Anda di halaman 1dari 15

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2020/21.2 (2021.1)

Nama Mahasiswa : Seftia Rahmaningsih

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 855717269

Tanggal Lahir : 27/09/1995

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4105 / Evaluasi Pembelajaran di SD

Kode/Nama Program Studi : 199/PGSD S1

Kode/Nama UPBJJ : 20/BANDAR LAMPUNG

Hari/Tanggal UAS THE : Rabu, 14 Juli 2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN


TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS
TERBUKA

Surat Pernyataan
Mahasiswa Kejujuran
Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Seftia Rahmaningsih


NIM : 855717269
Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4105/ Evaluasi Pembelajaran di SD
Fakultas : Ilmu Kependidikan dan Keguruan
Program Studi : PGSD S1
UPBJJ-UT : BANDAR LAMPUNG

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE
pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan
soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai
dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media
apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik
Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik
yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Sripendowo, 14 Juli 2021

Yang Membuat Pernyataan

Seftia Rahmaningsih
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1. A. Bagaimana cara memulai pembelajaran


1.Mengelola kelas itu seni dan keterampilan
Banyak orang menganggap cara dan gaya berbicara di depan kelas tidak banyak berpengaruh terhadap
pengelolaan kelas. Ini adalah kekeliruan besar pada anggapan ini. Mengajar itu mengandung sentuhan nilai
seni dan keterampilan. Maka tak salah jika guru dikatakan sebagai seniman pembelajaran. Seni mengelola
kelas meliputi cara dan gaya Bu Nathifa guru bicara saat mengajar. Termasuk didalamnya gerak-gerik
anggota tubuh yang akan menarik perhatian siswa saat menerima pelajaran. Intonasi dan nada sewaktu
berbicara sangat menentukan kejelasan materi yang disampaikan Bu Nathifa.
2.Mengelola kelas itu memerlukan perencanaan
Bu Nathifa disainer pembelajaran. Memang, pembelajaran itu sudah dirancang sebelumnya. Rancangan itu
berupa persiapan tertulis sebagai panduan Bu Nathifa melaksanakan kegiatan pembelajaran. Bu Nathifa
memperkirakan segala kemungkinan yang terjadi selama pembelajaran berlangsung. Waktu pembelajaran
sesuai dengan skenario pembelajaran dari menit awal sampai menit akhir. Kemungkinan gangguan dari
prilaku siswa yang menyimpang sudah diantisipasi oleh Bu Nathifa sehingga waktu tidak habis untuk
memarahidanmenegursiswa.
3.Mengelola kelas adalah mengatasi masalah belajar
Bu Nathifa sebagai pelaksana pembelajaran perlu memusatkan segenap perhatiannya kepada proses
pembelajaran agar terjadi pembelajaran yang efektif dan efisien. Salah satu bentuk perhatian Bu Nathifa
persiapan pembelajaran yang matang, baik secara administratif maupun sikap mental Nathifa.

B. Tujuan kegiatan belajar mengajar di kelas adalah menguasai kompetensi atau tujuan pembelajaran oleh
siswa. Tugas Bu Nathifa yaitu melakukan pengelolaan pembelajaran (mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
hingga penilaian). Hal ini ditujukan agar siswa dapat mencapai tujuan belajar secara maksimal.
Akan tetapi, ada kalanya Bu Nathifa tidak mampu mewujudkan tercapainya tujuan mulia tersebut karena
rendahnya gairah siswa untuk belajar. Dampaknya tentu kurang baik, di antaranya siswa tidak dapat
menguasai kompetensi atau tujuan pelajaran. Berikut ada lima langkah yang supaya bisa Bu Nathifa
lakukan untuk membuat siswa senang belajar di kelas.
1. Lingkungan yang menginspirasi

Lingkungan berpengaruh besar terhadap perilaku individu, termasuk juga dengan lingkungan kelas. Oleh karena itu,
lingkungan kelas harus memiliki pengaruh positif terhadap siswa. Agar semangat belajar siswa tumbuh, maka
lingkungan kelas sebaiknya bisa menginspirasi siswa untuk belajar.

Mulai dari cahaya, udara, warna, sarana, dan sebagainya. Jika ruangan kelas kurang cahaya dan udara, maka akan
menyesakkan dada dan membuat mata lelah. Kemudian untuk penentuan warna, usahakan pilih yang cerah. Jangan
lupa sertakan pajangan yang inspiratif. Tokoh-tokoh hebat, kalimat motivasi, hasil karya siswa, alat peraga, dan lain-
lain.

