Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH PJOK

NAPZA DAN OBAT BERBAHAYA LAINNYA

OLEH

DHIFA DWI HARNESYA


E.3

0
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG…………………..………….…2,3
1.2 RUMUSAN MASALAH………...…………..…………4
1.3 TUJUAN MASALAH…………………………..……...4

BAB II PEMBAHASAN
2.1 SEJARAH NARKOBA…….……………………..…...5
2.2 PENGERTIAN NAPZA………………………..……...6
2.3 JENIS JENIS NAPZA………………………….6,7,8,9
2.4 ETIOLOGI PENYALAHGUNAAN NAPZA…..9,10,11
2.5 FAKTOR NAPZA.………………………………..11,12
2.6 BAHAYA NARKOBA………...……12,13,14,15,16,17
2.7 DAMPAK NARKOBA…………………….………18,19
2.8 PENCEGAHAN DAN SOLUSI……….…19,20,21,22

BAB III PENUTUPAN


3.1 KESIMPULAN………………………………………..23
3.2 SARAN………………………………………………..24

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Salah satu hal yang sejak dulu menjadi permasalahan dalam masyarakat
dan membutuhkan perhatian khusus adalah penyalahgunaan obat-obatan. Pada
awalnya penggunaan narkotika dan obat-obatan terlarang terbatas pada dunia
kedokteran namun belakangan terjadi penyimpangan fungsi dan penggunaannya
tidak lagi terbatas pada dunia kedokteran (Budiarta 2000). Penggunaan berbagai
macam jenis obat dan zat adiktif atau yang biasa disebut narkoba dewasa ini
cukup meningkat terutama di kalangan generasi muda. Morfin dan obat-obat
sejenis yang semula dipergunakan sebagai obat penawar rasa sakit, sejak lama
sudah mulai disalahgunakan. Orang-orang sehat pun tidak sedikit yang
mengkonsumsi obat-obatan ini. Maraknya peredaran dan penyalahgunaan
narkotika dan obat-obatan terlarang diakui banyak kalangan menjadi ancaman
yang berbahaya bagi bangsa Indonesia.

Banyak kejadian dimana remaja menggunakan narkoba hanya untuk


mendapatkan pengakuan dan penghargaan dari orang lain, contohnya ketika
seorang anak sedang mengalami konflik, anak membutuhkan kehadiran serta
perlindungan dari orang tua nya namun ketika anak tidak pernah mendapatkan
penyelesaian dari orang tua maka dirinya mencari penyelesaian dari lingkungan
dan teman-temannya. Hal tersebut hanyalah manifestasi dari kebutuhan mereka
akan penghargaan dan pengakuan dari orangtua mereka sendiri.Disamping itu,
alasan utama seseorang mencoba obat-obatan adalah karena rasa ingin tahu
mereka terhadap efek yang menyenangkan dari narkoba dan keinginan untuk
mengikuti bujukan orang lain terutama dari lingkungan pergaulan mereka.

2
Narkotika di satu sisi merupakan obat atau bahan yang bermanfaat di
bidang pengobatan atau pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu
pengetahuan, dan di sisi lain dapat pula menimbulkan ketergantungan yang
sangat merugikan apabila dipergunakan tanpa pengendalian dan pengawasan
yang ketat dan seksama (Wartono, dkk 1999). Penggunaan narkotika secara
berlebihan dapat mengakibatkan dampak yang berbahaya, baik terhadap
individu maupun terhadap masyarakat. Narkotika itu sendiri merupakan zat atau
obat yang berasal dari tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, mengurangi bahkan
menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. Pemakaian
dan penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan yang tidak sesuai aturan, dapat
menimbulkan beberapa dampak negatif baik bagi pemakai itu sendiri maupun
bagi lingkungan di sekitar pemakai.

