Anda di halaman 1dari 21

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2022/23.1 (2022.2)

Nama Mahasiswa : Leo Syahrial

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 856982467

Tanggal Lahir : 06 Mei 1995

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4105/Strategi Pembelajaran di SD

Kode/Nama Program Studi : 118/PGSD/S1

Kode/Nama UPBJJ : 20/BANDARLAMPUNG

Hari/Tanggal UAS THE : Sabtu, 31 Desember 2022

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Leo Syahrial


NIM : 856982467
Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4105/ Strategi Pembelajaran di SD
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pengetahuan
Program Studi : S1 PGSD
UPBJJ-UT : BandarLampung

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Bandar Lampung, 31 Desember 2022

Yang Membuat Pernyataan

Leo Syahrial
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1.
A. KEGIATAN PRA DAN AWAL PEMBELAJARAN

A. Kegiatan Pra Pembelajaran


Proses pembelajaran akan berhasil dengan baik apabila guru dapat mengkondisikan kegiatan belajar
secara efektif. Kondisi tersebut harus dimulai dari tahapan pembelajaran. Kegiatan pra pembelajaran
(prainstruksional) adalah kegiatan pendahuluan pembelajaran yang diarahkan untuk menyiapkn siswa
mengikuti pelajaran. Kegiatan pra pembelajaran biasanya bersifat umum dan tidak berkaitan langsung
dengan kompetensi atau materi yang akan dibahas dalam kegiatan inti pembelajaran.

Upaya yang dapat dilakukan guru pada tahap prapembelajaran di antaranya adalah sebagai berikut ;
1. Menciptakan sikap dan suasana kelas yang menarik
Kondisi belajar dapat dipengaruhi oleh sikap guru di depan kelas. Guru harus memperlihatkan sikap
yang menyenangkan supaya siswa tidak merasa tegang, kaku, bahkan takut mengikuti pembelajaran.
Kondisi yang menyenangkan ini harus diciptakan mulai dari awal pembelajaran sehingga
menyenangkan ini harus diciptakan mulai dari awal pembelajaran hingga siswa akan mampu
melakukan aktifitas belajar dengan penuh percaya diri tanpa ada tekanan yang dapat menghambat
kreativitasnya.

2. Memeriksa kehadiran siswa


Kegiatan yang biasa dilakukan guru pada pertama pembelajaran adalah mengecek kehadiran siswa.
Untuk menghemat waktu dalam mengecek kehadiran siswa, guru dapat mengajukan pertanyaan
kepada siswa yang hadir tentang siswa yang tidak hadir dan alasan ketidakhadirannya. Dengan selalu
mengecek kehadiran, secara tidak langsung guru telah memberikan motivasi terhadap siswa,
berdisiplin dalam mengikuti pelajaran, dan membiasakan diri memberitahukan ketidakhadirannya
kepada guru baik secara lansung maupun melalui temannya secara lisan atau tertulis.

3. Menciptakan kesiapan belajar siswa


Kegiatan belajar perlu didasari oleh kesiapan dan semangat belajar siswa. Kesiapan belajar siswa
merupakan salah satu prisip belajar yang sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar siswa.
Oleh karena itu, guru perlu membantu pengembangan kesiapan belajar dan menumbuhkan semangat
siswa dalam belajarnya.

Ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan guru dalam menciptakan kesiapan dan semangat siswa
dalam belajar, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Membantu atau membimbing siswa dalam mempersiapkan fasilitas/sumber belajaryang
diperlukan dalam kegiatan belajar.
b. Menciptakan kondisi belajar untuk meningkatkan perhatian siswa dalam belajar.
c. Menunjukkan minat dan penuh semangat yang tinggi dalam mengajar.
d. Mengontrol (mengelola) seluruh aktivitas siswa mulai dari awal sampai akhir pembelajaran.
e. Menggunakan berbagai media pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran dan minat siswa.
f. Mengembangkan kegiatan belajar yang memungkinkan siswa dapat melakukannya.
4. Menciptakn suasana belajar yang demokratis

Untuk menciptakan suasana yang belajar yang demokratis guru harus membimbing siswa agar berani
menjawab, berani bertanya, berani berpendapat atau berani mengeluarkan ide-ide, dan berani
memperlihatkan unjuk kerja (performace). Kegiatan yang dapat dilakukan guru pada kegiatan
prapembelajaran dantaranya mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab siswa atau meminta
siswa berpendapat atau mengeluarka gagasan. Suasanya yang demokratis harus dikondisikan sejak
awal pembelajaran. Guru harus selalu memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan
kreativitas. Pemberian kesempatan seperti ini akan memingkinkan guru untuk mengembangkan bakat
dan kenggulan yang dimiliki oleh siswa.

