Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran atas
pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Bumiayu, 22 Desember 2021
Syifa Nabila
1. Dalam contoh kasus pada soal, tradisi yang sedang diajarkan oleh guru tersebut adalah tradisi reflektif
inquiry. Karena
Social student taught as reflective inquiry yaitu pembelajaran IPS sebagai inkuiri reflektif merupakan
proses berpikir yang mendalam dan merefleksikan pengalaman atau dengan kata lain dapat dikatakan
sebagai proses merenung oleh karena itu proses inkuiri reflektif atau berpikir untuk memeriksa atau
meneliti suatu persoalan, tetapi berhubungan denga sikap.
Maka penekanan yang terpenting adalah bagaimana seorang guru memberikan motivasi agar siswa dapat
berpikir. Guru membantu siswa untuk menggunakan pikirannya secara logis dan mengadakan penelitian
secara ilmiah untuk mendapatkan jawaban atas issu-issu, pertanyaan-pertanyaan, atau masalah-masalah
yang diajukan seperti pada soal yaitu masalah tentang persoalan-persoalan lingkungan. Guru tidak
meminta siswa untuk menghapalkan issu atau masalah tetapi mengevaluasi bahan-bahan tersebut secara
kritis. Reflective inquiry atau analisis dapat dikategorikan sebagai suatu pendekatan nilai manakala
siswa dibantu untuk menggunakan pikirannya secara rasional, proses menganalisa keterkaitan dan
konseotualisasi nilai-nilai tersebut.
2. Pada soal terjadi masalah yang terjadi adalah diskriminasi yang dilakukan oleh guru kepada murid-
muridnya, dimana guru lebih mementingkan muridnya yang berkasta sosial lebih tinggi sedangkan
murid yang berkasta sosial rendah, guru tersebut mengesampingkannya.
Dalam pasal 1 ayat 3 UU no. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, dinyatakan bahwa diskriminasi
adalah setiap pembatasan, pelecehan, atau pengecualian yang langsung maupun tidak langsung
didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status
sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa, keyakinan politik yang berakibat pengurangan,
penyimpangan atau penghapusan, pengakuan, pelaksanaan atau penggunaan hak asasi manusia dan
kebebasan dasar dalam kehidupan baik individual maupun kolektif dalam bidang politik, ekonomi,
hukum, sosial, budaya, dan aspek kehidupan lainnya.
bentuk diskriminasi yang dilakukan guru tersebut adalah diskriminasi berdasarkan kasta sosial. Sikap
yang harus guru tunjukan kepada ke tiga muridnya adalah tidak membeda-bedakan atau
mendiskriminasi murid-muridnya. Guru sebagai tauladan bagi siswa harus menunjukan sikap yang tegas
dan bijaksana, sedangkan perilaku diskriminasi menunjukan adanya ketimpangan sikap kemanusiaan
yang seharusnya guru memberikan tauladan yang baik, tidak diskriminatif terhadap sesiapa saja
termasuk muridnya. Menyelesaikan permasalahan siswa datang terlambat juga tidak boleh dengan
hukuman yang keras, Menyelesaikan masalah keterlambatan siswa, dapat dengan menggunakan teori
behavior yaitu reinforecement positif. Pada dasarnya teori pembelajaran ini berangkat dengan asumsi
memberi penjelasan dan pengarahan agar siwa tidak datang terlambat. Sebagai guru, harus
memperlakukan siswanya dengan baik, kita tidak tahu siswa tersebut dating terlambat karena alas an
apa, mungkin karena hal yang mendesak, karena tidak selalu siswa datang terlambat karena suatu
kesalahan.
Jika seorang guru mendapati adanya guru yang melakukan diskriminasi kepada siswanya, guru tersebut
harus menegur guru yang melakukan Tindakan diskriminasi dengan sopan dan bijaksana. Menegur saat
berhadapan empat mata tanpa ada orang lain agar tidak membuat guru tersebut tersinggung dan merasa
malu, dan memberikan ruang untuk guru merenungi kesalahannya. Memberikan pengertian kepada guru
agar tidak melakukan diskriminasi kepada siapa saja terutama muridnya. Kita juga harus menjelaskan
bahwa sikap diskriminasi akan memberikan dampak negative terhadap siswa dan juga pelaku
diskriminasi itu sendiri.
