Anda di halaman 1dari 27

Makhluk Hidup dan

Lingkungan
Konsep Dasar IPA DI SD Modul 5
Kelompok 5 :
Anggita W : 857310481
Anisa Rahmawati : 857306729
Liza Arianti : 857306349
Patima Putri P. S : 857306356
Rahmah Mawardi : 857320887
Suharlinah : 857322257
KB 1 TINGKATAN ORGANISME DAN
EKOSISTEM
Makhluk hidup memiliki tingkat organisasi biologi yang disebut spektrum biologi, mulai dari tiingkat yang paling
sederhana ke tingkat organisasi paling kompleks. Tingkatan tersebut adalah protoplasma – sel – jaringan – organ –
sistem organ – organisme/individu – populasi – komunitas – ekosistem – biosfer.

A. INDIVIDU, POPULASI, DAN


KOMUNITAS
Menurut Dwidjoseputro (1994), individu itu adalah makhluk hidup dipandang dari segi fisiologi dan tingkah laku,
sedangkan organisme dipandang dari segi anatominya.

Populasi adalah kelompok individu-individu sejenis membentuk satuan sejenis. Yang dimaksud sejenis di sini adalah
mempunyai persamaan sifat morfologi dan fisologi serta dapat mengadakan perkawinan secara alimiah, lalu menghasilkan
keturunan yang subur (fertil). Jadi, populasi adalah kumpulan individu sejenis yang menempati wilayah tertentu dalam
suatu waktu.

KOMUNITAS
Beberapa populasi organisme yang hidup bersama-sama pada suatu waktu menempati wilayah tertentu disebut komunitas.
Suatu komunitas terikat sebagai suatu unit dan saling ketergantungan anggota-anggotanya merupakan unit fungsional
dan mempunyai struktur yang pasti. Suatu komunitas terdiri atas semua organisme yang menempati suatu daerah tertentu
yang merupakan kumpulan populasi dari spesies yang berbeda.
B. INTERAKSI ANTAR INDIVIDU
Interaksi antarindividu terjadi dalam suatu populasi. Interaksi tersebut bisa berupa kompetisi untuk memperebutkan
kebutuhan yang sama untuk hidupnya, seperti kebutuhan akan makanan, air, cahaya, dan ruang. Interaksi kompetisi
antarindividu dalam suatu populasi disebut kompetisi intraspesies. Kompetisi intraspesies bisa secara langsung atau
tidak langsung.

C. INTERAKSI ANTARPOPULASI
Suatu habitat umumnya tidak hanya ditempati oleh satu populasi, tetapi bisa ditempati oleh beberapa populasi yang
hidup berdampingan dan berinteraksi. Bentuk interaksi antarpopulasi yang berbeda spesies dalam suatu
komunitas disebut antarspesifik, yaitu hubungan antara dua individu yang berbeda spesies, misalnya ayam
dengan tikus, tikus dengan kucing, kelinci dengan harimau, dan sebagainya.
D. EKOSISTEM

Pada tingkat organisasi yang lebih tinggi dari komunitas, yaitu pada suatu kawasan alam yang di dalamnya terdapat unsur
biotik (unsur hidup) dan abiotik (unsur tak hidup) terjadi hubungan timbal balik antara unsur unsur tersebut yang
membentuk sistem ekologi yang disebut ekosistem (Resosoedarmo, 1990).
Seperti halnya komunitas, kita mengenal ekosistem darat dan ekosistem perairan. Sebuah akuarium dengan isinya,
rerumputan di halaman, kaleng berisi air hujan, atau batang pohon yang roboh merupakan contoh ekosistem mini. Hutan,
danau, dan laut adalah contoh ekosistem yang luas.
Jadi, suatu ekosistem merupakan satuan fungsional dan struktural dari lingkungan. Ekosistem berdasarkan
terjadinya bisa secara alami atau buatan.
Dilihat dari fungsinya ekosistem terdiri dari atas dua komponen
penyusun yaitu :

