NAFZA
Untuk menyelesaikan salah satu Tugas Kelompok Mata Kuliah HIV AIDS
Disusun Oleh :
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Karunia-Nya
karena penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa sholawat serta salam semoga
senantiasa tercurah limpahkan kepada junjunan kita Nabi Muhammad SAW, serta kepada
keluarganya, sahabatnya, hinggs kepada kita selaku umatnya hingga akhir zaman. Pada
makalah ini penulis membahas mengenai Asuhan Keperawatan pada Klien dengan
sumber sebagai referensi, penulis mengambil referensi dari internet. Pembuatan makalah ini
tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan, baik materi maupun moral dari
pihak-pihak tertentu. Penulis mengharapkan kritik dan saran sebagai bahan pembelajaran
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
seutuhnya lahir maupun batin. Seiring dengan perkembangan ilmu pengentahuan dan
masyarakat. Hal ini sebagai dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
semakin lama semakin berkembang dengan pesat, dan salah satu yang paling marak
melibatkan kerja sama multifispliner, multisektor, dan peran serta masyarakat secara
Meskipun dalam kedokteran, sebagian besar Narkotika, Psikotropika dan Zat Adikyif
dan pengawasan yang ketat dan seksama dari pihak yang berwenang, dan juga jika
disalahgunakan atau digunakan tidak menurut indikasi medis atau standar pengobatan
akan berakibat sangat merugikan bagi individu maupun masyarakat luas khususnya
generasi muda
1.2 Rumusan Masalah
b. Apa saja jenis-jenis dari NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif) ?
adiktif) ?
e. Efek Dan dampak apa saja yang ditimbulkan dari pemakaian NAPZA (Narkotika,
1.3 Tujuan
adiktif)
e. Mengetahui dan memahami Efek Dan dampak apa saja yang ditimbulkan dari
BAB II
PEMBAHASAN
A. TINJAUAN TEORITIS
2.1 DEFINISI
Narkotika adalah suatu zat atau obat yg berasal dari tanaman atau bukan
Narkotika)
Psikotropika adalah suatu zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
2.2 EPIDEMIOLOGI
Di Amerika, prevalensi :
o Alkohol 13,8%
Di Indonesia, prevalensi 0,065% pada tahun 1971 Bakilah dan hasil penelitian 10x lebih
2.3 DEMOGRAFI
2.4 KOMORBIDITAS
A. Golongan Narkotika
1. Narkotika Golongan I :
dan tidak ditujukan untuk terapi serta mempunyai potensi sangat tinggi
kokain, ganja .
2. Narkotika Golongan II :
B. Golongan Psikotropika
1. Psikotropika Golongan I :
Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan
dan tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi amat kuat
2. Psikotropika Golongan II :
4. Psikotropika Golongan IV :
terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
Yang dimaksud disini adalah bahan/zat yang berpengaruh psikoaktif diluar yang
1. Minuman berakohol
pusat, dan sering menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari-hari dalam
kebudayaan tertentu. Jika digunakan sebagai campuran dengan narkotika atau
2. Inhalansia
Yaitu gas yang dihirup dan solven (zat pelarut) mudah menguap berupa senyawa
organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga, kantor, dan
3. Tembakau
alkohol terutama pada remaja, harus menjadi bagian dari upaya pencegahan, karena
rokok dan alkohol sering menjadi pintu masuk penyalahgunaan NAPZA lain yang
berbahaya.
Golongan Narkotika
OPIOID (OPIAD)
Opioid atau opiat berasal dari kata opium, jus dari bunga opium, Papaver
somniverum, yang mengandung kira-kira 20 alkaloid opium, termasuk morfin. Nama Opioid
juga digunakan untuk opiat, yaitu suatu preparat atau derivat dari opium dan narkotik sintetik
yang kerjanya menyerupai opiat tetapi tidak didapatkan dari opium. opiat alami lain atau
opiat yang disintesis dari opiat alami adalah heroin (diacethylmorphine), kodein (3-
penglihatan pada malam hari, mengalami kerusakan pada liver dan ginjal, peningkatan
resiko terkena virus HIV dan hepatitis dan penyakit infeksi lainnya melalui jarum
suntik dan penurunan hasrat dalam hubungan sex, kebingungan dalam identitas
Konstraksi pupil ( atau dilatasi pupil karena anoksia akibat overdosis berat )
dan satu ( atau lebih ) tanda berikut, yang berkembang selama , atau segera setelah
pemakaian opioid, yaitu mengantuk atau koma bicara cadel ,gangguan atensi atau
daya ingat.
