Anda di halaman 1dari 25

TUGAS STATISTIK DAN PROBABILITAS

PENYIAPAN DAN
PENYAJIAN DATA
KHUSNUL KHATIMAH J.
KKJ
[Pick the date]

PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER


TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2014-2015
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur atas izin dan petunjuk Allah Subhana Wa
Taalah, sehingga penyelesaian Makalah Judul: “(Penyiapan dan Penyajian Data)”
dapat diselesaikan. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan petunjuk dan
hidayahnya bagi kita semua.

Makalah ini merupakan salah satu syarat guna memenuhi salah satu mata
kuliah wajib yakni Statistik dan Probabilitas. Di dalam makalah ini berisi tentang
pengetahuan dasar dari satistika dan probabilitas mulai dari definisi, sejarah , maupun
keterkaitan dengan bidang ilmu lain.

Penulis menyadari bahwa penyusunan ini masih jauh dari kesempurnaan.


Karena kesempurnaan hanyalah milik-Nya dan tiada manusia yang luput dari salah
dan khilaf. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat
membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga saran dan kritik
tersebut menjadi motivasi kepada penulis untuk lebih tekun lagi belajar. Amin.

Makassar, 22 Maret 2015

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Pendahuluan

Mata kuliah statistika bagi mahasiswa sangat diperlukan terutama ketika


seorang mahasiswa harus mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan
menginterprestasikan data untuk pembuatan skripsi, thesis atau disertasi. Dalam
hal ini pengetahuan statistik dipakai dalam menyusun metodologi penelitian.

Sebagai suatu ilmu, kedudukan statistika merupakan salah satu cabang dari
ilmu matematika terapan. Oleh karena itu untuk memahami statistika pada tingkat
yang tinggi, terebih dahulu diperlukan pemahaman ilmu matematika.

Dinegara maju seperti Amerika, Eropa dan Jepang, ilmu statistika


berkembang dengan pesat sejalan dengan berkembangnya ilmu ekonomi dan
teknik. Bahkan kemajuan suatu negara sangat ditentukan oleh sejauh mana negara
itu menerapkan ilmu statistika dalam memecahkan masalah-masalah
pembangunan dan perencanaan pemerintahannya. Jepang sebagai salah satu
negara maju, konon telah berhasil memadukan ilmu statistika dengan ilmu
ekonomi, desain produk, psikologi dan sosiologi masyarakat.

Sejauh itu ilmu statistika digunakan pula untuk memprediksi dan


menganalisis perilaku konsumen, sehingga Jepang mampu menguasai
perekonomian dunia sampai saat ini. Sebelum melangkah lebih jauh kita harus tau
apa data itu, bgaimana penggumpulan dan penyajiannya.

B. Rumusan Masalah
1. Jenis-jenis data
2. Bagaimana Pembulatan angka?
3. Bagaimana Teknik Pengumpulan data?
4. Baimana pemeriksaan data?
5. Bagaimana Penyajian data
BAB II
PEMBAHASAN

A. Jenis-jenis Data
Keterangan atau informasi mengenai suatu hal bisa berbentuk kategori,
misalnya rusak, baik, senang, puas, berhasil, gagal dan sebagainya, atau bias juga
berbentuk bilangan. Dua bentuk informasi ini dinamakan data atau data statistik.
Data jenis pertama data kualitatif, yaitu data yang dikategorikan menurut
gambaran kualitas objek yang diperhatikan. Golongan data inididefinisikan
menurut sifat atau atribut, seperti sembuh, baik, gagal dan sebagainya.
Data yang berbentuk bilangan disebut data kuantitatif dan data nilainya
berubah disebut data pengubah. Dari nilainya data kuantitatif dapat dibedakan
atas data farik (peubah farik) dan data mahar (peubah mahar). Hasil yang
diperoleh untuk mencacah merupakan data farik, sedangkan hasil mengukur
disebut data mahar.
Menurut sumbernya, data dibedakan dua macam, yaitu data intern dan data
ekstern. Sebuah kantor mencatat segala macam kegiatan pegawai, pengeluaran
biaya, keadaan inventaris dll yang terjadi dalam kantor itu, hasil pencatatan itu
merupakan data intern . Dalam berbagai situasi, sebuah kantor juga memerlukan
data dari kantor lain atau institasi luar untuk digunakan sebagai data pembanding,
data ini disebut data ekstern.
Dilihat dari siapa yang mengumpulkan data itu, data dapat dibedakan atas
dua macam pula, yaitu data primer dan data sekunder. Data yang dikumpulkan
langsung dari seorang responden di lapangan disebut data primer, sedangkan data
yang diambil dari data yang sudah dikumpulkan orang lain disebut data sekunder.
Untuk mendapatkan data sahih dan andal harus didapatkan dengan cara
bagaimanapun dan dari manapun. Kesahian dan keandalan ini sangat bergantung
kepada alat ukur, sampel dan prosedur pengumpulan data.
B. Pembulatan angka

