KELOMPOK 5
1. Tahap Penikmatan
2. Tahap Penghargaan
3. Tahap Pemahaman
4. Tahap Penghayatan
5. Tahap Implikasi
F. Bentuk-bentuk Sastra Anak
1. Sastra Anak SD Kelas Rendah
Sastra anak SD kelas rendah terdiri atas berbagai genre atau tipe dan
dapat berbentuk lisan dan tulisan. Tipenya berbeda mulai dari lagu-
lagu nina bobo, syair lagu anak, tembang dolanan, permainan huruf,
buku bergambar, sampai cerita petualangan.
Di bawah ini akan dibicarakan berbagai sastra anak di kelas rendah,
antara lain;
a. Syair Lagu, Nyanyian Anak
b. Puisi Tembang Dolanan
c. Cerita Lisan
BAHASA INODESIA KELAS RENDAH
Dalam prinsip-prinsip penerapan pendekatan terpadu dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
di SD ada 3 prinsip yang perlu diperhatikan, yaitu :
1. Prinsip Pertama
Yaitu keefektifan komunikasi secara luas sebagai tujuan pembelajaran bahasa di Sekolah
Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah.
2. Prinsip Kedua
Yaitu situasi pembelajaran bahasa menurut konteks ialah bahwa pembelajaran bahasa akan
menjadi optimal jika diusahakan berada dalam konteks bermakna.
Guru dan orang tua sangat berperan aktif terkait dengan kegiatan belajar anak. Dalam
pembelajaran ini menggunakan 3 macam konteks :
Konteks ekspresif
Konteks kognitif
Konteks sosial
3. Prinsip Ketiga
Yaitu memaksimalkan hubungan antar keterampilan berbahasa. Penggunaan
bahasa yang bersifat produktif (berbicara dan menulis) dan reseptif (menyimak
dan membaca) menciptakan satu dasar keterpaduan.
Strategi Pendekatan Terpadu didalam Pembelajaran
Bahasa Indonesia MI/SD
Menurut Routman dan Froese (dalam Santosa dkk. 2005: 2.4) ada delapan
kelompok pembelajaran bahasa terpadu, yaitu :
1. Membaca bersuara (Reading aloud)
2. Membaca Dalam Hati (Sustained Silent Reading)
3. Membaca Bersama (Shared Reading)
4. Membaca Terbimbing (Guided Reading)
5. Membaca Bebas (Independent Reading)
6. Menulis Jurnal (Journal Writing)
7. Menulis Terbimbing (Guided Writing)
8. Menulis Bebas (Independent Writing)
KETERKAITAN BERBAHASA, SASTRA , DAN BAHASA INDONESIA
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS
RENDAH
Hubungan bahasa dan sastra Indonesia, terdapat dua pokok pelajaran, yaitu bahasa
Indonesia yang membahas tentang kebahasaan, dan sastra Indonesia yang membahas
tentang kesastraan Indonesia. Secara umum dipelajari empat keterampilan berbahasa
seperti: menyimak, berbicara, membaca, danmenulis. Terlihat mudah memang, semua
orang pasti biasa melakukannya. Keempat keterampilan berbahasa itu masing-masing
dipelajari selama dua kali.
Menyimak, mungkin terdengar mudah. Bahkan dalam sehari-hari kita juga pasti menyimak
suatu pembicaraan. Tetapi menyimak dengan tepat, artinya benar-benar dapat menangkap
apa yang dibicarakan hingga dapat menceritakan kembali, ternyata tidak mudah.
Diperlukan ketelitian, kecepatan otak dalam menangkap apa yang didengar, bahkan
diperlukan kemampuan mendengar yang baik. Itu semua yang dipelajari selama
mempelajari matakuliah menyimak.
TEMA DAN SUBTEMA DALAM KTSP KELAS 1,2,3
Berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) materi pembelajaran Bahasa Indonesia
dikelas rendah terdiri dari keterampilan berbahasa (mendengarkan, berbicara, membaca, dan
menulis), kebahasaan, sastra (puisi, prosa, dan drama).
Secara rinci contoh materi pembelajaran tersebut diklasifikasikan dibawah ini :
TEMA DAN SUBTEMA DALAM KURIKULUM 2013
KELAS 1,2,3
Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013, Pembelajaran Bahasa Indonesia yang
terdapat dalam kurikulum 2013 dengan pembelajaran berbasis teks bertujuan agar dapat membawa
peserta didik sesuai perkembangan mentalnya, dan menyelesaikan masalah kehidupan nyata dengan
berpikir kritis. Dalam penerapannya, pembelajaran Bahasa Indonesia memiliki prinsip, yaitu sebagai
berikut.
1. Bahasa hendaknya dipandang sebagai teks, bukan semata-mata kumpulan kata atau kaidah
kebahasaan.
2. Penggunaan bahasa merupakan proses pemilihan bentuk-bentuk kebahasan untuk mengungkapkan
makna.
3. Bahasa bersifat fungsional, artinya penggunaan bahasa yang tidak pernah dapat dipisahkan dari
konteks, karena bentuk bahasa yang digunakan mencerminkan ide, sikap, nilai, dan ideologi
pemakai/penggunanya.
4. Bahasa merupakan sarana pembentukan berpikir manusia.
Dengan prinsip di atas, maka pembelajaran bahasa berbasis teks membawa
implikasi metodologis pada pembelajaran yang bertahap. Hal ini diawali dari
kegiatan guru membangun konteks, dilanjutkan dengan kegiatan pemodelan,
membangun teks secara bersama-sama, sampai pada membangun teks secara
mandiri. Kegiatan ini dilakukan karena teks merupakan satuan bahasa yang
mengandung pikiran dengan struktur yang lengkap. Guru harus benar-benar
meyakini bahwa pada akhirnya peserta didik mampu menyajikan teks secara
mandiri. Secara rinci tahapan tersebut sebagai berikut:
1. Membangun konteks
2. Membentuk model (Pemodelan)
3. Membangun teks bersama-sama
4. Mengembangkan teks secara mandiri
5. Kompetensi Inti
Kompetensi Inti untuk jenjang SD/MI dapat dilihat pada Tabel berikut :
Prinsip-prinsip Untuk Mencapai Keterpaduan
Menurut Busching dan Schwartaz ada berbagai prinsip yang harus dianut
untuk mencapai keterpaduan.
1. Keefektifan komunikasi secara luas sebagai tujuan pembelajaran bahasa di
sekolah dasar
2. Situasi pembelajaran bahasa menurut konteks
3. Memaksimalkan hubungan antar keterampilan berbahasa
Keterpaduan Pembelajaran Bahasa