3. Model Pembelajaran inquiry learning adalah kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik
untuk mengajukan pertanyaan, melakukan penyelidikan atau pencarian, eksperimen hingga penelitian
secara mandiri untuk mendapatkan pengetahuan yang mereka butuhkan. Dalam model ini, peserta didik
diarahkan agar dapat mencari tahu sendiri materi yang disajikan dalam pembelajaran dengan cara
mengajukan pertanyaan dan investigasi mandiri.
SKENARIO PEMBELAJARAN
dengan menggunakan inquiry-based learning
Guru : “Nanti pada akhir pembelajaran, dengan mencari dan mengolah informasi tentang krisis
lingkungan yang terjadi di seluruh dunia, kalian mampu memahami apa itu krisis lingkungan dan
cara mengatasinya”
B. Kegiatan Inti
Guru : “Baiklah anak-anak disini Ibu mempunyai beberapa poster tentang krisis lingkungan yang
ada di bumi kita” (Guru menempelkan poster di papan tulis)
Guru : “Coba sekarang dari poster ini apa yang kalian lihat?”
Siswa : “Keadaan bumi tidak sehat lagi bu”
Guru : “Pintar! Ada lagi?”
Siswa : “kekurangan air bu”
Guru : “Bagus! Ada lagi?”
Siswa : “Kurang listrik bu”
Guru : “iya hebat sekali, nah dari poster ada yang ingin kalian tanyakan kepada bu guru?”
Siswa : “Bu apa benar bumi kita sekarang dalam keadaan seperti yang ada pada poster?”
Guru : “pertanyaan yang sangat bagus, coba kalian sekarang duduk berkelompok, masing-masing
kelompok terdiri dari 6 siswa, lalu susunlah daftar pertanyaan yang kalian ingin ketahui jawabannya
tentang poster yang ada di papan tulis ini dan penyebab terjadinya krisis energi listrik, krisis air bersih
dan cara untuk mengatasinya. Paham anak-anak?”
Siswa : “setelah menyusun daftar pertanyaan terus bagaimana lagi bu?”
Guru : “nanti kita akan berdiskusi, dari pertanyaan-pertanyaan kalian, mungkin saja ada beberapa
hal yang terjadi yang berhubungan dengan krisis air atau krisis energi listrik yang pernah kalian alami
atau kalian pernah melihatnya di suatu daerah.”
Siswa : “Baik bu guru”
Siswa dengan kelompoknya masing-masing menyusun daftar pertanyaan dengan diawasi oleh guru,
setelah selesai guru menanyakan kesiapan siswa untuk berdiskusi atas pertanyaan-pertanyaan siswa.
Guru :”baiklah sekarang kita mulai buka forum diskusi yah, kita akan dengarkan daftar pertanyaan
yang sudah disusun oleh kelompok kalian, di mulai dari kelompok pertama”
Siswa : “baik bu”
Guru mengajak siswa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan siswanya dengan cara tanya jawab
Kembali dengan kelompok lain, dengan cara menghubungkan pembelajaran dengan kehidupan nyata
yang pernah siswa alami dan siswa juga mencari informasi dari buku bacaan yang tersedia. Guru juga
meminta sekertaris dari masing-masing kelompok untuk menuliskan jawaban-jawaban yang sudah
terjawab dan juga rangkuman hasil diskusi hari itu. Setelah semua kelompok maju
Guru : “tepuk tangan untuk kita semua, kalian hebat sekali, semuanya aktif mengikuti diskusi,
apakah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan kalian sudah terjawab semua?”