Perilaku maladaptif atau perubahan psikologis yang bermakna secara klinis misalnya:
euforia awal diikuti oleh apatis, disforia, agitasi atau retardasi psikomotor, gangguan
Kram otot parah dan nyeri tulang, diare berat, kram perut, rinorea
kecuali orang tersebut memiliki penyakit fisik dasar yang parah, seperti penyakit
kecanduan opiat mungkin menetap selama sebulan setelah putus zat. Pada tiap waktu
selama sindroma abstinensi, suatu suntikan tunggal morfin atau heroin menghilangkan
semua gejala. Gejala penyerta putus opioid adalah kegelisahan, iritabilitas, depresi,
a. Candu
buah yang hendak masak. Getah yang keluar berwarna putih dan dinamai "Lates".
Getah ini dibiarkan mengering pada permukaan buah sehingga berwarna coklat
kehitaman dan sesudah diolah akan menjadi suatu adonan yang menyerupai aspal
lunak. Inilah yang dinamakan candu mentah atau candu kasar. Candu kasar
masak warnanya coklat tua atau coklat kehitaman. Diperjual belikan dalam kemasan
kotak kaleng dengan berbagai macam cap, antara lain ular, tengkorak,burung elang,
bola dunia, cap 999, cap anjing, dsb. Pemakaiannya dengan cara dihisap.
b. Morfin
alkaloida utama dari opium ( C17H19NO3 ) . Morfin rasanya pahit, berbentuk tepung
halus berwarna putih atau dalam bentuk cairan berwarna. Pemakaiannya dengan cara
Heroin mempunyai kekuatan yang dua kali lebih kuat dari morfin dan
merupakan jenis opiat yang paling sering disalahgunakan orang di Indonesia pada
akhir - akhir ini . Heroin, yang secara farmakologis mirip dengan morfin
menyebabkan orang menjadi mengantuk dan perubahan mood yang tidak menentu.
diusahakan heroin tetap tersedia bagi pasien dengan penyakit kanker terminal karena
d. Codein
Codein termasuk garam / turunan dari opium / candu. Efek codein lebih lemah
Biasanya dijual dalam bentuk pil atau cairan jernih. Cara pemakaiannya ditelan dan
disuntikkan.
e. Demerol
Nama lain dari Demerol adalah pethidina. Pemakaiannya dapat ditelan atau
dengan suntikan. Demerol dijual dalam bentuk pil dan cairan tidak berwarna.
f. Methadon
opioid. Antagonis opioid telah dibuat untuk mengobati overdosis opioid dan
senyawa dengan aktivitas campuran agonis dan antagonis telah disintesis, dan
pengobatan yang efektif untuk ketergantungan opioid. Nama popoler jenis opioid :
g. Kokain
Kokain adalah zat yang adiktif yang sering disalahgunakan dan merupakan zat
yang sangat berbahaya. Kokain merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman
belukar Erythroxylon coca, yang berasal dari Amerika Selatan, dimana daun dari
Saat ini Kokain masih digunakan sebagai anestetik lokal, khususnya untuk
dan heroin karena efek adiktif dan efek merugikannya telah dikenali. Nama lain untuk
Kokain : Snow, coke, girl, lady dan crack ( kokain dalam bentuk yang paling murni
Golongan Psikotropika
psikotropika Gol I, diantaranya yang dikenal dengan Ecstasi dan psikotropik Gol II
(MDMA). Senyawa ini ditemukan dan mulai dibuat di penghujung akhir abad
lalu. Pada kurun waktu tahun 1950-an, industri militer Amerika Serikat
kebenaran. Setelah periode itu, MDMA dipakai oleh para dokter ahli jiwa. XTC
kaki dan rahang terasa kaku, serta mulut rasanya kering. Pupil mata membesar
dan jantung berdegup lebih kencang. Mungkin pula akan timbul rasa mual. Bisa
juga pada awalnya timbul kesulitan bernafas (untuk itu diperlukan sedikit udara
segar). Jenis reaksi fisik tersebut biasanya tidak terlalu lama. Selebihnya akan
timbul perasaan seolah-olah kita menjadi hebat dalam segala hal dan segala
perasaan malu menjadi hilang. Kepala terasa kosong, rileks dan "asyik". Dalam
bercermin, dan juga untuk menceritakan hal-hal rahasia. Semua perasaan itu akan
berangsur-angsur menghilang dalam waktu 4 sampai 6 jam. Setelah itu kita akan
b. SHABU-SHABU
dengan cara membakarnya di atas aluminium foil sehingga mengalir dari ujung
satu ke arah ujung yang lain. Kemudian asap yang ditimbulkannya dihirup
dengan sebuah Bong (sejenis pipa yang didalamnya berisi air). Air Bong tersebut
berfungsi sebagai filter karena asap tersaring pada waktu melewati air tersebut.
