Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PENGEMBANGAN INTRUMEN PENELITIAN

KONSEP DASAR DALAM PENYUSUNAN INSTRUMEN

Dosen Pengampu: Dr.H.MuhammadMakki,M.Pd

AisaRahmatih,M.Pd

DISUSUN OLEH

1. Nurul Aulia(E1E019244)
2. PebiAlisiyahPemberianti (E1E010254)
3. NurlaelaNisfiyani
4. Nurlaili
5. NiswatulAudah
6. Renata Utami Mahardika (E1E019268)
7. Nur Oktapiani (E1E019235)
8. OktaFitriani(E1E019251)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada
kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “ Konsep dasar dalam penyusunan Instrumen” dengan tepat waktu.
Makalah “Konsep dasar dalam penyusunan instrumen” disusun guna memenuhi salah
satu syarat penilaian tugas dari bapak dosen Dr.H.Muhammad Makki dan Aisa Rahmati pada
mata kuliah Pengembangan Instrumen Penelitiandi jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
(PGSD), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Mataram (UNRAM).
Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada bapak selaku dosen mata
kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami. Kami
juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan
makalah ini. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Penelitian dapat diartikan sebagai suatu proses penyelidikan secara sistematis yang
ditujukan pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan masalah. Sebagai suatu kegiatan
sistematis penelitian harus dilakukan dengan metode tertentu yang dikenal dengan istilah metode
penelitian, yakni suatu cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan
tertentu. Cara ilmiah ini harus didasari ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis.

Dalam melaksanakan kegiatan penelitian, keberadaan instrumen penelitian merupakan


bagian yang sangat integral dan termasuk dalam komponen metodelogi penelitian karena
instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa,
menyelidiki suatu masalah yang sedang diteliti.

Suatu intrumen yang baik tentu harus memiliki validitas dan realibitas yang baik. Untuk
memperoleh instrument yang baik tentu selain harus diujicobakan, dihitung validitas dan
realibiltasnya juga harus dibuat sesuai kaidah-kaidah penyusunan instrument.

Berkaitan dengan hal tersebut, pada pembahasan ini akan diuraikan mengenai konsep
dasar penyusunan instrumen penelitian, penggunaan instrumen pada jenis peneltian, kriteria
instrumen penelitian, langkah-langkah penyusunan dan pengembangan instrumen, serta teknik
penyusunan dan penilaian butir instrumen.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan konsep dasar penyusunan instrumen penelitian?

2. Bagaimana penggunaan instrumen pada jenis peneltian?

3. Apa saja kriteria dalam instrumen penelitian?

4. Apa saja langkah-langkah penyusunan dan pengembangan instrumen?

5. Bagaimana teknik penyusunan dan penilaian butir instrumen?


C. Tujuan

1. Memahami konsep dasar penyususnan instrument penelitian

2. Mengetahui penggunaan instrumen pada jenis peneltian

3. Mengetahui apa saja kriteria instrument penelitian

4. Mengetahui langkah-langkah penyusunan dan pengembangan instrumen,

5. Mengetahui teknik penyusunan dan penilaian butir instrumen.


BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR PENYUSUNAN INSTRUMENT PENELITIAN


