Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah blok 4.1 Critical Nursing
Disusun Oleh:
Kelompok 1B
SEPTEMBER, 2020
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.2 RUMUSAN MASALAH
a. Apa definisi dari NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif) ?
b. Apa saja jenis-jenis dari NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika
dan Zat adiktif) ?
c. Bagaimana Epidemiologi , Demografi dan Komobiditas dari pengguna
NAPZA ?
d. Bagaimana Penyalahgunaan dari NAPZA (Narkotika, Alkohol,
Psikotropika dan Zat adiktif) ?
e. Efek Dan dampak apa saja yang ditimbulkan dari pemakaian NAPZA
(Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat adiktif) ?
f. Faktor apa saja yang menjadi penyebab penggunaan NAPZA
(Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat adiktif) ?
g. Bagaimana Penanggulangan dan pencegahan yang dilakukan ?
h. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada klien dengan penggunaan
NAPZA?
3
g. Memahami dan dapat mengaplikasikan Penanggulangan dan
pencegahan yang dilakukan terhadap NAPZA (Narkotika,
Psikotropika dan Zat adiktif)
h. Memahami asuhan keperawatan pada klien dengan NAPZA
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. TINJAUAN TEORITIS
2.1 DEFINISI
Narkotika adalah suatu zat atau obat yg berasal dari tanaman atau
bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yg dpt menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan
( Undang-undang RI No.22 thn 1997 ttg Narkotika)
2.2 EPIDEMIOLOGI
Di Amerika, prevalensi :
Di Indonesia, prevalensi 0,065% pada tahun 1971 Bakilah dan hasil penelitian
10x lebih besar. Jumlah pecandu sampai sekarang ± 3.800.000 orang
5
2.3 DEMOGRAFI
2.4 KOMORBIDITAS
6
2. Narkotika Golongan II :
B. Golongan Psikotropika
Psikotropika yang mempunyai potensi mengakibatkan sindroma
ketergantungan digolongkan menjadi 4 golongan yaitu :
1. Psikotropika Golongan I :
Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk kepentingan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi
amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. (Contoh : ekstasi,
shabu, LSD).
2. Psikotropika Golongan II :
7
4. Psikotropika Golongan IV :
1. Minuman berakohol
2. Inhalansia
Yaitu gas yang dihirup dan solven (zat pelarut) mudah menguap
berupa senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan
rumah tangga, kantor, dan sebagai pelumas mesin. Yang sering
disalahgunakan adalah : Lem, Tiner, Penghapus Cat Kuku, Bensin.
3. Tembakau
8
bagian dari upaya pencegahan, karena rokok dan alkohol sering menjadi
pintu masuk penyalahgunaan NAPZA lain yang berbahaya.
OPIOID (OPIAD)
Opioid atau opiat berasal dari kata opium, jus dari bunga opium, Papaver
somniverum, yang mengandung kira-kira 20 alkaloid opium, termasuk morfin.
Nama Opioid juga digunakan untuk opiat, yaitu suatu preparat atau derivat dari
opium dan narkotik sintetik yang kerjanya menyerupai opiat tetapi tidak
didapatkan dari opium. opiat alami lain atau opiat yang disintesis dari opiat alami
adalah heroin (diacethylmorphine), kodein (3-methoxymorphine), dan
hydromorphone (Dilaudid).
9
retardasi psikomotor, gangguan pertimbangaan, atau gangguan fungsi
sosial atau pekerjaan ) yang berkembang selama, atau segera setelah
pemakaian opioid.
a. Candu
10
b. Morfin
c. Heroin ( putaw )
Heroin mempunyai kekuatan yang dua kali lebih kuat dari morfin
dan merupakan jenis opiat yang paling sering disalahgunakan orang di
Indonesia pada akhir - akhir ini . Heroin, yang secara farmakologis mirip
dengan morfin menyebabkan orang menjadi mengantuk dan perubahan
mood yang tidak menentu. Walaupun pembuatan, penjualan dan pemilikan
heroin adalah ilegal, tetapi diusahakan heroin tetap tersedia bagi pasien
dengan penyakit kanker terminal karena efek analgesik dan euforik-nya
yang baik.
