Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

MEMAHAMI BENTUK-BENTUK DATA PENELITIAN TINDAKAN


KELAS, MENDESKRIPSIKAN KAEDAH DAN TEKNIK
MENGUMPULKAN DATA

Dosen Pengampu :
Dra. Zubaidah, M.Pd
Ega Harna B, M.Pd

Disusun Oleh :
Rahmad Al Mutaqqim (19020011)
Rosi Nabila ( 20020024)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA


DEPARTEMEN SENI RUPA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini sebagai
pelengkapan tugas mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas dengan judul
“Memahami Bentuk-Bentuk Data PTK; Mendeskripsikan kaedah dan teknik
mengumpulkan data.

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan karya makalah ini.
Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai
pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan,


baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini.
Oleh karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Semoga makalah ini memberikan
manfaat bagi pembaca.

Padang, Maret 2024

Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Data Dan Bentuk Data Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Mills (1984), data merupakan fakta mentah, observasi,
atau kejadian dalam bentuk angka atau simbol khusus. Sehingga, data bisa
berupa angka dan bisa berupa simbol yang didapatkan dari observasi
langsung ke lapangan. Bersumber dari KBBI (Kamus Besar Bahasa
Indonesia) juga diketahui mengenai salah satu definisi dari data. Kamus
Besar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa data adalah keterangan atau
bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian untuk membuat analisis dan
kesimpulan. Bisa disimpulkan bahwa data merupakan kumpulan dari fakta
baik dalam bentuk simbol maupun angka yang didapatkan dari hasil
observasi suatu objek, tentunya objek penelitian. Data di dalam kegiatan
penelitian harus memenuhi syarat tertentu untuk bisa dijadikan sebagai
bahan penelitian. Salah satu syaratnya adalah bisa dipercaya, sehingga data
tersebut benar adanya atau sesuai fakta dari hasil pengamatan subjek
penelitian.
Bentuk data data dalam PTK tidak jauh berbeda dengan penelitian
formal. Dalam PTK umumnya dikumpulkan dua jenis data, yaitu data
kuantitatif dan data kualitatif. Data Kuantitatif , berdasarkan sifat data
adalah data kuantitatif yang merupakan data dalam bentuk angka, sehingga
merupakan data selain dari data kualitatif sedangkan data kuantitatif,
yakni jenis data yang berbentuk selain angka sehingga bentuknya ada yang
berupa verbal, simbol, dan juga gambar. Data jenis ini bisa diperoleh dari
berbagai sumber termasuk kegiatan wawancara, pengisian kuesioner,
observasi, dan lain-lain. Berhubung data kualitatif ini bentuknya tidak
berupa angka maka sifatnya subjektif. Artinya siapa yang melihat data
tersebut memiliki kemungkinan akan memberikan penafsiran yang
berbeda.
Data tersebut digunakan untuk menggambarkan perubahan yang
terjadi, baik perubahan kinerja siswa, kinerja guru, dan perubahan suasana
kelas. Contoh data kuantitatif adalah angka hasil belajar siswa. Contoh
data kualitatif adalah kalimat-kalimat yang menggambarkan ekspresi siswa
tentang tingkat pemahamannya (kognitif), antusiasnya, kepercayaan diri,
dan motivasinya. Data kuantitatif dapat dianalisis dengan deskriptif
persentase, sedangkan data kualitatif dapat dianalisis secara kualitatif.
Data yang baik adalah data yang valid dan reliable. Data yang
demikian diperoleh dari instrument sebagai alat pengumpul data yang juga
valid dan reliable. Instrument yang valid adalah instrument yang
mengukur apa yang seharusnya diukur. Contoh timbangan adalah
instrument yang valid untuk mengukur berat bukan untuk mengukur tinggi
suatu benda. Sementara itu, intrumen yang reliable adalah instrument yang
konsisten (tepat, dan akurat) untuk mengukur yang seharusnya diukur.
Contoh sebuah penggaris dikatakan sebagai instrument yang tidak reliable
jika penggaris tersebut lentur dan skalanya rusak sehingga hasil
pengukuran selalu berubah-berubah padahal barang-barang yang diukur
adalah sama
Untuk mendapatkan data yang akurat perlu disusun suatu
instrument yang valid dan reliable. Instrmen yang valid adalah instrument
yang mampu dengan tepat mengukur apa yang hendak diukur. Jika ingin
mengukur minat siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA, harus
disiapkan instrument yang mampu mengukur minat siswa, bukan untuk
mengukur kecerdasan atau pendapat siswa. Peneliti PTK harus selalu hati-
hati dengan data dan harus yakin bahwa data yang dikumpulkan memanng
valid.
B. Teknik dan Alat Pengumpulan Data Dalam PTK
Pengumpulan data dalam PTK seperti pada umumnya suatu
penelitian adalah dengan menggunakan instrument. Instrument memegang
peranan yang sangat strategis dan penting dalam menentukan kualitas
suatu pendidikan, karena validitas atau kesahihan data yang diperoleh akan
sangat ditentukan oleh mutu atau keliru, artinya tidak mengukur substansi
atau isi dari masalah atau topic penelitian, akan menghasilkan data atau
informasi yang salah atau keliru dan akhirnya menghasilkan suatu
kesimpulan yang salah juga.
Teknik pengumpul data merupakan cara yang ditempuh peneliti
untuk mengumpulkan data dengan alat yang cocok untuk digunakan dalam
penelitian. Sedangkan alat pengumpul data yang digunakan harus
disesuaikan dengan teknik pengumpul data. Misalnya teknik observasi
langsung dengan alatnya pedoman observasi, teknik komunikasi langsung
dengan alatnya panduan wawancara, teknik komunikasi tidak langsung
dengan alatnya angket, teknik pengukuran dengan alatnya tes, teknik studi
dokumenter dengan alatnya dokumen.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian tindakan kelas berfungsi
sebagai landasan refleksi. Selain itu, data yang terkumpul sebagai
perwakilan dari tindakan, artinya bahwa data tersebut memungkinkan
peneliti merekomendasikan tindakan terkait, tidak hanya mengingat
kembali. Oleh sebab itu pengumpulan data bukan hanya keperluan
hipotesis, melainkan sebagai alat membukukan hasil pengamatan dan
menghubungkan antara momen-momen tindakan dan refleksi dalam
putaran penelitian tindakan.
Dalam rangka memperoleh data yang akurat dan objektif dalam
PTK, guru (peneliti) juga perlu melakukan trungualis, yaitu menggunakan
berbagai sumber untuk meningkatkan mutu data dengan cara cek silang.
Dalam kaitan ini student feedback (umpan balik dari siswa) dapat
dijadikan sarana untuk pengumpulan data, asalkan siswa diberdayakan
sebagai partisifan aktif. Ada beberapa macam tringualis antara lain: (1)
theoretical triangualation atau triangulasi teori, yakni menggunakan teori
dalam upaya menelaah sesuatu; (2) data triangulation atau triangulasi data,
yakni mengambil data dari berbagai suasana, waktu, tempat, dan jenis; (3)
source triangulation atau triangulasi sumber, yakni mengambil data dari
berbagai sumber; (4) method triangulation atau triangulasi metode, yakni
menggunakan berbagai metode pengumpulan data; (5) instrumental
triangulation atau triangulasi instrument, yakni dengan menggunaka
berbagai jenis alat atau instrument; (6) analytic triangulation atau
triangulasi analitik, yakni menggunakan berbagai metode atau cara
analisis.
Suatu hal yang perlu diingat bahwa dalam PTK guru atau peneliti
(bila berkolaborasi bersama tim) yang merancang penelitian, dan dia
sendiri yang melaksanakan tindakan, dan dia sendiri juga yang melakukan
pengumpulan data termasuk menganalisis hasil data yang diperoleh. Oleh
karena itu, guru (peneliti) PTK harus sadar betul bahwa manipulasi data
sangat tidak diperbolehkan (dilarang). Sebab, bila dilakukan manipulasi
data sehingga hasil penelitiannya bias, guru peneliti tidaka akan dapat
memperbaiki masalah pembelajaran dikelas. Dalam PTK guru peneliti
dapat menggunakan berbagai sumber data seperti: dokumen (catatan hasil
belajar) dan portofolio, buku harian, jurnal, video, foto-foto, laporan
pengamatan, wawancara, angket, dan tes. Contoh teknik alat
pengumpulan data dalam PTK sebagai berikut:
a. Teknik pengumpulan data PTK
1) Tes: dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar
siswa
2) Observasi: dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang
aktivitas siswa dalam PBM dan implementasi pembelajaran
kooperatif
3) Wawancara: untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan
implementasi pembelajaran
4) Diskusi antara guru, teman sejawat, dan kolaborator untuk refleksi
hasil siklus PTK
b. Alat pengumpulan data PTK
