SATUAN ACARA
PENYULUHAN
(SAP)
Waktu : 1 x 20 Menit
jawaban remaja
• Menyimpulkan hasil
kegiatan • Menjawab salam
• Mengucapkan salam
C. Evaluasi
Remaja mengerti tentang definisi, jenis narkotika, dampak, dan upaya pencehagan
penyalahguaan narkotika.
D. Sumber Buku
Sumiati, dkk., 2009, Asuhan Keperawatan pada Klien Penyalahgunaan &
Ketergantungan NAPZA Jakarta: Trans Info Media.
Lampiran Materi
NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA, ZAT ADIKTIF LAINNYA
(NAPZA)
A. Pengertian NAPZA
NAPZA singkatan dari Narkotika, Alkohol, Psikotropika, Zat Adikitif lainnya.
NAPZA berupa zat yang bila masuk ke dalam tubuh dan akan mempengaruhi tubuh,
terutama susunan saraf pusat yang dapat menyebabkan gangguan pada fisik, psikis dan
fungsi sosial (Sumiati dkk, 2009).
C. Jenis-Jenis Narkoba
Narkoba dibagi dalam 3 jenis, yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif
lainnya. Tiap jenis dibagi-bagi lagi ke dalam beberapa kelompok (Partodiharjo, 2006).
1) Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintesis maupun bukan sintesis, yang dapat menyebabkan
penurunan
atau perubahan kesadaran dan hilangnya rasa. Zat ini dapat mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. Narkotika
memiliki daya adiksi (ketagihan) yang sangat berat. Narkotika juga memiliki daya
toleran (penyesuaian) dan daya habitual (kebiasaan) yang sangat tinggi.
Berdasarkan Undang-Undang No. 35 Tahun 2009, jenis narkotika dibagi
kedalam 3 kelompok, yaitu narkotika golongan I, golongan II, golongan III.
(1) Narkotika golongan I adalah narkotika yang paling berbahaya. Daya
adiktifnya sangat tinggi. Gologan ini tidak boleh digunakan untuk
kepentingan apapun,
kecuali untuk penelitian atau ilmu pengetahuan. Contohnya adalah ganja,
heroin, kokain, morfin, opium,dan lain-lain.
(2) Narkotika gologan II adalah narkotika yang memiliki nilai adiktif kuat, tetapi
bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah petidin dan
turunannya, benzetidin, betametadol, dan lain-lain.
(3) Narkotika Gologan III adalah narkotika yang memiliki daya adiktif ringan,
tetapi bermanfaat untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah kodein
dan turunannya.
2) Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah maupun
sintesis, yang memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas normal dan
perilaku. Psikotropika adalah obat yang digunakan oleh dokter untuk mengobati
gangguan jiwa (psyche).
Berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 1997, psikotropika dapat
dikelompokkan ke dalam 4 golongan.
(1) Golongan I adalah psikotropika dengan daya adiktif yang sangat kuat, belum
diketahui manfaatnya untuk pengobatan, dan sedang diteliti khasiatnya.
Contohnya adalah MDMA, ekstasi, LSD, dan STP.
(2) Golongan II adalah psikotropika dengan daya adiktif yang kuat serta berguna
untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah amfetamin,
metamfetamin, metakualon, dan sebagainya.
(3) Golongan III adalah psikotropika dengan daya adiksi sedang serta berguna
untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah lumibal, buprenorsina,
fleenitrazepam, dan sebagainya.
(4) Golongan IV adalah psikotropika yang memiliki daya adiktif ringan serta
berguna untuk pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah nitrazepam (BK,
mogadon, duminol), diazepam, dan lain-lain.
3) Bahan Adiktif Lainnya
Golongan adiktif lainnya adalah zat-zat selain narkotika dan psikotropika
yang dapat menimbulkan ketergantungan. Contohnya: rokok, kelompok alkohol
dan minuman lain yang memabukkan, thinner dan zat-zat lain seperti lem kayu,
penghapus cair aseton, cat, bensin, yang bila dihisap, dihirup, dan dicium, dapat
memabukkan.
bantuan NAPZA. Pengguna NAPZA pada golongan ini dapat merupakan suatu
pola tingkah laku tetentu yang mendorong individu untuk lebih sering
mengulangi perbuatannya, sehingga resiko untuk menjadi pecandu lebih besar.
4) Intensified users (Penyalahgunaan)
Mereka sudah menggunakannya secara kronis, paling tidak sehari sekali.
Kelompok ini sudah merasa butuh menggunakan NAPZA untuk mendapatkan
kenikmatan atau untuk melarikan diri dari tekanan atau masalah yang sedang
dihadapi.
5) Compulsive dependence users (Ketergantungan)
Mereka menggunakan secara lebih sering, dengan dosis yang tinggi.
Mereka tidak dapat lagi melepaskan kebiasaannya tanpa menderita gonjangan dan
gangguan psikis dan fisik. Mereka sudah menderita gangguan mental yang berat
dan butuh perawatan khusus.
1) Tanda-tanda fisik
(1) Kesehatan fisik dan penampilan diri menurun.
(2) Badan kurus, lemas, malas, dan selera makan menurun serta suhu tubuh tidak
beraturan.
(3) Pernafasan lambat dan dangkal, pupil mata mengecil dan kejang otot.
(4) Suka mengeluh mulutnya terasa kering dan pahit serta bibirnya tampak
kehitam-hitaman.
(5) Cara berpakaian sembarangan dan menjadi penggemar baju lengan panjang.
(6) Matanya memerah dan cekung, terkesan ngantuk terus.
(7) Jika kena air timbul rasa sakit, sehingga biasanya malas mandi.
(8) Kesadaran makin lama makin menurun.
2) Tanda-tanda dirumah
(1) Membangkang terhadap teguran orang tua dan jarang ikut kegiatan keluarga.
(2) Berubah teman dan jarang mau mengenalkan teman-temannya.
(3) Mulai melupakan tanggung jawab rutinnya dirumah dan tidak mau peduli
akan peraturan keluarga.
(4) Sering pergi ke disko, mall atau pesta, dan pulangnya lewat malam atau
menginap di rumah teman.
(5) Pola tidur berubah, pagi susah dibangunkan, malam suka begadang.
(6) Menghabiskan uang tabungannya dan selalu kehabisan uang, bila ditanya
sikapnya depensif atau penuh kebencian.
(7) Sering mencuri uang dan barang-barang berharga di rumah serta sering
memaksa keluarga untuk meminta uang dengan berbagai alasan.
(8) Malas mengurus diri, menarik diri atau mengunci diri dikamar dan sering
tersinggung dan mudah marah dan sering berbohong.
(9) Bersikap lebih keras terhadap keluarga dibandingkan sebelumnya.
(10) Sekali-sekali dijumpai dalam keadaan mabuk, bicara pelo atau cadel, dan jalan
sempoyongan.
(11) Disekitarnya sering ditemukan barang-barang aneh, seperti : jepitan, plester,
korek api, sendok kecil, obat-obatan, kertas timah. Serta ada bau-bauan yang
NAPZA.
(6) Jika ada masalah yang tidak bisa diatasi sendiri, cari bantuan seorang ahli.
(7) Kembangkan nilai-nilai moral dan spiritual yang kuat sesuai dengan agama
dan kepercayaan.
(8) Belajar untuk mengatakan “tidak” terhadap tawaran teman yang menyuruh