Kesadaran yang dimiliki seseorang bahwa mereka telah kecanduan dapat


memakan banyak waktu dari beberapa minggu hingga beberapa bulan atau
bahkan tahunan dan tergantung pada obat yang digunakan dan kemampuan para
pecandu untuk mengatasi kebiasaannya tersebut . Banyak orang yang
mengalami masalah dengan obat-obatan tetap terperosok dalam tahap
perenungan untuk merubah kebiasaan mereka. Perenungan tersebut tetap tidak
berkembang karena mereka merasa tidak mampu untuk lepas dari obat-obatan
dan bahkan mereka tidak berusaha untuk berhenti.Oleh karena itu, adanya
keyakinan dari dalam diri individu bahwa dirinya mampu untuk melepaskan diri
dari ketergantungan obat-obatan ini merupakan faktor yang dianggap penting
dalam proses pemulihan. Istilah keyakinan ini disebut dengan self-efficacy.
Self-Efficacy adalah keyakinan bahwa seseorang mampu menghadapi situasi
tertentu. Self-efficacy tersebut mempengaruhi persepsi, motivasi dan
tindakannya dalam berbagai cara..Schwarzer mengatakan bahwa self-efficacy
mempengaruhi seberapa banyak usaha yang digunakan dan berapa lama
seseorang dapat bertahan
Dalam mengatasi situasi kehidupan yang sulit. Disamping itu Kaplan, dkk
(1993) menyebutkan self-efficacy ini sebagai sebuah konsep yang bermanfaat
untuk memahami dan memprediksi tingkah laku.

3
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian NAPZA?

2. Bagaimana sejarah NAPZA?

3. Apa saja jenis-jenis NAPZA?

4. Apa saja faktor NAPZA?

5. Bagaimana bahaya nya narkoba?

6. Apa saja dampak narkoba?

7. Seperti apa cara pencegahan dan solusi untuk narkoba?

1.3 TUJUAN MASALAH

1. Mengetahui apa pengertian NAPZA?

2. Mengetahui bagaimana sejarah NAPZA?

3. Mengetahui apa saja jenis-jenis NAPZA?

4. Mengetahui apa saja faktor NAPZA?

5. Bagaimana bahaya nya narkoba?

6. Apa saja dampak narkoba?

7. Seperti apa cara pencegahan dan solusi untuk narkoba?

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 SEJARAH NARKOBA

Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika dan


Obat/Bahan berbahaya yang telah populer beredar di masyarakat
perkotaan maupun di pedesaan, termasuk bagi aparat hukum.
Sebenarnya dahulu kala masyarakat juga mengenal istilah madat
sebagai sebutan untuk candu atau opium, suatu golongan
narkotika yang berasal dari getah kuncup bunga tanaman Poppy
yang banyak tumbuh di sekitar Thailand, Myanmar dan Laos
(The Golden Triangle) maupun di Pakistan dan Afganistan.
Selain istilah Narkoba juga dikenal istilah NAPZA yaitu
Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya. Semua istilah ini
sebenarnya mengacu pada sekelompok zat yang umumnya
mempunyai risiko kecanduan.

5
2.2 PENGERTIAN NAPZA

NAPZA merupakan akronim dari Narkoba, Psikotropika dan Zat


Adiktif lainnya yang merupakan jenis obat-obatan yang dapat
mempengaruhi gangguan kesehatan dan kejiwaan.

NAPZA secara umum merupakan zat-zat kimia yang apabila dimasukkan


ke dalam tubuh baik secara oral (diminum, dihisap dan dihirup) maupun
disuntik dapat mempengaruhi pikiran, suasana hati, perasaan dan perilaku
seseorang. Hal ini dapat menimbulkan gangguan keadaan sosial yang
ditandai dengan indikasi negatif, waktu pemakaian yang panjang dan
pemakaian yang berlebihan.

2.3 JENIS - JENIS NAPZA

Menurut UU No. 22 Tahun 1997 tentang narkotika, narkotika


dikelompokkan kedalam tiga golongan yaitu:

Narkotika, merupakan suatu zat atau obat yang berasal dari tanaman
maupun bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang
menyebabkan penurunan dan perubahan kesadaran, mengurangi dan
menghilangkan rasa nyeri serta dapat menimbulkan ketergantungan secara
fisik maupun psikologi.