B. Kegiatan Awal Pembelajaran


Kegiatan awal pembelajaran dilaksanakan untuk menyiapkan mental siswa dalam memasuki kegiatan
inti pembelajaran. Selain itu kegiatan awal dilaksanakan untuk membangkitkan motivasi dan
perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran, memberikan gambaran yang jelas tentang batas-batas
tugas atau kegiatan yang akan dilaksanakan dan menunjukkan hubungan antara pengalaman anak
dengan materi yang akan dipelajari.

Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan guru dalam tahap kegiatan awal pembelajaran. Diantaranya
sebagai berikut:
1. Menimbulkan motivasi dan perhatian siswa
Membangkitkan motivasi dan perhatian siswa merupakan kegiatan yang perlu dilaksanakan pada
setiap tahapan kegiatan pembelajaran. Khususnya pada tahap awal pembelajaran, siswa perlu
difokuskan perhatiannya pada materi yang akan dibahas. Untuk itu, guru hendaknya melakukan
kegiatan yang dapat menarik perhatian siswa. Msalnya dengan menyampaikan cerita yang
menimbulkan pertanyaan, menunjukkan gambar atau alat peraga, pengajuan pertanyaan atau alat
peraga yang menarik perhatian dapat menimbulkan motivasi belajar siswa. Dengan tumbuhnya
motivasi pada siswa, proses pembelajaran akan berlangsung lebih mudah.

2. Memberi Acuan
Dalam kaitan dengan kegiatan awal pembelajaran, memberi acuan diartikan sebagai upaya guru
dalam menyampaikan secara spesifik dan singkat gambaran umum tentang hal-hal yang akan
dipelajari dan kegiatan yang akan ditempuh selama pembelajaran berlangsung. Kegiatan yang dapat
dilakukan guru dalam memberi acuan, diantaranya sebagai berikut.
a. Memberitahukan tujuan(kemampuan) yang diharapkan atau garis besar materi yang akan
dipelajari
Kegiatan yang paling awal yang perlu dilakukan guru sebelum membahas pelajaran adalah
memberitahukan tujuan atau kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa setelah pembelajaran
dilakukan atau garis besar materi yang akan dipelajari siswa. Dengan informasi tersebut siswa akan
memperoleh gambaran yang jelas tentang kemampuan yang dikuasai dan ruang lingkup materi yang
akan dipelajari.
b. Menyampaikan alternatif kegiatan belajar yang akan ditempuh siswa
Dengan menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan selam pembelajaran berlangsung, siswa akan
terarah usahanya untuk mencapai kemampuan atau menguasai topik-topik tersebut. Misalnya jika
dalam pembelajaran akan digunakan diskusi maka guru harus menyampaikan teknik/prosedur
diskusi tersebut jika yang digunakn eksperimen maka guru harus menyampaikan teknik/prosedur
eksperimen atau jika pembelajaran akan berlangsung dengan kerja kelompok maka guru membentuuk
kelompok dan menyampaikan teknik atau prosedur kerja kelompok tersebut, dan begitu pula tentang
strategi-strategi lainnya.

3. Membuat Kaitan
Siswa akan tertarik terhadap pelajaran yang diberikan apabila mereka melihat kaitan atau hubungan
dengan apa yang telah dikenal atau sesuai dengan pengalaman mereka terdahulu atau sesuai dengan
minat dan kebutuhan mereka. Oleh karena itu salah satu cara untuk menarik dan memusatkan
perhatian siswa terhadap materi yang akan dipelajari adalah dengan membuat kaitan.

a. Mengajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya


Apabila materi yang akan dibahas memiliki kaitan langsung atau menuntut penguasaan siswa
terhadap materi sebelumnya maka kegiatan awal pembelajaran dapat dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan tentang bahan pelajaran yang sudah dipelajari siswa. Dengan menunjukkan hubungan
antara apa yang telah dipelajari siswa dengan materi yang akan dipelajari, siswa akan memperoleh
gambaran yang utuh tentang materi dan siswa melihat bahwa materi dan siswa melihat bahwa materi
yang dipelajari tidak berdiri tetapi saling berkaitan.

b. Menunjukkan manfaat materi yang dipelajari.