Dalam perhitungan, terutama bilangan decimal, kita sering mendapatkan


angka yang berderet panjang seperti lambang bilangan 𝜋=3,141592654…. Dalam
kehidupan sehari-hari kita sering kali dihadapkan dengan bilangan-bilangan
pecahan yang memiliki angka desimal dengan banyak angka di belakang koma.
Dengan alasan kepraktisan dalam penyajian data, kita diharuskan untuk
membulatkan bilangan-bilangan pecahan tersebut. Dalam Statistika terdapat
aturan-aturan pembulatan bilangan yang harus dijadikan acuan dalam mengolah
data satistika.

Terdapat tiga aturan pembulatan dalam statistika, yaitu :

Aturan 1 Jika angka terkiri dari angka yang harus dihilangkan kurang dari 5,
maka angka terkanan dari angka yang mendahuluinya tetap (tidak berubah)
Contoh : 50,16482 ton akan dibulatkan hingga dua angka di belakang koma
menjadi 50,16 ton angka yang harus dihilangkan adalah 482 dengan angka terkiri
4 (kurang dari 5). maka angka terkanan dari angka yang mendahuluinya (yaitu 6)
tetap (tidak berubah).

Aturan 2 Jika angka terkiri dari angka yang harus dihilangkan lebih dari 5
atau angka 5 diikuti oleh angka-angka bukan nol semua, maka angka terkanan
dari angka yang mendahuluinya bertambah dengan satu. Contoh : 50,14652 akan
dibulatkan hingga dua angka di belakang koma menjadi 50,15 50,14501 akan
dibulatkan hingga dua angka di belakang koma menjadi 50,15 .

Aturan 3 Jika angka terkiri dari angka yang harus dihilangkan sama dengan
5 atau angka 5 diikuti oleh angka-angka nol semua, maka angka terkanan dari
angka yang mendahuluinya tetap jika angka tsb genap, dan bertambah satu jika
angka tsb ganjil. Contoh : 50,14500 akan dibulatkan hingga dua angka di
belakang koma menjadi 50,14 50,13500 akan dibulatkan hingga dua angka di
belakang koma menjadi 50,14.

C. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting dan berbagai
sumber dan berbagai cara. Bila dilihat dari settingnya data dapat dikumpulkan
pada setting alamiah (natural seting), pada laboratorium dengan metode
eksperimen, di rumah dengan berbagai responden, dan lain-lain. Bila dilihat dari
sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer
dan sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan
data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang
tidak langsung memberikan data pada pengumpul data, misalnya lewat orang
lain atau lewat dokumen. Selanjutnya kalau dilihat dari segi cara atau teknik
pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan
interview, kuesioner (angket), observasi.

1. Interview (Wawancara)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila


peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui
hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya
sedikit/ kecil.

Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa anggapan yang perlu


dipegang oleh peneliti dalam menggunakan teknik interview dan juga
kuesioner adalah sebagai berikut:

a. Bahwa subjek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang


dirinya sendiri.
b. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah benar
dan dapat dipercaya.
c. Bahwa interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si
peneliti.

Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak


terstruktur, dan dapat dilakukan dengan tatap muka maupun lewat telepon.

a. Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila
peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti informasi
apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara,
pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa
pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun sudah
disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden diberi
pertanyaan yang sama, dan pengumpul data mencatatnya.
Dalam melakukan wawancara, selain harus membawa instrumen sebagai
pedoman untuk wawancara, maka pengumpul data juga dapat
menggunakan alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur dan
material lain yang dapat membantu pelaksanaan wawancara berjalan
lancar. Adapun contoh wawancara terstruktur tentang tanggapan
Mahasiswa terhadap pelayanan Kampus IAIN Syekh Nurjati Cirebon:
1) Bagaimanakah tanggapan Saudara/I terhadap pelayanan yang ada di
PBA?
a) Sangat bagus
b) Bagus
c) Tidak bagus
d) Sangat tidak bagus
2) Bagaimanakah tanggapan Saudara/i terhadap pelayanan
Administrasi di IAIN Syekh Nurjati?
a) Sangat bagus
b) Bagus
c) Tidak bagus
d) Sangat tidak bagus

b. Wawancara tidak terstruktur


Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun
secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman
wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan. Adapun contohnya adalah sebagai
berikut: “Bagaimanakah pendapat Saudara terhadap kebijakan-
kebijakan Rektor terhadap UKM-UKM yang ada di IAIN Syekh Nurjati
Cirebon?dan bagaimana dampaknya terhadap mahasiswa!”.

2. Kuesioner
Kuesioner merupakan alat teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu pasti variabel yang akan
diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.
Uma sekaran (1992) dalam Sugiyono mengungkapkan beberapa
prinsip penulisan angket yaitu sebagai berikut:
a. Prinsip penulisan angket

1) Isi dan tujuan pertanyaan, yang dimaksud disini adalah isi


pertanyaan tersebut merupakan bentuk pengukuran atau bukan.
Kalau berbentuk pengukuran, maka dalam membuat pertanyaan
harus teliti, setiap pertanyaan harus ada skala pengukuran dan
jumlah itemnya mencukupi untuk mengukur variabel yang diteliti.
2) Bahasa yang digunakan, bahasa yang digunakan dalam penulisan
angket harus disesuaikan dengan kemampuan berbahasa responden.
3) Tipe dan bentuk pertanyaan, tipe pertanyaan dalam angket dapat
berupa terbuka atau tertutup, (dalam wawancara bisa terstruktur dan
tidak terstruktur), dan bentuknya dapat menggunakan kalimat
positif dan negatif.
4) Pertanyaan tidak mendua
5) Tidak menanyakan yang sudah lupa
6) Pertanyaan tidak menggiring, artinya usahakan pertanyaan tidak
menggiring pada jawaban yang baik saja atau yang jelek saja.
7) Panjang pertanyaan, pertanyaan dalam angket sebaiknya tidak
terlalu panjang, sehingga akan membuat jenuh responden dalam
mengisi.
8) Urutan pertanyaan, urutan pertanyaan dalam angket, dimulai dari
yang umum menuju ke hal yang spesifik, atau dari yang mudah
menuju hal yang sulit.

3. Observasi
Dalam menggunakan observasi cara yang paling efektif adalah
melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen
pertimbangan kemudian format yang disusun berisi item-item tentang
kejadian atau tingkah laku yang digambarkan. Dari peneliti berpengalaman
diperoleh suatu petunjuk bahwa mencatat data observasi bukanlah sekedar
mencatat, tetapi juga mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan
penilaian kepada skala bertingkat. Misalanya memperhatikan reaksi
penonton televisi, bukan hanya mencatat rekasi tersebut, tetapi juga menilai
reaksi tersebut apakah sangat kurang, atau tidak sesuai dengan apa yang
dikehendaki.

D. Pemeriksaan Data
Sebelum data Setelah data terkumpul maka kita harus memeriksa data itu
kembali. Misalkan, seorang guru mencatat hasil ulangan Matematika seluruh
siswanya. Sebelum mencari nilai rata-ratanya, ia perlu memeriksa untuk
memastikan data yang diperolehnya tidak salah catat. Ia juga perlu memeriksa
apakah ada nilai-nilai yang harus dibulatkan atau tidak. Kesalahan pen catatan
dan pembulatan data ini akan menyebabkan nilai rata-rataulangan Matematika
di kelas tersebut tidak sesuai dengandata yang sebenarnya.