Ada sebagian pemakai yang memilih membakar Sabu dengan pipa kaca karena
takut efek jangka panjang yang mungkin ditimbulkan aluminium foil yang
terhirup.
Sabu sering dikeluhkan sebagai penyebab paranoid (rasa takut yang berlebihan),
menjadi sangat sensitif (mudah tersinggung), terlebih bagi mereka yang sering
efek tersebut dalam kadar yang berbeda. Jika sedang banyak mempunyai
kecenderungan untuk memakai dalam jumlah banyak dalam satu sesi dan sukar
berhenti kecuali jika Sabu yang dimilikinya habis. Hal itu juga merupakan suatu
tindakan bodoh dan sia-sia mengingat efek yang diinginkan tidak lagi bertambah
Bahan berbahaya ini adalah zat adiktif yang bukan Narkotika dan Psikotropika
a. Minuman Keras
dalam waktu beberapa menit saja, tetapi efeknya berbeda-beda, tergantung dari
jumlah / kadar alkohol yang dikonsumsi. Dalam jumlah yang kecil, alkohol
Bila dikonsumsi lebih banyak lagi, akan muncul efek sebagai berikut : merasa
lebih bebas lagi mengekspresikan diri, tanpa ada perasaan terhambat menjadi
memusatkan perhatian dan daya ingat terganggu, mulut rasanya kering. Pupil
mata membesar dan jantung berdegup lebih kencang. Mungkin pula akan
timbul rasa mual. Bisa juga pada awalnya timbul kesulitan bernafas (untuk itu
diperlukan sedikit udara segar). Jenis reaksi fisik tersebut biasanya tidak
terlalu lama. Selebihnya akan timbul perasaan seolah-olah kita menjadi hebat
dalam segala hal dan segala perasaan malu menjadi hilang. Kepala terasa
kosong, rileks dan "asyik". Dalam keadaan seperti ini, kita merasa
menghilang dalam waktu 4 sampai 6 jam. Setelah itu kita akan merasa sangat
b. Nikotin
Adalah obat yang bersifat adiktif sama seperti Kokain dan Heroin. Bentuk
nikotin yang paling umum adalah tembakau, yang dihisap dalam bentuk rokok,
ceurutu, dan pipa. Tembakau juga dapat digunakan sebagai tembakau sedotan dan
dikunyah (tembakau tanpa asap). Walaupun kampanye tentang bahaya merokok sudah
sampai saat ini masih banyak orang yang merokok. Hal ini membuktikan bahwa sifat
serebral. Berbeda dengan efek stimulasinya pada sistem saraf pusat, bertindak sebagai
relaksan otot skeletal. Komponen psikoaktif dari tembakau adalah nikotin. Nikotin
adalah zat kimia yang sangat toksik. Dosis 60 mg pada orang dewasa dapat
c. Desainer
Zat Desainer adalah zat-zat yang dibuat oleh ahli obat jalanan. MEreka
membuat obat-obat itu secara rahasia karena dilarang oleh pemerintah. Obat-obat
itu dibuat tanpa memperhatikan kesehatan. Mereka hanya memikirkan uang dan
ini banyak yang sudah beredar dengan nama speed ball, Peace pills, crystal, angel
Jenis ini menbuat pemakaiannya merasa tenang, pendiam dan bahkan membuatnya
tertidur dan tidak sadarkan diri. Golongan ini termasuk Opioida (morfin,
Adalah jenis NAPZA yang dapat merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan
kegairahan kerja. Jenis ini membuat pemakainya menjadi aktif, segar dan
bersemangat. Zat yang termasuk golongan ini adalah : Amfetamin (shabu, esktasi),
Kafein, Kokain.