1) Tes: menggunakan butir soal/instrument soal untuk mengukur hasil
belajar siswa
2) Observasi: menggunakan lembar observasi untuk mengykur tingkat
altivitas siswa dalam proses belajar mengajar matematika
3) Wawancara: menggunakan panduan wawancara untuk mengetahui
pendapat atau sikap siswa dan teman sejawat tentang pembelajaran
4) Kuesioner: untuk mengetahui pendapat atau sikap siswa dan teman
sejawat tentang pembelajaran
5) Diskusi: menggunakan lembar hasil pengamatan
C. Macam-Macam Pengumpulan Data
Menurut Kunandar ada delapan macam pengumpulan data yaitu
observasi, wawancara, angket atau kuesioner, pedoman pengkajian data
dokumen, tes, rekaman foto, slide, tape, dan video, catatan harian, serta
catatan lapangan.
a. Pengumpulan Data Melalui Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara
mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan terhadap kegiatan
yang sedang berlangsung. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam melaksanakan observasi, diantaranya:
 Memperhatikan fokus penelitian, kegiatan apa yang harus diamati,
baik yang umum maupun yang khusus. Kegiatan yang umum
maksudnya yaitu segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas harus
diamati dan dikomentari serta dicatat dalam catatan lapangan.
Sedangkan observasi kegiatan khusus, maksudnya ialah observasi
tersebut hanya memfokuskan pada kegiatan khusus yang terjadi di
dalam kelas, seperti kegiatan tertentu atau praktik pembelajaran
tertentu.
 Menentukan kriteria yang diamati, dengan terlebih dahulu
mendiskusikan ukuran-ukuran apa yang digunakan dalam
pengamatan.
a) Langkah-langkah Observasi
Dalam melaksanakan observasi ada beberapa langkah/ fase
utama yang harus ditempuh, antara lain :
 Pertemuan Perencanaan
Dalam menyusun rencana observasi perlu diadakan
pertemuan bersama untuk menentukan urutan kegiatan
observasi dan menyamakan persepsi antara observer
(pengamat) dan observee (yang diamati) mengenai fokus
permasalahan yang akan diamati.
 Observasi Kelas
Dalam fase ini, observer mengamati proses pembelajaran dan
mengumpulkan data mengenai segala sesuatu yang terjadi
pada proses pembelajaran tersebut, baik yang terjadi pada
siswa maupun situasi di dalam kelas.
 Diskusi Balikan
Pada fase ini, guru sebagai peneliti bersama dengan pengamat
mempelajari data hasil observasi untuk dijadikan catatan
lapangan dan mendiskusikan langkah-langkah selanjutnya.
Kegiatan ini harus dilaksanakan dalam situasi saling
mendukung (mutually supportive) serta didasarkan pada
informasi yang diperoleh selama observasi.
b) Jenis-Jenis Observasi
Observasi terdiri dari berbagai macam jenis, antara lain jika
dilihat dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data,
observasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu observasi berperan
serta/ aktif (participant observation) dan observasi non
partisipan/ pasif (non-participant observation), sedangkan jika
dilihat dari segi instrument yang digunakan observasi dibedakan
menjadi observasi terstruktur dan tidak terstruktur. Selain itu ada
pula jenis observasi yang lain diantaranya observasi terbuka,
observasi terfokus, dan observasi sistematik. Masing-masing
jenis observasi tersebut akan diuraikan sebagai berikut :
 Observasi Partisipan (Participant Observation), dalam
observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari
orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai
sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan,
peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber
data. Dengan observasi partisipasi ini, maka data yang
diperoleh akan lebih lengkap dan sampai mengetahui apa
tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak. Misalnya,
guru yang bertindak sebagai peneliti di dalam kelasnya.
Sebagai guru, peneliti hendaknya mencatat hasil
pengamatannya secara sistematis.
 Observasi Non-partisipan (Non-participant Observation),
dalam jenis observasi ini, peneliti tidak terlibat secara
langsung, peneliti hanya mencatat, menganalisis, dan
membuat kesimpulan tentang perilaku objek yang diteliti.
Pengumpulan data dengan observasi ini tidak akan
mendapatkan data yang akurat karena peniliti tidak
mengalami secara langsung apa yang dirasakan oleh objek
