3. Materi
a. Pengertian Minuman keras dan Narkoba
b. Fakto Penyebab Remaja meminum minuman keras dan Narkoba
c. Efek bagi pengguna Miras dan Narkoba
d. Jenis-Jenis Miras dan Obat-obatan Terlarang.
e. Upaya menghindari penyalah gunaan Miras dan Narkoba.
6. Evaluasi
a. Bentuk : test lisan
b. Materi test :Pengertian Miras dan Narkoba, Faktor penyebab Penyalah gunaan Miras
dan Narkoba, Jenis-jenis Miras dan Narkoba, serta cara menghindari penyalah gunaan
Miras dan Narkoba.
c. Kriteria Evaluasi
Siswa / Remaja dapat menjelaskan kembali :
Pengertian Miras dan Narkoba, Faktor penyebab Penyalah gunaan Miras dan Narkoba,
Jenis-jenis Miras dan Narkoba, serta cara menghindari penyalah gunaan Miras dan
Narkoba.
7. Kegiatan Penyuluhan
MATERI PENYULUHAN
a. NARKOBA
Narkotika dan obat-obat berbahaya yang seringkali disingkat narkoba adalah dua jenis
yang berbeda. Pertama, narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Kedua, psikotropika dan obat-obat berbahaya adalah zat atau obat, baik alami maupun
sintesis, bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku.
b. MIRAS.
Sedangkan miras (minuman keras) adalah minuman yang mengandung alcohol dan dapat
menimbulkan ketagihan, miras berbahaya bagi pemakainya karena dapat mempengaruhi
pikiran , suasana hati serta perilaku serta menyebabkan kerusakan fungsi organ-organ
tubuh.
1. Lingkungan social
a. Motif ingin tahu
Di masa remaja, seseorang lazim mempunyai sifat selalu ingin tahu segala sesuatu dan
ingin mencoba sesuatu yang belum atau kurang diketahui dampak negatifnya. Bentuk rasa
ingin tahu dan ingin mencoba itu misalnya dengan mengenal narkotika, psykotropika
maupun minuman keras atau bahan berbahaya lainnya
b. Kesempatan
Kesibukan kedua orang tua maupun keluarga dengan kegiatannya masing-masing, atau
dampak perpecahan rumahtangga akibat broken home, serta kurangnya kasih sayang
merupakan celah kesempatan para remaja mencari pelarian dengan cara menyalahgunakan
narkotika, psykotropika maupun minuman keras atau bahan/obat berbahaya.
c. Sarana dan prasana
Ungkapan rasa kasih sayang orangtua terhadap putra-putrinya seperti memberikan fasilitas
dan uang yang berlebihan, bisa jadi pemicu penyalah-gunakan uang saku untuk membeli
Narkotika untuk memuaskan segala keingintahuan dirinya . Biasanya, para remaja
mengawalinya dengan merasakan minuman keras, Baru kemudian mencoba-coba
narkotika dan obat terlarang psykotrropika.
2. Kepribadian
a. Rendah diri
Perasaan rendah diri di dalam pergaulan bermasyarakat, seperti di lingkungan sekolah,
tempat kerja, dan sebagainya sehingga tdk dapat mengatasi perasaan itu, remaja berusaha
untuk menutupi kekurangannya agar dapat menunjukan eksistensi dirinya, melakukannya
dengan cara menyalahgunakan narkotika, psykotropika maupun minuman keras sehingga
dapat merasakan memperoleh apa-apa yang diangan-angankan antara lain lebih aktif, lebih
berani dsb.
b. Emosioanal
Kelabilan emosi remaja pada masa pubertas dapat mendorong remaja melakukan kesalhan
fatal. Pada masa -masa ini biasanya mereka ingin lepas dari ikatan aturan-aturan yang di
berlakukan oleh orang tuanya. Padahal disisi lain masih ada ketergantungan sehingga hal
itu berakibat timbulnya konflik pribadi.
Dalam upaya terlepas dari konfllik-pribadi itu, mereka mencari pelarian dengan
menyalahgunakan narkotika, psykotropika maupun minuman keras atau obat berbahaya
dengan tujuan berusaha untuk mengurangi keterangan atau agar lebih berani menentang
kehendak dan aturan yang diberikan oleh orang tuanya.
c. Mental
Lemahnya mental seorang akan mudah untuk dipengaruhi perbuatan dan tindakan atau
hal-hal yang negatif oleh lingkungan sekitarnya. Sehingga kesemua pengaruh negatif ini
pada gilirannya menjurus kepada aktifitas penyalahgunaan narkotika, psykotropika
maupun minuman keras atau obat berbahaya tidak dapat mengimbangi perilaku dalam
lingkunganya dan dirinya merasa diasingkan.
2) Psikotropika
Sebagaimana narkotika, psikotropika pun juga digolong-golongkan atau
diklasifikasikan menurut jenisnya. Psikotropika yang mempunyai potensi
mengakibatkan sindroma ketergantungan, digolongkan menjadi empat golongan , yaitu
psikotropika golongan I, golongan II, golongan III, dan psikotropika golongan IV.
Dalam penjelasan atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1997
tentang psikotropika dijelaskan,
PSIKOTROPIKA GOLONGAN I adalah psikotropika yang hanya dapat digunakan
untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai
potensi amat kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan.