E. Penyajian Data
Penyajian data merupakan salah satu kegiatan dalam pembuatan laporan
hasil penelitian yang telah dilakukan agar dapat dipahami dan dianalisis sesuai
dengan tujuan yang diinginkan.Data yang disajikan harus sederhanaan jelas agar
mudau dibaca.Penyajian data juga dimaksudkan agar para pengamatd dapat
dengan mudah memahami apa yang kita ajikan untuk selanjutnya dilakukan
penilaian atau perbandingan dan lain lain.
Prinsip dasar penyajian data adalah komunikatif dan lengkap, dalam arti
data yang disajikan dapat menarik perhatian orang lain untuk membanya dan
memahami isinya. Penyajian data yang komunikatif dapat dilakukan dengan:
penyajian data dapat dibuat berwarna, dan bila data yang disajikan dalam bentuk
banyak maka pelu bervariasi pnyajiannya (tidak hanya dengan table saja).
Penyajian data dengan pictogram, (dapat menggambarkan realitas yang
sebenarnya) merupakan penyajian yang komunikatif, tetapi sulit membuatnya dan
mahal. Tetapi setelah ada peralata computer, pembuatan pictogram dan berbagai
model penyajian data menjadi sanga mudah menadi masalah lgi.
Beberapa cara penyajian data menurut sugiono yang dikemukakan disini
adalah: dengan table, grafik, diagram lingkaran dan pictogram.
1. Tabel
Penyajian data hasil penelitian dengan menggunakan table merupakan
penyajian yang banyak digunakan, karena lenih efisien dan komunikatif.
Terdapat dua macam table, table boasa dan table distribusi frekuensi.
a. Contoh table Data Nominal
Telah dilakukan pengumpulan data untk mengetahui komposisi
pendidikan pegawai di Politeknik LP3I Jakarta Kampus Blok M.
Berdasarkan studi dokumentasi diperoleh keadaan sebagai berikut:
a) Bagian Pamasaran, S1=2 orang; D3=5 orang; SMTA=4 orang
b) Bagian Akademik, S1=4 orang; D3=2 orang; SMTA=1 orang
c) Bagian Keuangan, S1=1 orang; D3=1 orang; SMTA=3 orang
d) Bagian Penempatan, S1= 1 orang; D3=0 orang; SMTA=1 orang
Dari data mentah di atas dapat disusun ke dalam table dibawah ini:

TABEL 2.1
KOMPOSISI PENDIDIKAN PEGAWAI
POLITEKNIK LP3I JAKARTA KAMPUS BLOK M
Tingkat Pendidikan
No Bagian Jumlah
S1 D3 SMTA

1 Pemasaran 2 3 5 10

2 Akademik 4 2 1 7

3 Keuangan 1 1 3 5
4 Penempatan 1 0 1 2

Jumlah 8 6 10 24

Sumber data: Bagian Personalia

b. Contoh Tabel Data Ordinal


Contoh table data ordinal ditunjukkan pada table di awah ini. Data ordinal
ditunjukkan dengan data yang berbentuk peringkat atau rangking.

RANGKING SKOR TOEIC


Periode Juli 2012 sd Juni 2013
No Nama Karyawan Skor TOEIC Rangking

1 Nengwida 780 1

2 Harti 560 2

3 Nunung 440 3

4 Puspita 420 4

5 Iwan 300 5

Rata-Rata Skor TOEIC 500

Sumber Data: Bagian Personalia

c. Contoh Tabel Data Interval

Dari hasil penelitian kepuasan kerja pegawai menggunakan instrument


dengan skala Likert dengan interval 1 sampai dengan 5 dimana skor 1
untuk sangat kurang; 2 untuk kurang; 3 untuk cukup; 4 untuk baik; dan 5
untuk sangat baik. Hasilnya disajikan dalam table di bawah ini.
TABEL 2.3
TINGKAT KEPUASAN KERJA PEGAWAI
No Aspek Kepuasan Kerja Tingkat Kepuasan