d. Codein
e. Demerol
f. Methadon
11
sintetik (opioid) telah dibuat, termasuk meperidine (Demerol), methadone
(Dolphine), pentazocine (Talwin), dan propocyphene (Darvon). Saat ini
Methadone banyak digunakan orang dalam pengobatan ketergantungan
opioid. Antagonis opioid telah dibuat untuk mengobati overdosis opioid
dan ketergantungan opioid. Kelas obat tersebut adalah nalaxone (Narcan),
naltrxone (Trexan), nalorphine, levalorphane, dan apomorphine. Sejumlah
senyawa dengan aktivitas campuran agonis dan antagonis telah disintesis,
dan senyawa tersebut adalah pentazocine, butorphanol (Stadol), dan
buprenorphine (Buprenex). Beberapa penelitian telah menemukan bahwa
buprenorphine adalah suatu pengobatan yang efektif untuk ketergantungan
opioid. Nama popoler jenis opioid : putauw, etep, PT, putih.
g. Kokain
Golongan Psikotropika
12
dengan Ecstasi dan psikotropik Gol II yang dikenal dengan nama Shabu-
shabu.
a. Ecstasy
b. SHABU-SHABU
13
karena asap tersaring pada waktu melewati air tersebut. Ada sebagian
pemakai yang memilih membakar Sabu dengan pipa kaca karena takut
efek jangka panjang yang mungkin ditimbulkan aluminium foil yang
terhirup.
Sabu sering dikeluhkan sebagai penyebab paranoid (rasa takut yang
berlebihan), menjadi sangat sensitif (mudah tersinggung), terlebih
bagi mereka yang sering tidak berpikir positif, dan halusinasi visual.
Masing-masing pemakai mengalami efek tersebut dalam kadar yang
berbeda. Jika sedang banyak mempunyai persoalan / masalah dalam
kehidupan, sebaiknya narkotika jenis ini tidak dikonsumsi. Hal ini
mungkin dapat dirumuskan sebagai berikut: MASALAH + SABU =
SANGAT BERBAHAYA. Selain itu, pengguna Sabu sering
mempunyai kecenderungan untuk memakai dalam jumlah banyak
dalam satu sesi dan sukar berhenti kecuali jika Sabu yang dimilikinya
habis. Hal itu juga merupakan suatu tindakan bodoh dan sia-sia
mengingat efek yang diinginkan tidak lagi bertambah (The Law Of
Diminishing Return). Beberapa pemakai mengatakan Sabu tidak
mempengaruhi nafsu makan. Namun sebagian besar mengatakan
nafsu makan berkurang jika sedang mengkonsumsi Sabu. Bahkan
banyak yang mengatakan berat badannya berkurang drastis selama
memakai Sabu.
14
berbeda-beda, tergantung dari jumlah / kadar alkohol yang
dikonsumsi. Dalam jumlah yang kecil, alkohol menimbulkan
perasaan relax, dan pengguna akan lebih mudah mengekspresikan
emosi, seperti rasa senang, rasa sedih dan kemarahan.
Bila dikonsumsi lebih banyak lagi, akan muncul efek sebagai
berikut : merasa lebih bebas lagi mengekspresikan diri, tanpa ada
perasaan terhambat menjadi lebih emosional ( sedih, senang, marah
secara berlebihan ) muncul akibat ke fungsi fisik - motorik, yaitu
bicara cadel, pandangan menjadi kabur, sempoyongan,
inkoordinasi motorik dan bisa sampai tidak sadarkan diri.
Kemampuan mental mengalami hambatan, yaitu gangguan
untuk memusatkan perhatian dan daya ingat terganggu, mulut
rasanya kering. Pupil mata membesar dan jantung berdegup lebih
kencang. Mungkin pula akan timbul rasa mual. Bisa juga pada
awalnya timbul kesulitan bernafas (untuk itu diperlukan sedikit
udara segar). Jenis reaksi fisik tersebut biasanya tidak terlalu lama.
Selebihnya akan timbul perasaan seolah-olah kita menjadi hebat
dalam segala hal dan segala perasaan malu menjadi hilang. Kepala
terasa kosong, rileks dan "asyik". Dalam keadaan seperti ini, kita
merasa membutuhkan teman mengobrol, teman bercermin, dan
juga untuk menceritakan hal-hal rahasia. Semua perasaan itu akan
berangsur-angsur menghilang dalam waktu 4 sampai 6 jam.
Setelah itu kita akan merasa sangat lelah dan tertekan.
b. Nikotin
Adalah obat yang bersifat adiktif, sama seperti Kokain dan Heroin.
Bentuk nikotin yang paling umum adalah tembakau, yang dihisap dalam
bentuk rokok, cerutu, dan pipa. Tembakau juga dapat digunakan sebagai
tembakau sedotan dan dikunyah (tembakau tanpa asap).
Walaupun kampanye tentang bahaya merokok sudah menyebutkan betapa
15
berbahayanya merokok bagi kesehatan
tetapi pada kenyataannya sampai saat ini masih banyak orang yang terus
merokok. Hal ini membuktikan bahwa sifat adiktif dari nikotin adalah
sangat kuat.
c. Desainer
Zat Desainer adalah zat-zat yang dibuat oleh ahli obat jalanan.
MEreka membuat obat-obat itu secara rahasia karena dilarang oleh
pemerintah. Obat-obat itu dibuat tanpa memperhatikan kesehatan.
Mereka hanya memikirkan uang dan secara sengaja membiarkan para
pembelinya kecanduan dan menderita. Zat-zat ini banyak yang sudah
beredar dengan nama speed ball, Peace pills, crystal, angel dust rocket
fuel dan lain-lain.
16
1. Golongan Depresan (Downer)
3. Golongan Halusinogen
Namun, secara umum dampak kecanduan narkoba dapat terlihat pada fisik, psikis
maupun sosial seseorang.diantaranya :
1. Dampak Fisik:
17
Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi
pernapasan, kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru
2. Dampak Psikologi:
18
Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram
19
4. Coba-coba / penasaran
Dengan merasa tertarik melihat efek yang ditimbulkan oleh suatu zat yang
dilarang, seseorang dapat memiliki rasa ingin tahu yang kuat untuk
mencicipi nikmatnya zat terlarang tersebut. Jika iman tidak kuat, maka
seseorang dapat mencoba ingin mengetahui efek dari zat terlarang. Tanpa
disadari dan diinginkan orang yang sudah terkena zat terlarang itu akan
ketagihan dan akan melakukannya lagi berulang-ulang tanpa bisa berhenti.
5. Menyelesaikan Masalah
Orang yang dirudung banyak masalah dan ingin lari dari masalah dapat
terjerumus dalam pangkuan narkotika, narkoba atau zat adiktif agar dapat
tidur nyenyak atau jadi gembira ria dan kemudian merasa masalahnya
terselesaikan sejenak.
6. Mencari Tantangan / Kegiatan Beresiko
Bagi orang-orang yang senang dengan kegiatan yang memiliki resiko
tinggi dalam menjalankan aksinya ada yang menggunakan obat terlarang
agar bisa menjadi yang terhebat, penuh tenaga dan penuh percaya diri.
20
b. Represif (penindakan), yaitu menindak dan memberantas penyalahgunaan
narkoba melalui jalur hokum, yang dilakukan oleh para penegak hukum atau
aparat kemananan yang dibantu oleh masyarakat. Jika masyarakat
mengetahui harus segera melaporkan kepada pihak berwajib dan tidak boleh
main hakim sendiri.