6
1). NARKOTIKA terbagi menjadi tiga golongan:

● Narkotika golongan I adalah narkotika yang dapat digunakan


untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak
digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi
mengakibatkan ketergantungan. Contoh: heroin, kokain, ganja.
● Narkotika golongan II adalah narkotika yang berkhasiat untuk
pengobatan, digunakan dalam terapi atau tujuan pengembangan
ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan
ketergantungan. Contoh: morfin, petidin, turunan garam dalam
golongan tertentu.
● Narkotika golongan III adalah narkotika yang berkhasiat dalam
pengobatan yang banyak digunakan dalam terapi dan atau tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
menyebabkan ketergantungan. Misalkan: kodein, garam-garam
narkotika dalam golongan tertentu.

2). PSIKOTROPIKA, setiap bahan baik alami maupun buatan bukan


Narkotika, yang berkhasiat psikoaktif mempunyai pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas
mental dan perilaku.

psikotropika terbagi menjadi empat golongan:

● Psikotropika golongan I adalah psikotropika yang hanya


digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan
dalam terapi, serta mempunyai potensi yang amat kuat

7
mengakibatkan sindrom ketergantungan. Yang termasuk golongan
ini yaitu: MDMA, ekstasi, LSD, ST.
● Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat
untuk pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan atau
untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat
menimbulkan ketergantungan. Contoh: amfetamin, fensiklidin,
sekobarbital, metakualon, metilfenidat (Ritalin).
● Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat
pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan atau untuk
tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang
menyebabkan ketergantungan. Contoh : fenobarbital dan
flunitrazepam.
● Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang mempunyai
khasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan
atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh: diazepam,
clobazam, bromazepam, klonazepam, khlordiazepoxiase,
nitrazepam.

3). ZAT ADIKTIF, bahan lain yang bukan Narkotika atau Psikotropika
yang merupakan inhalasi yang penggunaannya dapat menimbulkan
ketergantungan, misalnya lem, aceton, ether, premix, thinner dan lain-lain.
Dalam KEPRES tahun 1997, minuman yang mengandung etanol yang
diproses dari bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dengan
cara fermentasi dan destilasi atau fermentasi tanpa destilasi, maupun yang
diproses dengan mencampur konsentrat dengan etanol atau dengan cara

8
pengenceran minuman mengandung etanol. Minuman alkohol dibagi
menjadi tiga golongan sesuai dengan kadar alkoholnya yaitu:

● Golongan A adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol


1%-5%

Contoh : bir, green sand.

● Golongan B adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol


5%-20%

Contoh : anggur kolesom.

● Golongan C adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol


20%-55%

Contoh : arak, wiski, vodka.

2.4 ETIOLOGI PENYALAHGUNAAN NAPZA

Faktor individu

Kebanyakan penyalahgunaan NAPZA dimulai atau terdapat pada masa remaja,


sebab remaja yang sedang mengalami perubahan biologik, psikologik maupun
sosial yang pesat merupakan individu yang rentan untuk menyalahgunakan
NAPZA. Anak atau remaja dengan ciri-ciri tertentu mempunyai resiko lebih
besar untuk menjadi penyalahguna NAPZA.

9
Faktor lingkungan

Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan baik


di sekitar rumah, sekolah, teman sebaya maupun masyarakat. Faktor
lingkungan yang ikut menjadi penyebab seorang anak atau remaja menjadi
penyalahgunaan NAPZA antara lain adalah :

1. Lingkungan Keluarga :

● Komunikasi orang tua-anak kurang baik


● Hubungan dalam keluarga kurang harmonis/disfungsi dalam
keluarga
● Orang tua bercerai, berselingkuh atau kawin lagi
● Orang tua terlalu sibuk atau tidak acuh
● Orang tua otoriter atau serba melarang
● Orang tua yang serba membolehkan (permisif)
● Kurangnya orang yang dapat dijadikan model atau teladan
● Orang tua kurang peduli dan tidak tahu dengan masalah NAPZA
● Tata tertib atau disiplin keluarga yang selalu berubah (tidak
konsisten)
● Kurangnya kehidupan beragama atau menjalankan ibadah dalam
keluarga
● Orang tua atau anggota keluarga yang menjadi penyalahguna
NAPZA.

10
2. Lingkungan Sekolah

● Sekolah yang kurang disiplin


● Sekolah yang terletak dekat tempat hiburan dan penjual NAPZA
● Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa untuk
mengembangkan diri secara kreatif dan positif
● Adanya murid pengguna NAPZA

3.Lingkungan Pergaulan

● Berteman dengan pengguna narkoba


● Tekanan atau ancaman teman kelompok atau pengedar narkoba

4. Lingkungan masyarakat / sosial

● Lemahnya penegakan hukum


● Situasi politik, sosial dan ekonomi yang kurang mendukung

2.5 FAKTOR NAPZA

● Mudahnya NAPZA didapat di mana-mana dengan harga


terjangkau
● Banyaknya iklan minuman beralkohol dan rokok yang menarik
untuk dicoba

11
● Khasiat farmakologi NAPZA yang menenangkan, menghilangkan
nyeri, menidurkan, membuat euforia/fly/stone/high/teler dan
lain-lain.

Faktor individu, faktor lingkungan keluarga dan teman sebaya/pergaulan


tidak selalu sama besar perannya dalam menyebabkan seseorang
menyalahgunakan NAPZA. Karena faktor pergaulan, bisa saja seorang
anak yang berasal dari keluarga yang harmonis dan cukup komunikatif
menjadi penyalahguna NAPZA.

2.6 BAHAYA NARKOBA

a. Menurut efeknya

Halusinogen, efek dari narkoba ini bila dikonsumsi dalam sekian dosis
tertentu, dapat mengakibatkan seseorang menjadi berhalusinasi dengan
melihat suatu hal/benda yang sebenarnya tidak ada/ tidak nyata.
Contohnya kokain & LSD

Stimulan, efek dari narkoba ini bisa mengakibatkan kerja organ tubuh
seperti jantung dan otak bekerja lebih cepat dari kerja biasanya sehingga
mengakibatkan seseorang lebih bertenaga untuk sementara waktu, dan
cenderung membuat seorang pengguna lebih senang dan gembira untuk
sementara waktu.

12
Depresan, efek dari narkoba ini bisa menekan sistem saraf pusat dan
mengurangi aktivitas fungsional tubuh, sehingga pemakai merasa tenang
bahkan bisa membuat pemakai tidur dan tidak sadarkan diri. Contohnya
putaw.

Adiktif, seseorang yang sudah mengonsumsi narkoba biasanya akan ingin


dan ingin lagi karena zat tertentu dalam narkoba mengakibatkan seseorang
cenderung bersifat pasif, karena secara tidak langsung narkoba
memutuskan syaraf-syaraf dalam otak. Contohnya ganja, heroin, putaw

b. Menurut Jenisnya

Opioid:

· Depresi berat

· Apatis

· Rasa lelah berlebihan

· Malas bergerak

· Banyak tidur

· Gugup

· Gelisah

· Selalu merasa curiga

· Denyut jantung bertambah cepat

· Rasa gembira berlebihan

13
· Banyak bicara namun cadel

· Rasa harga diri meningkat

· Kejang-kejang

· Pupil mata mengecil

· Tekanan darah meningkat

· Berkeringat dingin

· Mual hingga muntah

· Luka pada sekat rongga hidung

· Kehilangan nafsu makan

· Turunnya berat badan

Kokain :

· Denyut jantung bertambah cepat

· Gelisah

· Rasa gembira berlebihan

· Rasa harga diri meningkat

· Banyak bicara

· Kejang-kejang

· Pupil mata melebar

14
· Berkeringat dingin

· Mual hingga muntah

· Mudah berkelahi

· Pendarahan pada otak

· Penyumbatan pembuluh darah

· Pergerakan mata tidak terkendali

· Kekakuan otot leher

Ganja :

· Mata sembab

· Kantung mata terlihat bengkak, merah, dan berair

· Sering melamun

· Pendengaran terganggu

· Selalu tertawa

· Terkadang cepat marah

· Tidak bergairah

· Gelisah

· Dehidrasi

· Tulang gigi keropos

15
· Liver

· Saraf otak dan saraf mata rusak

· Skizofrenia

Ecstasy :

