Anda di halaman 1dari 4

MKDK4001/Pengantar Pendidikan

1. Berdasarkan uraian di atas beberapa karakteristik pendidikan Belanda zaman VOC

a. pembagian sekolah berdasarkan kelas sosial dan ekonomitidak


b. adanya perencanaan pendidikan yang sistematis
c. tenaga pengajar didominasi oleh orang Belanda
d. porsi pelajaran bahasa Belanda sangat banyak
e. adanya sekolah tandingan
f. adanya pengawasan yang sangat ketat
g. kurikulum dan sistem ujian disamakan
2. Beberapa Permasalahan pendidikan yang terjadi setelah kemerdekaan :
a. Kurangnya ketersediaan dana pendidikan
Ketika membahas seputar dana, bukan hanya biaya pendidikan di lembaga formal
maupun informal. Biaya untuk membayar properti dan fasilitas seperti buku, alat
tulis, seragam, dan transportasi juga termasuk ke dalamnya. Tak hanya itu, bagi
kalangan yang mengalami kesulitan ekonomi, mereka lebih memilih bekerja untuk
memenuhi biaya hidup yang semakin tinggi ketimbang meneruskan pendidikan.
Sebenarnya, pemerintah telah menyusun rencana pendidikan gratis dan program
Wajib Belajar 12 Tahun untuk mengatasinya. Namun, permasalahan pendidikan di
Indonesia terkait dana ternyata tidak bisa diselesaikan semudah itu. Hal ini
disebabkan karena penyebaran alokasi dana program pendidikan yang tidak tersebar
secara merata. Belum lagi, menurut HSBC Global Report 2017, Indonesia merupakan
salah satu negara dengan biaya pendidikan termahal di dunia.
b. Minimnya bahan belajar mengajar
Permasalahan pendidikan di Indonesia yang berikutnya adalah kurangnya bahan
belajar mengajar. Demi meningkatkan kualitas belajar, murid sudah sepatutnya
memperoleh buku pelajaran atau lembar latihan soal. Tidak adanya perpustakaan atau
bahan belajar gratis juga dapat menghambat proses pembelajaran.
Seharusnya, bantuan berupa bahan belajar diberikan lebih banyak ke wilayah-wilayah
yang dengan masyarakat kurang mampu.
Bukan itu saja, guru juga memerlukan bahan ajar yang dengan materi yang
berkualitas dan sesuai kurikulum terbaru sedang berlaku. Jika tenaga pendidik
memakai bahan ajar yang ketinggalan zaman, tentu kegiatan mengajar menjadi
kurang maksimal. Ini akan berpengaruh pada proses penyerapan ilmu para murid.
c. Rendahnya kualitas tenaga pendidik
MKDK4001/Pengantar Pendidikan

Kualitas tenaga pendidik yang rendah menjadi salah satu permasalahan pendidikan di


Indonesia. Tidak semua guru mampu mengajar materi yang sesuai kompetensi
masing-masing. Menurut Global Education Monitoring (GEM) Report 2016 oleh
UNESCO, pendidikan di Indonesia menempati urutan ke-10 dan urutan terakhir
untuk kualitas guru dari 14 negara berkembang.Selain itu, total guru meningkat
secara signifikan, yaitu 382 persen atau 3 juta lebih pada sekitar tahun 1999 hingga
2000. Jumlah ini tidak sebanding dengan jumlah peserta didik yang berkisar 17
persen saja. Ditilik dari jumlah guru sebanyak itu pun, masih ada 52 persen guru yang
belum mempunyai sertifikat profesi dan 25 persen yang belum memenuhi kualifikasi
akademik.
d. Tidak tersedia fasilitas yang memadai
Terakhir adalah permasalahan pendidikan di Indonesia terkait fasilitas. Fasilitas yang
dimaksud mencakup ruang belajar dengan segala isinya. Tidak hanya harus lengkap,
fasilitas juga harus memadai. Beberapa contoh fasilitas pendidikan yang perlu
disediakan, misalnya, papan tulis, meja, kursi, perkakas laboratorium, atau alat
elektronik. Bayangkan jika fasilitas tersebut rusak, pasti akan mengganggu proses
belajar mengajar.

Adapun permasalahan fasilitas yang berkaitan dengan kemajuan teknologi. Meskipun


sekarang murid dapat belajar secara digital, hanya kalangan tertentu saja yang bisa
menikmatinya. Murid yang berasal dari keluarga kurang mampu bahkan belum bisa
menerima fasilitas esensial yang memadai. Permasalahan seperti inilah yang harus
menjadi fokus pemerintah dalam negeri.

3. Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah : manusia sebagai
perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia.
Tetapi apakah sesederhana itu hubungan keduanya ?. Dalam sosiologi manusia dan
kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda
tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah
kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai
dengannya. Tampak bahwa keduanya akhimya merupakan satu kesatuan. Contoh
sederhana yang dapat kita  lihat adalah hubungan antara manusia dengan peraturan –
peraturan kemasyarakatan. Pada saat awalnya peraturan itu dibuat oleh manusia, setelah
peraturan itu jadi maka manusia yang membuatnya harus patuh kepada peraturan yang
MKDK4001/Pengantar Pendidikan

dibuatnya sendiri itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat
dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia
itu sendiri. Apa yang tercakup dalam satu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dari
kemauan manusia yang membuatnya.Apabila manusia melupakan bahwa masyarakat
adalah ciptaan manusia, dia akan menjadi terasing atau tealinasi (Berger, dalam
terjemahan M.Sastrapratedja, 1991; hal : xv)
4. Kota Palembang kian unik karena menjadi  wadah akulturasi budaya  Melayu,
Tionghoa, dan Timur Tengah. Meskipun tidak langsung berbatasan dengan laut,
aliran-aliran sungai di kota ini mempermudah kapal para pedagang untuk masuk
hingga ke kaki pegunungan. Selain aktivitas perdagangan, para pedagang yang
berasal dari Tiongkok dan Timur Tengah berbaur dengan masyarakat lokal
sehingga menyebabkan akulturasi budaya.Masyarakat lokal Palembang awalnya
merupakan penduduk yang tinggal di sekitar Sungai Melayu dan lama-kelamaan
dikenal dengan sebutan penduduk Melayu. Akulturasi budaya Melayu,
Tionghoa, dan Timur Tengah tampak jelas pada arsitektur bangunan, kesenian,
makanan khas, dan adat istiadat Palembang lainnya. Keunikan ini membuat
Palembang memiliki nuansa istimewa dibandingkan kota-kota lain di tanah air.
5. Kebudayaan merupakan hasil belajar,artinya bahwa semua unsur
kebudayaan adalah hasil belajar dan bukan merupakan warisan
biologis(dibawa sejak lahir). Dengan demikian, kebudayaan suatu
masyarakat dapat berbeda dengan masyarakat lainnya.Seseorang
mempelajari kebudayaan dengan cara ikut serta menjadi besar didalam
kebudayaan tersebut. Ralph Linton mengatakan bahwa kebudayaan
adalah warisan sosial umat manusia. Artinya, kebudayaan diwarisakan
melalui hubungan-hubungan sosial yang terus-menerus. Proses
penerusan kebudayaan dari suatu generasi ke genarasi yang lainnya
disebut enkulturasi atau pembudayaan. Hal tersebut dapat tergambar
dari moci sebagai binatang yang memiliki hubungan dengan bunga
sang majikan .
MKDK4001/Pengantar Pendidikan

Anda mungkin juga menyukai