INSTRUMEN PENELITIAN
Oleh :
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya dan karunia-
Nya saya dapat menyelesaikan makalah singkat tepat pada waktunya. Adapun
judul dari makalah singkat ini adalah “Instrumen penelitian”.
Pada kesempatan kali ini, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen
mata kuliah yang telah membimbing saya untuk menyelesaikan makalah
singkat ini. Selain itu, saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan makalah singkat ini.
Penulis menyadari bahwa dalam menulis makalah singkat ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan
dapat membuat makalah singkat ini menjadi lebih baik serta bermanfaat bagi
penulis dan pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Penelitian dapat diartikan sebagai suatu proses penyelidikan secara
sistematis yang ditujukan pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan
masalah. Sebagai suatu kegiatan sistematis penelitian harus dilakukan
dengan metode tertentu yang dikenal dengan istilah metode
penelitian,yakni suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan
dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah ini harus didasari ciri-ciri keilmuan
yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Dalam kegiatan penelitian,
keberadaan instrumen penelitian merupakan bagian yang sangat integral
dan termasuk dalam komponen metodologi penelitian karena instrumen
penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan,
memeriksa, menyelidiki suatu masalah yang sedang diteliti. Instrumen itu
alat, sehingga instrumen penelitian itu merupakan alat yang digunakan
dalam penelusuran terhadap gejala-gejala yang ada dalam suatu penelitian
guna membuktikan kebenaran atau menyanggah suatu hipotesahipotesa
tertentu. Suatu intrumen yang baik tentu harus memiliki validitas dan
reliabilitas yang baik. Untuk memperoleh instrumen yang baik tentu selain
harus diujicobakan, dihitung validitas dan realibiltasnya juga harus dibuat
sesuai kaidahkaidah penyusunan instrumen. Menyusun instrumen
merupakan suatu proses dalam penyusunan alat evaluasi karena dengan
mengevaluasi kita akan memperoleh data tentang objek yang diteliti. Oleh
karena itu, menyusun instrumen merupakan langkah penting dalam
prosedur penelitian yang tak dapat dipisahkan antara yang satu terhadap
yang lainnya. Hal ini dilakukan karena untuk menjaga kesinambungan data
yang dikumpulkan dengan pokok permasalahan yang dibuat dalam rangka
pengujian terhadap hipotesa-hipotesa yang dibuat.
BAB II
PEMBAHASAN
Secara umum, instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan untuk
mendapatkan data penelitian. Tanpa instrumen, kamu tidak akan bisa
mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian. Jika datanya tidak
ada, penelitian pun tidak akan bisa dilakukan.
1. Suharsimi Arikunto
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti
ketika mengumpulkan data. Tujuannya agar penelitian menjadi lebih
sistematis dan mudah.
2. Ibnu Hajar
Instrumen penelitian adalah alat ukur yang dipakai untuk
mendapatkan informasi kuantitatif yang berisi variabel berkarakter dan
objektif. Data atau informasi yang dimaksud meliputi:
Data kuantitatif, yakni jenis data yang berkaitan dengan jumlah
atau kuantitas yang berbentuk angka, sehingga data hitung dan
disimbolkan dalam bentuk ukuran-ukuran tertentu.
3. Suryabrata
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk merekam
keadaan atau aktivitas atribut-atribut psikologis. Istilah atribut
psikologis memang kurang familiar di telinga orang awam. Atribut
tersebut terbagi menjadi dua, yakni atribut kognitif dan atribut non
kognitif. Atribut kognitif dikaitkan dengan pertanyaan, sedangkan
atribut non kognitif dikaitkan dengan pernyataan.
4. Notoatmodjo
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk
mendapatkan atau mengumpulkan data. Caranya bisa dengan
menggunakan kuesioner, formulir observasi, formulir lain yang
berkaitan dengan pencatatan data, dan lain-lain.
5. Sugiono
Instrumen dalam penelitian merupakan alat bantu yang digunakan
peneliti guna mengukur fenomena sosial serta alam sebagaimana yang
ada dalam variabel penelitian.
6. Sukmadinata
7. Sanjaya
Instrumen dalam penelitian adalah alat yang digunakan dalam kegiatan
pengumpulan data dan informasi penelitian. Menurutnya, kegiatan
penelitian merupakan kegiatan pengukuran, sehingga harus
menggunakan alat ukur yang valid dan baik.
Beberapa ahli di atas memang memiliki pandangan yang berbeda-
beda. Namun, dari beragamnya definisi menurut para ahli tersebut
kalian bisa menemukan kesamaannya. Beragam pengertian serta
definisi tersebut diharapkan dapat membuat kalian bisa lebih
memahami arti serta fungsinya.
Seringkali dijumpai data hasil penelitian tidak sesuai dengan hasil yang
diharapkan. Hal itu disebabkan oleh ketidaksesuaian antara teori yang
digunakan sebagai dasar dengan instrumen yang digunakan untuk
mengukur karakteristik variabel. Agar instrumen penelitian dapat
menjalankan fungsinya dengan baik, maka instrumen harus disusun sesuai
teori yang digunakan dalam penelitian.