Siswa akan termotivasi untuk mengikuti pelajaran apabila mereka melihat manfaat yang akan
diperoleh apabila mereka menguasai materi tersebut. Untuk itu, pada kegiatan awal pembelajaran
guru hendaknya menunjukkan kaitan antara penguasaan kompetensi atau materi yang dipelajari
dengan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, apabila guru akan membahas tentang
makanan bergizi, guru dapat menunjukkan manfaat pelajaran tersebut bagi pertumbuhan tinggi dan
berat badan siswa.

c. Meminta siswa mengemukakan pengalaman yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas
Pada kegiatan awal pembelajaran guru dapat meminta siswa untuk mengemukakan pengalamannya
yang berkaitan dengan materi yang akan dibahas. Misalnya ketika akan membahas tentang bentuk
pemukaan bumi, guru dapat meminta anak untuk mengemukakan pengalaman berliburnya (kepantai
atau kepegunungan). Dengan melihat kaitan antara apa yang akan dipelajari dengan pengalaman yang
dimiliki, diharapkan siswa akan termotivasi dan memusatkan perhatiannya pada pelajaran yang akan
berlangsung.

4. Melaksanakan Tes Awal


Tes awal atau pre-test dilaksanakan untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana materi atau bahan
pelajaran yang akan dipelajari sudah dikuasai oleh siswa. Informasi ini akan digunakan oleh guru
untuk menentukan dari mana pembahasan materi baru akan dimulai. Tes awal dapat dilakukan
dengan cara lisan yang ditujukan pada beberapa siswa yang dianggap representatif (mewakili) seluruh
siswa.
Dalam keseluruhan proses pembelajaran, alokasi waktu atau untuk kegiatan awal pembelajaran relatif
singkat. Oleh karena itu, guru diharapkan memiliki kemampuan untuk menciptakan kondisi awal
pembelajaran yang efektif yang mendukung proses dan hasil pembelajaran yang optimal. Untuk itu,
ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru sejalan dengan tugasnya di sekolah, khususnya
dalam melaksanakan kegiatan awal pembelajaran diantaranya adalah guru hendaknya :
a. Memahami latar belakang (termasuk kemampuan) siswa,
b. Dapat membangkitkan (menarik) perhatian siswa sehingga perhatian siswa terpusat pada
pelajaran yang akan diikutinya.
c. Dapat memberikan bimbingan belajar secara kelompok maupun individu,
d. Dapat menciptakan interaksi edukatif yang efektif sehigga siswa merasakan adanya suasana
belajar yang aman dan menyenangkan,
e. Memberikan penguatan kepada siswa
f. Menanamkan disiplin pada siswa.

a. Semangat belajar siswa dipengaruhi oleh semangat dalam diri mereka dan lingkungan. Guru
memiliki peranan penting untuk memastikan siswanya paham dengan materi yang
disampaikan. Anda juga bisa memberikan motivasi belajar pada siswa saat pembelajaran di
kelas, berikut cara-caranya:

1. Pilih Metode Pembelajaran yang Tepat

Menggunakan metode pembelajaran yang tepat bisa menjadi cara untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa. Metode ini bisa dilakukan dengan memberikan ragam metode pembelajaran.
Metode pembelajaran yang tepat dan beragam membantu siswa supaya tidak merasa bosan saat
KBM. Jika siswa sudah merasa mulai bosan saat pelajaran, guru bisa mengubah metode belajar
lain selain dari guru hanya memberi penjelasan. Metode lain yang bisa dilakukan misalnya
diskusi kelompok, praktik, sesi tanya jawab, demonstrasi, dan lainnya.

Ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan sebelum memilih metode pembelajaran yang
tepat, mulai dari kondisi siswa, kondisi kelas, kesiapan mereka, dan lainnya. Anda juga bisa
mengemas metode pembelajaran lebih menyenangkan dan menarik.
2. Kualitas Guru

Guru adalah yang utama dalam proses kegiatan belajar mengajar. Seorang guru harus sadar untuk
terus meningkatan kualitas diri. Hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas guru,
misalnya mengikuti seminar atau workshop.

Melalui pelatihan webinar, seminar, atau workshop, guru bisa meningkatkan kemampuan
mengajar lebih baik. Apalagi saat ini banyak sekali webinar untuk meningkatkan kualitas guru.
Jika pembelajaran yang Anda bawakan dikemas dengan rapi, baik, dan menyenangkan, maka
siswa bisa menerima pelajaran tersebut dengan mudah.

hanya kualitas mengajar di kelas saja, tetapi guru juga harus memiliki kualitas dalam menangani
aspek psikologis siswa. Guru yang mengerti aspek psikologis siswa akan membantu terwujudnya
motivasi siswa yang tinggi dalam belajar.

3. Membuat Siswa Aktif

Guru bisa mendorong siswa untuk terus belajar dan semakin aktif saat pelajaran di kelas. Siswa
akan semangat dalam memecahkan suatu permasalahan, misalnya latihan soal AKM saat KBM.

Cara yang bisa dilakukan utnuk membuat siswa lebih aktif adalah dengan memberikan soal atau
latihan berorientasi High Order Thinking Skills (HOTS) atau keterampilan berpikir tingkat
tinggi. Dengan ini siswa akan diajak berpikir lebih kritis.