penelitiannya. Contohnya, seorang guru yang bertindak
sebagai pengamat di kelas guru lain yang mengajar (bukan di
kelasnya) dan guru tersebut hanya mengamati apa yang
terjadi di dalam kelas tersebut.
 Observasi Terstruktur, adalah observasi yang telah dirancang
secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan, dan
dimana tempatnya. Observasi terstruktur dilakukan apabila
peneliti telah mengetahui dengan pasti variable apa yang
akan diamati. Dalam melakukan pengamatan, peneliti
menggunakan instrument penelitian yang telah teruji validitas
dan reliabilitasnya. Berikut ini adalah contoh bagan observasi
terstruktur yang menunjukan bahwa peneliti sedang
menghitung berapa jumlah siswa yang bersedia menjawab
pertanyaan guru tanpa ditunjuk (sukarela), dengan ditunjuk
(tidak sukarela), selain itu juga dinilai secara kualitatif
apakan jawaban yang diberikan siswa benar, salah, atau
bahkan tidak menjawab pertanyaan yang diajukan (di luar
sasaran).
 Observasi Tidak Terstruktur, adalah observasi yang tidak
dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan
diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu pasti
tentang apa yang akan diamati. Dalam melakukan
pengamatan peneliti tidak menggunakan instrument yang
telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan.
 Observasi Terbuka, merupakan teknik observasi yang
dilakukan dengan cara mencatat segala sesuatu yang terjadi
di dalam kelas. Misalnya ketika melakukan tanya jawab
dengan siswa, segala sesuatu yang terjadi ketika kegiatan itu
berlangsung dicatat oleh guru sebagai bahan observasi yang
selanjutnya akan dianalisis dan akhirnya dibuat kesimpulan.
 Observasi Terfokus, dilakukan apabila peneliti ingin mencari
data dengan menfokuskan masalah yang akan ditelitinya,
misalnya peneliti ingin mengumpulkan data tentang pola
interaksi antara guru dengan siswa melalui teknik bertanya
guru.
 Observasi Sistematik, observasi ini cenderung menggunakan
skala yang pada dasarnya adalah hasil pemikiran orang lain
yang menyusun skala tersebut, selain itu pengamatan dengan
menggunakan skala akan sangat menekankan pada aspek
penelitian kuantitatif, yang akan mendahulukan perhitungan
jumlah dibandingkan dengan kualitas analisisnya.
b. Wawancara
Yang dimaksud dengan wawancara adalah percakapan yang
dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh iinformasi dari
terwawancara, narasumber atau informan. Ada beberapa jenis atau
bentuk wawancara, diantaranya:
 Wawancara terstruktur adalah wawancara yang dilakukan
dengan terlebih dahulu menyiapkan bahan
wawancara/pertanyaan.
 Wawancara semi terstruktur adalah bentuk wawancara yang
sudah disiapkan terlebih dahulu, tetapi memberikan
keleluasaan untuk tidak langsung terfokus kepada bahasan atau
mungkin mengajukan topik bahasan sendiri selama wawancara
itu berlangsung.
 Wawancara tidak terstruktur ialah bentuk wawancara dimana
prakarsa untuk memilih topik bahasan diambil oleh orangyang
diwawancarai. Apabila wawancara sudah berlangsung,
pewawancara dapat mengarahkan agar informan dapat
menerangkan, mengelaborasi, atau mengklarifikasi jawaban
yang kurang jelas.
 Wawancara informal yaitu jenis percakapan bebas yang
memungkinkan interviewer untuk menanyakan hal-hal yang
berkaitan dengan masalah yang akan ditelitinya.
 Wawancara formal berstruktur yaitu jenis wawancara yang
dalam pelaksanaannya menggunakan format wawancara yang
terstruktur, jadi guru dapat menanyakan pertanyaan yang sama
kepada responden.
c. Angket atau kuesioner
Merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung
(peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Instrument
pengumpul datanya juga disebut dengan angket yang berisi sejumlah
pertanyaan atau pernyataan tertulis yang harus dijawab atau direspon
oleh responden. Jenis-jenis angket atau kuesioner:
a) Jenis angket berdasarkan cara responden menjawab, diantaranya :
 Angket tidak berstruktur (terbuka) ialah angket yang disajikan
dalam bentuk sederhana sehingga responden dapat
memberikan jawaban bebas sesuai dengan kehendak dan
keadaannya. Jawaban bebas disini maksudnya adalah uraian
berupa pendapat, hasil pemikiran, tanggapan, dan lain-lain
mengenai segala sesuatu yang dipertanyakan setiap item pada