Pengertian Penelitian adalah suatu penyelidikan terorganisasi, atau penyelidikan
yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta untuk menentukan sesuatu. Kata penelitian
adalah terjemahan dari kata research yang berasal dari bahasa Inggris. Kata Research
terdiri dari dua kata yaitu re yang berarti kembali dan to search yang berarti mencari. Jadi
dapat disimpulkan bahwa pengertian research (penelitian) adalah mencari kembali suatu
pengetahuan. Tujuan penelitian adalah untuk mengubah kesimpulan yang telah diterima
secara umum, maupun mengubah pendapat-pendapat dengan adanya aplikasi baru pada
pendapat tersebut. Suatu penelitian dengan menggunakan metode ilmiah dinamakan
sebagai penelitian ilmiah. Dari pengertian penelitian (research) secara umum tersebut,
terdapat beberapa pengertian penelitian yang dikemukakan oleh para ahli antara lain
sebagai berikut:
1. Parson: Menurut parson bahwa pengertian penelitian adalah pencarian atas sesuatu
(inkuiri) secara sistematis dengan penekanan bahwa pencarian ini dilakukan terhadap
masalah-masalah yang dapat dipecahkan.
2. John: Pengertian penelitian menurut John bahwa arti penelitian adalah pencarian fakta
menurut metode objektif yang jelas untuk menemukan hubungan antara fakta dan
menghasilkan dalil atau hukum tertentu.
3. Woody: Pengertian penelitian menurut woody adalah suatu metode untuk menemukan
sebuah pemikiran kritis. Penelitian meliputi pemberian definisi dan redefinisi terhadap
masalah, memformulasikan hipotesis atau jawaban sementara, membuat kesimpulan, dan
sekurangkurangnya mengadakan pengujian yang hati-hati atas semua kesimpulan yang
diambil untuk menentukan apakah kesimpulan tersebut cocok dengan hipotesis.
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data
penelitian, baik data yang kualitatif maupun kuantitatif. Data kualitatif dapat berupa
gambar, kata, dan atau benda lainnya yang non angka, sedangkan data kuantitatif adalah
data yang bersifat atau berbentuk angka. Dalam penelitian kualitatif instrumen utamanya
adalah peneliti sehingga yang dimaksud dengan instrumen penelitian dalam kesempatan
ini adalah instrumen penelitian kuantitatif. Data kuantitatif itu sendiri dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu: data nominal dan data kontinum. Data diakatakan
pada tingkat nominal atau berskala nominal apabila angka tersebut berfungsi untuk
identifikasi, yaitu membedakan jenis subyek yang lainnya. Perbedaan angka hanya
menunjukkan adanya obyek atau subyek yang terpisah dan tidak sama. Sementara itu
data yang kontinum terdiri data yang berskala ordinal, interval, dan rasio. Data kuantitatif
biasanya diperoleh melalui pengukuran, yaitu suatu proses pemberian angka pada subyek,
obyek atau trait lainnya. Oleh karenanya instrumen penelitian dapat pula disebut dengan
alat ukur, dan alat ukur ini dapat berupa tes dan nontes. Alat ukur dikatakan tes apabila
memuat pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya ada benar dan salah. Sebaliknya, alat
ukur yang jawabannya tidak ada benar-salah dapat disebut dengan skala, angket, atau
dapat pula disebut dengan inventori. Skala biasanya digunakan untuk mengukur konstruk
atau konsep psikologis seperti: sikap, minat, motivasi, pendapat, dan trait lainnya,
sedangkan angket digunakan untuk mengukur fakta, atau yang dianggap fakta seperti:
pendidikan terakhir, jumlah anggota, penghasilan setiap bulan, dll. Sementara itu,
inventori digunakan untuk mengungkap kepemilikan benda nyata, seperti: jumlah kursi,
jumlah meja, dll.
Instrumen mempunyai peranan yang sangat penting. Karena dengan adanya
instrumen, mutu suatu penelitian dapat diketahui. Jika instrumen yang dibuat, memiliki
kriteria yang baik, maka mutu penelitiannya juga baik, begitupun sebaliknya. Hal ini
mudah dipahami karena instrumen berfungsi mengungkapkan suatu fakta menjadi suatu
data, sehingga jika instrumen yang digunakan dalam penelitian mempunyai kualitas yang
baik, dalam arti valid dan reliabel serta memiliki tingkat kesukaran, daya pembeda dan
distraktor/pengecoh yang baik, maka data yang diperoleh akan sesuai dengan fakta atau
keadaan sesungguhnya di lapangan.
B. PENGGUNAAN INSTRUMEN PADA JENIS PENELITIAN
1. Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif dalam mengambil data menggunakan instrumen yang berupa:
A. Instrumen Tes dan Inventori
Tes dan iventori digunakan untuk pengambilan data penelitian kuantitatif karena
instrumen tes untuk mengukur kemampuan seseorang dalam bidang tertentu,
seperti bakat matematika, bakat musik, kemampuan bahasa dan sebagainya.
Sedangkan inventori untuk mengetahui karakteristik (psikologis) tertentu dari
individu. Dari kedua instrumen ini data yang terkumpul berupa angka-angka yang
nantinya akan diuji dengan statistik untuk menentukan tujuan dari penelitian.
B. Instrumen Angket atau Kuesioner
Angket atau kuesioner digunakan dalam penelitian kuantitatif, untuk menjaring
data yang sifatnya informatif dan faktual. Misalnya data tentang tingkat
pendidikan, umur, penilaian terhadap kepribadian dan sebagainya. Jenis data
untuk angket atau kuesioner berupa angka-angka, kemudian akan diolah dengan
bantuan software statistik untuk mengetahui hasil datanya. Angket atau kuesoner
dalam pengambilan data, sebelumnya harus sudah tentukan dan sudah diuji coba
terlebih dahulu.
C. Instrumen Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan dalam pengambilan data penelitian kuantitatif
haruslah disusun terlebih dahulu dan diuji coba, serta digunakan dalam
pengambilan data yang berupa angka-angka.
D. Instrumen Dokumen
Dokumen digunakan dalam pengambilan data penelitian kuantitatif sebagai
pengambilan data atau rekapan data yang terdiri dari data nilai yang berupa angka
dan bisa diseleksi dengan menggunakan statistik.
2. Penelitian Kualitatif
Menurut (Ulfatin, 2014:188) penelitian kualitatif dalam pengumpulan datanya,
instrumen yang dapat digunakan antara lain:
a. Instrumen Wawancara
Instrumen wawancara digunakan dalam penelitian kualitatif karena dapat
mengungkap informasi lintas waktu, yaitu berkaitan dengan dengan masa lampau,
masa sekarang, dan masa yang akan datang. Dan data yang dihasilkan dari
wawancara bersifat terbuka, menyeluruh, dan tidak terbatas, sehingga mampu
membentuk informasi yang utuh dan menyuluruh dalam mengungkap penelian
kualitatif.
b. Instrumen Observasi atau Pengamatan
Instrumen observasi digunakan dalam penelitian kualitatif sebagai pelengkap dari
teknik wawancara yang telah dilakukan. Observasi dalam penelitian kualitatis
digunakan untuk melihat dan mengamati secara langsung objek penelitian,
sehingga peneliti mampu mencatat dan menghimpun data yang diperlukan untuk
mengungkap penelitian yang dilakukan. Observasi dalam penelitian kualitatif
peneliti harus memahami terlebih dahulu variasi pengamatan dan peran-peran
yang dilakukan peneliti.
c. Instrumen Dokumen
Dokumen dalam penelitian kualitatif digunakan sebagai penyempurna dari data
wawancara dan observasi yang telah dilakukan. Dokumen dalam penelitian
kualitatif dapat berupa tulisan, gambar, atau karya monumental dari obyek yang
diteliti.
C. KRITERIA INSTRUMEN PENELITIAN
Menurut Azwar (2011: 2), menyatakan bahwa para ahli psikometri telah
menetapkan kriteria bagi alat ukur, seperti instrumen, untuk dinyatakan sebagai alat ukur
yang baik. Kriteria tersebut antara lain adalah valid, reliabel, standar, ekonomis dan
praktis. Menurut Gronlund (2009: 70) menyatakan bahwa karakteristik utama yang harus
dimiliki oleh sebuah alat ukur dapat diklasifikasikan menjadi karakter validitas,
reliabilitas dan tingkat kegunaannnya. Secara singkat dan jelas, dalam membuat
instrumen penelitian pengembangan, Setyosari (2013: 207) dan Depdiknas (2008: 4)
menyatakan bahwa validitas dan reliabilitas menjadi dua hal yang harus benar-benar
diperhatikan.
1. Validitas
Gronlund (2009: 70) menyebutkan bahwa validitas adalah ketepatan interpretasi yang
diperoleh dari hasil penilaian. Lebih rinci Azwar (2010: 5) mennyebutkan bahwa
validitas berasal dari kata validity yang memiliki arti sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Namun secara khusus
Allen & Yen (1979: 97) menyatakan bahwa validitas dari suatu perangkat tes dapat
diartikan merupakan kemampuan suatu tes untuk mengukur apa yang seharusnya
diukur.
Ada tiga tipe validitas, yaitu validitas isi, validitas konstruk dan validitas kriteria
(Allen & Yen, 1979: 97). Selain itu, menurut (Azwar, 2011: 45-47) terdapat dua
macam validitas isi, yaitu validitas kenampakan dan validitas logika. Validitas isi
berarti sejauh mana suatu perangkat tes mencerminkan keseluruhan kemampuan yang
hendak diukur (Azwar, 2011: 45), yang berupa analisis rasional terhadap domain
yang hendak diukur. Validitas kenampakan didasarkan pada pertanyaan apakah suatu
butir-butir dalam perangkat tes mengukur aspek yang relevan dengan domainnya.
Validitas logika berkaitan dengan keseksamaan batasan pada domain yang hendak
diukur, dan merupakan jawaban apakah keseluruhan butir merupakan sampel
representatif dari keseluruhan butir yang mungkin dibuat.