Untuk siswa yang yang berani menjawab soalnya, baik salah atau benar, maka akan
dapat reward tambahan. Dengan begitu, siswa bisa termotivasi untuk mengerjakan soal sebaik
mungkin.

4. Manfaatkan Teknologi

Tidak bisa dipungkiri kalau hidup kita sekarang tidak bisa lepas dari yang namanya teknologi.
Begitu juga dengan belajar, sekarang sudah semakin mudah dengan bantuan teknologi.
Teknologi bisa menjadi salah satu cara untuk memotivasi belajar siswa agar mereka semangat
dan tertarik belajar di kelas.

Melalui media, siswa bisa mendapat dan mempelajari hal baru. Contohnya adalah dengan
memberi visualisasi pembelajaran dengan video tutorial atau PPT. Dengan memanfaatkan
teknologi seperti ini, maka siswa lebih mudah paham materi dan termotivasi untuk terus belajar.
Teknologi juga bisa membuat pembelajaran lebih mudah dan praktis, serta menyenangkan.

Kompetisi atau pertandingan adalah hal yang bagus bagi siswa saat pembelajaran karena bisa
menumbuhkan motivasi siswa. Perlu diingat, kompetisi akan berjalan baik jika terjadi secara
sehat, ya.
Kompetisi yang sehat artinya tidak ada yang saling menyakiti dan dilakukan hanya untuk sama-
sama menjadi termotivasi. Dengan kompetisi, siswa akan berlomba membuktikan potensinya dan
terus belajar. Kondisi ini nantinya akan meningkatkan motivasi belajar siswa.

6. Lalukan Evaluasi

Untuk mengukur kompetensi siswa, guru harus melakukan evaluasi secara berkala. Evaluasi
dilakukan untuk mengukur keefektifan pembelajaran selama ini. Hasil evaluasi terhadap siswa
akan menunjukkan hasil dari pembelajaran itu sendiri.

Motivasi belajar yang tinggi oleh siswa akan ditunjukkan dari hasil evaluasi yang baik.
Sedangkan sebaliknya, kalau hasilnya kurang baik, maka motivasi belajar siswa kurang dan guru
harus membantu siswa untuk lebih termotivasi dalam belajar.

Sebagai guru, Anda juga harus membimbing siswa untuk terus belajar. Artinya jangan pernah
merasa cepat puas diri jika mendapatkan nilai yang bagus dan jangan pernah menyerah jika
mendapatkan nilai yang buruk. Anda harus memotivasi mereka agar siswa tetap semangat
belajar.

7. Pahami Perbedaan Setiap Siswa

Guru harus selalu ingat kalau setiap siswa punya daya tangkap, karakter, talenta, dan potensi
yang berbeda satu sama lain. Kondisi siswa tidak dapat dipukul rata. Guru harus bisa menjadi
teman bagi siswa.

Kalau guru di sekolah melihat ada masalah pada siswa, maka guru harus membantu siswa
tersebut supaya performa belajarnya lebih baik. Dengan paham akan kondisi siswa, maka guru
bisa memberi motivasi dan semangat kepada siswa sesuai dengan yang mereka butuhkan.

8. Mendengarkan Siswa

Materi pelajaran pastinya sudah ditentukan oleh guru sesuai dengan kurikulum dan rencana
pembelajaran supaya tujuan dan evaluasi pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Tetapi, guru
juga harus bisa mendengarkan siswa dan memberi keleluasaan pada siswa untuk memilih.

Guru bukan menjadi diktator di kelas, tetapi juga guru mendengarkan siswa. Jika siswa diberi
pilihan untuk memilih, maka guru tetap memonitor. Dengan guru dan siswa saling
mendengarkan, maka keadaan kelas akan optimal dan belajar lebih efektif

9. Beri Kata-kata Motivasi

Selain dengan melakukan hal konkrit dan motivasi secara tidak langsung kepada murid, guru
juga bisa memberi motivasi secara langsung melalui kata-kata. Ini juga sebagai bentuk
komunikasi dan menunjukkan rasa peduli terhadap siswa.
Guru bisa menceritakan cerita sukses guru sendiri atau tokoh-tokoh yang bisa dicontoh siswa.
Saat siswa mendengar kata-kata motivasi atau cerita kesuksesan orang lain, ini akan
meningkatkan motivasi siwa untuk terus belajar dan mengejar mimpinya.

10. Beri Siswa Pujian

Memberi pujian di sini maksudnya memberi apresiasi dan sentuhan positif secara verbal.
Memberi pujian bukan hanya dilakukan atas keberhasilan siswa, tetapi juga saat siswa sudah
berani mencoba walaupun gagal.