1 Gaji 37.58

2 Insentif 57.18

3 Transportasi 68.60

4 Perumahan 48.12

5 Budaya Kerja 54.00

Sumber Data: Bidang Personalia

2. Tabel distribusi Frekuensi

Disusun bila jumlah data yang akan disajikan cukup banyak, sehingga
kalau disajikan dalam bentuk tabel biasa menjadi tidak efisien, kurang
komunikatif, dan tidak menarik. Selain itu tabel ini dibuat untuk persiapan
pengujian terhadap normalisasi data yang menggunakan kertas peluang
normal.

Contoh Tabel Distribusi Frekuensi

TABEL 2.4
DISTRIBUSI FREKUENSI
NILAI MATAKULIAH STATISTIKA 150 MAHASISWA
Kelas Frekuens
No Kelas
Interval i

1 10 – 19 1

2 20 – 29 6

3 30 – 39 9
4 40 – 49 31

5 50 – 59 42

6 60 – 69 32

7 70 – 79 17

8 80 – 89 10

9 90 – 99 2

Jumlah 150

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tabel distribusi frekuensi

a. Tabel di atas memiliki 9 kelas. No 1 sd 9


b. Pada setiap kelas mempunyai kelas interval. Interval nilai bawah
dengan atas disebut panjang kelas.
c. Setiap kelas interval mempunyai frekuensi (jumlah).
d. Tabel distribusi frekuensi tersebut bila mau dibuat menjadi tabel biasa
akan memerlukan 150 baris (n=150) jadi akan sangat panjang.

Pedoman Umum membuat Tabel Distribusi Frekuensi

Langkah pertama dalam membuat tabel distribusi frekuensi adalah


menentukan kelas interval. Terdapat 3 pedoman yang dapat diikuti:

a. Berdasarkan Pengalaman, berdasarkan pengalaman jumlah kelas


interval yang digunakan dalam menyusun tabel distribusi frekuensi
berkisar antara 6 sd 15 kelas.
b. Ditentukan dengan membaca grafik
c. Ditentukan dengan rumus Sturges

Rumus Sturges :
K = 1 + 3,3
log n

Dimana :

K = Jumlah Kelas Interval

n = Jumlah data observasi

log = Logaritma

Misal: Jumlah data 200, maka jumlah kelasnya (K) =

K = 1 + 3,3 log 200 = 1 + 3,3 * 2,30 = 8,59 dapat dibulatkan


menjadi 8 atau 9

Contoh Cara Menyususn Tabel Distribusi Frekuensi

Dibawah ini nilai mata kuliah statistika dari 150 mahasiswa

2 7 6 4 5 8 5 4 3 6
7 9 9 0 1 8 5 8 6 1
5 4 9 5 6 4 5 5 6 6
3 4 3 1 5 2 8 5 9 3
7 4 6 5 6 2 4 7 6 5
0 8 1 5 0 5 7 8 1 4
5 7 7 6 3 6 4 5 5 6
7 6 3 2 6 7 0 1 9 8
2 4 6 4 5 8 5 1 7 5
7 6 2 3 4 3 9 3 2 7
8 4 5 5 7 5 8 6 6 3
2 5 4 2 1 3 2 9 0 5
4 6 6 7 6 4 5 3 4 4
1 5 2 5 0 2 5 4 9 5
4 6 4 6 7 4 5 4 7 8
9 4 0 1 3 4 9 6 1 6
4 6 5 3 3 5 7 4 6 5
3 9 4 1 6 1 5 4 6 3
8 7 5 5 9 6 4 2 5 5
0 1 3 6 1 0 1 9 6 7
3 5 4 3 5 2 6 4 8 6
5 4 3 9 6 7 2 4 5 1
5 8 6 5 7 5 5 2 7 6
9 9 0 1 1 3 8 6 7 8
6 5 4 6 7 5 4 4 5 4
2 7 8 9 6 2 9 5 4 1
3 6 8 5 4 4 5 4 6 7
3 1 0 7 2 5 9 4 8 3
5 7 3 5 6 5 8 4 5 6
5 0 9 9 9 1 5 6 5 7

