skala suhu digunakan titik acuan bawah dan titik
acuan atas. Titik acuan bawah yaitu titik lebur es pada tekanan 1 atm. Titik acuan
bawah adalah 0oC = 0oR = 32oF. Sedangkan titik acuan atas adalah 100oC = 80oR =
212oF. Perbandingan skala termometer adalah :

ToC : ToR : (ToF-32) : (ToK-273)

5 : 4 : 9 : 5

Sehingga untuk mengubah skala suhu, persamaan-persamaan di bawah ini bisa


digunakan :

T oC 
9

5 o
 5
. T F  32  .T oR
4
T oR 
4 o
5
4

.T C  . T o F  32
9

9 9
T o F  .T o C  32  .T oR  32 T o K  T o C  273
5 4
Perpindahan (transfer) Panas

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mengalami pemindahan panas.


Misalnya ketika kita sedang mengaduk teh panas, tangan kita akan terasa panas,
meskipun tidak terkena air panas langsung. Hal ini disebabkan karena panas dapat
berpindah dari air ke tangan kita melalui sendok. Karena panas dapat berpindah
dari suatu benda ke benda lain.
Secara alamiah, panas selalu berpindah dari benda bersuhu tinggi (benda
yang panas) ke benda bersuhu rendah (benda yang dingin). Peristiwa sebaliknya
tidak pernah terjadi secara alamiah. Panas tidak pernah berpindah dengan
sendirinya dari benda bersuhu rendah menuju benda bersuhu bersuhu tinggi. Panas
hanya akan berpindah dari benda bersuhu rendah ke benda bersuhu tinggi kalau
dipaksa. Hal ini terjadi misalnya pada lemari es, di mana panas dipindahkan dari
benda yang dingin (isi lemari es) ke benda yang panas (udara di luar kulkas)
dengan bantuan freon. Hal yang sama juga terjadi pada AC.
Ada beberapa cara pemindahan panas, yaitu : konduksi, konveksi, dan
radiasi.

a. Konduksi
Konduksi (hantaran) adalah proses pemindahan panas melalui suatu
benda tanpa disertai perpindahan partikel benda itu. Pemindahan secara
konduksi terjadi pada benda padat (logam).
Jika salah satu ujung sebuah batang logam dipanaskan, sedangkan ujung
yang lain dipegang, bagian batang yang dipegang akan terasa makin lama
makin panas, walaupun tidak kontak langsung dengan nyala api, karena panas
berpindah dari api ke tangan kita melalui batang logam.

Mula-mula api memberikan panasnya pada ujung tembaga yang berada


di dekat api. Panas menyebabkan partikel logam pada bagian tersebut bergetar
dengan hebat. Partikel yang bergetar ini selanjutnya menumbuk partikel lain
yang berada disekitarnya. Tumbukan antar partikel menyebabkan partikel yang
tadinya dingin berubah menjadi panas. Tumbukan terus berlangsung hingga ke
ujung batang yang kita pegang. Dengan demikian, kalor berpindah karena ada
tumbukan antara satu pertikel dengan partikel lain disekitarnya. Perlu diingat
bahwa ketika terjadi peristiwa konduksi, partikel benda tidak ikut berpindah.
Partikel hanya bergetar di sekitar posisinya saja.
Konduksi panas hanya dapat terjadi pada suatu benda apabila ada bagian-
bagian benda berada pada suhu yang tidak sama, dan arah aliran panas selalu
dari titik yang suhunya lebih tinggi ke titik yang suhunya lebih rendah.

b. Konveksi
Konveksi adalah proses pemindahan panas yang terjadi pada zat
cair atau gas yang mengalami pemanasan disertai perpindahan partikel
benda tersebut. Pemanasan mengakibatkan massa jenis bagian yang panas dan
bagian yang dingin menjadi berbeda. Benda yang panas memiliki massa jenis
lebih kecil dibandingkan dengan benda yang dingin.

 Konveksi dalam benda cair


Pada saat kita memasak air di panci, pemanasan akan mengakibatkan air
di bagian bawah panci menjadi cepat panas daripada air di bagian atas panci.
Akibatnya, air panas pada bagian bawah panci akan naik ke atas. Sementara air
dingin pada bagian atas panci akan turun karena massa jenisnya lebih besar
daripada massa jenis air panas. Dengan demikian maka terjadi perpindahan air
dari bagian bawah panci ke bagian atas panci. Proses ini berlangsung terus
menerus sehingga terbentuk suatu aliran air yang disebut aliran konveksi.

 Konveksi dalam udara


Udara sebenarnya tergolong penghantar yang buruk. Meskipun demikian,
udara masih dapat menghantarkan kalor secara konveksi. Konveksi dalam
udara berlangsung lebih cepat dibandingkan konveksi dalam air. Hal ini
disebabkan udara mengalami pemuaian lebih besar daripada pemuaian
air.
Konveksi udara dapat kita jumpai pada cerobong asap pabrik. Cerobong
asap berguna untuk sirkulasi udara segar di dalam ruangan. Peristiwa
terjadinya angin laut dan angin darat adalah salah satu contoh peristiwa
konveksi. Pada siang hari suhu udara di darat lebih tinggi daripada suhu
permukaan air laut sehingga terjadi aliran udara dari laut ke darat (angin laut).
Sedangkan pada malam hari udara di darat suhunya lebih rendah daripada suhu
di permukaan laut, maka terjadi aliran udara dari darat ke laut (angin darat).
c. Radiasi
Radiasi adalah proses pemindahan panas oleh gelombang
elektromagnetik tanpa adanya zat perantara. Istilah radiasi maksudnya
adalah pancaran energi terus-menerus dari permukaan semua benda. Energi ini
dinamakan energi radian dan dalam bentuk gelombang elektromagnet.
Gelombang ini bergerak dengan kecepatan 186 mil/s atau 300 juta m/s, dan
untuk bergerak tidak memerlukan medium perantara.
Jika kita meletakkan tangan di dekat api maka tangan kita akan terasa
panas. Panas yang kita rasakan adalah panas yang merambat melalui radiasi.
Sumber energi radiasi yang utama adalah matahari.

Panas yang datang pada suatu benda akan diserap dan dipantulkan oleh
benda tersebut. Namun, tidak semua benda menyerap dan memantulkan radiasi
sama baiknya. Beberapa benda akan lebih banyak menyerap radiasi panas daripada
memantulkannya. Sementara benda lain lebih banyak memantulkan radiasi
daripada menyerapnya.

Sistem Termodinamika

Termodinamika berasal dari dua kata yaitu termal (panas) dan dinamika
(pergerakan). Jadi termodinamika adalah ilmu mengenai transformasi energi ke
dalam usaha.
Penggunaan Energi Panas di Bidang Kesehatan

Sejak 600 tahun sebelum masehi energi panas telah digunakan di bidang
kesehatan. Semakin lama panas yang digunakan semakin berkembang mulai dari
sinar ultra ungu, ultrasonik dan lain-lain. Dan sampai sekarang masih banyak
orang bahkan di klinik masih menggunakan air panas atau air dingin sebagai
bahan kompres. Panas digunakan secara luas dalam pengobatan karena memiliki
efek atau manfaat yang besar. Adapun efek atau manfaat panas adalah :

a. Efek fisik
Panas dapat menyebabkan zat cair, padat, dan gas mengalami pemuaian

b. Efek kimia
Panas dapat meningkatkan kecepatan reaksi kimia. Pada jaringan akan terjadi
peningkatan metabolisme seiring dengan peningkatan pertukaran antara zat
kimia tubuh dengan cairan tubuh

c. Efek biologis
Panas dapat menyebabkan dilatasi (pelebaran) pembuluh darah yang
mengakibatkan peningkatan sirkulasi darah. Secara fisiologis respon tubuh
terhadap panas dapat menyebabkan pelebaran pembuluh darah, menurunkan
kekentalan darah, menurunkan ketegangan otot, meningkatkan metabolisme
jaringan dan meningkatkan permeabilitas kapiler. Respon dari panas inilah yang
dipergunakan untuk keperluan terapi pada berbagai kondisi dan keadaan yang
terjadi dalam tubuh.