1. Komponen autotrof, yaitu individu yang mampu membuat mekanannya sendiri dengan
menyintesis bahan anorganik menjadi bahan organik dengan bantuan cahaya matahari di dalam
klorofil.Jadi organisme yang mengandung zat hijau daun klorofil adalah tumbuhan hijau

2.  Komponen heterotrof, yaitu individu yang mampu memanfaatkan hanya bahan-bahan organik
sebagai bahan makanannya yang disintesis dan disediakan oleh individu lain.
Contohnya hewan, jamur dan jasad renik. a quote, words full of wisdom that someone important
said and can make the reader get inspired.”
Dilihat dari segi struktur penyusunannya
ekosistem
terdiri atas 5 komponen yaitu :

1. Bahan tak hidup (faktor-faktor abiotik), yaitu komponen fisik dan kimia yang utama,
misalnya suhu, air, udara, cahaya matahari, angina, batu dan tanah.
2. Produsen, yaitu organism autotrof, umumnya tumbuhan berklorofil yang menyintesis
makanan dari bahan anorganik.
3. Konsumen yaitu organisme heterotrop, misalnya hewan pemakan tumbuhan disebut
herbivora dan hewan pemakan hewan lain disebut Karnivora.
4. Pengurai, perombak atau decomposer yaitu organisme heterotrof yang menguraikan
bahan organik berasal dari organisme mati. Contohnya bakteri dan jamur
5. Detritus atau detritivor, heterotrof lain yang memekan partikel-partikel organik dari
remukan jaringan tumbuhan atau hewan yang melapuk. Misalnya cacing tanah, siput,
teripang.
K B 2 Keanekaragaman Hayati

A.  KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP


Keanekaragaman Mahkhluk hidup didiistilahkan juga dengan keanekaragaman hayati.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1994
Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman diantara makhluk hidup dari semua
sumber, termasuk diantaranya daratan, lautan, dan ekosistem akuatik lain serta
kompleks-kompleks ekologi yang merupakan bagian dari keanekaragamannya,
mencakup keanekaragaman di dalam spesies, antarspesies, dan ekosistem.
Pengelompokkan makhluk hidup
berdasarkan sistem lima kingdom :

01 Monera 02 Protista

04 Fungia
03 Plantae

05 Animalia
B. KONSEP DASAR PENGELOMPOKAN
MAKHLUK HIDUP

Prinsip yang masih digunakan dalam pengelompokan makhluk hidup yang ada di
bumi adalah konsep adanya kesamaan ciri-ciri dan tingkatan takson. Semakin
banyak kesamaan ciri yang dimiliki oleh organisme-organisme, organisme-
organisme akan dikelompokkan pada satu tingkatan takson yang paling kecil.
Semakin ke bawah tingkatan takson semakin banyak memiliki kesamaan. Para ahli
sistematik menyusun tingkatan hierarki takson yaitu kingdom, filum (untuk
hewan)/divisi (untuk tumbuhan), kelas, ordo, familia, genus, spesies.
Perhatikan pengorganisasian berikut
ini:
1. Setiap kingdom disusun oleh filum.
2. Setiap filum/divisi disusun oleh kelas.
3. Setiap kelas disusun oleh ordo.
4. Setiap ordo disusun oleh family.
5. Setiap pemilih disusun oleh genus.
6. Setiap genus disusun oleh spesies.
Dalam mengelompokkan makhluk hidup, umumnya diterapkan
sistem sistem tertentu. Ada tiga sistem klasifikasi yang umum kita
kenal yaitu:

1) sistem alami: takson terbentuk dari anggota-anggota yang sewajarnya diklasifikasikan dalam satu kelompok
secara alami, berdasarkan kesamaan morfologi; kelompok hewan berkaki empat, kelompok tanaman berdaun
jarum dan sebagainya.
2) sistem artifisial: pengelompokan berdasarkan tujuan praktis. Contohnya, kelompok tanaman obat, kelompok
tanaman pangan, kelompok hewan terbang, kelompok hewan merayap, dan sebagainya.
3) sistem filogenetik: pengelompokan berdasarkan jauh dekatnya kekerabatan dan urutan perkembangan makhluk
hidup menurut sejarah evolusi. Sistem ini muncul setelah adanya teori evolusi. Contohnya kelelawar burung,
kuda, dan manusia adalah sekerabat karena memiliki organ homolog yaitu sayap, kaki depan dan tangan.
● Menurut Darwin, kemiripan pada beberapa organisme sekarang mempunyai
nenek moyang yang sama.
● Sistem klasifikasi masih terus berkembang hingga saat ini karena
dipengaruhi oleh semakin banyaknya bukti-bukti biologi yang dapat
diperkuat sistem klasifikasi titik bukti baru yang sangat pesat
perkembangannya adalah bukti molekuler, seperti protein asam amino,
metabolit sekunder DNA dan RNA.
● Klasifikasi makhluk hidup bertujuan menyederhanakan objek objek yang
dipelajari akibat adanya keanekaragaman. Sistem klasifikasi makhluk hidup
tersebut didasarkan pada banyak sedikitnya persamaan ciri yang dimiliki
oleh kelompok kelompok organisme dalam takson tertentu. Takson adalah
tingkat kelompok atau unit dalam pengklasifikasian.
● Semakin banyak persamaan, semakin kearah spesies. Spesies memiliki
persamaan morfologi anatomi fisiologi dapat melakukan perkawinan, serta
menghasilkan keturunan yang fertil. Genus mencakup semua jenis yang
menunjukkan persamaan dalam struktur alat reproduksi. Familia mencakup
sejumlah genus yang dianggap berasal dari nenek moyang yang sama.
C. TATA NAMA PADA KLASIFIKASI
MAKHLUK HIDUP

Seperti telah kita ketahui bahwa organisme yang kini hidup di bumi begitu sangat beraneka ragam teknik
untuk lebih mudah mengenal dan mempelajari makhluk hidup yang beraneka ragam perlu di lakukan
pengklasifikasian dan pemberian nama pada setiap jenis organisme.

Setiap daerah atau negara mempunyai nama sendiri-sendiri untuk jenis hewan atau tumbuhan tertentu.
Untuk setiap jenis organisme harus diberi nama yang berlaku umum secara internasional yaitu dengan
pemberian nama ilmiah. Nama ilmiah atau scientific name adalah nama latin atau nama dalam bahasa latin
atau nama yang dilatinkan itu berbeda dengan nama biasa (common name) atau nama daerah/vokal
(vernacular name).
Sampai abad ke-18, semua naskah ilmu pengetahuan ditulis dalam bahasa latin sebagai
bahasa para ilmuwan. Setiap negara pada masa itu menulis ilmu pengetahuan dalam
bahasa masing-masing, tetapi untuk nama hewan atau tumbuhan mereka menggunakan
bahasa. Deskripsi ataupun nama hewan dan tumbuhan menggunakan bahasa latin dan
pemberian nama pada awalnya digunakan sistem uninomial atau 1 kata, kemudian
digunakan sistem polinomial atau terdiri atas banyak kata tetapi nama tersebut tidak jelas
untuk kategori takson yang mana dan sulit untuk diingat. Namun disepakati sistem nama
ganda atau binomial nomenklatur yang berlaku secara internasional. Tiap jenis organisme
mempunyai nama yang terdiri atas 2 kata. Kata yang pertama adalah nama genus dan kata
kedua adalah petunjuk spesies.
1. Penulisan nama jenis (spesies)
- binomial
- tidak boleh merupakan tautonim
- kata depan huruf pertama harus ditulis dengan huruf besar dan kata kedua ditulis
dengan huruf kecil
- harus ditulis miring atau digaris bawahi untuk garis kata pertama dan kedua terpisah
2. Penulisan nama marga
Terdiri atas 1 kata & huruf pertama harus lah ditulis dengan huruf besar
3. Penulisan nama suku
- 1 kata berbentuk jamak
- dibentuk salah satu marga yang di bawah ini ditambah aceae ( untuk tumbuhan )
Untuk hewan : nama marga + idae
KB 3 PENCEMARAN DAN ETIKA
LINGKUNGAN

Lingkungan hidup menurut undang-undang nomor 23 tahun 1997 adalah kesatuan


ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia
serta makhluk hidup lainnya.
A. Pencemaran lingkungan
Pencemaran dapat didefinisikan sebagai masuknya bahan atau energi dalam lingkungan yang
menyebabkan timbulnya perubahan yang tidak diharapkan, baik yang bersifat fisik, kimiawi,
maupun biologis, sehingga nantinya akan mengganggu kesehatan, eksistensi manusia, dan
aktivitas manusia serta organisme lainnya. Kerusakan lingkungan bisa terjadi secara alamiah
atau ulah manusia.

Berdasarkan mediumnya, pencemaran dapat dikelompokkan menjadi ;


- Pencemaran air,
- Pencemaran udara, dan
- Pencemaran tanah.
Organisasi kesehatan dunia (WHO)
menetapkan empat tahapan pencemaran sebagai
berikut :

1. Pencemaran tingkat pertama, itu pencemaran dengan tidak menimbulkan kerugian pada manusia
2. Pencemaran tingkat kedua, pencemaran yang menimbulkan iritasi ringan pada panca indra dan alat
vegetatif lainnya serta telah menimbulkan gangguan pada komponen ekosistem lainnya.
3. Pencemaran tingkat ketiga yaitu pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi faal pada tubuh dan
menyebabkan sakit yang kronis
4. Pencemaran tingkat keempat yaitu pencemaran yang telah menimbulkan sakit bahkan kematian dalam
lingkungan karena kadar zat pencemarannya terlalu tinggi
1. Pencemaran air
Air tercemar jika mendapatkan zat, bahan, atau 2. Pencemaran udara
kondisi dalam air yang menurunkan kualitas sesuai Pencemaran udara terjadi apabila dalam udara masuk
dengan standar peruntukannya. Sumber polutan satu atau lebih bahan kimia dalam konsentrasi tinggi
pencemaran air terutama adalah limbah industri dan atau mempunyai kondisi fisik seperti panas tinggi yang
rumah tangga. Berikut adalah macam-macam nantinya dapat berbahaya bagi manusia, hewan,
polutan air : tumbuhan, atau materi lainnya. Berikut adalah
● Sampah organik macam-macam polutan udara ;
● Virus dan bakteri ● Karbon monoksida (CO)
● Merkuri ( Hg ) ● Karbondioksida (CO2)
● Timbal (Pp) ● Oksida nitrogen ( NO dan NO2
● Cadmium (Cd) ● Oksida sulfur
● Tembaga ( Cu ) ● Materi partikel seperti debu, asbestos, metal, dan
● Bahan Radioaktif suspensi minyak.
3. Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah berkaitan erat dengan pencemaran air dan udara. Pencemaran tanah disebabkan
oleh sampah organik dan sampah anorganik seperti plastik dan kaleng bekas, sisa bahan bangunan,
keramik, kelebihan pupuk, pestisida, bahan radioaktif, serta limbah rumah tangga. Sumber utama
pencemaran tanah adalah sampah.
B. Etika Lingkungan
Etika lingkungan lahir pada dua dasawarsa terakhir sekitar tahun 1970 an, yaitu suatu etika yang
menggunakan penalaran ekologi sehingga hubungan timbal balik manusia dengan lingkungannya
menjadi serasi.
Etika lingkungan mengandung makna kearifan, kebijaksanaan, dan strategi untuk menentukan
pilihan perbuatan manusia agar terciptanya hubungan timbal balik yang harmonis antara manusia
dan lingkungannya. Pendidikan lingkungan hidup perlu ditanamkan sejak dini agar generasi
penerus memiliki bekal pemahaman pelestarian tentang lingkungan hidup lebih baik.
● Etika lingkungan juga dibedakan lagi sebagai etika pelestarian dan etika pemeliharaan.
Etika pelestarian adalah etika yang menekankan pada mengusahakan pelestarian
alam untuk kepentingan manusia. Etika pemeliharaan dimaksudkan untuk mendukung
usaha pemeliharaan lingkungan untuk kepentingan semua makhluk.
○ Etika lingkungan juga disebut etika ekologi, yaitu pendekatan terhadap
lingkungan yang melihat pentingnya memahami lingkungan sebagai keseluruhan
kehidupan yang saling menopang sehingga semua unsur mempunyai arti dan
makna yang sama.
C. Mengapa Kita Perlu Etika Lingkungan?

● Dengan meningkatnya kesadaran manusia terhadap kelestarian lingkungan hidup, kita


merasakan perlunya etika lingkungan dalam menjalankan kehidupan di alam.
● Pada dasawarsa 1960-an, masyarakat berkembang menjadi masyarakat industri sederhana, untuk
itu manusia mulai memanfaatkan lingkungan secara intensif dan menggunakan teknologi untuk
meningkatkan ekonomi.
● Pada dasawarsa 1970-an, terbentuk masyarakat industri maju, populasi manusia meningkat,
ekonomi dunia berlipat. Pada saat itu terjadi masalah lingkungan secara global yang menjadikan
titik balik manusia dari pemboros sumber daya alam menjadi pemerhati etika lingkungan
dengan menekankan pembangunan berwawasan lingkungan sampai saat ini.
Manusia adalah makhluk yang mempunyai hati nurani, daya penalaran,
serta kebudayaan. Oleh karena itu, manusia mempunyai pandangan
tersendiri terhadap lingkungannya yang mengatur dan menentukan
aktivitasnya.

Pandangan tersebut antara lain :


1. Pandangan ketuhanan
2. Pandangan kosmogoni
3. pandangan posibilisme
4. pandangan optimisme teknologi
5. pandangan kependudukan
D. Prinsip – prinsip etika
lingkunga
Berikut ini beberapa prinsip etika lingkungan sebagai
pegangan bagi perilaku manusia agar hidup harmonis
dengan alam (Ariyanto, 2009)
1. Sikap hormat terhadap alam
Hormat terhadap alam merupakan suatu prinsip dasar bagi manusia sebagai bagian dari alam semesta
seluruhnya.

2. prinsip tanggung jawab


Tanggung jawab ini bukan saja bersifat individu, melainkan juga kolektif yang menuntut manusia untuk
mengambil prakarsa, usaha, kebijakan, dan tindakan bersama secara nyata untuk menjaga alam semesta
dengan isinya.

3. prinsip solidaritas
Prinsip yang membangkitkan rasa solider, perasaan sepenanggungan dengan alam dan dengan makhluk hidup
lainnya mendorong manusia untuk menyelamatkan lingkungannya.

4. prinsip kasih sayang dan kepedulian


Prinsip satu arah menuju yang lain tanpa mengharapkan balasan, tidak didasarkan pada kepentingan pribadi,
tetapi semata – mata karena sayang dan peduli terhadap alam.
5. prinsip tidak merusak
Prinsip tidak merusak ini sangat perlu ditanamkan pada anak sejak dini karena sering kita temukan
anak – anak yang memiliki kecenderungan senang merusak sesuatu yang ada dilingkungannya.

6. prinsip hidup sederhana dan hidup selaras dengan alam


Prinsip ini muncul didasari karena selama ini alam hanya sebagai objek eksploitas dan pemuas
kpentingan hidup manusia.
 
7. prinsip keadilan
Prinsip ini berbicara terhadap akses yang sama bagi semua anggota masyarakat untuk ikut berperan
dan bertindak dalam pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian alam serta dapat ikut menikmati
manfaat sumber daya alam secara lestari untuk semua lapisan masyarakat.

8. prinsip integritas moral


Prinsip ini terutama menuntut kita agar mempunyai sikap dan perilaku moral yang terhormat serta
memegang teguh untuk mengamankan kepentingan masyarakat luas yang terkait dengan sumber daya
alam.
Sekian Terima kasih

Wassallamu’alaikum Wr
Wb

Anda mungkin juga menyukai