1. Kuesioner
2. Wawancara
3. Observasi
6. Tes
7. Skala Bertingkat
D. Uji instrumen
b. Reliabilitas instrument
Reliabilitas adalah suatu ukuran tingkat keajagan, tingkat
kehandalan, atau tingkat ketidak percayaan suatu instrument. Suatu
instrument dikatakan reliabel jika instrument itu memiliki reliabilitas
yang tinggi.
Ditinjau dari cara pengujiannya, reliabilitas dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu:
1. Reliabilitas internal, yaitu reliabilitas instrument yang didasarkan pada
hasil pencocokan antar bagian-bagian dari hasil tes. Pengujian
relibialitas ini dilakukan dengan hanya mengadakan satu kali
pengetesan atau uji coba.
Reliabilitas eksternal, yaitu reliabilitas instrument yang didasarkan
pada hasil pencocokan terhadap hasil tes yang berbeda, baik dari
instrument yang sam atau dengan instrument lainnya. Uji reliabilitas ini
dilakukan dengan hanya mengadakan satu kali pengetesa atau uji coba.
Punaji Setyosari (2012 : 201) mengemukakan bahwa ada emapat cara yang
biasa dipakai untuk menentukan suatu realiabilitas. Keempat cara tersebut
meliputi : 1) tes-retes (test-retest reliability); 2) format berselang-seling
(alternate-form reliability); 3) tes belah dua (split-half reliability); dan 4)
Kuder-Richardrson (Kuder-Richardson reliability).
1. Reliabilitas Tes Ulang (Tes-Retes)
Tes-retes ini adalah cara untuk mengukur realibilitas dengan
memberikan tes kepada orang yang sama dengan tes yang sama pula
lebih dari satu kali kesempatan kumudian hasil tes dari orang yang
sama dibandingkan dengan hasil tes yang diberikan berikutnya.
Hubungan hasil yang telah diperoleh dihitung melalui rata-rata skor tes
untuk menghasilkan koofisien korelasi. Koefisien ini berfariasi mulai
dari 0 (hubungan Nol) hingga 1 (hubungan sempurna). Koefisien
menunjukkan indikasi bahwa tes tersebut mengukur stabilitas dan
menggambarkan karakteristik pengambilan tes bukannya variable dan
sifat-sifat temporer. Reabilitas tes-retes memberikan keuntungan yaitu
hanya memerlukan 1 macam bentuk tes. Kelemahannya, hasil tes ini
dapat dipengaruhi oleh pelaksanaan dan ingatan peserta tes.
2. Reliabilitas Tes Bentuk Selang Seling
Bentuk ini memerlukan 2 bentuk tes yang sepadan atau parallel
satu sama lain baik isi maupun cara kerjanya. Bentuk ini ditentukan
oleh pelaksanaan suatu tes pada orang yang sama dan hasil hitungan
korelasi antara skor yang dimiliki oleh setiap orang pada kedua bentuk
tersebut. Untuk memenuhi reliabilitas ini perlu disediakan dua macam
tes yang setara misalnya untuk mengukur kemampuan kognitif maka
dua jenis tes ini mengukur kemampuan kognitif level pengetahuan.
Sebagai contoh tes 1 berbunyi : ibu kota provinsi Jawa Barat adalah
…. (jawaban : Bandung) . Tes 2 berbunyi : Gedung sate terletak di …..
(jawaban : Bandung).
3. Reliabilitas Tes Belah Dua
Tes belah dua ini dilakukan dengan memilah butir tes menjadi
nomor butir tes ganjil dan nomor genap, dapat juga dilakukan dengan
memilih jumlah soal tes menjadi 2 bagian, kemudian mengorelasikan
skor-skor yang diperoleh. Tes belah dua ini mensyaratkan jumlah tes
yang banyaknya genap.
Langkah ini menghasilkan skor taksiran yang oleh Tuckman
disebut sebagai split-half reliability. Teknik ini memungkinkan peneliti
menentukan apakah separuh tes mengukur kualitas yang sama atau
karakteristik yang sama. Koefisien korelasi yang diperoleh (r1) dan
dimasukkan dalam formula Spearman-Brown untuk menghitung
keseluruhan reliabilitas tes (r2).
Keterangan :
r2 = reliabilitas terkoreksi
n = jumlah bagian
4. Reabilitas Kuder-Richardson
Apabila butir-butir tes diberi skor a atau b (misalnya benar atau
salah) pada suatu tes dipakai satu karakteristik atau kualitas dalam arti
bahwa butir-butir tes tersebut semuanya mengukur karakteristik atau
kualitas yang sama dapat ditentukan dengan cara menguji skor- skor
butir teks secara individual bukan sebagian atau seluruhnya, maka
digunakan formula Kuder-Richardson. Rumus Kuder-Richardson
dikenal dengan K-R formula 21 yaitu :
rK – R21 = Koefisien
reliabilitas Kuder-Richardson n
= Jumlah butir dalam tes
X = Skor rata-rata tes