Anda di halaman 1dari 4

TUGAS TUTORIAL 3

Nama : Toky Norika


NIM : 857910707
Program Studi : BI PGSD S1 Semester 3
Mata Kuliah : Pembelajaran Kelas Rangkap (PDGK4302)
Tutor : Saeful Fadly, S.Pd, M.Pd

Ulasan Ilmiah
Mengapa Pembelajaran Kelas Rangkap di Praktekkan?

Pendahuluan
Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan terdapat berbagai tantangan yang harus dihadapi barisan
garda terdepan yaitu guru sebagai ujung tombak pendidikan. Berbagai tantangan muncul
selama pelaksanaan tugas sebagai tenaga pengajar, diantaranya mengampu lebih dari satu
kelas. Hal ini sering terjadi karena kekurangan tenaga pengajar, fasilitas pendukung dan
faktor lain yang tidak dapat terhindarkan. Tentu saja kondisi ini tidak untuk dijadikan sebuah
alasan semata tetapi harus disikapi secara positif.
Istilah mengampu lebih dari satu kelas biasa kita sebut dengan pembelajaran kelas
rangkap (PKR), merupakan suatu bentuk pembelajaran yang mempersyaratkan seorang guru
mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih, dalam waktu yang sama, dan menghadapi dua
atau lebih tingkat kelas yang berbeda. PKR juga mengandung arti bahwa, seorang guru
mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih dan menghadapi murid-murid dengan
kemampuan belajar yang berbeda.

Mengapa PKR dipraktekkan?


Seperti gambaran yang sudah dijabarkan pada pendahuluan, PKR dilakukan sebagai
upaya pelayanan pembelajaran dikarenakan berbagai kendala. Antara lain keterbatasan tenaga
pendidik, letak geografis suatu wilayah (misalnya daerah terpencil), keterbatasan sarana dan
prasarana penunjang di sekolah, atau juga jumlah murid yang terlalu besar (over size) seperti
di sekolah-sekolah favorit. Guru harus dapat memberikan pelayanan semaksimal dengan
kondisi yang terjadi. Maka dari itu, pelaksanaan pembelajaran kelas rangkap tidak bisa
dihindarkan. Untuk memenuhi hak siswa mendapatkan pembelajaran yang semestinya.
Pembelajaran harus tetap berlangsung.

Bagaimana Praktek dan Hambatannya?


