Anda di halaman 1dari 28

PEMBELAJARAN BAHASA TERPADU

KELOMPOK 5

Aar Marwati 20168600016


Renata Oktaviasari 20168600019
Ratu Rizki Aifah 20168600110
Pengertian Pembelajaran Terpadu

 Pengertian Pendekatan Integratif atau terpadu adalah rancangan kebijaksanaan


pengajaran bahasa dengan menyajikan bahan-bahan pelajaran secara terpadu,
yaitu dengan menyatukan, menghubungkan, atau mengaitkan bahan pelajaran
sehingga tidak ada yang berdiri sendiri atau terpisah-pisah.

 Pembelajaran terpadu adalah upaya memadukan berbagai materi belajar yang


berkaitan, baik dalam satu displin ilmu maupun antar disiplin ilmu dengan
kehidupan dan kebutuhan nyata para siswa, sehingga proses belajar anak menjadi
sesuatu yang bermakna dan menyenangkan anak.
Pembelajaran terpadu mengacu kepada dua hal
pokok, yaitu :

1. keterkaitan materi belajar antar disiplin ilmu relevan dengan


diikat/disatukan melalui tema pokok,
2. keterhubungan tema pokok tersebut dengan kebutuhan dan
kehidupan aktual para siswa. Dengan demikian tingkat
keterpaduannya tergantung kepada strategi dalam mengaitkan
dan menghubungkan materi belajar dengan pengalaman nya para
siswa.
HUBUNGAN ANTARA 4 KETERAMPILAN
BERBAHASA

1. Hubungan Antara Menyimak dan Berbicara


2. Hubungan Antara Menyimak dan Membaca
3. Hubungan Antara Berbicara dan Menulis
4. Hubungan Antara Membaca dan Menulis
A. Pengertian Sastra
Sastra merupakan bagian dari kesenian yang dapat memberikan
kesenangan , hiburan, kebahagiaan pada diri manusia. Manusia selalu
ingin menikmati keindahan yang pernah dirasakannya dengan
mewujudkan keindahan itu dalam bentuk, seperti; seni tari yang
mewujudkan keindahan gerak tubuh manusia, seni rupa yang mewujudkan
keindahan bentuk benda dan susunannya, dan seni sastra yang
mewujudkan keindahan dalam bentuk bahasa. Dalam sastra unsur perasaan
lebih tinggi, Sastra berhubungan dengan penciptaan, dan ungkapan pribadi
( ekspresi ).
B. Nilai Sastra bagi Anak

Sastra dapat mengembangkan wawasan anak menjadi prilaku insani.


Melalui karya sastra yang luas dapat membuat anak mengerti dunia.
Anak dapat membayangkan dan merasakan keindahan serta anak
dapat merasakan kesadaran mengenai kehidupan orang lain, bahkan
bangsa lain sekalipun. Sastra mengembangkan imajinasi anak untuk
memikirkan alam, insan, pengalaman, atau gagasan dengan berbagai
cara. Sastra dapat memberikan pengalaman seolah-olah si anak
sendiri yang mengalaminya. Seperti, petualangan, perjuangan dalam
menghadapi rintangan.
C. Pembelajaran Sastra bagi Pendidikan
Anak-anak SD

 Karya sastra merupakan pembelajaran yang cocok untuk diberikan. Karena


telah diketahiu oleh kita bahwa dengan membaca karya sastra hati bisa
merasakan sesuatu yang menyenangkan dan membahagiakan. Selain itu, karya
sastra juga memberikan nilai-nilai dan pengetahuan lainnya yang belum pernah
diketahui oleh anak-anak seperti pengetahuan bagaimana sebaiknya mereka
berinteraksi dengan sesama.
1. Membantu Perkembangan Bahasa Anak
2. Membantu Perkembangan Kognitif Siswa
3. Perkembangan Kepribadian
4. Perkembangan Sosial

D. Pentingnya Pembelajaran Sastra bagi Anak SD

1. Sastra Menunjukkan Kebenaran Hidup


2. Sastra untuk Memperkaya Rohani
3. Sastra Melampaui Batas bangsa dan Zaman
4. Sastra Memiliki Santun Berbahasa
5. Sastra Menjadikan Manusia Berbudaya
E. Tahapan Pembelajaran Sastra di Sekolah Dasar

1. Tahap Penikmatan
2. Tahap Penghargaan
3. Tahap Pemahaman
4. Tahap Penghayatan
5. Tahap Implikasi
F. Bentuk-bentuk Sastra Anak
1. Sastra Anak SD Kelas Rendah
Sastra anak SD kelas rendah terdiri atas berbagai genre atau tipe dan
dapat berbentuk lisan dan tulisan. Tipenya berbeda mulai dari lagu-
lagu nina bobo, syair lagu anak, tembang dolanan, permainan huruf,
buku bergambar, sampai cerita petualangan.
Di bawah ini akan dibicarakan berbagai sastra anak di kelas rendah,
antara lain;
a. Syair Lagu, Nyanyian Anak
b. Puisi Tembang Dolanan
c. Cerita Lisan
BAHASA INODESIA KELAS RENDAH
Dalam prinsip-prinsip penerapan pendekatan terpadu dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
di SD ada 3 prinsip yang perlu diperhatikan, yaitu :
1. Prinsip Pertama
Yaitu keefektifan komunikasi secara luas sebagai tujuan pembelajaran bahasa di Sekolah
Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah.
2. Prinsip Kedua
Yaitu situasi pembelajaran bahasa menurut konteks ialah bahwa pembelajaran bahasa akan
menjadi optimal jika diusahakan berada dalam konteks bermakna.
Guru dan orang tua sangat berperan aktif terkait dengan kegiatan belajar anak. Dalam
pembelajaran ini menggunakan 3 macam konteks :
 Konteks ekspresif
 Konteks kognitif
 Konteks sosial
3. Prinsip Ketiga
Yaitu memaksimalkan hubungan antar keterampilan berbahasa. Penggunaan
bahasa yang bersifat produktif (berbicara dan menulis) dan reseptif (menyimak
dan membaca) menciptakan satu dasar keterpaduan.
Strategi Pendekatan Terpadu didalam Pembelajaran
Bahasa Indonesia MI/SD

Menurut Routman dan Froese (dalam Santosa dkk. 2005: 2.4) ada delapan
kelompok pembelajaran bahasa terpadu, yaitu :
1. Membaca bersuara (Reading aloud)
2. Membaca Dalam Hati (Sustained Silent Reading)
3. Membaca Bersama (Shared Reading)
4. Membaca Terbimbing (Guided Reading)
5. Membaca Bebas (Independent Reading)
6. Menulis Jurnal (Journal Writing)
7. Menulis Terbimbing (Guided Writing)
8. Menulis Bebas (Independent Writing)
KETERKAITAN BERBAHASA, SASTRA , DAN BAHASA INDONESIA
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS
RENDAH
 Hubungan bahasa dan sastra Indonesia, terdapat dua pokok pelajaran, yaitu bahasa
Indonesia yang membahas tentang kebahasaan, dan sastra Indonesia yang membahas
tentang kesastraan Indonesia. Secara umum dipelajari empat keterampilan berbahasa
seperti: menyimak, berbicara, membaca, danmenulis. Terlihat mudah memang, semua
orang pasti biasa melakukannya. Keempat keterampilan berbahasa itu masing-masing
dipelajari selama dua kali.
 Menyimak, mungkin terdengar mudah. Bahkan dalam sehari-hari kita juga pasti menyimak
suatu pembicaraan. Tetapi menyimak dengan tepat, artinya benar-benar dapat menangkap
apa yang dibicarakan hingga dapat menceritakan kembali, ternyata tidak mudah.
Diperlukan ketelitian, kecepatan otak dalam menangkap apa yang didengar, bahkan
diperlukan kemampuan mendengar yang baik. Itu semua yang dipelajari selama
mempelajari matakuliah menyimak.
TEMA DAN SUBTEMA DALAM KTSP KELAS 1,2,3
 Berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) materi pembelajaran Bahasa Indonesia
dikelas rendah terdiri dari keterampilan berbahasa (mendengarkan, berbicara, membaca, dan
menulis), kebahasaan, sastra (puisi, prosa, dan drama).
 Secara rinci contoh materi pembelajaran tersebut diklasifikasikan dibawah ini :
TEMA DAN SUBTEMA DALAM KURIKULUM 2013
KELAS 1,2,3

 Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013, Pembelajaran Bahasa Indonesia yang
terdapat dalam kurikulum 2013 dengan pembelajaran berbasis teks bertujuan agar dapat membawa
peserta didik sesuai perkembangan mentalnya, dan menyelesaikan masalah kehidupan nyata dengan
berpikir kritis. Dalam penerapannya, pembelajaran Bahasa Indonesia memiliki prinsip, yaitu sebagai
berikut.
1. Bahasa hendaknya dipandang sebagai teks, bukan semata-mata kumpulan kata atau kaidah
kebahasaan.
2. Penggunaan bahasa merupakan proses pemilihan bentuk-bentuk kebahasan untuk mengungkapkan
makna.
3. Bahasa bersifat fungsional, artinya penggunaan bahasa yang tidak pernah dapat dipisahkan dari
konteks, karena bentuk bahasa yang digunakan mencerminkan ide, sikap, nilai, dan ideologi
pemakai/penggunanya.
4. Bahasa merupakan sarana pembentukan berpikir manusia.
 Dengan prinsip di atas, maka pembelajaran bahasa berbasis teks membawa
implikasi metodologis pada pembelajaran yang bertahap. Hal ini diawali dari
kegiatan guru membangun konteks, dilanjutkan dengan kegiatan pemodelan,
membangun teks secara bersama-sama, sampai pada membangun teks secara
mandiri. Kegiatan ini dilakukan karena teks merupakan satuan bahasa yang
mengandung pikiran dengan struktur yang lengkap. Guru harus benar-benar
meyakini bahwa pada akhirnya peserta didik mampu menyajikan teks secara
mandiri. Secara rinci tahapan tersebut sebagai berikut:
1. Membangun konteks
2. Membentuk model (Pemodelan)
3. Membangun teks bersama-sama
4. Mengembangkan teks secara mandiri
5. Kompetensi Inti
 Kompetensi Inti untuk jenjang SD/MI dapat dilihat pada Tabel berikut :
Prinsip-prinsip Untuk Mencapai Keterpaduan
Menurut Busching dan Schwartaz ada berbagai prinsip yang harus dianut
untuk mencapai keterpaduan.
1. Keefektifan komunikasi secara luas sebagai tujuan pembelajaran bahasa di
sekolah dasar
2. Situasi pembelajaran bahasa menurut konteks
3. Memaksimalkan hubungan antar keterampilan berbahasa
Keterpaduan Pembelajaran Bahasa

1. Keterpaduan dalam satu keterampilan berbahasa


Ada dua pendekatan yang dapat diterapkan dalam mencapai
keterpaduan dalam satu keterampilan berbahasa yaitu :
a. Model Kegiatan Tunggal Rancangan Guru
b. Model Lokakarya
2. Keterpaduan Antarketerampilan Berbahasa
Ada berbagai pendekatan yang disarankan oleh Busching dan Schwartz,
antara lain model pertukaran komunikasi dan model pemecahan masalah
pribadi. Semua pendekatan tersebut melibatkan anak-anak dalam semua
konteks bahasa.
a. Model Pertukaran Komunikasi
b. Model Pemecahan Masalah Pribadi
3.Keterpaduan Lintas Kurikulum
Busching dan schwartz mengemukakan beberapa petunjuk untuk memilih materi pembelajaran
secara terpadu.
a. pelajaran yang dipadukan harus yang benar-benar berguna bagi anak
b. hubungan antara bidang-bidang studi yang dipadukan harus bernilai

4. keterpaduan bahasa dan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial


Tugas guru dalam pembelajaran terpadu antara bahasa dan IPS antara lain mendorong anak-anak
belajar menggunakan kosakata dalam bidang IPS secara tepat. Berikut ini tugas-tugas yang harus
dilakukan guru yang terlibat dalam kegiatan yang dilakukan oleh anak-anak yaitu:
a. memberi kesempatan kepada anak-anak untuk berfikir secara kritis mengenai materi IPS.
b. memancing pendapat anak
c. menolong anak-anak membuat pertanyaan
d. menyediakan sumber-sumber yang dapat digunakan oleh anak-anak untuk berinkuiri
5. Keterpaduan bahasa dengan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Pembelajaran IPA mengandung empat hal:
a. IPA sebagai cara berpikir
b. IPA sebagai ilmu yang mencoba menerangkan gejala fisik, biologis, dan kimiawi
c. IPA memasukkan komponen teknologi
d. IPA melibatkan perilaku pendidikan IPA antara lain menghubungkan antara pengetahuan dan
perilaku
6. Keterpaduan Bahasa dengan Matematika
Dalam proses mempelajari konsep-konsep matematika, bahasa memegang peran yang penting.
Bahkan dalam mencapai tujuan utama pendidikan matematika menurut pandangan baru, peran
bahasa tetap penting. Tujuan utama tersebut yaitu:
a. menghargai matematika
b. menjadi yakin akan kemampuan diri mengerjakan soal-soal matematika
c. mampu memecahkan masalah matematika
d. belajar berkomunikasi secara matematis
e. belajar berpikir secara matematis
7. Keterpaduan Bahasa dengan Seni Rupa, Musik, dan Tari
Bahasa dan seni merupakan sarana yang manusiawi untuk
menyatakan dan menyampaikan makna. Bahasa yang bersifat
linier dan seni yang nonlinier. Bahasa merupakan cara memberi
nama sedangkan seni cara mengetahui. Gardner menyatakan
bahwa lewat bahasa dan seni pikiran manusia dapat
menciptakan, merevisi, memindahkan, dan menciptakan kembali
suatu makna.

Anda mungkin juga menyukai