Anda di halaman 1dari 7

BUKU JAWABAN TUGAS MATA

KULIAH TUGAS 3

Nama Mahasiswa : LILIS FATMAWATI

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 856706742

Kode/Nama Mata : MKDK4002 / Perkembangan Peserta Didik

Kuliah Kode/Nama
: 18 / Pokjar Lempuing
UPBJJ

Masa Ujian
: 2019/20.2 (2020.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
NASKAH TUGAS MATA KULIAH
UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2019/20.2

Fakultas : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Program Studi : Teknologi Pendidikan
Kode/Nama MK : MKDK4002 / Perkembangan Peserta Didik
Tugas : 3
Penulis Soal/Institusi : Mufarizuddin S.Pd, M.Pd/ Univ. Pahlawan Tuanku Tambusai
Penelaah Soal//Institusi : Dra. Marisa, M. Pd

No SOAL SKOR
Banyak anak mengalami gangguan perkembangan, baik karena masalah 10
1 fisik, emosional maupun masalah intelektual. Mereka disebut dengan anak
berkebutuhan khusus. Jelaskan karakteristik umum yang dialami anak
berkelainan fisik.

Jelaskam secara rinci karakteristik khusus pada perilaku anak autis. 25


2
Menangani pendidikan anak berkebutuhan khusus membutuhkan 30
3 modifikasi bentuk pendidikan dan pembelajaran. Salah satunya upaya
yang dapat dilakukan adalah dengan melalui sekolah inklusif. Menurut
Mulyoni dan Sri Wahyu Ambarwati (2005), terdapat 9 elemen yang harus
tersedia dalam membentuk sekolah inklusif. Jelaskan 9 elemen tersebut
dengan rinci.

Karakteristik yang menonjol pada anak usia sekolah dasar adalah senang 35
4 bermain, selalu bergerak, bekerja dalam kelompok dan senantiasa ingin
mengerjakan segala sesuatunya sendiri. Menurut Havigurst, terdapat 8
perkembangan tugas anak usia SD.

a. Jelaskan 8 tugas perkembangan anak usia SD.


b. Jelaskan 8 implikasi penyelengaraan pendidikan tersebut secara rinci

Skor total 100


Jawaban 02

1. Jelaskan karakteristik umum yang di alami anak berkelainan fisik.


Berkelainan fisik dapat di jelaskan atas hal-hal berikut:
a) Kesulitan memperoses, terjadi bila ganguan saraf menghambat di
terimanya informasi atau untuk mengungkap sesuatu secara memadai;
b) Kesulitan dalam motivasi terjadi bila kebutuhan akan usaha pribadi
berinteraksi dengan image diri dan percaya diri ,yang berakibat pada
berbagai tingkat motivasi ;
c) Kesulitan berpartisipasi terjadi bila ganguan fisik menghambat
kemampuan anak untuk bergabung dalam kegiatan kelas.
2. Karakteristik khusus pada perilaku anak autis adalah:
a. Anak tampak seperti tuli, sulit berbicara, atau pernah berbicara, tetapi
kemudian sirna.
b. Anak tidak dapat mengikuti jalan pikiran orang lain dan tidak
mempunyai empati dan tidak tahu apa reaksi orang lain atas
perbuatannya. Akibatnya, anak sukar bersosialisasi dengan
lingkungannya.
c. Pemahaman anak sangat kurang, sehingga apa yang dia baca sukar di
pahami. Dalam belajar mereka lebih mudah memahami lewat gambar-
gambar (visual learners).
d. Kadangkala anak mempunyai daya ingat yang sangat kuat, seperti
perkalian, kalender dan lagu-lagu.
e. Anak mengalami kesukaran dalam mengekspresikan perasaannya,
seperti: suka marah, mudah frustasi bila tidak di mengerti dan dapat
menimbulkan tantrum (ekspresi emosi dalam bentuk fisik atau marah
yang tidak terkendali).
f. Memperhatikan prilaku stimulasi diri seperti bergoyang-goyang,
mengepakkan tangan seperti burung, berputar-putar, mendekatkan
mata ke pesawat TV ( setiawan,at.al.,2006:73:Haiden, 2004: 44).
3. Terdapat 9 elemen yang harus tersedia dalam membentuk sekolah inklusif.
Jelaskan 9 elemen tersebut dengan rinci.
1) Sikap guru yang positif terhadap kebinekaan
Elemen paling penting dalam pendidikan inklusif adalah sikap guru
terhadap siswa yang membutuhkan layanan pendidikan khusus.
2) Interaksi promotif
Yang di maksud interaksi promotif adalah upaya untuk saling
menolong dan saling memberi motivasi dalam belajar.
3) Pencapaian kompetensi akademik dan sosial
Pendidikan inklusif tidak hanya menekankan pencapaian tujuan dalam
bentuk kompetensi akademik tetapi juga kompetensi sosial.
4) Pembelajaran adaptif
Ciri khas dari pendidikan inklusif adalah tersedianya program
pembelajaran yang adaptif atau program pembelajaran individual
(individualized instructional programs) program pembelajaran adaptif
tidak hanya di tunjukan kepada perserta didik dengan problema belajar
tetapi juga untuk perseta didik yang di karuniai keunggulan.
5) Konsultasi kolaboratif
Konsultasi kalaboratif (collaborative consultation) adalah saling tukar
informasi antar profesional dari semua disiplin yang terkait untuk
memperoleh keputusan legal dan instruksional yang berhubungan
dengan siswa yang membutuhkan layanan pendidikan khusus.
6) Hidup dan belajar dalam masyarakat
Dalam pendidikan inklusif kelas harus merupakan bentuk mini dari
suatu kehidupan masyarakat yang di idealkan.
7) Hubungan kemitraan antara sekolah dengan keluarga
Keluarga merupakan fondasi tempat anak-anak belajar dan
berkembang.
8) Belajar dan berfikir independen
Dalam pendidikan inklusif guru mendorong siswa mencapai
perkembangan kognitif taraf tinggi dan kreatif agar mampu berfikir
independen.
9) Belajar sepanjang hayat
Pendidikan inklusif memandang pendidikan di sekolah sebagai bagian
dari perjalanan panjang hidup seorang manusia; dan manusia belajar
sepanjang hidupnya (lifelong learning).
4. Terdapat 8 perkembangan tugas anak usia SD.
a. Jelaskan 8 tugas perkembangan anak usia SD.
1) Pembelajaran Keterampilan Fisik yang Diperlukan untuk
Permainan Sehari-hari.
2) Membangun Keutuhan Sikap terhadap Diri Sendiri sebagai
Organisme yang Sedang Tumbuh.
3) Belajar Bergaul dan Berkerja dalam Kelompok Sebaya
4) Mempelajari Peran Sosial sebagai Pria atau Wanita
5) Pengembangan Keterampilan Dasar dalam Membaca, Menulis dan
Berhitung.
6) Pengembangan Konsep-konsep yang Perlu dalam Kehidupan
Sehari-hari.
7) Pengembangan Kata Hati, Moral dan Nilai-nilai.
8) Mencapai Kemandirian Pribadi.
b. Jelaskan 8 implikasi penyelengaraan pendidikan tersebut secara rinci.
1) Pembelajaran keterampilan fisik yang diperlukan untuk
permainan sehari-hari
Pada usia SD, anak di tuntut untuk menguasai keterampilan
fisik yang di perlukan dalam permaian dan aktivitas fisik.
Keterampilan-keterampilan itu antara lain keterampilan dalam
menangkap, melempar dan menendang, berguling,berenang,
serta memperguna alat-alat permaianan yang sederhana.
Berkenaan dengan keterampilan fisik anak laki-laki diharapkan
memiliki keterampilan fisik yang lebih kuat dibanding dengan
anak wanita. Dengan demikian, sukses tidaknya anak laki-laki
dan perempuan di sekolah dapat diuji dengan mencoba
membantu seseorang yang mengalami hambatan dalam tugas-
tugas perkembangan ini.
2) Membangun keutuhan sikap terhadap diri sendiri sebagai
organisme yang sedang tumbuh
Anak usia SD dituntut untuk memiliki kebiasaan dalam
memelihara badan, kebersihan dan keamanan, ajeg terhadap
keutuhan, sikap realistis terhadap keadaan fisiknya, memiliki
kemampuan untuk menyenangi badannya, dan memiliki
keutuhan sikap terhadap jenis kelamin. Anak dapat diakui atau
tidak dapat diakui oleh teman sebaya atau orang dewasa dengan
mempertimbangkan keadaan fisik dan keterampilan fisiknya.
Selama peroide late relatif kecil terjadi dorongan fisiologis
yang memacu perilaku seksual. Pendidikan seks hendaknya
dilaksanakan atas persetujuan orang tua,sehingga terjadi saling
isi mengisi antara sekolah dan orang tua. Sekolah hendaknya
memperhatikan kesulitan dan kebingungan siswa, serta
memberikan pelayanan konseling individual.
3) Belajar bergaul dan berkerja dalam kelompok sebaya
Belajar berteman dan berkerja dalam kelompok, dalam rangka
mengembangkan kepribadian sosial. Anak harus memiliki
keterampilan fisik dan penampilan fisik yang diterima bagi
hubungan baik dengan teman sebay. Peristiwa ini merupakan
perubahan situasi dari suasana emosional yang aman dengan
hubungan yang erat dengan ibu dan anggota keluarga lainnya
ke dalam dunia baru yang menuntut anak pandai menetapkan
diri di antara teman sebaya yang sedikit banyak akan berlomba
dalam menarik perhatian guru. Proses pembelajaran dalam
memasuki kelompok sebaya merupakan proses pembelajaran
“kepribadian sosial” yang sesungguhnya.
4) Mempelajari peran sosial sebagai pria atau wanita
Perbedaan anatomi antara pria dan wanita tidak menuntut
perbedaan peran jenis kelamin selama anak sekolah dasar .
tubuh anak wanita sebagaimana anak laki-laki tumbuh dengan
baik melalui aktivitas fisik sehingga menjadi kuat dan besar.
Peranan jenis kelamin hendaknya di perhatikan secara
sungguh-sungguh oleh banyak lembaga. Sekolah hendaknya
lebih menekankan pada fungsi perbaikan jika ada anak yang
mengalami hambatan dalam pencapaian tugas perkembangan
ini.
5) Pengembangan keterampilan dasar dalam membaca, menulis
dan berhitung
Menulis dan menghitung secara memadai agar mampu
beradaptasi dengan masyarakat. Perkembangan ini mungkin di
capai anak usia SD karena secara biologis kedaan tubuh syaraf
pada usia ini sudah cukup matang, yang memungkinkan anak
mulai belajar membaca, menulis dan berhitung. Dengan
demikian aspek-aspek mekanis dari tugas membaca, menulis,
dan mengeja dilengkapi pada akhir usia SD. Dari beberapa
temuan yang berkenaan dengan pentingnya kematangan
biologis dalam proses membaca dan berhitung, adanya
kecenderungan bahwa anak-anak kadang-kadang di ajari
keterampilan tersebut sebelum mereka siap untuk itu.
6) Pengembangan konsep-konsep yang perlu dalam kehidupan
sehari-hari
Berdasarkan konsep yang dimilikinya, anak akan membentuk
konsep baru melalui pengalaman pengganti seperti melalui
bacaan, mendengar cerita, atau melihat film. Seperti konsep
tentang waktu, ruang, angka, panas, tinggi, dan cepat. Hal ini
akan membantu anak dalam membangun konsep dengan dasar
yang realitas.
7) Pengembangan kata hati, moral dan nilai-nilai
Secara psikologis, anak pada saat lahir belum memiliki kata
hati dan nilai-nilai. Melalui perkembangan hidupnya ia sedikit
demi sedikit mempelajari nilai-nilai dan diajari untuk
membedakan mana perilaku yang baik dan mana perbuatan
yang buruk. Maka pendidikan hendaknya mengembangkan
nilai-nilai yang memungkinkan anak mampu menentukan
pilihan yang stabil dan pilihan itu menjadi pegangan bagi
dirinya.
8) Mencapai kemandirian pribadi
Secara psikologis anak usia SD telah mandiri dari orang tua,
namun secara emosional masih bergantung pada mereka. Dari
uraian tentang tugas-tugas perkembangan dan implikasi
terhadap pendidikan, dapat kita simak bahwa, bertolak dari
sumber fisik, psikologis dan nilai serta aspirasi pribadi, tugas-
tugas perkembangan anak SD di Indonesia adalah pencapaian
perilaku yang seyogianya ditampilkan anak SD yang
mencangkup: sikap dan kebiasaan dalam berinfaq ( iman dak
taqwa), pengembangan kata hati-moral dan nilai-nilai,
pengembangan keterampilan dasar dalam calistung,
pengembangan konsep-konsep yang perlu dalam kehidupan
sehari-hari, belajar bergaul dan berkerja dalam kelompok
sebaya, belajar menjadi pribadi yang mandiri, mempelajari
keterampilan fisik sederhana, membina hidup sehat, belajar
menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin,
pengembangan sikap terhadap kelompok dan lembaga-lembaga
sosial.

Anda mungkin juga menyukai