3. Golongan Halusinogen
Adalah jenis NAPZA yang dapat menimbulkan efek halusinasi yang bersifat
merubah perasaan dan pikiran dan seringkali menciptakan daya pandang yang
berbeda sehingga seluruh perasaan dapat terganggu. Golongan ini tidak digunakan
dalam terapi medis. Golongan ini termasuk : Kanabis (ganja), LSD, Mescalin.
Namun, secara umum dampak kecanduan narkoba dapat terlihat pada fisik, psikis maupun
sosial seseorang.diantaranya :
1. Dampak Fisik:
Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh meningkat,
Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain perubahan
Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik
secara bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV
Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis yaitu konsumsi
menyebabkan kematian
2. Dampak Psikologi:
mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi putus obat (tidak
sangat kuat untuk mengkonsumsi (biasa disebut sugest). Gejala fisik dan psikologis
ini juga berkaitan dengan gejala sosial seperti dorongan untuk membohongi orang
Zat terlarang jenis tertentu dapat membuat pamakainya menjadi lebih berani, keren,
percaya diri, kreatif, santai, dan lain sebagainya. Efek keren yang terlihat oleh orang
lain tersebut dapat menjadi trend pada kalangan tertentu sehingga orang yang
memakai zat terlarang itu akan disebut trendy, gaul, modis, dan sebagainya.
2. Solidaritas Kelompok
Suatu kelompok orang yang mempunyai tingkat kekerabatan yang tinggi antar
anggota biasanya memiliki nilai solidaritas yang tinggi. Misalnya, jika ketua atau
akan ikut menggunakan narkotik itu agar merasa seperti keluarga senasib
sepenanggungan.
Seseorang yang memiliki suatu penyakit atau kelainan yang dapat menimbulkan rasa
sakit yang tidak tertahankan dapat membuat orang jadi tertarik jalan pintas untuk
mengobati sakit yang dideritanya yaitu dengan menggunakan obat-obatan dan zat
terlarang.
4. Coba-coba / penasaran
Dengan merasa tertarik melihat efek yang ditimbulkan oleh suatu zat yang dilarang,
seseorang dapat memiliki rasa ingin tahu yang kuat untuk mencicipi nikmatnya zat
terlarang tersebut. Jika iman tidak kuat, maka seseorang dapat mencoba ingin
mengetahui efek dari zat terlarang. Tanpa disadari dan diinginkan orang yang sudah
terkena zat terlarang itu akan ketagihan dan akan melakukannya lagi berulang-ulang
5. Menyelesaikan Masalah
Orang yang dirudung banyak masalah dan ingin lari dari masalah dapat terjerumus
dalam pangkuan narkotika, narkoba atau zat adiktif agar dapat tidur nyenyak atau jadi
Bagi orang-orang yang senang dengan kegiatan yang memiliki resiko tinggi dalam
menjalankan aksinya ada yang menggunakan obat terlarang agar bisa menjadi yang
ketahanan dan kekebalan terhadap narkoba. Pencegahan adalah lebih baik dari pada
cara, seperti pembinaan dan pengawasan dalam keluarga, penyuluhan oleh pihak yang
kompeten baik di sekolah dan masyarakat, pengajian oleh para ulama, pengawasan
melalui jalur hokum, yang dilakukan oleh para penegak hukum atau aparat kemananan
yang dibantu oleh masyarakat. Jika masyarakat mengetahui harus segera melaporkan
c. Kuratif (pengobatan), bertujuan penyembuhan para korban baik secara medis maupun
memperlakukan secara wajar para korban narkoba agar dapat kembali ke masyarakat
dalam keadaan sehat jasmani dan rohani. Kita tidak boleh mengasingkan para korban
Narkoba yang sudah sadar dan bertobat, supaya mereka tidak terjerumus kembali
melakukan intervensi.