a. Hitung jumlah kelas interval


K = 1 + 3,3 log 150 =1+ 3,3 * 2,18 = 8,19 Boleh 8 atau 9. Kita
gunakan 9.
b. Hitung rentang data, yaitu data terbesar dikurangi data terkecil
kemudian ditambah 1. Data terbesar 93 dan terkecil 13.
Jadi 93 – 13 = 80 + 1 = 81
c. Hitung panjang kelas
Panjang Kelas = Rentang : Jumlah Kelas; 81 : 9 = 9. Walau dari
hitungan panjang kelas 9, tetapi pada penyusunan tabel ini
digunakan panjang kelas 10.
d. Susun interval kelas
Secara teoritis penyusunan kelas dimulai dari data terkecil, yaitu 13.
Tetapi supaya komunikatif maka dimulai dengan angka 10
e. Memasukan data dengan tally
Dengan cara mencoret data yang telah dimasukkan dimulai dari
paling awal (27) yang masuk ke kelas no 2 (20-29) dan seterusnya
data 53 dengan tally di setiap kelas tersedia. Jumlah tally harus sama
dengan jumlah data. Setelah frekuensi ditemukan lalu tally
dihilangkan.

TABEL 2.5
PENYUSUNAN TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI
DENGAN TALLY
No Kelas Kelas Interval Tally Frekuensi (f)

1 10 – 19 I 1

2 20 – 29 IIIII I 6

3 30 – 39 IIIII IIII 9

4 40 – 49 IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII I 31

5 50 – 59 IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII II 42

6 60 – 69 IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII II 32

7 70 – 79 IIIII IIIII IIIII II 17

8 80 – 89 IIIII IIIII 10

9 90 – 100 II 2
Jumlah : 150

Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif

Kumulatif adalah tabel yang menunjukan jumlah observasi yang


menyatakan kurang dari nilai tertentu.
TABEL 2.6
DISTRIBUSI FREKUENSI KUMULATIF
NILAI STATISTIKA 150 MAHASISWA
Kurang Dari Frekuensi Kumulatif

Kurang dari 20 1

Kurang dari 30 7

Kurang dari 40 16

Kurang dari 50 47

Kurang dari 60 89

Kurang dari 70 121

Kurang dari 80 138

Kurang dari 90 148

Kurang dari 101 150

Tabel Distribusi Frekuensi Relatif

Penyajian data lebih mudah dipahami bila dinyatakan dalam


persen (%). Penyajian data yang merubah frekuensi menjadi persen
dinamakan distribusi frekuensi relative. Cara pembuatannya adalah
dengan merubah frekuensi menjadi persen.
TABEL 2.7
DISTRIBUSI FREKUENSI RELATIF
NILAI STATISTIKA 150 MAHASISWA
No Kelas Kelas Interval Frekuensi Relatif (%)

1 10 – 19 1 0,67

2 20 – 29 6 4,00

3 30 – 39 9 6,00

4 40 – 49 31 20,67

5 50 – 59 42 28,00

6 60 – 69 32 21,33

7 70 – 79 17 11,33

8 80 – 89 10 6,67

9 90 – 100 2 1,33

Jumlah : 100

3. Grafik

Selain dengan table, penyajian dta yang cukup popular dan komunikatif
adalah dengan grafik. Pada umumnya terdapat dua macamgrafik yaitu,: grafik
garis (polygon) dan grafik batang (histogram). Garfik batang ini dapat
dikembangkan lagi menjadi grafik balok (tiga dimensi). Suatu grafik selalu
menunjukkan hubungan antara “jumlah” dengan variable lain, misalnya
waktu.

a. Grafik Garis (polygon)


Diagram garis adalah penyajian data statistik dengan menggunakan
diagram berbentuk garis lurus. Diagram garis biasanya digunakan untuk
menyajikan data statistik yang diperoleh berdasarkan pengamatan dari
waktu ke waktu secara berurutan.
Sumbu X menunjukkan waktu-waktu pengamatan, sedangkan sumbu
Y menunjukkan nilai data pengamatan untuk suatu waktu tertentu.
Kumpulan waktu dan pengamatan membentuk titik-titik pada bidang XY,
selanjutnya kolom dari tiap dua titik yang berdekatan tadi dihubungkan
dengan garis lurus sehingga akan diperoleh diagram garis atau grafik
garis.

