Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Bandar Lampung, 04-07-2021
NITA SETIANA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
1. Menurut saya, guru tersebut sudah melakukan kekerasan kognitif pada siswanya. Karena telah
mengajarkan dengan cara bernalar tanpa menggunakan media atau alat peraga pada siswa
kelas rendah. Guru secara tidak langsung sudah menyalahi kodrat anak sesuai dengan
perkembangan kognitifnya. Perkembangan kognitif anak kelas rendah atau usia dini merupakan
kemampuan dalam memahami lingkungan sekitar yang bersifat konkret, sedangkan media dan alat
peraga berfungsi sebagai alat atau perangkat perantara menyampaikan komunikasi pembelajaran
pada siswa SD kelas rendah yang pada perkembangan kognitifnya masih mamahami lingkungannya
secara konkret. Seharusnya guru dapat mengajarkan dengan menyesuaikan perkembangan
kognitifnya. Siswa kelas rendah berada pada tahap operasional konkret. Pada usia ini anak
masih memerlukan bimbingan sistematis dan sistemik guna membangun pengetahuannya. Jadi
hendaknya dalam proses pembelajaran, guru menggunakan media atau alat peraga yang konkret
untuk membuat siswanya lebih mudah memahami materi yang diajarkan dan sesuai dengan
perkembangan kognitifnya.
2. Rancangan pembelajaran yang sebaiknya diberikan guru kepada Fielda, agar dia mampu bersosialisasi dengan
teman-temannya di SD adalah dengan menggunakan model pembelajaran kelompok (cooperative learning)
yang merupakan model pembelajaran dimana peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok. Model
tersebut dapat membuat Fielda mengenali teman-temannya.
Salah satu rancangan pembelajarannya adalah sebagai berikut:
RANCANGAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan:
Kelas/semester : 1/1
Mapel/Topik : Bahasa Indonesia
Waktu : 2 x 35 menit
I. Standar Kompetensi
Merinci ungkapan penyampaian terimakasih, permintaan maaf, tolong dan pemberian pujian
Secara lisan dan tulisan
II. Kompetensi Dasar
Merinci ungkapan penyampaian terimakasih, permintaan maaf, tolong dan pemberian pujian
dengan bahasa yang santun secara lisan dan tulisan
III. Indikator
- Menyebutkan ungkapan terimakasih lisan atau tulisan dengan tepat.
- Membandingkan ungkapan terimakasih lisan dan tulisan dengan tepat.
- Melakukan ungkapan permintaan tolong dan terimakasih dengan tepat.
IV. Pokok Materi
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
Guru kelas 1
Wahyuni
4. Sesuai dengan PP. No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, SARANA yang wajib
ada pada setiap satuan pendidikan SD meliputi: perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan,
buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, dan perlengkapan lain yang diperlukan.
Sedangkan PRASARANA meliputi: lahan, ruang kelas, ruang pimpinan atau kepala sekolah, ruang
guru, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi,
ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat
berkreasi, dan ruang lain yang diperlukan.
Ketercapaian sarana wajib tersebut pada satuan pendidikan SD di Indonesia sangat bervariasi,
dari yang paling lengkap dan ideal sampai yang paling minimal. Masih banyak SD yang memiliki sarana
prasarana belajar seadanya, bahkan ada yang sangat mengkhawatirkan, sehingga menimbulkan keluhan dari
masyarakat karena keterbatasana sarana dan prasarana ini membuat kualitas pelayanan pendidikan yang
diberikan menjadi rendah.