Anda di halaman 1dari 14

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2023/2024 Ganjil (2023.2)

Nama Mahasiswa : Kartika Arin Andini

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 857622561

Tanggal Lahir : 25 Desember 1995

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4105 / Strategi Pembelajaran di SD

Kode/Nama Program Studi : 118 / PGSD-S1

Kode/Nama UT-Daerah : 41 / Purwokerto

Hari/Tanggal UAS THE : Sabtu / 23 Desember 2023

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Kartika Arin Andini


NIM : 857622561
Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4105 / Strategi Pembelajaran di SD
Fakultas : FKIP
Program Studi : PGSD-S1
UT-Daerah : Purwokerto

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Purbalingga, 23 Desember 2023

Yang Membuat Pernyataan

Kartika Arin Andini


BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

JAWABAN SOAL NO 1:
Langkah-langkah yang sistematis agar kegiatan pra pembelajaran berlangsung efektif yaitu:
1. Menciptakan Sikap dan Suasana Kelas yang Menarik
Kondisi belajar dapat dipengaruhi oleh sikap guru di depan kelas. Guru harus memperlihatkan
sikap yang menyenangkan supaya siswa tidak merasa tegang, kaku, bahkan takut mengikuti
pembelajaran. Kondisi yang menyenangkan ini harus diciptakan mulai dari awal pembelajaran
sehingga menyenangkan ini harus diciptakan mulai dari awal pembelajaran hingga siswa akan
mampu melakukan aktifitas belajar dengan penuh percaya diri tanpa ada tekanan yang dapat
menghambat kreativitasnya.
2. Memeriksa Kehadiran Siswa
Kegiatan yang biasa dilakukan guru pada pertama pembelajaran adalah mengecek kehadiran
siswa. Untuk menghemat waktu dalam mengecek kehadiran siswa, guru dapat mengajukan
pertanyaan kepada siswa yang hadir tentang siswa yang tidak hadir dan alasan ketidakhadirannya.
Dengan selalu mengecek kehadiran, secara tidak langsung guru telah memberikan motivasi
terhadap siswa, berdisiplin dalam mengikuti pelajaran, dan membiasakan diri memberitahukan
ketidakhadirannya kepada guru baik secara lansung maupun melalui temannya secara lisan atau
tertulis.
3. Menciptakan Kesiapan Belajar Siswa
Kegiatan belajar perlu didasari oleh kesiapan dan semangat belajar siswa. Kesiapan belajar siswa
merupakan salah satu prisip belajar yang sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar
siswa. Oleh karena itu, guru perlu membantu pengembangan kesiapan belajar dan menumbuhkan
semangat siswa dalam belajarnya.
Ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan guru dalam menciptakan kesiapan dan semangat
siswa dalam belajar, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Membantu atau membimbing siswa dalam mempersiapkan fasilitas/sumber belajaryang
diperlukan dalam kegiatan belajar.
b. Menciptakan kondisi belajar untuk meningkatkan perhatian siswa dalam belajar.
c. Menunjukkan minat dan penuh semangat yang tinggi dalam mengajar.
d. Mengontrol (mengelola) seluruh aktivitas siswa mulai dari awal sampai akhir pembelajaran.
e. Menggunakan berbagai media pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran dan minat
siswa.
f. Mengembangkan kegiatan belajar yang memungkinkan siswa dapat melakukannya.

4. Menciptakan Suasana Belajar yang Demokratis


Untuk menciptakan suasana yang belajar yang demokratis guru harus membimbing siswa agar
berani menjawab, berani bertanya, berani berpendapat atau berani mengeluarkan ide-ide, dan
berani memperlihatkan unjuk kerja (performace). Kegiatan yang dapat dilakukan guru pada
kegiatan prapembelajaran dantaranya mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab siswa
atau meminta siswa berpendapat atau mengeluarka gagasan. Suasanya yang demokratis harus
dikondisikan sejak awal pembelajaran. Guru harus selalu memberikan kesempatan pada siswa
untuk melakukan kreativitas. Pemberian kesempatan seperti ini akan memingkinkan guru untuk
mengembangkan bakat dan kenggulan yang dimiliki oleh siswa.

Langkah-langkah yang sistematis agar kegiatan awal pembelajaran berlangsung efektif yaitu:
1. Menimbulkan motivasi dan perhatian siswa
Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa merupakan kegiatan yang perlu dilaksanakan
pada setiap tahapan kegiatan pembelajaran. Khususnya pada tahap awal pembelajaran, siswa
perlu difokuskan perhatiannya pada materi yang akan dibahas. Untuk itu, guru hendaknya
melakukan kegiatan yang dapat menarik perhatian siswa. Msalnya dengan menyampaikan cerita
yang menimbulkan pertanyaan, menunjukkan gambar atau alat peraga, pengajuan pertanyaan
atau alat peraga yang menarik perhatian dapat menimbulkan motivasi belajar siswa. Dengan
tumbuhnya motivasi pada siswa, proses pembelajaran akan berlangsung lebih mudah.
2. Memberi Acuan
Dalam kaitan dengan kegiatan awal pembelajaran, memberi acuan diartikan sebagai upaya
guru dalam menyampaikan secara spesifik dan singkat gambaran umum tentang hal-hal yang
akan dipelajari dan kegiatan yang akan ditempuh selama pembelajaran berlangsung. Kegiatan
yang dapat dilakukan guru dalam memberi acuan, diantaranya sebagai berikut.
a. Memberitahukan tujuan(kemampuan) yang diharapkan atau garis besar materi yang akan
dipelajari
Kegiatan yang paling awal yang perlu dilakukan guru sebelum membahas pelajaran adalah
memberitahukan tujuan atau kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa setelah pembelajaran
dilakukan atau garis besar materi yang akan dipelajari siswa.
Dengan informasi tersebut siswa akan memperoleh gambaran yang jelas tentang
kemampuan yang dikuasai dan ruang lingkup materi yang akan dipelajari.
b. Menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang akan ditempuh siswa
Dengan menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan selam pembelajaran berlangsung,
siswa akan terarah usahanya untuk mencapai kemampuan atau menguasai topik-topik tersebut.
Misalnya jika dalam pembelajaran akan digunakan diskusi maka guru harus menyampaikan
teknik/prosedur diskusi tersebut jika yang digunakn eksperimen maka guru harus menyampaikan
teknik/prosedur eksperimen atau jika pembelajaran akan berlangsung dengan kerja kelompok
maka guru membentuuk kelompok dan menyampaikan teknik atau prosedur kerja kelompok
tersebut, dan begitu pula tentang strategi-strategi lainnya.
3. Membuat Kaitan
Siswa akan tertarik terhadap pelajaran yang diberikan apabila mereka melihat kaitan atau
hubungan dengan apa yang telah dikenal atau sesuai dengan pengalaman mereka terdahulu atau
sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka. Oleh karena itu salah satu cara untuk menarik dan
memusatkan perhatian siswa terhadap materi yang akan dipelajari adalah dengan membuat
kaitan.
a. Mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya
Apabila materi yang akan dibahas memiliki kaitan langsung atau menuntut penguasaan
siswa terhadap materi sebelumnya maka kegiatan awal pembelajaran dapat dilakukan dengan
mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari siswa. Dengan
menunjukkan hubungan antara apa yang telah dipelajari siswa dengan materi yang akan
dipelajari, siswa akan memperoleh gambaran yang utuh tentang materi dan siswa melihat bahwa
materi dan siswa melihat bahwa materi yang dipelajari tidak berdiri tetapi saling berkaitan.
b. Menunjukkan manfaat materi yang dipelajari.
Siswa akan termotivasi untuk mengikuti pelajaran apabila mereka melihat manfaat yang
akan diperoleh apabila mereka menguasai materi tersebut. Untuk itu, pada kegiatan awal
pembelajaran guru hendaknya menunjukkan kaitan antara penguasaan kompetensi atau materi
yang dipelajari dengan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya, apabila guru akan membahas tentang makanan bergizi, guru dapat menunjukkan
manfaat pelajaran tersebut bagi pertumbuhan tinggi dan berat badan siswa.
c. Meminta siswa mengemukakan pengalaman yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas
Pada kegiatan awal pembelajaran guru dapat meminta siswa untuk mengemukakan
pengalamannya yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas. Misalnya ketika akan
membahas tentang bentuk pemukaan bumi, guru dapat meminta anak untuk mengemukakan
pengalaman berliburnya (kepantai atau kepegunungan).
Dengan melihat kaitan antara apa yang akan dipelajari dengan pengalaman yang dimiliki,
diharapkan siswa akan termotivasi dan memusatkan perhatiannya pada pelajaran yang akan
berlangsung.
4. Melaksanakan Tes Awal
Tes awal atau pre-test dilaksanakan untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana materi
atau bahan pelajaran yang akan dipelajari sudah dikuasai oleh siswa. Informasi ini akan
digunakan oleh guru untuk menentukan dari mana pembahasan materi baru akan dimulai. Tes
awal dapat dilakukan dengan cara lisan yang ditujukan pada beberapa siswa yang dianggap
representatif (mewakili) seluruh siswa.
Dalam keseluruhan proses pembelajaran, alokasi waktu atau untuk kegiatan awal
pembelajaran relatif singkat. Oleh karena itu, guru diharapkan memiliki kemampuan untuk
menciptakan kondisi awal pembelajaran yang efektif yang mendukung proses dan hasil
pembelajaran yang optimal. Untuk itu, ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru sejalan
dengan tugasnya di sekolah, khususnya dalam melaksanakan kegiatan awal pembelajaran
diantaranya adalah guru hendaknya :
a. Memahami latar belakang (termasuk kemampuan) siswa,
b. Dapat membangkitkan (menarik) perhatian siswa sehingga perhatian siswa terpusat pada
pelajaran yang akan diikutinya.
c. Dapat memberikan bimbingan belajar secara kelompok maupun individu,
d. Dapat menciptakan interaksi edukatif yang efektif sehigga siswa merasakan adanya suasana
belajar yang aman dan menyenangkan,
e. Memberikan penguatan kepada siswa
f. Menanamkan disiplin pada siswa.
JAWABAN SOAL NO 2 :
Pada konteks pembelajaran materi "keliling bangun datar persegi" di SDN Pasirjati, Bu Ami berperan
sebagai guru yang memiliki tanggung jawab untuk memastikan siswa memahami konsep tersebut.
Untuk mencapai tujuan ini, diperlukan keterampilan bertanya yang baik agar interaksi antara guru dan
siswa berjalan efektif. Dalam konteks ini, kita akan merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang dapat
membantu Bu Ami membangun pemahaman konsep siswa dengan merujuk pada komponen-
komponen keterampilan bertanya dasar.
Komponen-Komponen Keterampilan Bertanya Dasar:
1. Kemantapan Pertanyaan
 Pertanyaan Terbuka
Bu Ami dapat mengajukan pertanyaan terbuka yang memerlukan pemikiran siswa untuk
memberikan jawaban yang lebih mendalam.
Contohnya, "Bagaimana kita bisa menemukan keliling bangun datar persegi?"
 Pertanyaan Tertutup
Pertanyaan ini dapat digunakan untuk memastikan pemahaman dasar. Misalnya, "Berapa
panjang sisi persegi jika satu sisinya 5 cm?"
2. Ketepatan Sasaran Pertanyaan
 Pertanyaan Terarah
Menanyakan sesuatu yang langsung berhubungan dengan konsep keliling bangun datar
persegi. Misalnya, "Apa yang dimaksud dengan keliling bangun datar?"
 Pertanyaan Mendorong Refleksi
Bertanya agar siswa dapat merenung dan meresapi konsep.
Contohnya, "Mengapa kita menggunakan rumus 4 kali panjang sisi untuk menghitung keliling
persegi?"
3. Relevansi Pertanyaan
 Pertanyaan Kontekstual
Bu Ami dapat mengaitkan pertanyaan dengan konteks sehari-hari atau kehidupan siswa.
Misalnya, "Bagaimana konsep keliling bangun datar persegi dapat diterapkan dalam aktivitas
sehari-hari?"
 Pertanyaan Terintegrasi
Menyusun pertanyaan yang terintegrasi dengan konsep-konsep matematika lainnya.
Contohnya, "Jika keliling persegi adalah 20 cm, berapa panjang sisi persegi tersebut?"
4. Pertimbangan Tingkat Kesulitan Pertanyaan
 Pertanyaan Mudah
Untuk membangun kepercayaan diri siswa. Misalnya, "Berapa keliling persegi jika sisi persegi
memiliki panjang 3 cm?"
 Pertanyaan Menantang
Menantang siswa untuk berpikir lebih dalam.