angket. Contoh pertanyaan angket terbuka “Bagaimana
pendapat anda mengenai kenaikan standar nilai UN?”
 Angket berstruktur (tertutup) ialah jenis angket yang setelah
rumusan pertanyaannya disediakan pula alternatif jawaban
yang dapat dipilih oleh responden. Angket berstruktur
dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu : Angket berstruktur
dengan pertanyaan tertutup ialah angket yang telah
menyediakan alternatif jawaban yang harus dipilih responden
tanpa kemungkinan jawaban lain. Contohnya “Bagaimana
pendapat kalian terhadap pembelajaran yang telah berlangsung
tadi?” a. sangat baik b. baik c. cukup d. kurang e. sangat
kurang
 Angket berstruktur dengan pertanyaan terbuka merupakan
jenis pertanyaan angket yang juga termasuk kedalam angket
tertutup, maksudnya alternatif jawabannya berbentuk pilihan
ganda tetapi peneliti berasumsi dari jawaban yang telah
disediakan untuk setiap pertanyaan mungkin tidak ada jawaban
yang sesuai atau tepat, sehingga responden perlu diberi
kesempatan untuk menyampaikan jawaban lain yang lebih
tepat.
 Angket berstruktur dengan jawaban singkat (short answer
item), angket jenis ini merupakan gabungan atau kombinasi
antara angket tidak berstruktur dengan angket berstruktur.
Contoh “Bagaimana pendapat kalian tentang penjelasan materi
yang disampaikan oleh guru?
b) Jenis angket berdasarkan bentuknya, antara lain :
 Angket pilihan ganda (sama dengan angket tertutup)
 Angket isian, seperti angket tercheck list/ daftar cek, sehingga
responden tinggal membubuhkan tanda check (√) pada kolom
yang sesuai.
d. Pedoman Pengkajian Data Dokumen
Dokumen memiliki arti barang-barang tertulis. Jadi dalam
pengumpulan data dengan menggunakan dokumen arsip, peneliti
mengumpulkan dan mencermati benda-benda tertulis yang dapat
digunakan untuk memperoleh wawasan kejadian masa lalu,
mengidentifikasi kecenderungan masa depan, dan menjelaskan tentang
sesuatu seperti yang dapat diamati sekarang.
e. Tes
Adalah sejumlah pertanyaan yangdisampaikan pada seseorang atau
sejumlah orang untuk mengungkapkan keadaan atau tingkat
perkembangan salah satu atau beberapa aspek psikologis (prestasi,
hasil belajar, minat, bakat, sikap, dan lainlain). Berkaitan dengan tes
sebagai instrument PTK, tes dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
a) Tes Lisan (Oral Test). Tes ini berbentuk sejumlah pertanyaan yang
disampaikan secara lisan dan yang berhubungan dengan masalah
PTK.
b) Tes Tertulis (Writing Test). Tes ini terdiri dari pertanyaan yang
berbentuk tertulis. Te tertulis mempunyai bentuk yang sama
dengan angket, tetapi keduanya mempunyai fungsi yang berbeda
yaitu tes tertulis berfungsi untuk mengukur kemampuan tentang
suatu konsep atau kinerja, sedangkan angket berfungsi untuk
mengetahui pendapat dan sikap seseorang. Tes tertulis terdiri dari
dua bentuk, yaitu :
 Tes Essay atua Uraian. Tes ini terdiri dari sejumlah pertanyaan
dalam bentuk uraian yang harus dijawab dalam bentuk uraian
tertulis pula atau berupa kalimat-kalimat-kalimat bebas yang
disusun sendiri oleh testee.
 Tes Objektif. Tes objektif merupakan alat pengukur yang
banyak dipergunakan di dalam penelitian , karena di dalam
memberikan nilai berupa angka yang tidak dipengaruhi oleh
subjektivitas penilai.
f. Rekaman foto, slide, tape, dan video
Yaitu berguna untuk menangkap suasana kelas, detail tentang
peristiwa-peristiwa penting atau khusus yang terjadi atau ilustrasi dari
episode tertentu, alat-alat elektronik ini dapat saja digunakan untuk
membantu mendeskripsikan apa yang peneliti catat di catatan
lapangan, apabila mungkin.
g. Catatan Harian
Catatan harian (diaries) adalah catatan pribadi tentang pengamatan,
perasaan, tanggapan, penafsiran, refleksi, firasat, hipotesis dan
penjelasan. Catatan tidak hanya melaporkan kejadian tugas sehari-hari,
melainkan juga mengungkapkan perasaan bagaimana rasanya
berpartisipasi dalam penelitian tindakan kelas.
h. Catatan Lapangan
Yang dimaksud Catatan lapangan (field notes) dalam penelitian
adalah bukti otentik berupa catatan pokok, atau catatan terurai tentang
proses apa yang terjadi di lapangan, sesuai dengan fokus penelitian,
ditulis secara deskriptif dan reflektif.

Anda mungkin juga menyukai