Oleh :
Agung Jabbar S
P1337420714036
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2017
A. Latar belakang
Hal ini yang dirasa kurang efektif karena proses penyembuhan luka
akan berlangsung lama, proses granulasi sel-sel baru terhambat dengan
kerusakan yang terjadi diakibatkan salah satunya adalah menempelnya kasa
balutan pada luka, ini juga menjadi dasar para peneliti berusaha mencari solusi
bagaimana agar perawatan luka tidak merusak jaringan yang sedang tumbuh,
bisa berlangsung lebih cepat dan tidak menimbukan rasa sakit pada klien.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian di atas dapat di rumuskan latar belakang masalah
sebagai berikut :
Bagaimanakah menerapkan metode perawatan luka modern dengan
balutan oklusi hidrokoloid dapat di terapkan di rumah sakit RST dr
soedjono Magelang.
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Menerapkan metode perawatan luka modern dengan balutan oklusi
hidrokoloid di Rumah Sakit Tentara dr soedjono Magelang.
2. Tujuan khususl
Memasukan balutan oklusi hidrokoloid kedalam bagian dari standar
operational prosedur yang ada di Rumah Sakit Tentara dr soedjono
Magelang.
A. telaah kritis hasil penelitian.
Luka adalah rusaknya struktur dan fungsi anatomis kulit normal akibat
proses patalogis yang berasal dari internal dan eksternal dan mengenai organ
tertentu (Potter & Perry, 2006) dalam (Sinaga 2012).
Hal ini dirasa kurang efektif karena proses penyembuhan luka akan
berlangsung lama, proses granulasi sel-sel baru terhambat dengan kerusakan
yang terjadi diakibatkan salah satunya adalah menempelnya kasa balutan pada
luka.
Untuk itu diperlukan pemilihan metode balutan luka yang tepat untuk
mengoptimal-kan proses penyembuhan luka. Saat ini, teknik perawatan luka
telah banyak mangalami perkembangan, dimana perawatan luka sudah
menggunakan balutan modern salah satunya oklusi hidrokoloid.
1. penyembuhan luka
a. Faktor sistemik
1) Nutrisi, merupakan pengaruh yang cukup menonjol, kekurangan
vitamin c dan protein akan mempengaruhi sintesis kolagen serta
memperlama penyembuhan luka.
2) Status metabolik. Seperti diabetes militus
3) Status sirkulasi darah
4) Status imunitas, gangguan dan defisiensi sistem imun menyebabkan
luka mudah terinfeksi dan mengganggu penyembuhan luka.
5) Hormonal, hormone glukokortikoid mempunyai pengaruh sebagai
anti inflamasi, dapat mempengaruhi proses inflamasi dan proliferasi,
sehingga dapat mempengaruhi sintesis kolagen
6) Psikososial.
b. Faktor local
1) Infeksi akut
2) Faktor mekanik, misalnya mobilisasi awal, pergerakan diatas luka
akan memperlambat proses penyembuhan luka,perlekatan dan
pembalutan.
3) Benda asing, misalnya benang jahit yang tidak terabsosbsi,
kotoran, pecahan tulang.
4) Macam, ukuran, dan lokasi tulang.
5) Oksigenasi, merupakan faktor terpenting yang berpengaruh pada
kecepatan penyembuhan luka.
3. Penutup luka
Penutup luka berfungsi sampai proses penyembuhan terjadi dan
robekan pada luka kulit menutup. Beberapa fungsi penutup luka di
antaranya :
a. Melindungi terhadap pengaruh mekanik (kotoran,tekanan,gesekan)
melindungi terhadap kontaminasi dan iritasi kimia.
b. Melindungi infeksi sekunder.
c. Melindungi kekeringan dan hilangnya cairan tubuh.
d. Melindungi terjadinya penguapan.
Penutup luka juga dapat mempengaruhi proses penyembuhan
luka melalui aktifitas pembersihan luka, menciptakan suasana atau
iklim di sekitar luka yang meningkatkan penyembuhan luka dan
penutup luka juga akan menjaga selalu dalam keadaan istirahat.
1) Fungsi pada fase pembersihan (eksudasi)
Eksudat yangberkumpul pada luka akan mengganggu
proses penyembuhan luka baik secara mekanis maupun
biologis, disamping itu resiko untuk terjadinya infeksi juga
akan bertambah. Adanya penutupan luka akan mendukung
dan mempercepat pembersihan luka dan membantu mencegah
terjadinya infeksi oleh mikroorganisme pathogen yang ada.
2) Fungsi pada fase proliferasi (granulasi)
Kelembaban lingkungan sekitar luka yang seimbang
berperan dalam mikrosirkulasi luka dan sangat di perlukan
dalam pembentukan jaringan granulasi. Proses penyembuhan
luka terganggu karena luka yang kering maupun luka yang
sangat basah. Pengaturan keseimbangan kelembaban luka
tersebut dapat terjadi bila penutup luka bersifat mengarbsobsi
seksresi cairan luka yang berlebih dan mencegah luka menjadi
kering. Menjaga jaringan granulasi yang terbentuk terhadap
trauma lebih lanjut merupakan hal yang sangat penting pula
dalam fase ini, sehingga penutup luka seharusnya atraumatik
dan tidak melekat dengan luka. Jaringan granulasi akan rusak
karena terangkat nya sel-sel pada saat penggantian pembalut
luka hal ini akan menyebabkan proses penyembuhan luka
kembali pada fase inflamasi.terbentuknya jaringan granulasi
dilain pihak juga akan melindungi luka terhadap infeksi.
3) Fungsi pada fase maturase.
Jaringan granulasi yang mature dan permukaan luka
yang selalu lembab di butuhkan untuk mencapai akhir dari
proses epitalisasi. Pembalutan luka sebaiknyanselalu menjaga
luka dalam keadaan kelembaban yang seimbang. Secret yang
berlebihan pada luka menyenbabkan sel epitel yang terbentik
akan ikut terbuang bersama secret itu, jika luka terlalu kering
menyebabkan terbentuk krusta, yang mana akan mengganggu
terjadinya proses repitalisasi karena untuk melewati krusta
tersebut oleh sel epitel di butuhkan waktu dan energy.
4. Metode menutup luka
B. Praktik evidence based nursing
1. Rencana penerapan
Penerapan perawatan luka modern ini akan di lakukan dengan tiga tahap.
a. Memberikan penyuluhan tenang penerapan perawatan luka modern
dengan balutan oklusi hidrokloid pada pejabat atau pengelola rumah
sakit.
b. Melakukan uji coba pada satu bangsal selama 3 bulan tenang ke
efektifan penggunaan metode perawatan luka modern dengan balutan
oklusi hidrokoloid.
c. Mengevaluasi hasil penerapan metode perawtan luka modern dengan
balutan oklusi hidrokoloid. Efektif atau tidak, dan mengalami
kesulitan tidak dalam segi penggunaan dan administrasi rumah sakit.
d. Pemberikan penyuluhan dan workshop pada perawat di bangsal
penyakit dalam, prei operatif, dan perawat bedah. Khususnya para
ketua bangsal dan katim di ruangan.
2. Kemungkinan hambatan dan pemecahan masalah.
a. Sumber daya perawat yang belum menguasai.
b. Biaya yang cukup mahal.
c. Belum terklaim oleh jaminan kesehatan nasional.
3. Hasil yang di harapkan
DAFTAR PUSTAKA pematangsiantar.