2. Proses belajar yang efektif dan menyenangkan


Suasana hati siswa juga dipengaruhi dengan suasana belajar di kelas. Dengan demikian, jika proses berjalan dengan
menyenangkan, maka motivasi belajar siswa otomatis meningkat. Kelas jadi lebih interaktif karena keaktifan siswa.
Untuk menciptakan proses yang menyenagkan, teknik penilaian pun harus disiapkan secara variatif. Ajukan
pertanyaan pada siswa sesuai pada apa yang hendak diukur.
Agar kreativitas dan orisinalitas bangkit, maka perlu dibuat pertanyaan terbuka. Pertanyaan ini sifatnya membuat
siswa merasa tertantang untuk mencapai sesuatu yang lebih, namun tetap dalam jangkauan. Jika pertanyaan itu-itu
saja, terlalu mudah, maka semangat siswa untuk memberikan usaha lebih tidak akan bangkit. Pun sebaliknya,
apabila terlalu sulit maka bisa mematikan usaha siswa. Untuk itu, Anda harus menjadi guru yang kreatif.

3. Suasa kompetisi kelas yang menantang


Pada umumnya, setiap individu akan merasa bangga jika memiliki sesuatu yang lebih dibanding orang lain. Sebut
saja lebih pandai, lebih berhasil, lebih baik, dan masih banyak lagi. Begitu juga sebaliknya, orang akan merasa sedih
jika dirinya berada di bawah orang lain. Misalnya, lebih bodoh, paling malas, selalu gagal, dan lainnya. Nah, dari
sinilah setiap orang punya naluri untuk berkompetisi.
Sebagai guru, Anda perlu menyiapkan strategi agar kompetisi yang terjadi di kelas berjalan dengan baik. Aturlah agar
kompetisi tetap bisa diikuti oleh seluruh siswa dan menghasilkan juara bergilir setiap waktu. Jadi tidak melulu siswa
yang itu-itu saja yang menang. Biarkan setiap siswa memiliki kesempatan menjadi juara di bidangnya masing-masing.

4. Sumber belajar
Acapkali siswa enggan belajar karena kurang memadainya sumber pembelajaran. Sumber belajar yang memadai
haruslah mendukung kurikulum, berkaitan dengan pengembangan diri, serta pengembangan karir. Buku cetak yang
terpercaya, audio, video, media ajar yang menarik sehingga siswa tidak jenuh dengan penyampaian materi yang
monoton. Semakin beragam dan lengkap sumber yang tersedia di kelas, akan makin besar kecenderungan siswa suka
belajar.

5. Bantuan belajar yang siap siaga

Ketika siswa mengalami kesulitan belajar, mereka butuh bantuan dari yang lebih paham. Jika bantuan yang
dibutuhkan tidak ada, maka akan timbul kecenderungan siswa malas melanjutkan belajar. Bantuan belajar di sini
bisa berasal dari guru kelas, atau guru lain yang ditugaskan membantu siswa. Jadi, dengan disediakannya bantuan
belajar bagi siswa di kelas, maka mereka akan lebih suka belajar.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

