Anda di halaman 1dari 10

PRE-PLANNING TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

STIMULASI PERSEPSI PADA KLIEN DENGAN HALUSINASI


DI RUANG 8 (IRAWAN WIBISONO) RSJD Dr. AMINO
GONDOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Jiwa Tahap Profesi

Pembimbing Akademik:
Ns. Diyan Yuli Wijayanti, S.Kep., M.Kep
Pembimbing Klinik:
Ns. Zaeni, S.Kep

Oleh:
Meita Astriati Kusuma Dewi 22020118220079
Kartika Arin Andini 22020118220112
Diah Ayu Siska 22020118220114

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXXIII


DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
STIMULASI PERSEPSI PADA KLIEN DENGAN HALUSINASI
DI RUANG 8 (IRAWAN WIBISONO) RSJD Dr. AMINO
GONDOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH

A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan yang
signifikan di dunia, termasuk di Indonesia. Menurut data WHO (2016),
terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60 juta orang terkena bipolar,
21 juta terkena skizofrenia, serta 47,5 juta terkena dimensia. Di Indonesia,
dengan berbagai faktor biologis, psikologis dan sosial dengan
keanekaragaman penduduk; maka jumlah kasus gangguan jiwa terus
bertambah yang berdampak pada penambahan beban negara dan penurunan
produktivitas manusia untuk jangka panjang (Kemenkes RI, 2016). Jawa
tengah termasuk salah satu provinsi kategori tinggi penderita gangguan jiwa
berat dengan prevalensi 2,3 %. Angka itu lebih tinggi dari jawa barat 1,6, DKI
Jakarta 1,1 maupun jawa timur 2,2 % (Hapsari, 2015)
Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Dr. Amino Gondohutomo Semarang
merupakan salah satu RSJ yang menjadi pusat rujukan klien dengan
gangguan jiwa. Pada tahun 2012 pasien halusinasi berjumlah 3.444 pasien
dengan rata-rata perbulan 287 pasien, tahun 2013 meningkat menjadi 3.665
pasien dengan rata-rata perbulan 305. Pada bulan Januari 2014 jumlah pasien
halusinasi mencapai 300 pasien, kajadian ini menunjukan bahwa kasus
halusinasi semakin meningkat setiap tahunnya (Pencatatan Rekam Medis
RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang, 2013).
Salah satu bentuk gangguan jiwa yang terdapat di seluruh dunia adalah
skizofrenia. Skizofrenia adalah penyakit neurologis yang mempengaruhi
persepsi klien, cara berpikir, bahasa, emosi dan perilaku sosialnya. Salah satu
gejala yang paling sering muncul pada Skizofrenia adalah munculnya
halusinasi yaitu sekitar 70 % (Yosep, 2007).. Halusinasi merupakan kondisi
terganggunya persepsi sensori seseorang dimana tidak terdapat stimulus
(Yosep & Sutini, 2016). Klien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada.
Stimulus tersebut dapat berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan atau
penciuman (Muhith, 2015). Klien dengan halusinasi cenderung menarik diri,
sering ditemukan duduk terpaku dengan pandangan mata pada satu arah
tertentu, melamun, tersenyum atau berbicara sendiri, secara tiba-tiba marah
atau menyerang orang lain, gelisah, melakukan gerakan seperti sedang
menikmati sesuatu. Juga keterangan dari pasien sendiri tentang halusinasi
yang dialaminya (apa yang dilihat, didengar atau dirasakan) (Struart, 2013).
Berdasarkan hasil pengkajian di Rawat Inap ruang 8 (Irawan Wibisono)