Lewat pujian dan apresiasi, siswa akan merasa dihargai karena kerja kerasnya. Siswa akan
semakin termotivasi untuk melakukan yang terbaik dan belajar lebih giat. Siswa lain juga akan
ikut termotivasi untuk melakukan hal yang sama dan ingin bekerja keras juga.

Itulah 10 cara memotivasi siswa belajar yang bisa Anda lakukan terhadap siswa Anda di kelas.
Jika siswa memiliki semangat belajar yang tinggi, maka semakin mudah bagi Anda untuk
memberikan materi pelajaran kepada mereka.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

2. Komponen keterampilan bertanya :


Pengubahan tuntutan kognitif dalam menjawab pertanyaan.
Pertanyaan yang diajukan guru mengundang siswa untuk berpikir. Guru hendaknya berusaha
mengajukan pertanyaan yang tergolong pada tingkat kognitif tinggi. Pertanyaan yang diajukan
guru bersufat pemahaman, penerapan, analisi, atau kreasi.
Contoh pertanyaan: Mengapa Indonesia memiliki keragaman suku bangsa dan budaya?

Pengaturan urutan pertanyaan


Agar kemampuan berpikir siswa dapat berkembang secara baik dan wajar, guru hendaknya
mengatur urutan pertanyaan yang diajukan. Pertanyaan pada tingkat tertentu hendaknya
dimantapkan, kemudia beralih ke tingkat pertanyaan yang lebih tinggi.
Contoh:
a. Sebutkan karakteristik tari pendet!
b. Sebutkan karakteristik tari jaipong!
c. Jelaskan perbedaan antara tari pendet dan tari jaipong!

Penggunaan pertanyaan pelacak


Jika guru mengajukan pertanyaan tingkat tinggi dan jawaban yang diberikan oleh siswa dianggap
benar tetapi masih dapat dilengkapi lagi, guru dapat mengajukan pertanyaan pelacak yang dapat
membimbing siswa untuk mengembangkan jawaban yang diberikan.
Contoh: Mengapa kamu berpendapat seperti itu?

Peningkatan terjadinya interaksi


Meningkatnya interaksi merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan keterlibatan mental
intelektual siswa secara maksimal. Caranya: mengurangi pertanyaan yang hanya dijawab satu
siswa, mendorong siswa mengajukan pertanyaan, dan memberikan kesempatan siswa lain
menjawab pertanyaan temannya.
3. A. Anak introvert atau anak susah bergaul sering disalahartikan sebagai anak pemalu. Akan tetapi
introvert dan pemalu bukanlah hal yang sama. Introversi bukanlah respons terhadap kondisi
lingkungan; itu adalah ciri kepribadian. Dengan kata lain, anak yang ekspresif dan suka bergaul
lalu menjadi tertutup dan pendiam tidak serta merta menjadi introvert.

Pada beberapa kasus, orang tua sering khawatir karena menduga anaknya sedang depresi,
terutama karena menghabiskan waktu sendirian dan tidak mau membicarakan perasaannya.
Memang benar bahwa perilaku seperti itu bisa menjadi tanda-tanda depresi, tetapi dalam kasus ini
yang perlu diperhatikan adalah perubahan pola perilaku. Memahami apa itu introvert sangat
penting karena membantu orang tua dalam mengasuh anak pendiam dan susah bergaul. Saat Anda
mengetahui detail perilaku, interaksi sosial, emosi, dan ekspresi verbal anak, Anda akan memiliki
pemahaman yang lebih baik tentang seorang introvert dan bagaimana menjadi orang tua yang
baik.

Ciri-Ciri Toxic Parents yang Berdampak Buruk bagi Mental Anak Mengenali Karakteristik Anak
Introvert Pada dasarnya seorang anak introvert memiliki beberapa karakteristik yang khas.
Berikut adalah berbagai sifat khas anak susah bergaul atau bersosialisasi, di antaranya:

1. Lebih Suka Berimajinasi


Anak introvert menyukai permainan imajinatif serta lebih suka bermain sendiri atau hanya dengan
satu/dua anak lain. Seorang anak dapat menghabiskan waktu di kamar dan melakukan hal-hal
yang menyendiri seperti membaca, menggambar, atau bermain game.

2. Mengamati Dahulu, Bertindak Kemudian


Umumnya, seorang anak dengan kepribadian ini lebih suka menonton anak-anak lain bermain
sebelum mencoba untuk bergabung. Ia akan memasuki situasi baru secara perlahan. Namun, ia
mungkin lebih energik dan banyak bicara di rumah, di mana ia merasa lebih nyaman.

3. Membuat Keputusan Berdasarkan Apa yang Diyakini Anak introvert membuat keputusan
berdasarkan standarnya sendiri daripada mengikuti orang banyak. Ini bisa menjadi aspek yang
sangat positif dari sifat yang dimilikinya, karena itu berarti mereka tidak rentan terhadap tekanan
teman sebaya. Anak susah bersosialisasi tidak melakukan hal-hal tertentu hanya untuk
menyesuaikan diri.

3. Tidak Mudah Menerima Orang Baru Sama seperti orang dewasa yang introvert
anak introvert harus perlahan-lahan menerima orang baru. Ia mungkin pendiam dan tertutup saat
menemui orang baru, tetapi saat anak sudah nyaman ia dapat menjadi lebih aktif. Sering kali
tujuan anak menjalin percakapan adalah untuk lebih memahami dunia batinnya sendiri atau orang
lain. Ia menghargai hubungan dan benar-benar mengenal seseorang pada tingkat yang lebih
dalam. Selain itu, anak dengan kepribadian ini umumnya adalah pendengar yang baik,
memperhatikan, dan mengingat apa yang dikatakan orang lain. Ia mungkin berbicara dengan
lembut, kadang-kadang berhenti untuk mencari kata-kata, dan berhenti berbicara jika terganggu.

4. Sulit untuk Mengikuti Aturan Kelompok


Selama bertahun-tahun nilai-nilai masyarakat telah bergeser dan memandang sikap ekstrovert
adalah sesuatu yang ideal dibanding introvert. Sayangnya, standar untuk bersikap ramah dan tegas
telah tercipta di sekolah dan institusi yang ditemui oleh anak introvert. Saat anak memulai sekolah
formal, ia mungkin menghabiskan 6-7 jam sehari dengan banyak anak lain, sambil didorong
untuk berpartisipasi dan bekerja dalam kelompok. Ini adalah sesuatu yang menantang bagi anak
introvert.

5. Mengutamakan Kedekatan Hubungan Anak dengan kepribadian introvert


mungkin hanya memiliki satu atau dua teman dekat dan menganggap orang lain sebagai teman
biasa. Penyebab anak susah bergaul ini disebabkan karena kepribadiannya lebih mementingkan
kedalaman dalam hubungan daripada meningkatkan jumlah teman. Seperti halnya orang dewasa
dengan kepribadian ini, anak introvert memiliki energi sosial yang terbatas. Terlalu banyak waktu
yang dihabiskan untuk bersosialisasi dapat menyebabkan suasana hati yang buruk. Itulah
sebabnya ia tidak menghabiskan banyak waktu bersosialisasi seperti anak ekstrovert.

Tips Mengatasi Anak yang Susah Bergaul Meski kepribadian anak bisa berubah dari waktu ke
waktu, namun kecenderungan introvert yang sama dapat dideteksi dari masa remaja hingga
dewasa. Berikut adalah cara mengatasi anak yang susah bersosialisasi, antara lain: Hargai
kebutuhannya untuk memiliki waktu sendiri. Jika datang ke pertemuan besar, datanglah lebih
awal. Bantu anak untuk mendapatkan istirahat yang cukup. Jangan paksa untuk mendapatkan
banyak teman. Tegur anak secara pribadi. Jangan menyela pendapatnya. Apabila anak masih
tertutup dan benar-benar enggan untuk bergaul, konsultasi dengan psikolog diperlukan untuk
mendapatkan saran dan perawatan yang tepat.

B.

Seorang guru pasti pernah menghadapi berbagai tipe siswa, mulai dari yang bandel, periang, jahil,
hingga yang pendiam. Untuk melakukan pendekatan pada siswa, guru tentu harus menggunakan
metode yang berbeda sesuai dengan karakter siswa tersebut. Siswa yang cukup aktif dan rame tidak
begitu susah didekati. Guru cukup mengobrol dan sesekali bercanda dengan siswa tersebut. Hubungan
baik antara siswa dan guru pun bisa dijalin. Berbeda halnya ketika menghadapi siswa yang pendiam.
Beberapa guru masih kesulitan untuk menjalin hubungan baik dengan tipe siswa tersebut. Akibatnya,
guru pun kurang maksimal dalam mengembangkan bakat dan potensi siswanya.

Perlu cara khusus untuk menangani anak-anak yang cenderung pendiam dan pemalu. Jika guru tidak
bisa melakukan pendekatan yang benar, guru tidak akan tahu potensi apa yang dimiliki oleh siswa
tersebut. Lantas, apa yang bisa dilakukan guru untuk menghadapi siswa pendiam? Cara utama yang
harus guru lakukan adalah membangun rasa percaya diri si anak. Hal ini mungkin tidak mudah. Anda
harus melakukan beberapa hal berikut ini.