Upaya pencegahan ini dilakukan sejak anak berusia dini, agar faktor
yang dapat menghabat proses tumbuh kembang anak dapat diatasi
dengan baik.
21
3. Pencegahan Tersier : merehabilitasi penyalahgunaan NAPZA.
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Tahap pengkajian terdiri atas kumpulan data yang meliputi data biologis,
psikologis, social, dan spiritual. Adapun hal-hal yang perlu dikaji adalah sebagai
berikut :
22
2. Pohon Masalah
(CP)
HDR
Atau
4. Intervensi
Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh perawat untuk membantu klien
mengatasi craving / nagih (keinginan untuk menggunakan kembali NAPZA)
adalah sebagai berikut:
23
d. Cari seseorang yang dapat mengalihkan dari rasa nagih
e. Coba menyibukkan diri saat rasa nagih dating
f. Tundalah penggunaan sampai beberapa saat
g. Bicaralah pada seseorang yang dapat mendukung
h. Lakukan sesuatu yang dapat membuat rileks dan nyaman,
i. Kunjungi teman-teman yang tidak menggunakan narkoba
j. Tontonlah video, ke bioskop atau dengar musik yang dapat membuat rileks
k. Dukunglah usaha anda untuk berhenti sekalipun sering berakhir dengan
menggunakan lagi
l. Bicara pada teman-teman yang berhasil berhenti
m. Bicaralah pada teman-teman tentang bagaimana mereka menikmati hidup
atau rilekslah untuk dapat banyak ide
Menurut Keliat dkk. (2006). Tujuan tindakan keperawatan untuk keluarga adalah
sebagai berikut:
24
seperti nyeri (Sakau), mual sampai muntah, diare, tidak dapat tidur, gelisah,
tangan gemetar, cemas yang berlebihan, depresi (murung yang
berkepanjangan).
d. Diskusikan dan latih keluarga merawat klien NAPZA dengan cara:
menganjurkan keluarga meningkatkan motivasi klien untuk berhenti atau
menghindari sikap-sikap yang dapat mendorong klien untuk memakai
NAPZA lagi (misalnya menuduh klien sembarangan atau terus menerus
mencurigai klien memakai lagi); mengajarkan keluarga mengenal ciri-ciri
klien memakai NAPZA lagi (misalnya memaksa minta uang, ketahuan
berbohong, ada tanda dan gejala intoksikasi); ajarkan keluarga untuk
membantu klien menghindar atau mengannkan perhatian dari keinginan untuk
memakai NAPZA lagi, anjurkan keluarga memberikan pujian bila klien dapat
berhenti walaupun 1 hari, 1 minggu atau 1 bulan; dan anjurkan keluarga
mengawasi klien minum obat.
a. Pasien
Sp1-P
1) Membina hubungan saling percaya
2) Mendiskusikan dampak NAPZA
3) Mendiskusikan cara meningkatkan motivasi
4) Mendiskusikan cara mengontrol keinginan
5) Latihan cara meningkatkan motivasi
6) Latihan cara mengontrol keingan
7) Membuat jadwal aktivitas
Sp2-P
25
4) Latihan cara hidup sehat
5) Mendiskusikan tentang obat
b. Keluarga
Sp1-K
1) Mendiskusikan masalah yang dialami
2) Mendiskusikan tentang NAPZA
3) Mendiskusikan tahapan penyembuhan
4) Mendiskusikan cara merawat
5) Mendiskusikan kondisi yang perlu dirujuk
6) latihan cara merawat
Sp2-K
5. Evaluasi
26
c. Keluarga mengetahui tahapan proses penyembuhan klien
d. Keluarga berpartisipasi dalam merawat klien
e. Keluarga memberikan motivasi pada kilien untuk sembuh
f. Keluarga mengawasi klien dalam minum obat
27
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
28
DAFTAR PUSTAKA
29