Telah dibicarakan bahwa transfer panas dapat terjadi secara konduksi,


konveksi, dan radiasi. Dengan mengetahui sifat transfer energi panas maka kita
bisa mempelajari bagaimana cara agar energi panas dapat mencapai tubuh. Energi
panas mula-mula akan masuk ke dalam jaringan kulit dalam bentuk berkas cahaya
(dalam bentuk radiasi atau konduksi). Kemudian akan menghilang di daerah
jaringan yang lebih dalam dalam bentuk panas. Panas tersebut akan diangkut ke
jaringan lain dengan cara konveksi yaitu diangkut ke jaringan seluruh tubuh
melalui cairan tubuh. Metode yang dipakai dalam pengobatan :

a. Metode konduksi
Metode ini merupakan dasar dari sifat fisik kedua benda. Apabila
terdapat perbedaan temperatur antara kedua benda maka panas akan ditransfer
secara konduksi yaitu dari benda yang lebih panas ke benda yang lebih dingin.
Metode konduksi dapat berupa :
 Kantong air panas/botol berisi air panas
Cara ini sangat efisien dalam pengobatan nyeri. Misal nyeri daerah abdomen
(perut).

 Handuk panas
Cara ini sangat berhasil apabila pengobatan dilakukan pada daerah otot yang
sakit. Misalnya spasme otot, fase akut poliomyelitis

 Turkish bath (mandi uap)


Mandi uap ini sangat popular dalam masyarakat. Tetapi manfaat dari metode
ini belum diketahui secara pasti. Hanya dikatakan sebagai penyegar atau
mempunyai efek rileksasi otot.

 Mud packs (lumpur panas)


Lumpur panas dapat mengkonduksi panas ke dalam jaringan tubuh.

 Wax bath (parafin bath)


Cara ini sangat efisien untuk mentransfer panas pada tungkai bawah
terutama pada orang tua. Caranya wax diletakkan di dalam bak dan
dipanaskan sampai temperature 115-120 oC. Lama merendam kaki berkisar
antara 30 menit sampai 1 jam.

 Electric pads
Caranya dengan melingkari kawat elemen panas yang dibungkus asbes atau
plastik.

b. Metode radiasi
c. Metode ultrasonik
BIOLISTRIK

Biolistrik adalah listrik yang terdapat pada makhluk hidup, tegangan listrik
pada tubuh kita berbeda dengan apa yang kita bayangkan (seperti listrik di rumah
tangga). Kelistrikan merupakan sesuatu yang biasa digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Kelistrikan pada tubuh berkaitan dengan komposisi ion yang terdapat
didalam tubuh. Komposisi ion ekstra sel berbeda dengan komposisi ion intra sel.
Pada ekstra sel lebih banyak ion Na dan Cl2, sedangkan intra sel mengandung
ion H dan anion protein.
Pengamatan terhadap gaya tarik listrik dapat ditelusuri pada zaman Yunani
kuno. Orang-orang Yunani kuno telah mengamati bahwa setelah batu amber
digosok, batu tersebut akan menarik benda kecil seperti jerami atau bulu. Pada
tahun 1786, Luigi Galvani melaporkan hasil eksperimennya bahwa ke dua kaki
katak terangkat ketika diberi aliran listrik lewat suatu konduktor. Dari pengamatan
tersebut, ia menyimpulkan bahwa aliran listrik dapat merambat melalui saraf
si katak sehingga otot-ototnya berkontraksi.
Sel saraf menghantarkan impuls dari suatu bagian tubuh ke bagian
tubuh yang lain. Namun mekanismenya berbeda dengan hantaran aliran listrik
pada suatu konduktor logam. Dalam rentang waktu yang cukup lama, kita
mengetahui impuls (pesan) dalam sistem saraf kita terdiri dari ion-ion yang
mengalir sepanjang sel-sel saraf, analog dengan aliran elektron dalam suatu
konduktor. Namun demikian, sifat-sifat listrik dari sel-sel saraf lebih lambat
dan kekuatannya lebih rendah dibandingkan konduksi pada metal.
Kelistrikan memegang peranan penting dalam bidang kedokteran. Ada
dua aspek kelistrikan dan magnetis dalam bidang kedokteran, yaitu listrik
dan magnet yang timbul dalam tubuh manusia, serta penggunaan listrik dan
magnet pada permukaan tubuh manusia.

Hukum dalam Biolistrik

Hukum-hukum yang mendasari biolistrik antara lain hukum Ohm dan


Hukum Joule.

Hukum Ohm menyatakan bahwa :


“Perbedaan potensial antara ujung konduktor berbanding langsung dengan
arus yang melewati, dan berbanding terbalik dengan tahanan dari konduktor”.

Secara matematis dapat dapat dirumuskan dengan persamaan :

V
R
I

dimana : R = hambatan (Ω)


V = tegangan (Volt)
I = kuat arus (Ampere)
Hukum Joule menyatakan bahwa :
“Arus listrik yang melewati konduktor dengan beda potensial (V), dalam
waktu tertentu akan menimbulkan panas”.

Secara matematis dapat dapat dirumuskan dengan persamaan :

Q  V .I .t

dimana : Q = energi panas yang ditimbulkan (Joule)


V = tegangan (Volt)
I = kuat arus (Ampere)
t = waktu arus mengalir (s)

Macam-macam Gelombang Arus Listrik

Pengetahuan tentang gelombang arus listrik penting diketahui karena dalam


banyak hal berkaitan erat dengan penggunaan arus listrik untuk merangsang syaraf
motoris atau syaraf sensoris. Macam-macam gelombang antara lain :

1. Arus bolak balik (sinosuidal)


2. Arus setengah gelombang (telah disearahkan)
3. Arus setengah penuh tapi masih mengandung ripple/desir
4. Arus searah murni
5. Faradik
6. Sentakan faradic
7. Sentakan sinosuidal
8. Galvanic interuptus
9. Arus gigi gergaji

Kelistrikan dan Kemagnetan yang Timbul di Dalam Tubuh

Sistem Saraf dan Neuron (sel saraf yang berfungsi menerima dan
mengirimkan impuls berupa rangsangan)

Sistem saraf dibagi menjadi dua, yaitu : sistem saraf pusat dan sistem saraf
otonom.

1. Sistem Saraf Pusat


Terdiri dari otak, modulla spinalis (sumsum tulang belakang) dan saraf
perifer. Saraf perifer (saraf afferent) adalah serat saraf yang mengirim informasi
sensoris ke otak atau ke modulla spenalis. Syaraf perifer juga berfungsi
menghantarkan informasi dari otak atau modulla spinalis ke otot serta kelenjar.

2. Sistem Saraf Otonom


Serat saraf ini mengatur organ dalam tubuh, misalnya jantung, usus, dan
kelenjar. Pengaturan ini dilakukan secara tidak sadar. Struktur dasar dari sistem
saraf disebut neuron (sel saraf). Suatu sel saraf mempunyai fungsi menerima,
interpretasi dan menghantarkan aliran listrik. Struktur saraf ini dapat dilihat pada
gambar di bawah ini :
Struktur sel syaraf :
1. Inti sel berfungsi mengatur pembelahan sel dan membawa informasi genetik
2. Tubuh sel berfungsi menerima impuls dari dendrite
3. Synaps berfungsi mentransmisi impuls syaraf dari satu sel ke sel yang lain
4. Dendrit berfungsi menerima impuls dan membawanya ke badan sel
5. Akson berfungsi meneruskan impuls dari badan sel ke badan sel lainnya
6. Selubung mylin berfungsi melindungi akson dan memberi nutrisi
7. Nodus berfungsi mempercepat jalannya impuls

Struktur dasar dari sistem saraf disebut neuron (sel saraf). Neuron
merupakan bagian terkecil dalam suatu skema saraf dan berfungsi menerima
dan menghantarkan aliran listrik atau informasi. Sel saraf terdiri dari tubuh
serta serabut yang menyerupai ranting. Serabutnya terdiri dari dua macam, yaitu
dendrit dan akson.
Dendrit, bersama dengan tubuh sel berfungsi menerima informasi
berupa rangsangan dan sensor penerima dari sel saraf yang lainnya.
Sedangkan akson berfungsi menghantarkan informasi ke bagian sel saraf
lain. Jika rangsangan yang diterima oleh dendrit atau tubuh sel pada setiap waktu,
intensitasnya berada pada ambang batas atau lebih, maka impuls saraf bereaksi
serta menjalar sepanjang akson. Impuls ini mengalir sepanjang akson dari tubuh sel
menuju cabang terminal.
Akson, merupakan suatu salinan panjang yang tipis dan pada ujungnya
terbungkus oleh suatu membran yang berisi cairan (aksoplasma). Sesampainya
impuls saraf pada terminal, suatu substansi saraf penghantar dilepaskan dan akan
menyampaikan impuls ke penerima disel berikutnya.