Siswa : “ada yang sudah ada yang belum bu,, ada beberapa hal yang kami masih merasa bingung”
Guru : “baiklah sekarang lihat video yang akan Ibu tayangkan, ini adalah video tentang krisis
lingkungan yang terjadi di dunia kita, di dalamnya banyak sekali informasi yang bisa kalian dapatkan
untuk melengkapi pengetahuan kalian tentang krisis lingkungan, kalian perhatikan, dan catat poin-poin
penting yang ada di dalamnya, dan cermati, jika ada pertanyaan kalian yang mungkin dapat terjawab
dari tayangan video ini segera kalian tulis” (guru menayangkan dengan LCD proyektor tentang krisis
lingkungan yang terjadi di dunia termasuk Indonesia)
Siswa : “Baik bu guru”
C. Penutup
1. Kesimpulan
Guru :”alhamdulillah materi pada hari ini sudah kita pelajari semuanya bersama-sama ya anak-anak,
ayo sekarang siapa yang dapat menyimpulkan kegiatan pembelajaran pada hari ini?”
Siswa : “saya bu”
Guru : “iya silahkan kemukakan pendapatmu”
Siswa : “krisis lingkungan yang terjadi di dunia kebanyakan penyebabnya adalah manusia yang tidak
bertanggung jawab”
Guru : “ya, sudah bagus kesimpulannya ya. Ibu akan menambahkan sedikit untuk melengkapi, Kita
sebagai manusia yang telah Allah beri fasilitas berupa sumber daya alam yang melimpah, harus bisa
mensyukuri nikmat tersebut dengan cara, menjaga lingkungan hidup kita, kita harus bijak dalam
memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia untuk menciptakan lingkungan hidup yang sehat”
4. Problem Based Learning diartikan sebagai Pembelajaran Berbasis Masalah yaitu jenis model
pembelajaran yang melibatkan siswa dalam suatu kegiatan (proyek) untuk menghasilkan suatu produk.
Keterlibatan siswa dimulai dari kegiatan merencanakan, membuat rancangan, melaksanakan, dan
melaporkan hasil kegiatan berupa produk dan laporan pelaksanaanya. Model Pembelajaran ini lebih
menekankan pada proses pembelajaran jangka panjang, siswa terlibat secara langsung dengan berbagai
isu dan persoalan kehidupan sehari-hari, belajar bagaimana memahami dan menyelesaikan persoalan
nyata, bersifat interdisipliner, dan melibatkan siswa sebagai pelaku utama dalam merancang,
melaksanakan dan melaporkan hasil kegiatan (student centered).
Model pembelajaran ini bertujuan mendorong siswa untuk belajar melalui berbagai permasalahan nyata
dalam kehidupan sehari-hari yang dikaitkan dengan pengetahuan yang telah atau akan dipelajarinya.
Permasalahan yang diajukan pada model Problem Based Learning, bukanlah permasalahan “biasa” atau
bukan sekedar “latihan”. Permasalahan dalam PBL menuntut penjelasan atas sebuah fenomena.
Fokusnya adalah bagaimana siswa mengidentifikasi isu pembelajaran dan selanjutnya mencarikan
alternatif-alternatif penyelesaian.
Masalah yang akan diangkat kali ini adalah masalah tentang sampah yang ada di lingkungan sekolah.
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh guru untuk menerapkan metode pembelajaran problem based
learning adalah :
1. Menentukan masalah yang akan diangkat untuk metode pembelajaran based learning yang sesuai
dengan materi pembelajaran.
2. Menyusun RPP
3. Menentukan wilayah yang akan dijadikan sebagai ruang belajar siswa (misalkan lapangan sekolah,
kamar mandi sekolah, dan halaman kelas, kebun sekolah, perpustakaan, dll).
4. Orientasi siswa pada masalah
5. Membantu mendefinisikan dan mengorganisasikan masalah
6. Mendorong siswa untuk mencari informasi yang sesuai dengan masalah (siswa terjun langsung
kelapangan untuk mengamati lingkungan sekolah)
7. Membantu siswa melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan