Anda di halaman 1dari 4

Nama : Seftia Rahmaningsih

NIM : 855717269
Tutor : Rara Marselina Jupon, M.Pd.
Mata Kuliah : Pendidikan Bahasa Indonesia di SD
Pokjar. : Sidomulyo

RANCANGAN TUGAS TUTORIAL III

1. Jelaskan pembelajaran menulis di SD kelas rendah dan kelas tinggi !

Jawab :

Menulis sebagai salah satu dari empat keterampilan berbahasa [menyimak,


berbicara, membaca, dan menulis] yang diajarkan di sekolah dasar, merupakan
sarana yang penting dikuasai siswa agar dapat mengungkapkan gagasan pendapat,
pengalaman, dan perasaan dengan baik.

Dengan menulis siswa akan mengalami proses berpikir untuk mengungkapkan ide
dan gagasannya secara luas atau divergen thingking . Proses menulis sangat terkait
hubungannya dengan faktor pengembangan berpikir bebas, berdasarkan
pengalaman yang mendasarinya. Dimana pengalaman tersebut dapat diperoleh
melalui membaca, mendengarkan dan diskusi.

Itulah sebabnya Kelas 1 SD terdapat mata pelajaran membaca dan menulis pada
permulaan pelajaran. Penguasaan keterampilan menulis mutlak diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari, namun pada kenyataannya pembelajaran menulis karangan
kurang perhatian yang serius. Pembelajaran menulis di SD sering kurang ditangani
dengan baik. Kalaupun ada pelaksanaannya kurang sistematis.

Guru hanya memberikan sebuah judul karangan yang harus dibuat oleh siswa
dengan banyak lembar atau paragraf tertentu.Oleh karena itu, pada kesempatan ini,
penulis ingin menyampaikan wawasan pada fungsi pembelajaran Bahasa Indonesia
dengan fokus menulis.

Kemampuan menulis bukanlah kemampuan yang diperoleh secara otomatis,


melainkan diperoleh melalui tindak pembelajaran. Tujuan pengajaran menulis
terpadu adalah agar siswa dapat berkomunikasi dalam bahasa tulis sesuai konteks
pemakaian bahasa yang wajar.

Untuk mencapai tujuan itu, pengajaran menulis bisa memadukan beberapa aspek
pembelajaran bahasa baik yang bersifat kebahasan maupun keterampilan bahan
ajarnya. Dalam proses pembelajaran guru harus mampu menciptakan situasi belajar
yang memungkinkan siswa aktif untuk berkomunikasi.

Siswa SD kelas rendah difokuskan pada penguasaan menulis huruf-huruf dan


merangkaikan huruf-huruf itu menjadi kata, serta merangkai kata-kata itu menjadi
kalimat sederhana maka di SD kelas tinggi difokuskan pada latihan berkomunikasi
dengan menggunakan bahasa tulis secara jelas. Jadi, yang dimaksud dengan
pembelajaran bahasa Indonesia dengan fokus menulis adalah pembelajaran bahasa
Indonesia yang dipusatkan atau bertumpu pada kegiatan latihan menulis.

Sedangkan kelas tinggi :

Kemampuan menulis siswa tidak diperoleh dengan sendirinya, melainkan melalui


proses belajar mengajar. Untuk dapat menuliskan huruf sebagai lambang bunyi,
siswa harus berlatih dari cara memegang alat tulis serta menggerakkan tangannya
dengan memperhatikan apa yang harus dituliskan. Siswa harus dilatih mengamati
lambang bunyi itu, memahami setiap huruf sebagai lambang bunyi tertentu, sampai
menuliskannya dengan benar. Agar bermakna proses belajar menulis permulaan ini
dilaksanakan setelah siswa mampu mengenali huruf-huruf itu. Kemudian dalam
kegiatan menulis lanjut siswa berlatih menungkapkan gagasannya secara tertulis.

Pembelajaran menulis di kelas tinggi diarahkan pada kegiatan menulis lanjutan.


Dalam kegiatan menulis lanjutan siswa diharapkan dapat mengembang-kan
kemampuan menulisnya dalam bentuk yang lebih beragam. Jenis tulisan yang bisa
dikembangkan pada kegiatan menulis lanjutan ini adalah menulis pantun, puisi,
surat, dan prosa.

Pengembangan kemampuan menulis di SD banyak bergantung kepada kreativitas


seorang guru. Oleh karena itu, guru harus membekali dirinya dengan kemampuan
menulis. Guru juga dituntut mampu memilih metode yang sesuai sehingga dapat
merangsang kreativitas siswa. Latihan yang intensif dan terarah akan dapat
membimbing siswa memiliki kemampuan menulis sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai. Dalam hal ini setiap guru hendaknya menyadari bahwa pembelajaran
menulis tidak ditekankan pada pengetahuan kebahasaan tetapi bagaimana
menerapkan pengetahuan tersebut.

2. Benarkah kegiatan menyimak itu termasuk kegiatan pasif ? jelaskan !

Jawab :

Kegiatan menyimak bukan merupakan kegiatan pasif, melainkan suatu proses yang
aktif dalam mengkonstruksikan suatu pesan dari suatu arus bunyi yang diketahui
orang sebagai potensi-potensi fonologis, semantik, dan sintaksis suatu bahasa. Pada
saat penyimak mendengar bunyi bahasa, pada saat itu pula mental seseorang aktif
bekerja, mencoba memahami, menafsirkan, apa yang disampaikan pembicara, dan
memberinya respon.

Adapun unsur-unsur dalam menyimak, yaitu : pembicara sebagai sumber pesan,


penyimak sebagai penerima pesan, bahan simakan sebagai unsur konsep, dan
bahasa lisan sebagai media.

Ada beberapa macam tujuan dalam kegiatan menyimak yang dilakukan orang pada
umumnya, yaitu : mendapatkan fakta, menganalisis fakta, mengevaluasi fakta atau
informasi yang ada, mendapatkan inspirasi, mendapatkan hiburan, dan memperbaiki
kemampuan berbicara.
3. Jelaskan tentang pengertian pembelajaran yang anda ketahui !

Jawab :

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang
diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan,
penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada
peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu
peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

Salah satu pengertian pembelajararan dikemukakan oleh Gagne (1977) yaitu


pembelajaran adalah seperangkat peristiwa -peristiwa eksternal yang dirancang
untuk mendukung beberapa proses belajar yang bersifat internal. Lebih lanjut,
Gagne (1985) mengemukakan teorinya lebih lengkap dengan mengatakan bahwa
pembelajaran dimaksudkan untuk menghasilkan belajar, situasi eksternal harus
dirancang sedemikian rupa untuk mengaktifkan, mendukung, dan mempertahankan
proses internal yang terdapat dalam setiap peristiwa belajar.

4. Jelaskan pengertian hakikat sastra anak dan ciri sastra untuk anak !

Jawab :

Sastra anak adalah karya sastra yang secara khusus dapat dipahami oleh anak-anak
dan berisi tentang dunia yang akrab dengan anak-anak, yaitu anak yang berusia
antara 6-13 tahun. Seperti pada jenis karya sastra umumnya, sastra anak juga
berfungsi sebagai media pendidikan dan hiburan, membentuk kepribadian anak,
serta menuntun kecerdasan emosi anak. Pendidikan dalam sastra anak memuat
amanat tentang moral, pembentukan kepribadian anak, mengembangkan imajinasi
dan kreativitas, serta memberi pengetahuan keterampilan praktis bagi anak. Fungsi
hiburan dalam sastra anak dapat membuat anak merasa bahagia atau senang
membaca, senang dan gembira mendengarkan cerita ketika dibacakan atau
dideklamasikan, dan mendapatkan kenikmatan atau kepuasan batin sehingga
menuntun kecerdasan emosinya.

Sedangkan untuk ciri Sastra Anak, ciri dan syarat sastra anak adalah:

1) Cerita anak mengandung tema yang mendidik, alurnya lurus dan tidak
berbelit-belit, menggunakan setting yang ada di sekitar atau ada di dunia
anak, tokoh dan penokohan mengandung peneladanan yang baik, gaya
bahasanya mudah dipahami tapi mampu mengembangkan bahasa anak,
sudut pandang orang yang tepat, dan imajinasi masih dalam jangkauan anak.
2) Puisi anak mengandung tema yang menyentuh, ritme yang meriangkan anak,
tidak terlalu panjang, ada rima dan bunyi yang serasi dan indah, serta isinya
bisa menambah wawasan pikiran anak.

Buku anak-anak biasanya mencerminkan masalah-masalah masa kini. Hal-


hal yang dibaca oleh anak-anak dalam koran, yang ditontonnya dilayar
televisi dan di bioskop, cenderung pada masalah-masalah masa kini. Bahkan
yang dialaminya di rumah pun adalah situasi masa kini. (Tarigan, 1995: 5)

Anda mungkin juga menyukai