Konsentrasi ion di dalam dan di luar Sel

Dari hasil penelitian diperoleh konsentrasi ion di dalam dan di luar membran
suatu akson adalah :

 Di luar sel konsentrasi Na+ >, K+ <, Cl- >, dan A- (protein) <
 Di dalam sel konsentrasi Na+ <, K+>, Cl-<, dan A- (protein) >
Isyarat Listrik Tubuh

Dengan mengukur isyarat listrik tubuh secara selektif berguna untuk


memperoleh informasi klinik tentang fungsi tubuh.

1. EMG (elektromiogram) : untuk mengetahui informasi aktivitas kelistrikan


otot
2. ENG (elektronerogram) : untuk mengetahui konduksi saraf motoris dan
sensorik
3. ERG (elektroretinogram) : untuk mengetahui potensial biolistrik pada retina
melalui rangsangan cahaya pada retina
4. EOG (elektrookulogram) : pengukuran potensial biolistrik pada kornea-
retina melalui gerakan mata
5. EEG (elektroensefalogram) : pencatatan isyarat listrik otak, berfungsi untuk
mendiaknosis epilepsi, tumor otak (lebih baik
menggunakan sinar X atau teknik kedokteran
nuklir)
6. ECG/EKG (elektrokardiogram) : pencatatan isyarat biolistrik jantung
dilakukan pada permukaan kulit.

Isyarat Magnet Jantung dan Otak

Mengalirnya aliran listrik akan menimbulkan medan magnet. Medan magnet


disekitar jantung disebabkan adanya arus listrik jantung yang mengalami
depolarisasi dan repolarisasi. Pencatatan medan magnet jantung disebut
magnetokardiogram. Besar medan magnet sekitar jantung adalah ± 5.10-11 T
(tesla).
Untuk mengukur medan magnet dari suatu besaran benda diperlukan suatu
ruang yang terlindung dari pengaruh magnet dan sangat peka terhadap detektor
medan magnet (magnetometer). Detektor yang dipergunakan adalah SQUID
(Superconducting Quantum Interference Device) yang bekerja pada suhu 5 oK dan
tepat mendeteksi medan magnet yang disebabkan arus searah atau arus bolak-balik.
SQUID ini sangat peka sekali, dapat mendeteksi medan magnet yang disebabkan
seseorang berjalan dengan menggunakan magnet sepatu kuda sejauh 400 meter.
Magnetokardiografi (MKG) adalah alat yang berfungsi memberi informasi
jantung pasien tanpa mempergunakan elektroda yang didekatkan atau ditempelkan
pada badan seperti pada EKG. Pasien ditempatkan dalam ruang okragonal yang
terdiri dari lima lapisan pelindung magnet. Segala materi bermagnet disingkirkan
dari pasien yang akan diperiksa kemudian magnetodetektor probe didekatkan pada
tubuh atau jantung, pencatatan dilakukan di daerah badan dengan jarak 5 cm.
Perekaman hanya berlangsung d
alam waktu kurang dari satu menit.
Magnetoensefalogram (MEG) adalah alat pencatat medan magnet
sekeliling otak dengan menggunakan arus searah. Alat yang digunakan adalah
SQUID magnetometer.
Penggunaan Listrik dan Magnet pada Permukaan Tubuh

Sejak dua abad belakangan ini perkembangan listrik begitu pesat, seiring
dengan perkembangan listrik, diciptakan alat-alat yang mempergunakan energi
listrik. Pada tahun 1890 Jacques A.D. Arsonval telah mempergunakan listrik
berfrekuensi rendah untuk menimbulkan efek panas. Tahun 1929 digunakan listrik
dengan frekuensi 30 MHz untuk pemanasan yang disebut short wave diathermy.
Pada tahun 1950 diperkenalkan penggunaan gelombang mikro dengan frekuensi
2.450 MHz untuk keperluan diathermi dan pemakaian radar.
Sesuai dengan efek yang ditimbulkan oleh listrik, maka arus listrik dibagi
menjadi dua, yaitu :

1. Listrik berfrekuensi rendah


Batas frekuensi antara 20-500.000 Hz. Frekuensi rendah ini mempunyai
efek merangsang saraf dan otot sehingga terjadi kontraksi otot. Alat-alat yang
menghasilkan listrik berfrekuensi rendah adalah stimulator yang rangkaiannya
terdiri dari multivibrator, astable multivibrator. Selain frekuensi, pengulangan
dalam pemakaian serta pemilihan bentuk gelombang yang dipakai sangat penting
diperhatikan.
Untuk pemakaian dalam jangka waktu singkat dan bersifat merangsang
persarafan otot, maka dipakai arus faradik. Untuk pemakaian dalam jangka waktu
lama dan bertujuan merangsang otot yang telah kehilangan persarafan maka
dipakai arus listrik yang interuptur (terputus-putus) atau arus DC yang telah
dimodifikasi.
Selain arus DC digunakan juga arus AC dengan frekuensi 50 Hz. Arus AC
serupa dengan arus DC mempunyai kemampuan untuk merangsang saraf sensoris,
saraf motoris, dan berefek kontraksi otot. Walaupun kemampuan maupun efek
yang ditimbulkan arus AC serupa dengan arus DC, namun dalam pemakaian di
klinik arus AC sudah tidak dipergunakan.

2. Listrik berfrekuensi tinggi


Frekuensi yang digunakan adalah di atas 500.000Hz. Listrik berfrekuensi
tinggi tidak mempunyai sifat merangsang sataf motoris atau saraf sensoris, kecuali
dilakukan rangsangan dengan pengulangan yang lama. Frekuensi tinggi ini
mempunyai sifat memanaskan. Berdasarkan sifat ini maka frekuensi tinggi
digunakan di bidang kedokteran dalam bentuk :

 Short wave diathermy (diatermi gelombang pendek)


Efek diatermi gelombang pendek

a. Menghasilkan panas dan peningkatan efek fisiologis sebagai akibat dari


peningkatan temperatur
- Meningkatkan metabolisme (perubahan struktur kimia karena kenaikan
suhu)
- Suplai darah meningkat (karena metabolisme meningkat)
- Mengurangi eksitasi saraf apabila kurang begitu panas
- Karena pemanasan maka terjadi koagulasi sehingga terjadi destruksi
jaringan
- Penurunan tekanan darah karena adanya pelebaran pembuluh darah
- Meningkatnya aktivitas kelenjar keringat
b. Mempunyai efek terapeutik (pengobatan)
- Pada daerah peradangan, akan terjadi pelebaran pembuluh darah sehingga
oksigen akan meningkat dan berfungsi untuk mengangkut makanan untuk
sel-sel
- Sel darah putih dan antibodi pada daerah infeksi akan meningkat
- Menghilangkan rasa sakit karena panas menyebabkan saraf sensoris
mengalami sedaktif
- Pada daerah yang patah akan terjadi peningkatan absorpsi dan
peningkatan aliaran darah

 Mikro wave diathermy (diatermi gelombang mikro)


Gelombang mikro merupakan gelombang elektromagnetis dengan
panjang gelombang antara sinar infra merah dan gelombang yang dihasilkan
diatermi gelombang pendek. Gelombang dengan panjang gelombang 12,25 cm
dan frekuensi 2.450 MHz sering digunakan atau panjang gelombang 69 cm dan
frekuensi 433,92 MHz. Efek yang timbul tergantung jumlah energi radiasi yang
diserap. Efek yang ditimbulkan dari gelombang mikro ada dua, yaitu :

a. Efek fisiologis
Menimbulkan panas pada jaringan-jaringan yang banyak mengandung
air, banyak mendeposit energi, otot lebih banyak menyerap energi daripada
jaringan lemak.

b. Efek pengobatan
Gelombang ini digunakan untuk mengobati penderita trauma,
peradangan, nyeri, spasme otot, bisul, dan rematik.

Gelombang mikro tidak dapat dipakai pada penderita gangguan sirkulasi


karena dapat mengakibatkan pendarahan, thrombosis, dan flebitis. Gelombang
ini tidak digunakan pada penderita TBC dan tumor ganas.