Contohnya, "Mengapa keliling persegi selalu merupakan jumlah dari keempat sisinya?"
Pertanyaan-Pertanyaan yang Membangun Pemahaman Konsep:
1. Pertanyaan Awal untuk Mengevaluasi Pemahaman Awal
 Apa yang sudah kita pelajari tentang keliling bangun datar sejauh ini?
 Apa yang kalian ketahui tentang persegi?
2. Pertanyaan Introduksi Konsep
 Apa yang dimaksud dengan keliling bangun datar persegi?
 Bagaimana kita dapat mengukur panjang sisi bangun datar persegi?
3. Pertanyaan Pengembangan Konsep
 Mengapa keliling bangun datar persegi disebut sebagai jumlah panjang semua sisinya?
 Apakah kita bisa menggunakan cara lain untuk menghitung keliling persegi?
4. Pertanyaan Aplikatif
 Bagaimana kita dapat menggunakan konsep keliling persegi dalam kehidupan sehari-hari?
 Dapatkah kalian memberikan contoh situasi di mana kita perlu menghitung keliling bangun
datar?
5. Pertanyaan Evaluatif
 Apa yang terjadi jika salah satu sisi persegi memiliki panjang yang berbeda dengan sisi
lainnya?
 Bagaimana kita tahu bahwa rumus 4 kali panjang sisi benar untuk menghitung keliling
persegi?
JAWABAN SOAL NO 3:

Berikut adalah skenario pembelajaran yang dapat membantu Ismi mencapai tujuan pembelajaran dengan
sukses:

1. Identifikasi Kebutuhan Individu Ismi


Pertama-tama, Bu Indri perlu melakukan evaluasi mendalam terhadap kemampuan dan kebutuhan
individu Ismi. Hal ini dapat melibatkan observasi langsung, percakapan pribadi, dan mungkin juga
konsultasi dengan orang tua atau wali Ismi. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang kebutuhan
dan preferensi Ismi, Bu Indri dapat merancang pendekatan pembelajaran yang lebih sesuai.

2. Pembelajaran Berbasis Proyek


Mengingat Ismi cenderung menyendiri dan kurang suka berinteraksi dengan teman sekelompok,
pendekatan pembelajaran berbasis proyek dapat menjadi solusi yang efektif. Ismi dapat diberikan
proyek atau tugas mandiri yang sesuai dengan tingkat pemahamannya. Dalam hal ini, proyek dapat
diadaptasi agar sesuai dengan kurikulum dan memungkinkan Ismi untuk mengembangkan
pemahamannya tanpa terlalu banyak tekanan sosial.

3. Penggunaan Teknologi Pembelajaran


Memanfaatkan teknologi dapat menjadi cara efektif untuk membantu Ismi belajar secara mandiri.
Aplikasi pembelajaran interaktif atau permainan edukatif dapat disesuaikan dengan tingkat kesulitan
dan kecepatan belajar Ismi. Hal ini tidak hanya membuat pembelajaran lebih menarik, tetapi juga
memungkinkan Ismi untuk mengikuti pembelajaran tanpa harus bersaing secara langsung dengan
teman-temannya.

4. Pembimbingan Pribadi
Memberikan waktu dan perhatian ekstra kepada Ismi melalui sesi pembimbingan pribadi dapat
membantu memahami lebih dalam kebutuhan akademisnya. Bu Indri dapat memberikan dukungan
tambahan, menjelaskan konsep-konsep yang sulit, dan memberikan umpan balik yang konstruktif.
Pembimbingan pribadi dapat memberikan Ismi rasa percaya diri yang diperlukan untuk mengatasi
kesulitan belajarnya.
5. Pengelolaan Kelas yang Inklusif
Penting bagi Bu Indri untuk menciptakan atmosfer kelas yang inklusif dan mendukung. Mengadakan
diskusi kelas yang positif, mendorong kolaborasi, dan menghormati perbedaan setiap siswa dapat
membantu mengurangi tekanan sosial yang mungkin dirasakan oleh Ismi. Guru juga dapat
memberikan contoh positif kepada siswa lain tentang bagaimana berinteraksi dengan teman sekelas
yang berbeda.

6. Program Pembelajaran Diferensial


Merancang materi pembelajaran dengan pendekatan diferensial dapat membantu Ismi dalam
memahami materi secara lebih mendalam. Bu Indri dapat menyediakan berbagai sumber daya dan
materi tambahan yang dapat diakses oleh Ismi sesuai kebutuhannya. Pendekatan ini memungkinkan
Ismi untuk belajar sesuai dengan kecepatan dan gaya belajarnya sendiri.

7. Pemberdayaan Siswa
Memberikan tanggung jawab kepada Ismi dalam lingkungan pembelajaran dapat meningkatkan rasa
kepemilikan dan motivasi belajarnya. Bu Indri dapat memberikan tugas-tugas tanggung jawab yang
sesuai dengan minat dan keahlian Ismi, sehingga ia merasa memiliki peran yang signifikan dalam
proses pembelajarannya.

8. Pelibatan Orang Tua


Menggandeng orang tua Ismi dalam proses pembelajaran juga penting. Bu Indri dapat menjadwalkan
pertemuan rutin dengan orang tua Ismi untuk berdiskusi tentang perkembangan akademis dan
sosialnya. Kolaborasi antara guru dan orang tua dapat memberikan dukungan holistik untuk Ismi.

9. Program Anti-Bullying
Untuk mengatasi permasalahan bullying yang mungkin dihadapi oleh Ismi, Bu Indri dapat
mengimplementasikan program anti-bullying di kelas. Ini dapat mencakup penyuluhan tentang
pentingnya sikap menghargai perbedaan dan mengatasi konflik dengan cara yang positif.

10. Pemantauan dan Evaluasi Terus-Menerus


Langkah selanjutnya dalam skenario pembelajaran adalah pemantauan dan evaluasi terus-menerus
terhadap perkembangan Ismi. Bu Indri perlu terus memantau kemajuan akademis dan sosialnya, dan
jika diperlukan, menyesuaikan skenario pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan individunya.

JAWABAN SOAL NO 4:

Langkah-langkah pembelajaran yang dapat diambil oleh Pak Fahrezan, mencakup kegiatan awal, inti,
dan penutup yaitu:

Kegiatan Awal: Membangkitkan Minat dan Keterlibatan Siswa


a. Pengenalan Tema:
 Memperkenalkan tema pembelajaran dengan menyoroti pentingnya berbicara dalam Bahasa
Inggris untuk mendukung usaha menjual oleh-oleh khas Bandung.
 Menyajikan gambar atau contoh produk oleh-oleh untuk menarik perhatian siswa.
b. Kuis Ringan:
 Mengadakan kuis singkat dengan pertanyaan sederhana seputar oleh-oleh khas Bandung untuk
mengukur pengetahuan awal siswa.
 Memastikan suasana kelas menjadi santai dan menyenangkan.
c. Aktivitas Pendahuluan:
 Menyelenggarakan permainan atau aktivitas kreatif yang melibatkan siswa secara aktif, seperti
permainan peran memainkan pedagang oleh-oleh.

Kegiatan Inti: Membangun Keterampilan Berbicara dalam Bahasa Inggris

a. Simulasi Percakapan:

 Memulai dengan simulasi percakapan sederhana seputar penjualan oleh-oleh khas Bandung.
 Menggunakan peran berbeda, seperti pembeli dan penjual, untuk mempraktikkan tindak tutur yang
melibatkan meminta, memberi informasi, dan mengajak.

b. Permainan Peran:
 Mengorganisir permainan peran berbasis situasi nyata, di mana siswa dapat berlatih berbicara
dalam Bahasa Inggris dalam konteks penjualan oleh-oleh.
 Memberikan umpan balik positif dan konstruktif untuk meningkatkan percakapan siswa.

c. Diskusi Kelompok:

 Membagi siswa menjadi kelompok kecil dan memberikan topik terkait oleh-oleh khas Bandung
untuk didiskusikan dalam Bahasa Inggris.
 Mendorong siswa untuk berbicara aktif dan saling berbagi ide.

3. Kegiatan Penutup: Menyimpulkan dan Mengevaluasi

a. Refleksi Bersama:

 Melibatkan siswa dalam sesi refleksi bersama, di mana mereka dapat berbagi pengalaman dan
kendala dalam berbicara Bahasa Inggris.
 Mendorong siswa untuk menyampaikan perasaan dan pengamatan mereka.

c. Evaluasi Keterampilan Berbicara:

 Menggunakan rubrik penilaian untuk mengevaluasi kemajuan siswa dalam keterampilan berbicara,
termasuk penguasaan tindak tutur yang melibatkan meminta, memberi informasi, dan mengajak.

d. Tugas Rumah:

 Menugaskan tugas rumah yang melibatkan siswa dalam membuat presentasi singkat tentang
produk oleh-oleh khas Bandung dalam Bahasa Inggris.
 Memberikan umpan balik tertulis untuk setiap presentasi.

Bercakap-cakap untuk meminta/memberi informasi secara berterima yang melibatkan tindak


tutur: mengenalkan diri, mengajak, meminta ijin, memberi ijin, menyetujui, tidak menyetujui, dan
melarang, dapat dilakukan Langkah-langkah sebagai berikut:
a. Pengenalan Tindak Tutur:
 Memberikan pemahaman mendalam tentang tindak tutur, seperti mengenalkan diri, mengajak,
meminta izin, memberi izin, menyetujui, tidak menyetujui, dan melarang.

b. Contoh Percakapan:
 Menyajikan contoh-contoh percakapan dalam Bahasa Inggris yang melibatkan tindak tutur yang
relevan dengan aktivitas penjualan oleh-oleh.
 Menjelaskan situasi dan konteks penggunaan masing-masing tindak tutur.
c. Latihan Berulang:
 Memberikan latihan berulang untuk setiap jenis tindak tutur, memastikan bahwa siswa memiliki
pemahaman yang mendalam dan dapat mengaplikasikannya dalam konteks sehari-hari.
d. Penggunaan Media Pembelajaran:
 Memanfaatkan media pembelajaran, seperti video atau rekaman audio, untuk memberikan model
percakapan yang benar dalam Bahasa Inggris.
 Menggunakan gambar atau video tentang tempat wisata Pangalengan untuk meningkatkan
pemahaman siswa tentang konteks percakapan.

Anda mungkin juga menyukai