1. Jalin Komunikasi secara Individual

Siswa pendiam memang harus diberikan perhatian khusus. Ketika kelas telah usai, cobalah untuk
melakukan komunikasi secara indivual, bicarakan topik-topik yang menarik. Jika di kelas guru tak
bisa melihat potensi siswa karena terlalu pendiam dan pemalu, obrolan di luar kelas secara individu
bisa membuat guru lebih mengenal potensi siswa dan mengembangkannya secara maksimal.

2. Jangan Memberi Label

Ketika menghadapi siswa pemalu, jangan sekali-kali memberikan label “Anak Pendiam” atau “Anak
Pemalu” pada siswa tersebut, apalagi di depan teman-temannya. Jika anak sering dilabeli pemalu oleh
orang-orang di sekitarnya, dikhawatirkan hal tersebur bisa berpengaruh pada psikologisnya. Bisa jadi,
siswa tersebut malah menarik diri dari lingkungannya.
Daripada melabeli siswa, sebaiknya berikan motivasi agar siswa pendiam itu mampu merinteraksi
dengan teman-temannya. Hal ini jelas lebih bermanfaat. Tak hanya itu, sebaiknya para guru juga
menerapkan metode dan strategi mengajar yang mampu memberikan ruang bagi siswa yang pendiam
untuk berekspresi.

3. Carikan teman yang aktif

Siswa pendiam juga butuh teman untuk mengobrol. Untuk memberikan pancingan pada siswa
pendiam agar mau bicara, ada baiknya Anda mencarikan teman yang lebih aktif darinya. Cobalah
sandingkan siswa yang terlihat lebih aktif di kelas dengan siswa yang pasif. Gunakan otoritas Anda
sebagai guru untuk menjadikan mereka teman satu bangku. Cara ini cukup efektif untuk mendongkrak
semangat siswa pendiam untuk mulai terbuka.
Berdasarkan pengalaman yang ada, siswa sebangku memiliki kedekatan emosional yang lebih baik.
Mereka lebih akrab dibandingkan dengan dengan teman yang lainnya.

4. Beri Apresiasi

Siswa yang mendapatkan apresiasi dari guru akan memberikan efek positif bagi siswa tersebut. Siswa
akan merasa lebih bersemangat untuk melakukan hal yang lebih baik lagi. Jika guru memberikan
apresiasi kepada murid yang pasif, setidaknya murid tersebut akan merasa dirinya diperhitungkan. Ini
akan baik untuk perkembangannya nanti.

5. Himbau Teman Sekelilingnya untuk Tidak Menjauhinya\

Biasanya, siswa yang pendiam akan kesulitan mencari teman. Sebenarnya, tipe siswa ini bukan
bermaksud untuk menutup diri dari teman-temannya. Akan tetapi, ini memang sifat dan karakternya.
Di sisi lain, teman-temannya juga cukup segan untuk mendekati siswa tersebut. Nah, tugas Guru
adalah menghimbau teman-temannya agar tidak menjauhinya. Sering-seringlah mengajak siswa yang
pendiam untuk berdiskusi dengan teman-temannya. Dengan begitu, siswa pendiam tersebut akan mau
bersosialisasi dengan teman sekelilingnya.

6. Jalin Kerja Sama dengan Orang Tua

Di sekolah, siswa memang menjadi tanggung jawab guru. Sementara ketika di rumah, siswa akan
menjadi tanggung jawab orang tuanya. Untuk dapat mengembangkan potensi anak, guru dan orang
tua siswa harus menjalin kerjasama yang bagus. Jelaskan pada orang tua siswa bahwa mereka punya
peran yang sangat penting dalam membantu anaknya yang pendiam agar bisa menyesuaikan diri
dengan lingkungan sekolah dan lebih aktif dalam kelas.
Peran yang bisa dilakukan orang tua adalah sering-seringlah mengajak anak mengunjungi rumah
saudara atau tetangga. Beri contoh bagaimana cara berinteraksi dengan orang lain yang baik. Dengan
cara ini, diharapkan anak-anak bisa meneladani cara berinteraksi orang tua mereka sehingga mulai
mau berinteraksi dengan teman-temannya.
Jika level pendiam si anak sudah mulai ekstrim, tidak ada salahnya untuk melibatkan tenaga
professional untuk memberikan pendampingan khusus pada si anak.
4. RPP

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Nama Sekolah : SD 7 LEBUH DALAM


Mata Pelajaran : Bahasa Inggris
Kelas/Semester : IV/1
Pertemuan / Unit : l-2 / Starting Point
Alokasi Waktu : 2 x Pertemuan (2 x 35menit)

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar :

 Mendengar
Memahami dan merespons instruksi yang didengar.
Mengidentifikasi ungkapan salam.

 Berbicara
Mengungkapkan instruksi sederhana.
Menyampaikan salam (greeting).
Saling bertukar salarn dan menanyakan kabar.