Syok Listrik

Syok listrik atau kejutan listrik adalah suatu nyeri pada saraf sensoris yang
diakibatkan aliran listrik yang mengalir secara tiba-tiba melalui tubuh. Bahaya
syok listrik sangat besar, tubuh penderita akan mengalami ventricular fibrillation,
kemudian diikuti kematian.
Penggunaan instrumentasi elektronik pada waktu melakukan pengobatan
dan diagnostik tanpa memperhatikan persyaratan yang ada akan timbul bahaya
syok. Oleh karena itu perlu diketahui perubahan-perubahan yang timbul akibat
syok listrik dan metode pengamanan sehingga bahaya syok dapat dihindari. Dalam
bidang kesehatan ada dua macam syok listrik, yaitu :

a. Syok dengan tujuan tertentu


Syok listrik ini dilakukan atas dasar indikasi medis. Dalam bidang psikiatri
dikenal dengan nama “electric syok/ electro convultion therapy”. Beberapa
penderita psikosis (gangguan jiwa) sengaja diberi syok dengan tujuan terapi
dimana di antara temporalis kanan dan kiri penderita dialiri arus listrik dalam
orde 0,5-1,5 Amper dengan tegangan sebesar 80-110 volt dalam waktu
1/10-1/15 detik.
b. Syok tanpa tujuan tertentu
Syok yang diakibatkan karena kecelakaan (earth syok). Hal ini kemungkinan
disebabkan karena :

 Peralatan
- Petunjuk penggunaan alat-alat yang kurang jelas
- Prosedur testing secara teratur tidak atau kurang dilakukan
- Peralatan ECG yang lama tanpa menggunakan transformer

 Petugas
- Kurang latihan
- Kurang mengerti akan kelistrikan maupun bahaya-bahaya yang
ditimbulkan
- Kurang pengertian tentang cara-cara proteksi bagi petugas maupun
pasien
BIOOPTIK

Optik adalah salah satu cabang ilmu fisika yang mempelajari mengenai
cahaya. Sedangkan bioptik merupakan ilmu aplikasi optik pada sistem biologi yang
menyangkut indra penglihatan manusia, yaitu mata. Mata merupakan alat optik
yang sangat penting pada manusia atau makhluk hidup.
Dalam ilmu optik ada dua cara pendekatan mengenai gejala optik yaitu
optik geometris dan optik fisik. Optik geometris adalah bagian dari optik yang
khusus mempelajari sifat-sifat cahaya seperti pemantulan, pembiasan, dan jalannya
sinar pada alat-alat optik. Sedangkan optik fisis adalah bagian dari optika yang
mempelajari tentang sifat-sifat fisis cahaya yang berhubungan dengan gelombang
seperti interfensi cahaya, dispersi, polarisasi dan lenturan cahaya.

Cahaya
Cahaya tergolong sebagai suatu gelombang (getaran yang menjalar).
Namun, cahaya tidak tergolong sebagai gelombang mekanik (gelombang yang
dalam perambatannya memerlukan medium, contohnya : bunyi), melainkan
gelombang elektromaknetik.
Gelombang jenis ini dapat merambat dalam ruang hampa, contohnya adalah
cahaya matahari dapat sampai ke bumi. Karena cahaya tergolong suatu gelombang,
maka cahaya juga mempunyai panjang gelombang. Cahaya merupakan satu-
satunya gelombang elektromaknetik yang nampak.
Matahari dan lilin merupakan sumber cahaya karena keduanya dapat
memancarkan cahayanya sendiri, sedangkan bulan bukanlah sumber cahaya,
karena bulan hanya memantulkan cahaya yang diterimanya dari matahari. Jadi
selain dipancarkan cahaya juga dapat dipantulkan.
Cahaya yang dipancarkan oleh sebuah sumber cahaya akan merambat
ke segala arah. Bila medium yang dilaluinya homogen, maka cahaya akan
merambat lurus. Bukti bahwa cahaya merambat lurus tampak pada lampu sorot
mobil pada malam hari, atau adanya bayang-bayang yang terbentuk ketika kita
berdiri di depan lampu.
Cahaya yang merambat digambarkan sebagai garis lurus berarah yang
disebut sinar cahaya, sedangkan berkas cahaya terdiri dari beberapa garis berarah.
Berkas cahaya ada bermacam-macam bentuk, ada yang pararel, divergen
(menyebar) atau konvergen (mengumpul), seperti gambar di bawah
divergen

sinar datang

konvergen

pararel

Gambar 5 . Arah rambat dan berkas cahaya

Sifat Gelombang Cahaya


1. Gelombang dapat dipantulkan (pemantulan biasa dan pemantulan baur).
2. Gelombang dapat dibiaskan (refraksi)
3. Gelombang dapat difokuskan dengan lensa.

Jenis-jenis Pemantulan
Dalam cahaya ada dua jenis pemantulan, yaitu pemantulan teratur (biasa)
dan pemantulan baur.
a. Pada permukaan benda yang sangat halus atau rata seperti cermin dan
permukaan air yang tenang, cahaya yang dipantulkan membentuk suatu pola yang
teratur. Sinar-sinar sejajar yang datang pada permukaan cermin dipantulkan
sebagai sinar-sinar sejajar pula. Akibatnya cermin dapat membentuk bayangan
benda. Pemantulan ini disebut pemantulan teratur atau pemantulan biasa.

sinar datang sinar pantul

bidang pantul

Gambar 6. pemantulan teratur


b. Berbeda dengan benda yang memiliki permukaan rata, pada saat cahaya
mengenai permukaan yang tidak rata, maka sinar-sinar sejajar yang datang pada
permukaan tersebut dipantulkan ke berbagai arah. Karena dipantulkan ke berbagai
arah, maka sinar pantul akan berpotongan setelah meninggalkan permukaan.
Pemantulan seperti ini disebut pemantulan baur atau difus.

Gambar 7. Pemantulan baur

Pemantulan sangat penting bagi kehidupan kita sehari-hari. Pemantulan baur


menyebabkan ruangan pada siang hari terlihat terang meskipun lampu tidak
menyala, dan menyebabkan tempat di bawah pohon tidak gelap gulita, sedangkan
pemantulan teratur memungkinkan kita dapat melihat wajah kita di cermin.

Hukum Snellius untuk Pemantulan Cahaya


Sifat pemantulan cahaya telah diselidiki oleh Willebrord Snellius
(1591-1626). Snellius menggunakan cermin datar dan berkas sinar. Pemantulan
cahaya pada cermin datar mengikuti hukum Snellius yang berbunyi :
a. Sinar datang, sinar pantul, dan garis normal terletak pada satu bidang datar.
b. Sudut datang (i) sama dengan sudut pantul (r).

garis normal

sinar datang sinar pantul

i r

Gambar 8. Hukum pemantulan

Garis normal adalah garis yang tegak lurus bidang pantul, sedangkan sudut
datang (i) adalah sudut yang dibentuk oleh sinar datang dengan garis normal.
Sudut pantul (r) adalah sudut yang dibentuk oleh sinar pantul dengan garis
normal.
Refraksi (pembiasan)
Pembiasan cahaya (refraksi) diartikan sebagai pembelokan arah rambat
cahaya saat melewati bidang batas dua medium bening yang berbeda kerapatannya.
Pembiasan cahaya sangat ditentukan oleh kerapatan atau indeks bias suatu
medium. Rumus dari indeks bias adalah :

c
n
v

dimana : n = indeks bias bahan


c = kecepatan cahaya dalam ruang hampa (3.108 m/s)
v = kecepatan cahaya sebelum dibiaskan

Pada pembiasan cahaya juga dijumpai hukum Snellius. Misalnya cahaya


merambat dari medium 1 dengan kecepatan v1 dan sudut datang i menuju ke
medium 2, saat di medium 2 kecepatan cahaya berubah menjadi v2 dan cahaya
dibiaskan dengan sudut bias r.

garis normal

sinar datang (v1)

medium 1 i bidang batas


medium 2 r

sinar bias (v2)

Gambar 19. Peristiwa pembiasan

dimana : i = sudut datang


r = sudut bias
v1 = kecepatan cahaya sebelum dibiaskan
v2 = kecepatan cahaya setelah dibiaskan
Cahaya datang dengan sudut datang i dan dibiaskan dengan sudut bias r.
Cepat rambat cahaya di medium 1 adalah v1 dan di medium 2 adalah v2, sehingga
diperoleh hubungan persamaan pembiasan cahaya.

Hukum Snellius : n1.sin i  n2 sin r

sin i v1

sin r v2

Persamaan di atas merupakan hukum pembiasan cahaya yang dapat dirumuskan


sebagai berikut :
1. Sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak pada satu bidang datar.
2. Perbandingan sinus sudut datang dan sinus sudut bias cahaya yang memasuki
bidang batas dua medium yang berbeda selalu bernilai tetap (konstan).

Telah dijelaskan di muka bahwa pembiasan cahaya sangat ditentukan oleh


kerapatan atau indeks bias suatu medium. Indeks bias ini juga menunjukkan
perbandingan kecepatan cahaya di ruang hampa dengan kecepatan cahaya di
medium tertentu. Misalnya indeks bias kaca (nkaca) adalah 3/2, ini artinya
perbandingan kecepatan cahaya di ruang hampa v 1 dengan kecepatan cahaya di
kaca v2 adalah v1 : v2 = 3 : 2. Indeks bias demikian disebut indeks bias mutlak.
Dengan kata lain indeks bias mutlak medium yaitu indeks bias medium saat berkas
cahaya dari ruang hampa melewati medium tersebut. Contoh harga indeks bias
nudara (pada 1 atm, 0oC) = 1 dan nair = 4/3.
Contoh :

Cepat rampat cahaya di medium A besarnya 2.108 m/s. Bila cepat rambat cahaya di
ruang hampa 3.108 m/s, berapakah indeks bias mutlak medium?

Cahaya datang dari ruang hampa menuju medium A dan indeks bias ruang hampa
(n1) kita anggap sama dengan indeks bias udara.

n2 v v1 .n1 3.108.1
 1 sehingga n2    1,5
n1 v 2 v2 2.108
Interferensi
Interferensi adalah perpaduan dua gelombang atau lebih menjadi satu
gelombang baru pada medium yang sama. Kita bisa membedakan suara dari
masing-masing alat musik yang sedang dimainkan secara bersama-sama walaupun
alat-alat musik tersebut mengeluarkan frekuensi yang berbeda-beda dan
sama-sama merambat di udara dan suara-suara tersebut tidak saling
mempengaruhi.

Difraksi (lenturan)
Difraksi (lenturan) yaitu peristiwa berubahnya gelombang yang
arahnya lurus menjadi gelombang yang arahnya menyebar setelah melewati
celah. Peristiwa lenturan gelombang bisa terjadi bila gelombang datang terhalang
oleh celah sempit, sehingga dari celah sempit tersebut timbul gelombang baru yang
merambat ke segala arah yang menyerupai lingkaran.

Gambar 18. Peristiwa difraksi

Dispersi (penguraian warna cahaya)


Dispersi adalah gejala penguraian cahaya putih (polikromatik) menjadi
cahaya berwarna-warni (monokromatik). Cahaya matahari dan cahaya lampu yang
kita lihat sehari-hari merupakan cahaya putih, karena cahaya matahari dan cahaya
lampu memang tampak putih. Namun, cahaya putih itu sebenarnya terdiri dari
berbagai macam warna, yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, dan ungu. Deretan
warna cahaya ini disusun berdasarkan panjang gelombangnya dan setiap panjang
gelombang memiliki indeks bias yang berbeda. Deretan warna cahaya ini disebut
spektrum warna. Karena terdiri dari berbagai macam warna, maka cahaya putih
disebut cahaya polikromatik. Cahaya yang mengalami dispersi merupakan cahaya
polikromatik.
Peristiwa dispersi dapat diperlihatkan dengan menggunakan prisma dan
kotak cahaya. Cahaya putih dijatuhkan pada salah satu bidang sisi prisma. Cahaya
tersebut akan mengalami deviasi dan dispersi oleh prisma. Itulah sebabnya cahaya
yang keluar dari prisma telah terurai menjadi berbagai warna.
Mengapa dispersi bisa terjadi? Dispersi terjadi karena setiap cahaya
mempunyai indeks bias yang berbeda. Semakin besar panjang gelombang suatu
cahaya maka indeks biasnya akan semakin kecil. Warna merah memiliki indeks
bias terkecil sehingga mengalami deviasi (penyimpangan dengan sudut tertentu)
terkecil. Sementara warna ungu memiliki indeks bias terbesar sehingga mengalami
deviasi terbesar. Sudut yang terbentuk oleh sinar merah dan sinar ungu yang paling
pinggir disebut sudut dispersi. Diantara sinar merah dan sinar ungu terdapat sinar
berwarna jingga, kuning, hijau, dan biru. Spektrum warna inilah yang membentuk
cahaya putih. Pada layar akan terlihat lajur-lajur cahaya yang disebut spektrum.

spektrum
m
j
k
h
b
cahaya u
layar

Gambar 19. Dispersi oleh prisma

Alat-alat optik
Alat optik adalah alat penglihatan manusia, baik alamiah maupun buatan
manusia. Alat optik alamiah adalah mata dan alat optik buatan adalah alat bantu
penglihatan manusia untuk mengamati benda-benda yang tidak dapat dilihat
dengan jelas oleh mata. Yang termasuk alat buatan diantaranya : lup, proyektor,
mikroskop, teleskop, periskop.

d. Lup (kaca pembesar)


Lup merupakan sebuah lensa positif (lensa cembung) yang digunakan
untuk mengamati benda berukuran kecil agar tampak lebih besar dan jelas.
Benda dapat dilihat dengan mata berakomodasi maksimum atau mata tidak
berakomodasi.
Seberapa besar benda akan tampak, dan seberapa banyak detil yang bisa kita
lihat dari benda yang kita amati, bergantung pada ukuran bayangan yang dibuatnya
pada retina. Sedangkan pada lup, semuanya bergantung pada sudut yang
dibentuk oleh benda pada mata kita. Sebagai contoh uang logam yang dilihat
pada jarak 30 cm dari mata tampak dua kali lebih tinggi dari uang logam yang
dilihat pada jarak 60 cm karena sudut yang dibuatnya dua kali lebih besar. Ketika
ingin meneliti benda secara detil, maka benda kita dekatkan pada mata kita
sehingga benda tersebut membentuk sudut yang lebih besar.
b. Mikroskop
Mikroskop merupakan alat optik yang digunakan untuk mengamati benda
berukuran sangat kecil (renik), misalnya sel, bakteri dan virus agar tampak lebih
besar.
Mikroskop yang paling sederhana terdiri dari dua lensa positif
(cembung) yaitu lensa obyektif dan lensa okuler. Lensa yang dekat dengan
benda disebut lensa obyektif, sedangkan yang dekat dengan mata disebut lensa
okuler (berfungsi sebagai lup). Panjang fokus lensa okuler lebih besar daripada
panjang fokus lensa objektif. Agar pengamatan tidak melelahkan mata, maka lensa
okuler dapat diatur sehingga mata tidak perlu berakomodasi.
Pada mikroskop konvensional, sumber cahaya masih berasal dari sinar
matahari yang dipantulkan oleh suatu cermin datar atau cekung yang terdapat
dibawah kondensor. Pada mikroskop modern sudah dilengkapi lampu sebagai
pengganti cahaya matahari. Berdasarkan sumber cahayanya mikroskop dibagi
menjadi dua, yaitu :

1. Mikroskop cahaya
Mikroskop cahaya adalah mikroskop yang menggunakan cahaya untuk
membentuk bayangan dari benda yang akan dilihat. Mikroskop cahaya memiliki
perbesaran maksimal 1000-2000 kali. Mikroskop cahaya biasa digunakan di
laboratorium. Mikroskop cahaya memiliki tiga lensa yaitu lensa obyektif, lensa
okuler, dan lensa kondensor. Lensa obyektif dan lensa okuler terletak pada kedua
ujung tabung mikroskop. Lensa okuler akan membentuk bayangan tunggal atau
ganda. Pada ujung bawah mikroskop terdapat dudukan lensa obyektif yang biasa
dipasangi tiga lensa atau lebih. Dibawah tabung mikroskop terdapat meja
mikroskop sebagai tempat preparat. Sistem lensa yang ketiga adalah kondensor.
Kondensor berperan untuk menerangi obyek dan lensa mikroskop yang lain.

2. Mikroskop elektron
Mikroskop elektron adalah sebuah mikroskop yang mampu melakukan
pembesaran obyek sampai dua juta kali, dengan menggunakan gelombang
elektrostatik dan elektromagnetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan
gambar serta memiliki kemampuan perbesaran obyek serta resolusi yang jauh lebih
baik daripada mikroskop cahaya. Mikroskop elektron ini menggunakan jauh lebih
banyak energi dan radiasi elektromagnetik yang lebih pendek dibandingkan
mikroskop cahaya.

Komponen-komponen mikroskop terdiri dari :


 Lensa okuler
Merupakan bagian yang dekat dengan mata pengamat saat mengamati obyek.
Lensa okuler terpasang pada tabung atas mikroskop. Perbesaran pada lensa
okuler ada tiga macam, yaitu 5x, 10x, dan 12,5x.

 Tabung Mikroskop
Merupakan penghubung lensa okuler dan lensa obyektif. Tabung terpasang
pada bagian bergerigi yang melekat pada pegangan mikroskop sebelah atas.
Melalui bagian yang bergerigi, tabung dapat digerakkan ke atas dan ke bawah.

 Makrometer (sekrup pengarah kasar)


Merupakan komponen untuk mengerakkan tabung mikroskop ke atas dan ke
bawah dengan pergeseran besar.

 Mikrometer (sekrup pengarah halus)


Merupakan komponen untuk mengerakkan tabung mikroskop ke atas dan ke
bawah dengan pergeseran halus.

 Revolver
Merupakan pemutar lensa untuk menempatkan lensa obyektif yang
dikehendaki.

 Lensa obyektif
Merupakan komponen yang langsung berhubungan dengan obyek. Lensa
obyektif terpasang pada bagian bawah revolver. Perbesaran pada lensa
obyektif bervariasi, tergantung pada banyaknya lensa obyektif pada
mikroskop. Misalnya, ada perbesaran lensa obyektif 10x dan 40x
(mikroskop dengan dua lensa obyektif) ; 4x, 10x dan 40x (mikroskop
dengan tiga lensa obyektif) ; 4x, 10x, 45x, dan 400x (mikroskop dengan
empat lensa obyektif).

 Panggung mikroskop
Merupakan meja preparat atau tempat sediaan obyek. Pada bagian tengah
panggung mikroskop terdapat lubang untuk jalan masuk cahaya ke mata
pengamat. Panggung digunakan untuk meletakkan obyek. Pada panggung
terdapat dua penjepit untuk menjepit obyek glass. Pada beberapa mikroskop
lain, panggung dapat digerakkan ke atas dan ke bawah.

 Diafragma
Merupakan komponen untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk
melalui lubang pada panggung mikroskop. Diafragma ini terpasang pada
bagian bawah panggung mikroskop.

 Kondensor
Merupakan alat untuk memfokuskan cahaya pada obyek. Alat ini terdapat di
bawah panggung.

 Lengan mikroskop
Merupakan bagian yang dapat dipegang waktu mengangkat mikroskop atau
menggeser mikroskop.

 Cermin reflektor
Digunakan untuk menangkap cahaya yang masuk melalui lubang pada
panggung mikroskop, yakni dengan cara mengubah-ubah letaknya. Cermin ini
memiliki permukaan datar dan permukaan cekung. Permukaan datar
digunakan jika sumber cahaya cukup terang dan permukaan cekung
digunakan jika cahaya kurang terang.

 Kaki mikroskop
Merupakan tempat mikroskop bertumpu. Kebanyakan kaki mikroskop
berbentuk seperti tapal kuda.

c. Teleskop (Teropong)
Teropong merupakan alat optik yang digunakan untuk mengamati benda
yang letaknya jauh agar lebih dekat dan lebih jelas. Dengan menggunakan
teropong, maka benda-benda tersebut tampak lebih dekat dan lebih jelas. Teleskop
pertama kali ditemukan oleh Galileo Galilei pada abad ke-17. Galileo adalah
orang pertama yang menggunakan teleskop untuk mengamati benda-benda
langit. Dia berhasil mengamati adanya pegunungan di bulan, perubahan
penampakan dari planet Venus dan bulan-bulan yang mengitari planet Yupiter.
Teropong terdiri atas dua jenis, yaitu : Teropong bintang dan teropong bumi.

1. Teropong Bintang
Teropong bintang (astronomi) digunakan untuk mengamati benda-benda di
angkasa, misalnya bulan, bintang, dan planet. Teropong bintang terdapat dua jenis,
yaitu teropong bias dan teropong pantul.

 Teropong bias
Teropong bias menggunakan dua lensa positif. Salah satu lensa positif
ditujukan ke benda yang diamati. Lensa ini disebut lensa objektif, sedangkan lensa
positif yang lain berada di dekat mata yang disebut lensa okuler. Fokus lensa
obyektif lebih besar dari fokus lensa okuler. Pengamatan dengan teropong bintang
umumnya dilakukan dengan mata tak berakomodasi.
Bayangan yang dibentuk oleh lensa obyektif bersifat sejati, terbalik dan
diperkecil. Bayangan ini terbentuk di titik fokus utama lensa obyektif. Bayangan
yang dibentuk oleh lensa obyektif kemudian dilihat melalui lensa okuler (berfungsi
sebagi lup). Bayangan yang dibentuk oleh lensa okuler bersifat maya dan
ukurannya lebih besar daripada bayangan yang dibentuk oleh lensa obyektif.

 Teropong pantul
Teropong pantul menggunakan satu lensa cembung, satu cermin cekung
dan satu cermin datar. Bagian obyektif menggunakan cermin cekung, sedangkan
bagian okuler menggunakan lensa cembung dan cermin datar diletakkan diantara
obyektif dan okuler.

2. Teropong bumi
Teropong bumi disebut juga teropong yojana atau teropong medan.
Teropong bumi selain menggunakan dua lensa, juga menggunakan lensa cembung
ketiga yang disisipkan diantara lensa obyektif dan okuler. Lensa ketiga (lensa
pembalik) untuk menghasilkan bayangan akhir yang tegak terhadap arah
benda semula.

d. Periskop
Periskop merupakan alat optik yang digunakan di kapal selam untuk
mengamati keadaan di permukaan air. Periskop yang sederhana terbuat dari
dua cermin datar yang dipasang saling berhadapan. Masing-masing cermin
diatur sedemikian rupa agar sinar datang dan sinar pantul pada setiap cermin
membentuk sudut 90O. Pengaturan seperti itu memungkinkan sinar yang datang
dari benda dan sinar yang masuk ke mata pengamat memiliki arah yang sama.
Sehingga bayangan yang dihasilkan bersifat tegak seperti bendanya.
Pada periskop modern, selain menggunakan dua lensa juga
menggunakan dua buah prisma siku-siku sama kaki. Salah satu lensa dipasang
mengarah ke benda (lensa obyektif), sedangkan lensa yang lain dipasang di dekat
mata (lensa okuler). Ketika seberkas cahaya mengenai lensa obyektif, cahaya akan
diteruskan menuju prisma siku-siku pertama. Prisma akan memantulkan berkas
cahaya tersebut ke prisma siku-siku kedua dan akan diteruskan ke lensa okuler.
Anatomi mata
Kebanyakan kegunaan alat optik adalah supaya kita dapat melihat lebih baik.
Mata merupakan alat optik yang memanfaatkan prinsip pemantulan. Mata
merupakan alat indra yang peka terhadap cahaya. Mata hanya akan
berfungsi untuk melihat benda bila ada cahaya yang masuk ke dalamnya.

Gambar 20. Mata dan bagian-bagiannya

Mata memiliki bagian-bagian yang memiliki fungsi-fungsi tertentu sebagai alat


optik, antara lain :

1. Kornea
Kornea merupakan selaput bening yang terletak di depan pupil dan
merupakan membran yang kuat. Fungsi kornea adalah untuk membantu
memfokuskan cahaya ke retina dan melindungi bagian dalam bola mata.

2. Pupil
Pupil merupakan tempat cahaya masuk ke dalam mata. Pupil berfungsi
mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata. Ukuran pupil dapat berubah-
ubah sesuai dengan keadaan cahaya dalam ruangan. Pupil akan melebar jika
cahaya redup. Sebaliknya, bila cahaya terang maka pupil akan mengecil, proses ini
disebut adapsi (penyesuaian). Besar kecilnya ukuran pupil diatur oleh iris.
Cahaya yang telah melalui pupil akan melewati lensa mata.

3. Iris
Iris merupakan selaput berbentuk lingkaran yang berfungsi mengatur besar
kecilnya ukuran pupil. Warna iris dipengaruhi oleh jenis ras atau bangsa.