2. Keterampilan bertanya dibagi menjadi dua kelompok yaitu :


1. Keterampilan bertanya dasar, yang meliputi beberapa komponen yaitu :
 Jelas dan singkat dengan kata-kata yang dipahami siswa sesuai dengan usia dan tingkat
perkembangan siswa.
 Pemberian acuan, yang berisi informasi yang relevan dengan jawaban yang diharapkan dari siswa
untuk membantu mengarahkan pikiran siswa kepada pokok bahasan yang sedang dibahas.
 Memberikan pertanyaan kepada siswa kedua untuk melengkapi jawaban dari siswa pertama.
 Setelah mengajukan pertanyaan, hendaknya memberikan waktu untuk berpikir beberapa saat
kepada siswa sebelum meminta atau menunjuk siswa tersebut untuk Menjawabnya.
Keterampilan bertanya tingkat lanjutan, yaitu :
A. meliputi beberapa komponen :
 Pengubahan tuntunan tingkat kognitif, yaitu:kemampuan guru mengubah pertanyaan dari tingkat
kognitif yang hanya sekedar mengingat fakta menuju pertanyaan aspek kognitif lain, seperti
pemahaman, penerapan, analisis. sintesis dan evaluasi.
 Pengaturan urutan pertanyaan, yaitu dimulai dari yang sederhana menuju yang paling kompleks.
 Pertanyaan pelacak jika jawaban yang diberikan oleh peserta didik masih kurang tepat dengan
meminta peserta didik memberikan alasan terhadap jawaban yang diajukannya, meminta
kesepakatan bersama, mengajukan pertanyaan lanjut untuk memperoleh jawaban yang lebih tepat,
mengajukan pertanyaan lanjutan untuk meminta contoh atau ilustrasi atas jawaban yang
diajukannya.
Penjelasan:
Tujuan keterampilan bertanya yaitu :
1. Merangsang kemampuan berpikir
2. Membantu siswa dalam belajar
3. Mengarahkan siswa pada interaksi belajar yang mandiri
4. Membantu siswa dalam mencapai tujuan pelajaran yang dirumuskan
5. Memusatkan kekuatan ingatan dalam suatu masalah
6. Memantapkan pengertian-pengertian dan masalah-masalah yang telah diajarkan kepada mereka
7. Mengukur benar tidaknya bahan pelajaran yang dapat dimengerti atau ditangkap oleh siswa selama
pelajaran berlangsung dan mengukur kadar jelas tidaknya
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

8. Agar guru mengetahua banyaknya pelajaran yang sudah dimengerti oleh siswa-siswanya.

3. A. Pengolahan dan analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Identifikasi Kasus, Identifikasi kasus merupakan langkah untuk menganalisis berbagai data yang
telah terkumpul dari berbagai sumber untuk memahami kehidupan individu siswa, baik mengenai
bakat, minat, kesehatan jasmani, hubungan sosial, kehidupan emosional , latar belakang, ekonomi
keluarga, dan karakteristik yang dapat menghambat atau mendukung kegiatan subjek kasus. Alat
yang digunakan untuk identifikasi kasus ini adalah wawancara, dokumentasi, dan observasi.
b. Diagnosis, Dalam langkah ini kegiatan yang dilakukan adalah mengumpulkan data dengan
mengadakan studi terhadap anak, menggunakan berbagai studi terhadap anak, menggunakan
berbagai teknik pengumpul data.
c. Prognosis, Langkah prognosis yaitu langkah untuk menetapkan jenis bantuan yang akan dilaksana
kan untuk membimbing anak. Langkah ini ditetapkan berdasarkan kesimpulan dalam langkah
diagnosis, yaitu setelah ditetapkan masalahnya dan latar belakangnya.
d. Treatment, Langkah ini merupakan pelaksanaan yang ditetapkan dalam langkah prognosis.
Pelaksanaan ini tentu akan banyak memakan waktu, proses yang kontinu, dan sistemasis, serta
memerlukan pengamatan yang cermat. Upaya untuk melaksanakan perbaikan atau penyembuhan
atas masalah yang dihadapi siswa, berdasarkan pada keputusan yang diambil dalam langkah
prognosis.
e. Evaluasi dan follow up, Dalam langkah follow up atau tindak lanjut, dilihat perkembangan
selanjutnya dalam jangka waktu yang lebih jauh. Evaluasi dan follow up semestinya tetap dilakukan
untuk melihat seberapa pengaruh treatment yang telah di lakukan terhadap pemecahan masalah
yang dihadapi siswa.

B. Subyek kasus merupakan anak kedua dari 2 bersaudara yang Saatini tinggal bersama kedua orang tuanya,
Situasi lingkungan keluarga tidak terlalu ramai. karena di rumahnya hanya ada ayah, ibu dan abangnya. Ayah
Reyhan bekerja sebagai Petani sedangkan Ibu Reykhan hanya seorang ibu rumah tangga yang Mengurus
rumah dan warung sembako di depan rumahnya. Kehidupan keluarga subjek kasus cukup harmonis karena
tidak pernah terjadi perselisihan yang Serius dan tidak menimbulkan masalah yang besar.
Subyek kasus termasuk anak yang suka bermain sendiri di rumah, ia tidak terbiasa bermain dengan tetangga
atau teman di sekitar tempat tinggalnya. Sedangkan di sekolah Reykhan termasuk anak yang pendiam, suka
menyendiri dan tidak mempunyai teman. Sehingga jarang sekali teman sekelasnya bermain dengan Reykhan.
Menurut guru dan temannya Reykhan sering memisahkan diri pada saat belajar kelompok dan kalau ditanya
alasannya malu dan takut salah. Berdasarkan data yang terkumpul maka dapat ditetapkan bahwa factor
penyebab subyek kasus kesulitan bersosialisasi dengan teman sebaya adalah adanya kesulitan berteman di
lingkungan sekitar tempat tinggal dikarenakan tidak terbiasa bergaul dengan teman sebayanya, adanya
perasaan malu dan takut salah pada saat belajar kelompok, tidak adanya teman sekelas yang mau bermain
dengan Reykhan dikarenakan Reykhan pendiam dan bersikap cuek.

Setelah beberapa kali melakukan wawancara dengan subjek kasus maka menetapkan alternatif bantuan,
akhirnya diambil tindakan sebagai berikut:
a. Pertemuan pertama Membangun hubungan baik (rapport) subjek kasus dengan cara peneliti
menampilkan diri sebagai orang yang dapat memahami dan menerima diri subjek kasus apa adanya, baik
dalam bentuk verbal maupun non verbal agar subjek kasus mau terbuka dalam permasalahannya.
Memberikan penjelasan tujuan dan pelaksanaan konseling terkait dengan masalah yang dialami serta
melakukan per janjian yang dilakukan peneliti dan subjek kasus agar pelaksanaan treatment berdasarkan
keikhlasan subjek kasus. Pada pertemuan ini subjek kasus mengaku mengalami kesulitan bersosialisasi
dengan teman sebaya di sekolah maupun di rumah tempat tinggalnya. Hal ini disebabkan karena subjek
kasus yang pendiam dan pemalu sehingga subyek kasus merasa bahwa dirinya tidak akan dapat diterima
oleh teman sebayanya. Pada pertemuan pertama ini subjek kasus diberikan pandangan dan mengamati
temannya yang berhasil dalam bermain dan bergaul. Temannya tidak merasa malu bermain dengan
teman-temannya.
b. Pertemuan kedua Pada pertemuan kedua, subjek kasus diajak untuk mengamati temannya yang lain dan
merupakan teman yang terfavorit. Kemudian subyek kasus diminta untuk menilai perilaku temannya
dan berpikir apa yang akan terjadi jika subyek kasus tetap berperilaku seperti i ni. Subyek kasus diajak
untuk bermain peran yang didalamnya subyek kasus mendapatkan peran utama. Contoh menjadi guru,
dan teman-temannya menjadi murid. Subyek kasus mulai memahami arahan dari peneliti dan mulai
melaksanakan dan menjalankan arahan dari p eneliti agar tidak bersikap suka menyendiri dan pendiam.
c. Pertemuan ketiga Pada pertemuan ketiga, subyek kasus mulai mencontoh temannya. Subyek kasus
diminta merumuskan rencana-rencana untuk menghilangkan permasalahan yang dihadapi. Kemudian
subyek kasus berlatih mengubah sikapnya dengan penulis mengajak subyek kasus untuk bermain
bersama dengan teman-temannya. Setelah subyek kasus melaksanakan hal tersebut, guru memberikan
penguatan positif kepada subyek kasus agar subyek kasus lebih percaya diri.
d. Pertemuan keempat Pada peremuan terakhir ini peneliti masih bertindak dalam memberikan penguatan
positif dan informasi kepada subjek kasus bahwa pentingnya bersosialisasi dengan teman sebaya. Pada
pertemuan terkahir ini subjek kasus juga dibimbing untuk memahami bahwa Kurangnya bersosialisasi
akan memberikan dampak negatif bagi subyek kasus. Penulis memberikan pemahaman tentang
pentingnya hubungan sosial dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan memotivasi
subyek kasus untuk dapat menghilangkan perasaan malu dan berkomunikasi dengan teman-temannya.
Serta memperbanyak kegiatan kelompok agar subyek kasus terbiasa untuk berkomunikasi dan berani
berpendapat agar perasaan malu dan takut subyek kasus dapat teratasi.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

4. RPP
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
English grade 4
Building and part of building

Sekolah : SD Negeri 2 Sripendowo


Mata Pelajaran : Bahasa Inggris
Kelas/ Semester : IV / 2
Aspek. : Mendengar (Listening)
Alokasi Waktu. : 2 X 35 menit

I. KOMPETENSI DASAR:
5.1 Merespon dengan menjelaskan materi secara rinci di kelas atau di luar kelas dan dalam berbagai situasi .
5.2 Merespon instruksi sangat sederhana secara verbal

II. TUJUAN PEMBELAJARAN :


1. Dapat memahami instruksi sederhana terkait mengenali dan menyebutkan kosa kata terkait ‘buildings and
parts of building’
2. Dapat mengulang kosa kata dengan pengucapan bahasa Inggris yang baik dan benar
3. Peserta didik mampu melakukan tindakan sesuai instruksi
4. Peserta didik mampu merespon instruksi dengan melakukan tindakan sesuai instruksi secara verbal

III. MATERI PEMBELAJARAN :


1. Memperkenalkan topik ‘Buildings’
2. Memperkenalkan kosa kata ‘parts of a building’ Ground/firt/second … floor, lift, roof, basement, garage,stairs,
attic
3. Mengulang kosa kata terkait numbers,furniture,size, preposition of place
IV. METODE PEMBELAJARAN
Model/Metode : daring and luring

V. KEGIATAN PEMBELAJARAN :

Kegiatan
Pendahuluan

Deskripsi Kegiatan
 Tegur dan sapa
 Apersepsi dan motivasi

lokasi Waktu
 5 menit

Kegiatan
 Inti

Deskripsi Kegiatan
 Introductory Activities
1. Guru menampilkan gambar di hal. 58-59 dan bertanya: What
can you see in this picture? What’does she look like? What
type of building is it? Where is it?
2. Peserta didik dalam kelompok menuliskan berbagai macam
jenis ‘buildings in town’
3. Peserta didik setelah selesai, setiap kelompok membacakan
daftar kata dan kelompok lain membandingkan dan mencari
kesamaan satu sama lain
4. Peserta didik dalam kelompok (bergantian), diminta untuk
menggambarkan salah satu ‘’iconic building’ yang terkenal,
baik di Jakarta atau luar jakarta dan kelompok lain menebak
nama dari ‘building’ yang dimaksud

Alokasi Waktu
 20 menit

Deskripsi Kegiatan

 Main Activities
1. Guru melakukan pre-teach untuk kosa kata terkait ‘buildings’ dengan bermain jumbled letters (floor, roof,
basement, garage, stairs, attic,lift)
2. Guru menunjukan gambar peserta didik dan membuka buku sesuai topic dan melakukan listen, point and repeat
3. Guru kemudian memutar untuk peserta didik menjawab
4. Peserta didik bermain ‘Guessing Game’ dalam kelompok
4. Buku ditutup dan peserta didik bergantian memberikan deskripsi ‘parts of buildings’ dan peserta didik lain
menebak kosa kata terkait.
5. Guru dapat menanyakan: Tell me about your house/school! What do you like about your house/school?
pertanyaan (latihan latihan )
Alokasi Waktu
 30 menit

Deskripsi Kegiatan
 Post Activities
1. Peserta didik mengerjakan latihan dari Activity Book

Alokasi Waktu
 10 menit

Penutup

 Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada pertemuan ini, peserta didik ditanya bagaimana
perasaannya (REFLEKSI)
 Guru memberikan pertanyaan untuk mengetahui apakah peserta didik sudah memahami topik pada
pertemuan ini

lokasi Waktu
 5 menit

VI. ALAT/SUMBER/MEDIA BELAJAR:


1. Sumber : Teacher’s Book (TB) Guess What 4 Unit 7; Pupil’s Book (PB); Teacher’s DVD;Activity Book
2. Media : CD Audio, flashcards

VII. PENILAIAN
Indikator Pencapaian
Kompetensi
 Merespon dengan melakukan tindakan sesuai dengan instruksi secara berterima
 Merespon instruksi sangat sederhana secara verbal

Teknik
 Tes lisan
 Unjuk Kerja

Penilaian
Bentuk
Instrumen
 Merespon dengan melakukan tindakan sesuai dengan instruksi secara berterima (Listen, Point & Repeat)
 Responding (Listen & Answer)

Format
Penilaian
 Mengacu pada penilaian diknas

Anda mungkin juga menyukai