RSJD Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah didapatkan data bahwa
ada 8 pasien (36,3,3%) dari 22 pasien mengalami halusinasi. Halusinasi
merupakan masalah jiwa terbanyak di Rawat Inap ruang 8 (Irawan Wibisono)
dimana pasien mengalami gangguan persepsi sensori: halusinasi dengan
gejala seperti berbicara sendiri, tersenyum sendiri, tertawa sendiri,
menyendiri, mendengar suara yang mengajak bercakap-cakap atau menyuruh
melakukan suatu tindakan berbahaya, mendengar bayangan, sinar, hantu,
mencium bau-bauan, merasa takut atau senang dengan halusinasinya, dan
kadang-kadang marah. Gejala tersebut sering terjadi pada waktu tertentu saat
klien sedang sendirian. Gejala seperti ini tentunya akan menganggu proses
interaksi dan komunikasi pada klien. Tindakan keperawatan yang dapat
dilakukan untuk mengatasi gejala tersebut adalah terapi kelompok dan terapi
individu. Terapi aktivitas kelompok merupakan salah satu upaya yang dapat
dilakukan dalam satu waktu.
Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi bertujuan untuk merangsang
kemampuan sensori visual dan auditori klien halusinasi. Terapi aktivitas
kelompok diperlukan dalam praktik keperawatan jiwa untuk mengatasi
gangguan interaksi dan komunikasi serta merupakan salah satu keterampilan
terapeutik. Terapi aktivitas kelompok merupakan bagian dari terapi modalitas
yang berupaya meningkatkan psikoterapi dalam waktu yang bersamaan.
Terapi aktivitas kelompok memiliki dua tujuan umum, yaitu tujuan terapeutik
dan tujuan rehabilitatif.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti terhadap kemampuan
responden ialah masih terdapat 3 pasien yang klien belum bisa membedakan
antara realita dan non realita, mengenal penyebab, tanda dan gejala, frekuensi
halusinasi, ketidaktahuan klien dalam mengenal cara mengendalikan
halusinasi.. Berdasarkan alasan-alasan di atas, maka kami bermaksud untuk
melakukan terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi berupa pengenalan
terhadap halusinasi di Ruang 8 (Irawan Wibisono) RSJD Dr. Amino
Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah.
B. TOPIK
Terapi aktivitas kelompok : stimulasi persepsi ditujukan pada klien dengan
masalah keperawatan gangguan persepsi: Halusinasi.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Klien mampu mengontrol halusinasi.
2. Tujuan khusus
a. Klien mampu mengenal penyebab, tanda dan gejala, frekuensi
halusinasi
b. Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara menghardik:
- Menjelaskan cara menghardik
- Memperagakan cara menghardik
c. Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara menggunakan obat
- Menjelaskan pentingnya penggunaan obat
- Menjelaskan bila obat tidak digunakan sesuai program
- Menjelaskan akibat putus obat
- Menjalaskan cara mendapat obat/berobat
- Menjelaskan cara menggunakan obat dengan prinsip 6 benar (benar
jenis, guna, frekuensi, dosis, cara, kontinuitas minum obat)
D. SASARAN
- Klien di rawat di ruang 8 (Irawan Wibisono) yang mengalami gangguan
persepsi halusinasi
- Klien yang sudah kooperatif
- Klien yang sudah mampu berinteraksi
E. STRUKTUR KEGIATAN
Tempat : Ruang 8 (Irawan WIbisono) RSJD Dr. Amino
Goindohutomo Provinsi Jawa Tengah
Hari/Tanggal : Jum’at, 11 Oktober 2019
Waktu : 09.00-10.00 WIB