Upaya ini terutama dilakukan untuk mengenali remaja yang mempunyai resiko
Upaya pencegahan ini dilakukan sejak anak berusia dini, agar faktor yang dapat
NAPZA.
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Tahap pengkajian terdiri atas kumpulan data yang meliputi data biologis, psikologis, social,
dan spiritual. Adapun hal-hal yang perlu dikaji adalah sebagai berikut :
a. Kaji situasi kondisi penggunaan zat
4) Lokasi (timbul keinginan untuk menggunakan NAPZA setelah berjalan melalui rumah
Bandar)
6) Adanya pikiran-pikiran tertentu (“Ah, sekali nggak bakal ngerusak” atau “Saya udah
8) Adanya faktor-faktor pencetus (jika capek, labil, lapar, tidak dapat tidur atau stress yang
berkepanjangan)
d. Kaji hal baik/buruk tentang penggunaan zat maupun tentang kondisi bila tidak
menggunakan
2. Pohon Masalah
(CP)
HDR
Atau
b. Intoksikasi
4. Intervensi
craving / nagih (keinginan untuk menggunakan kembali NAPZA) adalah sebagai berikut:
b. Ingat diri sendiri, rasa nagih normal muncul saat kita berhenti
c. Ingatlah rasa nagih seperti kucing lapar, semakin lapar, semakin diberi makan semakin
sering muncul
j. Tontonlah video, ke bioskop atau dengar musik yang dapat membuat rileks
k. Dukunglah usaha anda untuk berhenti sekalipun sering berakhir dengan menggunakan lagi
m. Bicaralah pada teman-teman tentang bagaimana mereka menikmati hidup atau rilekslah
Menurut Keliat dkk. (2006). Tujuan tindakan keperawatan untuk keluarga adalah sebagai
berikut:
menggunakan NAPZA.
rehabilitasi).
c. Diskusikan tentang kondisi klien yang perlu segera dirujuk seperti: intoksikasi berat,
menyerang orang lain. Kondisi lain dari klien yang perlu mendapat perhatian keluarga adalah
gejala putus zat seperti nyeri (Sakau), mual sampai muntah, diare, tidak dapat tidur, gelisah,
d. Diskusikan dan latih keluarga merawat klien NAPZA dengan cara: menganjurkan keluarga
meningkatkan motivasi klien untuk berhenti atau menghindari sikap-sikap yang dapat
mendorong klien untuk memakai NAPZA lagi (misalnya menuduh klien sembarangan atau
terus menerus mencurigai klien memakai lagi); mengajarkan keluarga mengenal ciri-ciri klien
memakai NAPZA lagi (misalnya memaksa minta uang, ketahuan berbohong, ada tanda dan
gejala intoksikasi); ajarkan keluarga untuk membantu klien menghindar atau mengannkan
perhatian dari keinginan untuk memakai NAPZA lagi, anjurkan keluarga memberikan pujian
bila klien dapat berhenti walaupun 1 hari, 1 minggu atau 1 bulan; dan anjurkan keluarga
NAPZA.
a. Pasien
Sp1-P
Sp 2-P
b. Keluarga
Sp1-K
5. Evaluasi
NAPZA
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
atau istilah yang populer dikena; masyarakat sebagai NARKOBA (Narkotika dan Bahan/Obat
multisektor, dan peran serta masyarakat secara aktif yang dilaksanakan secara
3.2 Saran
1. Tenaga Kesehatan
Untuk menambah ilmu pengetahuan dan referensi dibidang kesehatan tentang efek
positif dan negatif pengguna Napza. Di dunia kesehatan memang dibutuhkan karena bisa
2. Masyarakat Umum
Sebagai ilmu agar masyarakat menjauhi dan tidak salah menggunakan tentang
Penyalahgunaan Napza d
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/19575764/Asuhan_KEperawatan_pada_pasien_dengan_ketergan