 Membaca
Memahami tulisan salam (greeting).
Mernbaca nyaring jenis-jenis salam dan ungkapan menanyakan kabar dalam bahasa Inggris

 Menulis
Mengeja dan menyalin jenis-jenis salam dan responsnya.
Menulis ekspresi salam (greeting).

Indikator :

Siswa dapat :

 Mengidentifikasi jenis-jenis salam dalam bahasa Inggris


 Mendengarkan model memberikan dan membalas salam,
 membaca nyaring jenis-jenis salam dalam bahasa inggris:
 Membaca teks pendek yang berisi dua orang yang saling bertukar salam
 Menyalin jenis-jenis salam dalam bahasa inggris
 melelgkapi percakapan pendek yang berisi tentang bertukar salam

Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat berinteraksi secara lisan dan tertulis dengan guru dan teman dalam
bahasa lnggris dalam hal membelikan dan membalas salam (greeting).

Materi Ajar : How Are You


Tema : Greeting.

Metode Pembelajaran :

Tatap Muka
Mendapatkan model-model pengucapan dan tindakan dari guru, terutama dalam:
Menyarnpaikan salam dan membalas salam dalam bahasa inggris:
Menggunakan ekspresi yang benal di dalatn bel'tukar salntn dengatr
orang Iain
.Terstuktur
Menyalin jenis-jenis salam dalam bahasa inggris.
Melengkapi percakapan pendek yarrg berisi tentang bertukar salam
Mandiri
Menggunakan berbagai jenis salam dalam bahasa Inggris di setiap kesempatan dengan
teman maupun dengan keluarga.

Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan Ke-l :

A. Kegiatan Awal ( l0 menit)

1. Guru memberi salam dan menanyakan kabar; siswa menjawab.


2. Guru menunjukkan beberapa gambar yang berisi dua karakter yang sedang bertemu. Gambar sebisa
mungkin menunjukkan waktu kejadian, pagi, siang, atau malam.
3. Guru menjelaskan bahwa dalam pertemuan tersebut siswa akan belajar memberi dan membalas
salamr dalam bahasa inggris.

B. Kegiatan Inti (50 menit)

Mendengar (30 menit)

1. Guru membaca jenis-jenis salam dan ditirukan oleh siswa.


2. Guru dapat rnelakukan kegiatan ini untuk seluruh kelas dan /atau juga untuk siswa-siswa tertentu
untuk mengecek hasil pembelajaran.
3. Guru dapat rnendesain kegiatan acting out, yaitu siswa berpasangan saling nrengucapkan salam dan
menanyakan kabar

Berbicara (20 menit)

1. Menirukan model pengucapan dan intonasi dari ekspresi yang digunakan dalam kegiatan saling
bertukar salam dan kabar'.
2. Bertanya jawab dengan teman tentang cara memberi salam
3. Mencocokkan salam dengan respons yang sesuai..

C. Kegiatan Akhir (10 menit)

1. Guru mengucapkan salam, siswa merespon bersama.


2. Guru rnemgucapkan salam kepada siswa tertentu; siswa yang ditunjuk menjawab.

Pertemuan Ke-2
Kegiatan Awal ( 10 menit)

1. Guru mengucapkatr salam: siswa merespons.


2. Guru mengulang dengan salam-salam yang berbeda; siswa merespons.

Kegiatan Inti (50 rnenit)


Membaca (25 menit)
1. Guru membaca nyaring ucapan salam siswa rnenirukan'
2. Guru mengulangi kegiatan ( I ) dan siswa mengungkapkan responsnya.
3. Siswa memotong balon percakapan dan menyusunnya dengan urutan yang benar.
4. Siswa brlpasangan rnembaca nyaring balon percakapan yang telah tersusun.
Menulis (25 menit)

1. Guru mengarahkan siswa melengkapi percakapan salam : siswa mengerjakannya


2. Guru memeriksa pekerjaan siswa. Berikan feedback bagi sisiwa yang belum bisa menulis salam
dengan ejaan yang tepat

Kegiatan Akhir (10 menit)

1. Siswa diminta mewarnai yang diinstruksikan


2. Guru mengingatkan kembali dengan mengucapkan salam; siswa menjawab,

- Sumber, Bahan, dan Alat : - Buku siswa

- Penilaian

Aspek yang dinilai :

Mendengarkan/Berbicara :
Penggunaan ekspresi
Pengucapan, tata bahasa, kosakata
Sikap
Membaca :
Pengucapan, tata bahasa, kosakata
Sikap berbahasa
Menulis :
Ejaan. tanda baca, kelapian tulisan tangan
Tata bahasa
Cara Penilaian :
Tes lisan/tertulis
Obselvasi kelas
Penilaian guru
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Anda mungkin juga menyukai