Pembelajaran kelas rangkap sangat menekankan dua hal utama, yaitu kelas digabung
secara terintegrasi dan pembelajaran terpusat pada siswa sehingga guru tidak perlu berlari-lari
antara dua ruang kelas untuk mengajar dua tingkatan kelas yang berbeda dengan program
yang berbeda. Namun murid dari dua kelas bekerja secara sendiri-sendiri diruangan yang
sama, masing-masing duduk di sisi ruang kelas yang berlainan dan diajarkan program yang
berbeda oleh satu guru.
Dalam pelaksanaannya guru seharusnya cenderung sebagai fasilitator mengarahkan
proses pembelajaran yang berpusat pada siswa, guru dapat menggunakan model 2.2.1 (2
kelas, 2 mata pelajaran, 1 ruangan) atau 2.2.2 (2 kelas, 2 mata pelajaran, 2 ruangan), 3.3.1 (3
kelas, 3 mata pelajaran, 1 ruangan) atau 3.3.3 (3 kelas, 3 mata pelajaran, 3 ruangan), dan
seterusnya. Dari model yang ada dapat dikategorikan menjadi 2 kelompok, yaitu perangkapan
kelas pembelajaran dalam 1 ruangan dan perangkapan kelas berbeda ruangan. Masing-masing
model mempunyai keunggulan dan kekurangan sendiri.
Keunggulan PKR satu ruangan yaitu, hemat tempat, hemat tenaga, dan hemat waktu.
Sedangkan kelemahannya akan muncul bila guru kurang dapat mengelola 2 kelompok belajar
tersebut dalam satu ruang, siswa dapat kehilangan fokus dengan materi yangharus dipelajari.
Keunggulan PKR dengan ruang kelas berbeda yaitu, siswa lebih fokus pada materi yang
dipelajari, siswa lebih mandiri dalam pembelajaran, guru lebih kreatif merancang aktifitas
pembelajaran agar siswa dapat belajar mandiri. Sedangkan kekurangannya antara lain, guru
tidak dapat sepenuhnya mengawasi kegiatan pembelajaran, minat siswa juga dapat terganggu
apabila materi yang dikemas kurang menarik.
Contoh penerapan PKR dilapangan yang dilakukan oleh Elsje Theodora Maasawet di
daerah terpencil di Kalimantan timur karena faktor geografis, sehingga terjadi kekurangan
tenaga pendidik, sumber atau bahan ajar. Guru yang tersedia harus mengampu lebih dari 1
kelas supaya kebutuhan pembelajaran siswa dapat terpenuhi. Hambatan yang ditemukan
dilapangan yaitu lebih pada kemampuan tenaga pendidik yang kurang menguasai PKR untuk
mengemas pembelajaran menjadi menarik dan optimal. Pada kasus yang lain, pelaksanaan
PKR, juga dilakukan karena pendistribusian tenaga pendidik yang tidak merata. Kebanyakan
tenaga pendidik memilih mengajar didaerah yang mudah terjangkau atau didaerah perkotaan.
Sedangkan untuk daerah pelosok atau pinggiran hanya sebagian kecil saja. Hambatan yang
dihadapi oleh tenaga pendidik dalam menjalankan proses PKR antara lain, sumber materi
yang kurang, pemahaman dan antusias siswa yang rendah, guru perlu mengarahkan materi
dan proses pembelajaran kearah yang diminati siswa. Pada kasus selanjutnya PKR
dilaksanakan dengan menggunakan keaktifan siswa untuk saling membantu sebagai tutor, hal
ini lah yang harusnya dilakukan pada setiap PKR agar pembelajaran berjalan kearah yang
lebih baik. Tetapi pada pelaksanaannya, tingkat penguasaan dan ketertarikan siswa pada
materi perlu diperhatikan dengan baik. Pemilihan bahan, pengelompokan pasangan tutor
harus disusun dengan matang agar apa yang diharapkan dapat terpenuhi.

Saran untuk pelaksanaan di SD


Untuk menyajikan PKR yang sukses, guru harus mengemas kegiatan pembelajaran
dengan sebaik mungkin. Perlu diperhatikan bahwa kunci dari PKR adalah kemandirian,
sehingga peran aktif dari siswa harus ditonjolkan. Guru hanya sebagai fasilitator dan
mengarahkan pembelajaran saja. Pengoptimalan pembelajaran teman sebaya perlu
dilakukan. Teman sebaya memiliki pengaruh besar bagi perkembangan seorang remaja.
Pengaruh ini terjadi dan terlihat dampak dalam perilaku keseharian seseorang. Selain dalam
kehidupan keseharian, pengaruh teman sebaya juga dapat dirasakan dalam proses
pembelajaran. Salah satu metode pembelajaran yang mempergunakan pendekatan ini adalah
peer mentoring atau biasa dikenal dengan metode tutor teman sebaya.
Metode tutor teman sebaya ternyata memiliki pengaruh terhadap keberhasilan
pembelajaran peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari proses belajar yang lebih cair, peserta
didik lebih aktif, hubungan antar teman dalam proses pembelajaran menjadi lebih hangat.
Beberapa kendala yang ditimbulkan menyangkut keseriusan untuk belajar berkurang. Selain
itu, kedekatan antar teman terlihat dominan ketika tidak ada perlakuan khusus yang diberikan
kepada peserta didik. Peserta didik lebih memilih untuk didampingi oleh teman yang paling
akrab, bukan yang dinilai paling mampu dalam materi pelajaran tersebut.
Daftar Pustaka

https://www.neliti.com/id/publications/60586/model-pengelolaan-kelas-rangkap-pkr-untuk-
sekolah-dasar-yang-mengalami-kekuranga

https://www.jurnalsaepullah.my.id/2019/07/model-pembelajaran-kelas-
rangkap_31.html?m=1

http://inovasi.or.id/news-and-press/pembelajaran-kelas-rangkap-di-pendidikan-dasar-
peluang-dan-tantangan/

http://moivationmaisaroh.blogspot.com/2011/11/kelas-rangkap.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai