NIM : 855717269
1. Menurut W.F. Mackey penyusunan buku teks didasarkan pada empat prinsip. Sebutkan secara
singkat !
Jawab :
Menurut W.F. Mackey ( dalam Hanafi , 1981 ) prinsip - prinsip penyususnan buku teks
adalah :
Tujuan pengajaran bahasa , level bahasa yang diajarkan dan jumlah waktu
belajar
Pilihan butir - butir yang akan diajarkan mencangkup fonetik , tata bahasa ,
kosakata dan makna kata .
2) Gradasi Bahan Pelajaran yakni mempersoalkan tataan yang dipandang paling baik
untuk menyajikan bahan pelajaran yang telah dipilih atau diseleksi.
Dalam Gradasi :
Prosedur yang ditempuh dalam menyajikan isi pelajaran yang terdiri ragam
prosedur yaitu eksplanasi , translasi , otentik atau peragaan ( dengan benda ,
gerak atau situasi ) , gambar dan konteks .
4) Repetisi Bahan Pelajaran , perilaku guru dalam menyajikan bahan pelajaran yang
telah tertata dalam buku pelajaran ( telah terseleksi , degradasi , dan dipresentasikan )
yang berhubungan dengan pembinaan keterampilan kepada peserta didik dalam hal
menyimak , berbicara , menulis atau mengarang .
Menurut Tarigan ( 1986 ) ada dua patokan dalam penyusunan buku teks adalah
Patokan Umum ini harus dilengkapi , diisi dengan kekhususan setiap mata pelajaran meliputi :
Bahan Pengajaran
Methode
Penelitian
Bahasa
2. Apakah MMP itu? Kapan MMP diberikan? Apa bedanya MMP dengan MM lanjutan?
Jelaskan !
Jawab :
Pengertian MMP
Kemampuan melek huruf ini selanjutnya dibina dan ditingkatkan menuju pemilikan
kemampuan membaca tingkat lanjut, yakni melek wacana. Yang dimaksud dengan melek
wacana adalah kemampuan membaca yang sesungguhnya, yakni kemampuan mengubah
lambang-lambang tulis menjadi bunyi-bunyi bermakna disertai pemahaman akan
lambanglambang tersebut. Dengan bekal kemampuan melek wacana inilah kemudian anak
dipajankan dengan berbagai informasi dan pengetahuan dari berbagai media cetak yang dapat
diakses sendiri.
Kemampuan menulis permulaan tidak jauh berbeda dengan kemampuan membaca permulaan.
Pada tingkat dasar/permulaan, pembelajaran menulis lebih diorientasikan pada kemampuan
yang bersifat mekanik. Anak-anak dilatih untuk dapat menuliskan (mirip dengan kemampuan
melukis atau menggambar) lambang-lambang tulis yang jika dirangkaikan dalam sebuah
struktur, lambang-lambang itu menjadi bermakna. Selanjutnya, dengan kemampuan dasar ini,
secara perlahan-lahan anak-anak digiring pada kemampuan menuangkan gagasan, pikiran,
perasaan, ke dalam bentuk bahasa tulis melalui lambang-lambang tulis yang sudah
dikuasainya. Inilah kemampuan menulis yang sesungguhnya.
Perbedaannya :
Perbedaan yang dimiliki dari keterampilan membaca permulaan dan juga keterampilan
membaca lanjutan yaitu ialah pada keterampilan membaca pemula berarti sebagai
keterampilan yang memiliki sifat menerima atau reseptif yang telah meliputi tentang
keterampilan dalam menyimak dan juga membaca . Selain itu , ia juga termasuk ke dalam
keterampilan yang memiliki sifat mengungkap ataupun produktif yang di mana telah meliputi
keterampilan dalam berbicara dan juga menulis . Untuk keterampilan membaca lanjutan
merupakan sebuah tingkatan yang di mana telah disebut membaca untuk belajar atau reading
to learn .
Pembahasan :
Pembelajaran mengenai membaca permulaan telah diberikan pada kelas 1 dan juga 2. Tujuan
pembelajaran tersebut dilakukan yaitu agar para siswa dapat mempunyai kemampuan dalam
menyuarakan dan juga memahami tulisan dengan menggunakan intonasi yang wajar sebagai
sebuah dasar untuk dapat membaca secara lanjut .
Pelaksanaan membaca permulaan tersebut pada kelas 1 di Sekolah Dasar telah dilakukan di
dalam dua tahapan yaitu ialah membaca periode tanpa menggunakan buku dan juga membaca
dengan menggunakan buku . Pembelajaran membaca tanpa menggunakan buku tersebut telah
dilakukan dengan cara mengajar dan juga dengan menggunakan alat ataupun media peraga
selain buku yaitu misalnya kartu gambar , kartu kalimat , kartu kata , dan juga kartu huruf .
Selain itu , tujuan dalam membaca lanjutan yaitu ialah untuk dapat dikembangkan sejumlah
teknik ataupun metode
Jawab :
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan berbagai fokus merupakan konsep akan suatu proses
dalam upaya membuat peserta didik untuk belajar Bahasa Indonesia melalui berbagai fokus
dalam belajar bahasa . Bahasa Indonesia sebagai pelajaran terdiri dari tiga komponen , yakni
kebahasaan , kemampuan berbahasa , dan kesastraan . Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan
berbagai fokus akan memberikan peserta didik kesempatan untuk mempelajari tiga komponen
tersebut sesuai dengan keadaan peserta didik itu sendiri .
Pembahasan Bahasa Indonesia sebagai suatu pelajaran , secara umum terdiri dari tiga
komponen , yakni kebahasaan , kemampuan berbahasa , dan kesastraan . Ketiga hal tersebut
merupakan aspek yang berbeda - beda namun berkaitan satu sama lainnya . Aspek
kebahasaan meliputi kemampuan seseorang dalam menguasai kosakata , semantik , formologi
, fonologi , sintaksis , dan kewacanaan . Aspek kemampuan berbahasa meliputi kemampuan
membaca , menulis , mendengarkan , dan berbicara . Aspek sastra meliputi kemampuan untuk
meciptakan puisi , cerpen , novel , dan sebagainya .
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan berbagai fokus akan memberikan pengalaman belajar
Bahasa Indonesia yang menyeluruh . Tidak hanya fokus pada satu aspek saja . Hal ini
merupakan upaya yang dilakukan guru dalam rangka mengambangkan potensi peserta
didiknya . Konsep pembelajaran seperti ini berangkat dari keyakinan bahwa setiap manusia
memiliki kecerdasan yang berbeda - beda . Dengan memberikan pengalaman belajar Bahasa
Indonesia dengan berbagai fokus , peserta didik diharapkan dapat mencari dan menemukan
aspek bahasa mana yang lebih disukai sehingga ia dapat mengasah lebih dalam aspek tersebut
.
4. Jelaskan secara teoritis pendapat tentang pembelajaran membaca menurut I Gusti Ngurah Oka
!
Jawab :
Secara teoretis ada beberapa pendapat tentang pengajaran membaca ini. Macam-macam
pengajaran membaca yang dikemukakan oleh I Gusti Ngurah Oka (1983), adalah sebagai
berikut:
Pengajaran membaca nyaring ini di satu pihak dianggap merupakan bagian atau lanjutan dari
pengajaran membaca permulaan, dan di pihak lain dipandang juga sebagai pengajaran
membaca tersebdiri yang sudah tergolong tingkat lanjut, seperti membaca sebuah kutipan
dengan suara nyaring.
Pengajaran membaca ini membina siswa agar mereka mampu membaca tanpa suara dan
mampu memahami isi tuturan tertulis yang dibacanya, baik isi pokoknya maupun isi
bagiannya termasuk pula isi yang tersurat dan yang tersirat.
Pengajaran membaca ini pada dasarnya merupakan alat dari pengajaran bahasa. Guru
memanfaatkannya untuk membina kemampuan bahasa siswa.
tujuan membaca di SD kelas rendah adalah untuk membina kemampuan siswa dalam hal-hal
berikut ini:
Mekanisme membaca, yaitu mengasosiasikan huruf dengan bunyi-bunyi bahasa yang diwakilinya
(yang dilatih adalah membaca teknik dan nyaring).
Jawab :