b. Grafik Batang (histogram)

Diagram batang umumnya digunakan untuk menggambarkan


perkembangan nilai suatu objek penelitian dalam kurun waktu tertentu.
Diagram batang menunjukkan keterangan-keterangan dengan batang-
batang tegak atau mendatar dan sama lebar dengan batang-batang terpisah.

4. Diagram Lingkaran (Piechart)

Diagram lingkaran adalah penyajian data statistik dengan


menggunakan gambar yang berbentuk lingkaran. Bagian-bagian dari
daerah lingkaran menunjukkan bagian bagian atau persen dari
keseluruhan. Untuk membuat diagram lingkaran, terlebih dahulu
ditentukan besarnya persentase tiap objek terhadap keseluruhan data dan
besarnya sudut pusat sektor lingkaran.

5. Pictogram (Grafik Gambar)


Adakalanya supaya penyajiannya lebih menarik dan komunikatif
maka penyajian data dibuat dalam bentuk pictogram. Pictogram adalah
grafik data yang menggunakan gambar atau lambang dari data itu sendiri
dengan skala tertentu.
Contoh

• Penduduk dunia pada akhir abad ke-20 diperkirakan :


1) Afrika : 350 Jt jiwa

2) Amerika : 500 jt jiwa

3) Asia : 2.000 jt jiwa

4) Eropa : 600 jt jiwa

5) Jerman : 50 jt jiwa

6) Uni Soviet : 250 jt jiwa

Dalam bentuk pictogram digambarkan sbb:


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Data merupakan sesuatu yang sangat penting dalam statistic, maka dari itu
kita harus memahaminya. Dua bentuk informasi ini dinamakan data atau data
statistik. Data jenis pertama data kualitatif, yaitu data yang dikategorikan menurut
gambaran kualitas objek yang diperhatikan. Golongan data inididefinisikan
menurut sifat atau atribut, seperti sembuh, baik, gagal dan sebagainya.
Data yang berbentuk bilangan disebut data kuantitatif dan data nilainya
berubah disebut data pengubah. Dari nilainya data kuantitatif dapat dibedakan
atas data farik (peubah farik) dan data mahar (peubah mahar). Menurut
sumbernya, data dibedakan dua macam, yaitu data intern dan data ekstern.
DAFTAR PUSTAKA

Arif, Muhammad. 2012. Dasar-dasar Statistika. Makassar: Andira Pubriser.

Dede, Salim. 2013. Aturan Pembulatan Dalam Statistika.


http://salimnahdi.blogspot.com/2013/10/aturan-pembulatan-dalam-
statistika.html. Diakses 22 Maret 2015.

Indriani, Rezky. 2014. Statistika. https://rizkywahyuindriyani.wordpress.com


/tag/statistika-pemeriksaan-data-data-kualitatif-data-kuantitatif-populasi-
sampel-jenis-data-datum-data-pengumpulan-data-penyajian-data/. Diakses 22
Maret 2015.

Jatmiko, Dwi. 2014. Contoh Grafik.


http://sangpujanggakecil.blogspot.com/2014/11/contoh-grafik-batang-
lingkaran-dan.html. Diakses 22 Maret 2015.

Rachmatul. 2013. Teknik Pengumpulan Data Dalam Penelitian Kuantitatif Dan


Kualitatif. https://rachmatul4212.wordpress.com/2013/01/28/teknik-
pengumpulan-data-dalam-penelitian-kuantitatif-dan-kualitatif/. Diakses 22
Maret 2015.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2008. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

_______. 2014. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif Dan R & D. Bandung:


Alfabeta

Syafrial, Herry. 2012. Statistik Deskriptif. https://materimatakuliah.wordpress.com/


2012/10/29/statistika-bab-2/. Diakses 22 Maret 2015.

Anda mungkin juga menyukai