· Enerjik tapi matanya sayu dan wajahnya pucat

· Berkeringat

· Sulit tidur

· Kerusakan saraf otak

· Dehidrasi

· Gangguan liver

· Tulang dan gigi keropos

· Tidak nafsu makan

· Saraf mata rusak

Shabu-shabu :

· Energik

· Paranoid

· Sulit tidur

· Sulit berpikir

16
· Kerusakan saraf otak, terutama saraf pengendali pernafasan hingga
merasa sesak nafas

· Banyak bicara

· Denyut jantung bertambah cepat

· Pendarahan otak

· Shock pada pembuluh darah jantung yang akan berujung pada


kematian

Benzodiazepin :

· Berjalan sempoyongan

· Wajah kemerahan

· Banyak bicara tapi cadel

· Mudah marah

· Konsentrasi terganggu

· Kerusakan organ-organ tubuh terutama otak

17
2.7 DAMPAK NARKOBA

a. Remaja

masa remaja merupakan suatu fase perkembangan natar masa nak-anak


dan masa dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan
remaja akan membentuk perkembangan diri orang tersebut di masa
dewasa. Karena itulah bila masa anak-anak dan remaja rusak karena
narkoba, maka suram atau hancurlah masa depannya.

Pada masa remaja, justru keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend


dan gaya hidup, serta bersenang-senang. Walaupun semua kecenderungan
itu wajar-wajar saja, tetapi hal itu bisa juga memudahkan remaja untuk
terdorong menyalahgunakan narkoba. Data menunjukkan bahwa jumlah
pengguna narkoba yang paling banyak adalah kelompok usia remaja.

Masalah menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan narkoba, para
remaja tertular dan menularkan HIV/AIDS di kalangan remaja. Hal ini
telah terbukti dari pemakaian narkoba melalui jarum suntik secara
bergantian. Bangsa ini akan kehilangan remaja yang sangat banyak akibat
penyalahgunaan narkoba dan merebaknya HIV/AIDS.

b. Pelajar

Di Indonesia, pencandu narkoba ini perkembangannya semakin pesat. Para


pecandu narkoba itu pada umumnya berusia antara 11 tahun sampai 24
tahun. Artinya usia tersebut ialah usia produktif atau usia pelajar. Pada
awalnya, pelajar yang mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan
perkenalannya dengan rokok. Karen kebiasaan merokok ini sepertinya
sudah menjadi hal yang wajar di kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan

18
inilah, pergaulan terus meningkat, apalagi ketika pelajar tersebut
bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang sudah menjadi pecandu
narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami ketergantungan.
Dampak negatif penyalahgunaan narkoba terhadap anak atau remaja
(pelajar-red) adalah sebagai berikut :

· Perubahan dalam sikap, perangai, dan kepribadian.

· Sering membolos, menurunnya kedisiplinan dan nilai-nilai pelajaran

· Menjadi mudah tersinggung dan cepat marah

· Sering menguap, mengantuk, dan malas

· Tidak memedulikan kesehatan diri

· Selalu mencuri untuk membeli narkoba

2.8 PENCEGAHAN DAN SOLUSI

1. Pencegahan terhadap diri sendiri

· Belajar untuk mengatakan tidak

· Tidak usah terpancing karena dibilang kuper

· Tidak usah selalu ingin dianggap hebat, berani, gaul, dan sebagainya

· Bergaul dengan teman yang baik dan jauhi teman yang berperilaku
buruk

· Berpikir bahwa narkoba mengakibatkan penderitaan

19
· Isilah hari-hari dengan kegiatan yang positif

· Menambah iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

2. Pencegahan terhadap keluarga

· Pengasuhan anak yang baik dengan penuh kasih sayang, penanaman


disiplin yang baik, mengajarkan perbedaan baik dan buruk,
mengembangkan kemandirian, memberi kebebasan bertanggung jawab,
dan mengembangkan harga diri anak dengan menghargai jika berbuat baik
atau mencapai prestasi tertentu.

· Ciptakan suasana yang hangat dan bersahabat sehingga membuat anak


rindu untuk pulang ke rumah.