4. Lensa mata
Lensa mata merupakan lensa cembung yang berfungsi untuk memfokuskan
cahaya sehingga terbentuk bayangan nyata, diperkecil, dan terbalik pada retina.
5. Retina (selaput jala)
Retina merupakan lapisan yang berisi ujung-ujung syaraf yang sangat peka
terhadap cahaya. Retina berfungsi mengirimkan cahaya dalam bentuk impuls
listrik ke otak melalui saraf mata. Impuls diproses oleh otak sehingga terbentuk
bayangan nyata dan tegak yang memberi kesan bahwa kita melihat benda tersebut.
Retina terdiri dari bintik kuning dan bintik buta. Bintik kuning peka
terhadap cahaya karena mengandung jutaan sel syaraf sedangkan bintik buta tidak
peka terhadap cahaya sehingga jika cahaya jatuh pada bintik buta bayangan tidak
jelas atau tidak kelihatan.
Permukaan retina terdiri dari berjuta-juta sel sensitif, ada yang berbentuk sel
batang dipergunakan pada waktu malam, setiap mata memiliki 120 juta sel
batang dan sel batang sangat peka terhadap cahaya biru dan hijau. Selain sel
batang terdapat sel kerucut, setiap mata mempunyai ± 6,5 juta sel kerucut, sel
kerucut sangat sensitif terhadap warna kuning dan hijau.
Ahli medis berpendapat ada tiga tipe sel kerucut yang tanggap terhadap tiga
warna pokok yaitu biru (mampu menerima gelombang cahaya yang frekuensinya
antara 400 dan 500 milimikron sehingga dapat menerima cahaya ungu, biru dan
hijau), hijau (frekuensinya antara 450dan 675 milimikron sehingga dapat
menerima cahaya biru, hijau, kuning, orange, dan merah), dan merah (dapat
mendeteksi seluruh panjang gelombang cahaya tetapi lebih sensitif merespon
cahaya orange kemerahan).
Supaya bayangan dapat terbentuk pada retina, maka lensa mata harus
merubah ketebalannya sesuai jarak benda yang dilihat. Kemampuan lensa mata
untuk menjadi tebal (cembung) atau tipis (datar) disebut daya akomodasi
mata.

6. Aquaeuos humor
Merupakan cairan mata. Cairan mata berfungsi agar penglihatan bisa
optimal dan tekanan bola mata tetap normal. Cairan bisa keruh diakibatkan oleh
penyakit diabetes dan TBC paru-paru. Apabila cairan dalam lensa mata menjadi
keruh maka mata akan mengalami katarak.

7. Syaraf optik
Merupakan syaraf yang menyampaikan informasi kuat cahaya dan warna ke
otak.

8. Otot mata
Bola mata dilengkapi dengan otot-otot (muskulus) mata yang mengatur
gerakan bola mata, yaitu :
 Muskulus rektus superior, untuk menggerakkan mata ke atas
 Muskulus rektus inferior, untuk menggerakkan mata ke bawah
 Muskulus rektus medial, untuk menggerakkan mata ke dalam
 Muskulus rektus lateral, untuk menggerakkan mata ke sisi luar
 Muskulus oblikus superior, untuk menggerakkan mata ke atas sisi luar
 Muskulus oblikus inferior, untuk menggerakkan mata ke bawah sisi luar

Kelumpuhan salah satu otot mata akan menimbulkan gejala yang disebut
strabismus (mata juling).
Pada saat kita melihat benda, mata selalu berada antara mengalami
akomodasi maksimum atau tidak mengalami akomodasi sama sekali. Titik terdekat
yang masih dapat dilihat dengan jelas oleh mata dengan akomodasi maksimum
disebut titik dekat (punctum proximum). Titik dekat untuk mata normal terletak
sekitar 25 cm dari mata. Sementara itu, titik terjauh yang masih dapat dilihat
dengan jelas oleh mata tanpa berakomodasi disebut titik jauh (punctum remotum).
Titik jauh untuk mata normal terletak di tempat yang jauhnya tak terhingga.
Mata normal (emetrop) merupakan mata yang masih dapat berakomodasi
dengan baik. Daya akomodasi ini tergantung pada umur. Usia makin tua daya
akomodasi semakin menurun. Hal ini disebabkan kekenyalan lensa (elastisitas)
semakin berkurang.

Jenis-jenis Mata dan Teknik Koreksi

a. Mata normal (emetrop)


Mata normal memiliki titik dekat 25 cm dan titik jauh tak terhingga.
Apabila mata memiliki titik dekat tidak sama dengan 25 cm dan titik jauh tidak
sama dengan tak terhingga, maka dikatakan sebagai cacat mata. Hal ini
mengakibatkan mata sulit melihat benda yang dekat maupun benda yang jauh
karena bayangan tidak jatuh tepat pada retina.

Gambar 21. Titik dekat dan titik jauh mata normal


bayangan jatuh tepat di retina

b. Rabun jauh (miopi)


Miop merupakan cacat mata di mana penderitanya tidak dapat melihat benda
yang jauh dengan jelas. Titik jauh mata miop tidak berada di tak berhingga,
melainkan hanya pada jarak tertentu di depan mata. Cacat mata ini terjadi
karena lensa mata tidak dapat menjadi tipis sebagaimana mestinya, sehingga
bayangan benda jatuh didepan retina, karena mata dibiasakan melihat benda
dengan jarak dekat atau kurang dari 25 cm.
Penderita miop dapat ditolong dengan memakai kacamata lensa negatif
(lensa cekung). Ketika penderita miop tidak memakai kacamata, sinar yang datang
sejajar sumbu mata jatuh di depan retina. Karena sinar tidak jatuh tepat di retina,
maka penderita tidak dapat melihat benda dengan jelas. Dengan memakai
kacamata lensa negatif, maka sinar yang datang sejajar sumbu mata akan jatuh
tepat di retina.
Mata min dapat terus bertambah pada massa pertumbuhan, semakin
bertambah tinggi badan maka min juga bertambah karena sumbu bola mata
juga bertambah. Pada umumnya mata min akan berhenti bertambah saat
mendekati usia 30-an dan cenderung turun di usia 40-an.

c. Rabun dekat (hipermetropi)


Hipermetrop merupakan cacat mata di mana penderitanya tidak dapat
melihat benda dekat dengan jelas. Rabun dekat memiliki titik dekat > 25 cm.
Cacat mata ini terjadi karena lensa mata tidak dapat dicembungkan
sebagaimana mestinya, sehingga bayangan benda jatuh di belakang retina,
karena mata dibiasakan melihat benda yang jaraknya jauh. Dengan demikian,
mata hipermetrop hanya dapat melihat benda yang agak jauh.
Penderita hipermetrop dapat ditolong dengan menggunakan kacamata lensa
positif (lensa cembung). Ketika penderita hipermetrop tidak memakai
kacamata, sinar yang datang sejajar sumbu mata akan jatuh di belakang
retina. Dengan memakai kacamata lensa positif, maka sinar yang datang sejajar
sumbu mata akan jatuh tepat di retina.

Gambar 22. Jalannya sinar pada penderita miop dan hipermetropi dan cara
memperbaikinya

d. Mata tua (presbiopi)


Jenis mata ini bukan termasuk cacat mata. Mata orang tua berusia lanjut
umumnya memiliki daya akomodasi yang telah menurun. Hal ini
mempengaruhi letak titik dekat dan titik jauh matanya, titik dekatnya > 25 cm dan
titik jauhnya hanya berada pada jarak tertentu sehingga tidak dapat melihat benda
yang terlalu dekat atau terlalu jauh dengan jelas.
Penderita presbiop dapat ditolong dengan memakai kacamata berlensa
rangkap, yaitu lensa negatif dan lensa positif sekaligus. Lensa negatif
dipasang pada bagian atas dari kacamatanya. Tujuannya agar penderita dapat
melihat benda yang jauh lebih jelas, misalnya melihat pemandangan di kejauhan.
Sementara itu, lensa positif dipasang pada bagian bawah kacamatanya. Tujuannya
agar penderita dapat melihat benda yang dekat dengan jelas, misalnya melihat
tulisan pada buku yang sedang dibaca.
e. Astigmatisma

Cacat mata ini disebabkan oleh kornea mata yang tidak berbentuk sferis,
tapi lebih melengkung pada satu sisi daripada sisi yang lain. Akibatnya sebuah titik
akan difokuskan sebagai garis pendek. Penderita astigmatisma dapat ditolong
dengan menggunakan kaca mata berlensa silindris. Penderita silinder susah
melihat garis atau lingkaran dan lebih baik menggunakan kotak lensa.

Gambar 23. Mata astigmatisme

Rabun senja (rabun ayam atau nyctalopia) : gangguan penglihatan kala senja.
penderita kesulitan melihat jika kekurangan sumber cahaya. Rabun senja
terjadi karena adanya kerusakan pada sel retina. Penyebab terjadinya rabun
senja antara lain katarak, rabun jauh, kekurangan vitamin A sejak lahir (jarang).
Penderita rabun senja tidak boleh mengemudi di waktu-waktu yang cahayanya
tidak terlalu terang.