PSIKOTROPIKA GOLONGAN II adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan
dapat digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan.
PSIKOTROPIKA GOLONGAN III adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan
dan dapat digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan sertam
mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindrom ketergantungan.
PSIKOTROPIKA GOLONGAN IV adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan
dan sangat luas digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmupengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan.
Sekalipun pengaturan psikotropika dalam undang-undang ini hanya meliputi
psikotropika golongan I, golongan II, golongan III, dan psikotropika golongan IV,
masih terdapat psikotropika lainya yang tidak mempunyai potensi mengakibatkan
sindrom ketergantungan, tetapi digolongkan sebagai obat keras.
b. MIRAS
Pengelopokan alcohol dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
1) Minuman keras golongan A dengan kadar etanol dari 1%-5%, antara lain : bir bintang
dan green san.
2) Minuman keras golongan B dengan kadar etanol 5% lebih sampai 20%, antara lain :
anggur Malaga, whisky, dan anggur orang tua.
3) Minuman keras golongan C dengan kadar etanol antara 20% lebih sampai 50%, antara
lain : arak, mansion house dan baraindy.
MIRAS
Bahaya minuman keras banyak sekali, karena ketika seseorang mengkonsumsi minuman keras
maka otomatis pikiran orang tersebut tidak berfungsi sebagaimna semestinya. Apa anda
pernah mendengar perbincangan orang yang mabuk dan mungkin berbincang dengan orang
mabuk, apapun yan kita perbincangkan dengan dia pasti tidak nyambung. Nah itu
sebenarnyayang bisa terjadi dalam jangka panjang juga.
Orang mabuk minuman keras seperti orang tidak waras atau mengalami gangguan jiwa. Selain
berbahaya terhadap fisik dan mental juga bisa merusak moral, menjadikan tingginya tingkat
perkelahian, pembunuhan bahkan pemerkosaan. Sebuah dilemma yang sangat mengerikan
yang diakibatkan oleh minuman keras.
Daftar Pustaka
http://www.scribd.com/doc/78288518/MATERI-NARKOBA
http://kanha-dewa.mywapblog.com/macam-macam-zat-adiktif-dan-pengaruhnya.xhtml,
http://belajarpsikologi.com/dampak-penyalahgunaan-narkoba/,
RPS KEP.JIWA KELUARGA & KOMUNITAS
http://www.bnn.go.id/portal/index.php/konten/detail/deputi-pencegahan/tips/10651/cara-
pencegahan-narkoba-sejak-dini,
Magelang, 30 Mei 2018
Penyuluh
2. Perumusan Masalah
Rumusan masalah secara konkret dan jelas. Perumusan masalah menjelaskan pula definisi,
asumsi, dan lingkup yang menjadi batasan pengabdian.
3. Tinjauan Pustaka
Uraikan dengan jelas kajian pustaka yang menimbulkan gagasan dan mendasari pengabdian
yang akan dilakukan. Tinjauan Pustaka menguraikan teori, temuan, dan bahan yang berkaitan
dengan pengabdian yang akan diterapkan. Uraian dalam Tinjauan Pustaka dibawa untuk
menyusun kerangka atau konsep yang akan digunakan dalam pengabdian. Tinjauan Pustaka
mengacu pada Daftar Pustaka yang disajikan di lampiran.
4. Tujuan Kegiatan
Rumuskan tujuan yang akan dicapai secara spesifik yang merupakan kondisi baru yang
diharaapkan terwujud setelah kegiatan pengabdian selesai. Rumusan tujuan hendaknya jelas
dan dapat diukur baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
5. Manfaat Kegiatan
Gambarkan manfaat bagi khalayak sasaran, dari sisi ekonomi maupun pengabdian, apabila
perubahan kondisi terjadi setelah kegiatan pengabdian selesai.
6. Khalayak Sasaran
Uraikan spesifikasi dan profil khalayak sasaran yang dianggap strategis (mampu dan mau)
untuk dilibatkan dalam pengabdian, serta dapat menyebarluaskan hasil kegiatan pada anggota
khalayak sasaran yang lain.
Proses pemilihan khalayak sasaran hendaknya dilakukan dengan melihat situasi lapangan dan
berdasarkan kriteria yang disiapkan oleh tim pengusul.
7. Metode Pengabdian
Gambarkan cara pengabdian secara jelas dan terinci sehingga mampu menyelesaikan
permasalahan yang telah dirumuskan. Kegiatan yang dilaksanakan didasarkan pada hasil-
hasil penelitian/ pendidikan. Kegiatan yang dilaksanakan didasarkan pada hasil-hasil
penelitian/ pendidikan.
8. Keterkaitan
Uraikan keterkaitan antara kegiatan yang dilakukan dan berbagai institusi terkait dengan
menjelaskan peran dan manfaat yang diperoleh setiap institusi yang terkait.
9. Rancangan Evaluasi
Uraikan bagaimana dan kapan evaluasi akan dilakukan. Apa saja kriteria, indicator
pencapaian tujuan, dan tolok ukur yang digunakan untuk menyatakan keberhasilan dari
kegiatan yang dilakukan.