· Meluangkan waktu untuk kebersamaan

· Orang tua menjadi contoh yang baik

3. Pencegahan terhadap lingkungan sekolah

a. Upaya terhadap sekolah

· Memberikan pendidikan kepada siswa tentang bahaya dan akibat


penyalahgunaan NAPZA

· Melibatkan siswa dalam perencanaan, pencegahan, dan


penanggulangan penyalahgunaan NAPZA di sekolah

· Membentuk citra diri yang positif dan mengembangkan keterampilan


yang positif

20
· Menyediakan pilihan kegiatan yang bermakna bagi siswa
(ekstrakurikuler)

· Meningkatkan kegiatan bimbingan konseling

· Penerapan kehidupan beragama dalam kehidupan sehari-hari

b. Upaya mencegah peredaran NAPZA di sekolah

· Razia dengan cara sidak

· Melarang orang yang tidak berkepentingan untuk tidak masuk ke


lingkungan sekolah

· Melarang siswa keluar sekolah pada jam pelajaran tanpa izin guru

· Membina kerja sama yang baik dengan berbagai pihak

· Meningkatkan pengawasan sejak anak itu datang sampai dengan


pulang sekolah

c. Upaya membina lingkungan sekolah

· Menciptakan suasana lingkungan sekolah yang sehat dengan membina


hubungan yang harmonis antara pendidik dan peserta didik

· Mengupayakan kehadiran guru secara teratur di sekolah

· Sikap keteladanan guru amat penting

21
Ada tiga tingkat intervensi, yaitu

1. Primer

Sebelum penyalahgunaan terjadi, biasanya dalam bentuk pendidikan,


penyebaran informasi mengenai bahaya narkoba, pendekatan melalui
keluarga, dll. Instansi pemerintah, seperti halnya BKKBN, lebih banyak
berperan pada tahap intervensi ini.

2. Sekunder

Pada saat penggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya penyembuhan


(treatment). Fase ini meliputi: fase penerimaan awal (initial intake) antara
1-3 hari dengan melakukan pemeriksaan fisik dan mental, dan fase
detoksifikasi dan terapi komplikasi medik, antara 1-3 minggu untuk
melakukan pengurangan ketergantungan bahan-bahan adiktif secara
bertahap.

3. Tersier

Yaitu upaya untuk merehabilitasi mereka yang sudah memakai dan dalam
proses penyembuhan. Tahap ini biasanya terdiri atas fase stabilisasi, antara
3-12 bulan, untuk mempersiapkan pengguna kembali ke masyarakat, dan
fase sosialisasi dalam masyarakat, agar mantan penyalahguna narkoba
mampu mengembangkan kehidupan yang bermakna di masyarakat. Tahap
ini biasanya berupa kegiatan konseling, membuat kelompok-kelompok
dukungan, mengembangkan kegiatan alternatif, dll.

22
BAB III

PENUTUPAN

3.1 KESIMPULAN

Untuk lebih mensosialisasikan tentang bahaya narkoba, mengingat


struktur masyarakat Indonesia yang demikian kompleks dan heterogen,
dengan tingkat intelektual atau daya nalar yang beragam, memang
dibutuhkan sebuah program preventif tentang “drugs education” yang
lebih dan terarah. Karena bagaimanapun, masyarakat atau lingkungan
sekitar mempunyai dampak atau peranan yang cukup signifikan dalam
mempengaruhi kebiasaan maupun karakter seseorang, terutama bagi
seorang anak remaja. Maka, selain edukasi (pendidikan) didalam keluarga
dan sekolah, edukasi di dalam masyarakat pun menjadi hal yang sentral
dan menentukan.

23
3.2 SARAN
1. Jangan pernah mencoba narkoba walaupun itu hanya sedikit

2. Pemerintah harus memberantas peredaran narkoba di Indonesia

3. Orang tua harus lebih memperhatikan anaknya agar tidak


terjerumus ke dalam jurang narkoba

4. Perlu peningkatan kerja sama antara masyarakat dengan aparat


untuk memberantas peredaran narkoba

5. Remaja harus diperhatikan oleh semua pihak agar tidak


terjerumus pada penyalahgunaan narkoba

24

Anda mungkin juga menyukai