Rabun senja sering dianggap wajar padahal jika didiamkan dan tidak diobati
bisa buta. Vitamin A membantu proses adaptasi dari tempat yang terang ke
gelap

Buta warna : kelainan yang disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucut mata


untuk menagkap spektrum warna tertentu akibat faktor genetik. Jika seseorang
tidak mempunyai kone merah, ia masih dapat melihat warna hijau, kuning,
orange, dan merah dengan menggunakan kone hijau, tetapi tidak dapat
membedakan secara tepat antara masing-masing warna tersebut karena tidak
mempunyai kone merah yang berfungsi untuk membandingkan dengan kone
hijau. Demikian pula jika seseorang kekurangan kone hijau, ia masih dapat
melihat seluruh warna tetapi tidak dapat membedakan antara warna hijau,
kuning, orange, dan merah. Hal ini disebabkan karena kone hijau yang sedikit
tidak mampu mengontraskan dengan kone merah.

Diturunkan dari perempuan (pembawa sifat) dan yang terkena lebih banyak
laki-laki. Jarang terjadi buta warna total (hanya dapat membedakan warna
putih, abu-abu, dan hitam). Warna yang biasanya tidak bisa dibedakan (merah,
kuning, hijau, dan biru). Tes ishihara (melihat dan mengenali warna dalam
waktu 10 detik).
Katarak : menumpuknya zat lemak atau zat kapur pada lensa mata sehingga
pandangan jadi berkurang (kekeruhan pada lensa mata).

Gambar 24. Mata katarak

Glukoma : penyakit dimana tekanan di dalam bola mata meningkat sehingga


terjadi kerusakan pada saraf optik sehingga menyebabkan penurunan fungsi
penglihatan sampai menyebabkan kebutaan. Tekanan bola mata diatur secara
otomatis pada tekanan 20 mmHg. Penyakit ini biasanya diturunkan dan
biasanya diakibatkan oleh diabetes, infeksi atau radang, tumor, dan katarak.
Indikasinya kelopak mata membengkak, mata berair, dan merah.

Alat Pemeriksaan mata


Dari sekian banyak peralatan mata, hanya beberapa peralatan yang akan
dibahas dalam kaitan pemeriksaan mata. Ada tiga prinsip dalam pemeriksaan mata
yaitu : pemeriksaan mata bagian dalam, pengukuran daya fokus mata, dan
pengukuran kelengkungan kornea. Peralatan dalam pemeriksaan mata ada 6, yaitu :

1. Opthalmoskop
Alat ini mula-mula dipakai oleh Helmholtz (1851). Prinsip pemeriksaan
mata dengan alat ini untuk mengetahui keadaan fundus okuli (retina dan pembuluh
darah secara keseluruhan). Alat ini dapat digunakan untuk mengamati
permasalahan mata yang berkaitan dengan tumor otak.
2. Retinoskop
Alat ini digunakan untuk menentukan resep lensa untuk koreksi mata
penderita.

3. Keratometer
Alat ini digunakan untuk mengukur kelengkungan kornea mata.Pengukuran
diperuntukkan dalam pemakaian lensa kontak. Lensa kontak ini dipakai langsung
yaitu dengan cara menempel pada kornea yang mengalami gangguan
kelengkungan.
Ada dua lensa kontak yang bisa dipakai yaitu hard contact lens dan soft
contact lens. HCL dibuat dari plastik yang keras, tebal 1 mm dan diameter 1 cm.
Sangat efektif bila dilepaskan dan mudah terlepas oleh air mata tetapi dapat
mengoreksi astimatisme, sedangkan SCL penggunaanya sangat nyaman tetapi
tidak dapat mengoreksi astigmatisme.

4. Tonometer
Pada tahun 1900 Schiotz dari jerman memperkenalkan alat untuk mengukur
tekanan intraokuler (tekanan di dalam bola mata) untuk mengetahui apakah pasien
menderita glaukoma atau tidak. Pada penderita glaukoma tekanan bola mata
mencapai 80 mmHg. Dalam keadaan normal tekanan intraokuler berkisar antara
20-25 mmHg dengan rata-rata produksi dan pengeluaran cairan 5 ml/hari.
5. Pupilometer
Alat ini digunakan untuk mengukur diameter pupil.

6. Lensometer
Alat ini digunakan untuk mengukur kekuatan lensa.

Penggunaan Sinar dalam Kedokteran


Sinar sangat berguna dalam bidang kedokteran baik sebagai pembantu dalam
memperoleh informasi maupun sebagai terapi. Sinar juga digunakan untuk
ketajaman penglihatan, contonya lampu operasi dengan bantuan cermin cekung
untuk mendapatkan sinar yang terang. Di bawah ini akan dibahas penggunaan sinar
menurut panjang gelombang.

1. Sinar tampak (panjang gelombang 400-700 nm)


Sinar tampak digunakan untuk mengetahui secara langsung apakah
bagian-bagian tubuh baik luar maupun dalam mengalami kelainan. Penggunaan
sinar tampak dibagi menjadi 5, yaitu :

a. Transilluminasi
Transilluminasi adalah transmisi cahaya melalui jaringan tubuh untuk
mengetahui apakah ada gejala hidrosefalus (kepala mengandung cairan karena
pembentukan tulang tengkorak belum sempurna) atau ada kelainan di dalam tubuh
( kelainan testes dan payudara).

b. Endoskop
Alat ini digunakan untuk melihat ruang di dalam tubuh.
c. Sistoskop
Alat ini digunakan untuk melihat struktur di dalam kandung kencing.

d. Protoskop
Alat ini digunakan untuk melihat struktur rektum (dubur).

e. bronkhoskop
Alat ini digunakan untuk melihat paru-paru.

2. Ultra ungu (panjang gelombang 100-400 nm)


Ultra ungu biasa digunakan untuk sterilisasi karena mempunyai sifat
bakterisid. Sinar ini mempunyai efek terhadap kulit yaitu dalam hal pembentukan
vitamin D. Ultra ungu juga dapat menyebabkan kulit kemerah-merahan (erithema),
vitiligo (kulit putih), pigmentasi, pada mata akan menyebabkan fotokeratis (bola
mata memerah dan rasa sakit yang parah) tapi efek ini hanya sementara karena
kerusakan yang terjadi sangat ringan karena kerusakannya hanya pada bagian
permukaan saja, dan efek radiasi dari sinar ultra violet dapat menimbulkan kangker
kulit karena radiasi ultra violet yang diserap lapisan epidermis hanya 50% saja dan
sisanya mampu menembus lapisan epidermis sampai kedalaman 2 mm.

3. Infra merah (panjang gelombang 700-104 nm)


Infra merah dihasilkan oleh lampu berfilter merah dengan daya 250 watt,
750 watt, sinar matahari, dan emisi lampu pijar. Infra merah digunakan untuk
menunjukkan aliran vena pada kulit.
Infra merah juga mempunyai efek pada kesehatan, antara lain heat stress
pada mata dan kulit. Jika panjang gelombang yang digunakan 1,1 nm energi yang
ditrasmisikan melalui kornea dan masuk ke retina akan menyebabkan kebutaan,
sedangkan pada 0,75-1,3 nm akan menyebabkan kangker kulit. Penyinaran infra
merah selama 10-15 tahun terhadap pekerja gelas dengan intensitas 0,1 watt/cm2
akan menyebabkan katarak.

4. Sinar biru (kurang dari 450 nm)


Sinar biru digunakan untuk fototerapi terhadap penderita penyakit kuning.
USG adalah alat yang menggunakan suara ultra untuk mencitrakan atau
memeriksa organ-organ tubuh pasien. Sonografi obstetrik biasa digunakan ketika
masa kehamilan. Pilihan frekuensi menentukan resolusi gambar dan penembusan
ke dalam tubuh pasien. Diagnostik sonografi umumnya beroperasi pada frekuensi
2-13 MHz.
Dalam dunia kedokteran secara luas, alat USG digunakan sebagai alat bantu
untuk melakukan diagnosa tubuh pasien yang terbangun dari cairan. Dalam kasus
kehamilan USG digunakan untuk memperkirakan usia kandungan, ukuran bayi,
kondisi bayi, dan memperkirakan hari persalinan.

Anda mungkin juga menyukai