Setting Tempat
Ket :

: Leader

: Observer, media

: Fasilitator

: Peserta
F. METODE
Dinamika kelompok dan diskusi
G. PEMBAGIAN TUGAS
Leader : Kartika Arin Andini
Fasilitator : Diah Ayu Siska
Observer, media : Meita Astriati KD
H. ALAT / MEDIA YANG DIGUNAKAN
Pemutar musik dan speaker
Bola plastik kecil
Name Tag
Alat tulis
Meja
Kursi

I. TAHAP PELAKSANAAN
Fase Orientasi
“Assalamualaikum, selamat pagi bapak-bapak semuanya. Perkenalkan
kami mahasiswa Keperawatan Undip. Bagaimana kabarnya hari ini bapak-
bapak sekalian?”
Fase Kerja
Pelaksanaan TAK stimulasi persepsi
1. Pembukaan dan kontrak waktu
“Bapak-bapak semuanya, pagi ini kami akan mengajak bapak-bapak
untuk bermain estafet bola, selama 35 menit di ruang ini. Tujuannya
kami ingin membantu bapak untuk mengenal halusinasi dan
mengontrolnya. Apakah bapak bersedia?”
2. Permainan
-Klien yang telah diseleksi dikumpulkan di tempat yang cukup luas dan
duduk membentuk lingkaran
-Musik diputar dengan estafet bola
-Musik dihentikan, bola berhenti pada salah satu peserta TAK,
kemudian peserta yang mendapatkan bola diminta untuk berdiri
dan melaksanakan instruksi yang diberikan oleh leader
-Peserta TAK tersebut melakukan instruksi dengan bantuan fasilitator
-Setelah peserta menjalankan instruksi, perawat dan peserta TAK
memberikan reinforcement positif berupa tepuk tangan.
-Kemudian permainan dilanjutkan dengan cara yang sama
-Selama kegiatan berlangsung observer mengamati jalannya acara.
Fase Terminasi
1) Mengevaluasi respon dan perasaan klien
“Bagaimana Pak perasaannya setelah bermain tadi?”
2) Melakukan evaluasi objektif
“Apa saja yang sudah kita pelajari tadi?” “Bagus Pak yang tadi sudah
benar”
3) Membuat rencana tindak lanjut
“Karena sudah belajar cara mengontrol halusinasi dengan menghardik,
sebaiknya bapak-bapak sekalian bisa mempraktekan cara menghardik
setiap halusinasi muncul. Siap Bapak? Untuk selanjutnya nanti
dilaksanakan lagi permainan bersama perawat ruangan disini ya
Bapak-bapak?”
4) Mengucapkan terima kasih dan salam penutup
“Terima kasih bapak atas kerjasamanya, semoga bermanfaat. Kami
pamit dahulu. Wassaamualaikum”
5) Memberikan reinforcement positive
J. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Meminta ijin dan menentukan waktu pelaksanaan pendidikan
kesehatan ke Rawat Inap Ruang 8 (Irawan Wibisono) RSJD
Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah
b. Mendata pasien
c. Membuat proposal TAK
d. Mengkonsultasikan proposal ke pembimbing klinik
e. Mempersiapkan media TAK
f. Mempersiapkan tempat
g. Membuat laporan TAK
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan TAK dilaksanakan tepat waktu
b. Peserta antusias mengikuti kegiatan TAK sampai dengan selesai
c. Peserta berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan TAK
d. Penyaji dapat memberikan TAK dengan baik
3. Evaluasi Hasil
Persentase jumlah klien yang mengikuti kegiatan sesuai dengan yang
direncanakan:
a. 62,5 % (5 dari 8 orang) dari jumlah klien mampu mengidentifikasi
halusinasi yang dialami.
b. 62,5 % (5 dari 8 orang) dari jumlah klien mampu mengontrol
halusinasi dengan berbagai cara.
c. 62,5 % (5 dari 8 orang) dari jumlah klien mampu mematuhi
instruksi permainan.
d. 62,5 % (5 dari 8 orang) dari jumlah klien mengikuti kegiatan terapi
aktivitas kelompok dari awal sampai akhir.
Lembar Observasi Kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok

1. Evaluasi Non-Verbal

NAMA KLIEN
NO ASPEK YANG DINILAI

1. Mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir


2. Mengikuti peraturan kegiatan dengan baik
3. Mendengarkan saat klien lain berbicara
4. Mampu mengikuti perintah instruksi permainan
5. Mengungkapkan perasaan setelah selesai kegiatan
JUMLAH
Keterangan:
Dilakukan : Nilai 1
Tidak dilakukan : Nilai 0
2. Evaluasi Verbal

NAMA KLIEN
NO ASPEK YANG DINILAI Total Nilai

1. Klien mampu mengenal


halusinasi yang dialami

2. Klien mampu mengontrol


halusinasi

3. Klien mampu
menterjemahkan perintah
sesuai dengan permainan

4. Klien mampu mengikuti


instruksi permainan yang
telah ditentukan

Keterangan:
Dilakukan : Nilai 1
Tidak dilakukan : Nilai 0
DAFTAR PUSTAKA

Muhith, A. (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:


Andi.
Struart, G. (2013). Principles and practice of psychiatric nursing (8th ed.).
Misouri: Mosby.
Yosep, I. & Sutini, T. (2016). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika
Aditama.
Hapsari,H& Himawan,S.(2015).Gangguan jiwa berat ancam potensi
masyarakat.http://www.koransindo.com/news.php?r=4&n=0 &date=2015-
10-11/ diperoleh tanggal 09 Oktober 2019
Kemenkes RI. (2016). Peran Keluarga Dukung Kesehatan Jiwa Masyarakat.
http://www.depkes.go.id/article/print/16100700005/peran-keluarga-dukung-
kesehatan-jiwa-masyarakat.html diperoleh tanggal 09 Oktober 2019
Pencatatan Rekam Medis RSJD Dr. Amono Gondohutomo Semarang. (2013)

Anda mungkin juga menyukai