Validitas kriteria, disebut juga validitas prediktif, merupakan kesahihan suatu
perangkat tes dalam membuat prediksi, dapat meramalkan keberhasilan siswa pada
masa yang akan datang. Validitas prediktif suatu perangkat tes dapat diketahui dari
korelasi antara perangkat tes dengan kriteria tertentu yang dikehendaki, yang disebut
dengan variabel kriteria (Allen & Yen, 1979: 97; Azwar, 2011: 51).
2. Reliabilitas
Reynold (2006: 91) menyatakan bahwa reliabilitas mengacu pada kekonsistenan atau
kestabilan hasil penilaian. Namun secara singkat Cohen (2007: 146) menyatakan
bahwa reliabilitas sebagai kestabilan. Mengenai reliabilitas, Ebel & Frisbie (1991:
76), menyatakan bahwa jika tesnya memiliki konsistensi yang tinggi, maka tes
tersebut akurat, reproducible, dan generalizable terhadap kesempatan testing dan
instrumen yang sama.
Mehrens & Lehmann (1973: 249) menyatakan bahwa reliabilitas merupakan derajat
keajegan (konsisten) di antara dua buah hasil pengukuran pada objek yang sama.
Definisi ini dapat diilustrasikan dengan seseorang yang diukur tinggi badannya akan
diperoleh hasil yang tidak berubah walaupun menggunakan alat pengukur yang
berbeda dan skala yang berbeda. Kaitannya dengan dunia pendidikan, prestasi atau
kemampuan seorang siswa dikatakan reliabel jika sudah dilakukan pengukuran.
Kereliabelan ini bermakna hasil pengukuran akan sama informasinya, walaupun
penguji berbeda, korektornya berbeda atau butir soal yang berbeda tetapi memiliki
karakteristik yang sama.
Allen & Yen (1979: 62) menyatakan bahwa tes dikatakan reliabel jika skor amatan
mempunyai korelasi yang tinggi dengan skor yang sebenarnya. Selanjutnya
dinyatakan bahwa reliabilitas merupakan koefisien korelasi antara dua skor amatan
yang diperoleh dari hasil pengukuran menggunakan tes yang paralel. Dengan
demikian, pengertian yang dapat diperoleh dari pernyatan tersebut adalah suatu tes itu
reliabel jika hasil pengukuran mendekati keadaan peserta tes yang sebenarnya.
Oleh karena itu, dalam bidang pendidikan, pengukuran tidak dapat langsung
dilakukan pada ciri atau karakter yang akan diukur. Ciri atau karakter ini bersifat
abstrak. Hal ini menyebabkan sulitnya memperoleh alat ukur yang stabil untuk
mengukur karakteristik seseorang (Mehrens & Lehmann, 1973:103)
D. LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN DAN PENGEMBANGAN INSTRUMEN
Untuk memahami konsep penyusunan dan pengembangan instrumen, maka di
bawah ini akan disajikan proses atau langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan
instrumen dilengkapi dengan bagan proses penyusunan item-item instrumen suatu
penelitian. Secara garis besar langkah-langkah penyusunan dan pengembangan instrumen
adalah sebagai berikut :
1. Berdasarkan sintesis dari teori-teori yang dikaji tentang suatu konsep dari variabel
yang hendak diukur, kemudian dirumuskan konstruk dari variabel tersebut.
Konstruk pada dasarnya adalah bangun pengertian dari suatu konsep yang
dirumuskan oleh peneliti.
2. Berdasarkan konstruk tersebut dikembangkan dimensi dan indikator variabel yang
sesungguhnya telah tertuang secara eksplisit pada rumusan konstruk variabel pada
langkah 1.
3. Membuat kisi-kisi instrumen dalam bentuk tabel spesifikasi yang memuat
dimensi, indikator, nomor butir dan jumlah butir untuk setiap dimensi dan
indikator.
4. Menetapkan besaran atau parameter yang bergerak dalam suatu rentangan
kontinum dari suatu kutub ke kutub lain yang berlawanan, misalnya dari rendah
ke tinggi, dari negatif ke positif, dari otoriter ke demokratik, dari dependen ke
independen, dan sebagainya.
5. Menulis butir-butir instrumen yang dapat berbentuk pernyataan atau pertanyaan.
Biasanya butir instrumen yang dibuat terdiri atas dua kelompok yaitu kelompok
butir positif dan kelompok butir negatif. Butir positif adalah pernyataan mengenai
ciri atau keadaan, sikap atau persepsi yang positif atau mendekat ke kutub positif,
sedang butir negatif adalah pernyataan mengenai ciri atau keadaan, persepsi atau
sikap negatif atau mendekat ke kutub negatif.
6. Butir-butir yang telah ditulis merupakan konsep instrumen yang harus melalui
proses validasi, baik validasi teoretik maupun validasi empirik.
7. Tahap validasi pertama yang ditempuh adalah validasi teoretik, yaitu melalui
pemeriksaan pakar atau melalui panel yang pada dasarnya menelaah seberapa
jauh dimensi merupakan jabaran yang tepat dari konstruk, seberapa jauhindikator
merupakan jabaran yang tepat dari dimensi, dan seberapa jauh butir-butir
instrumen yang dibuat secara tepat dapat mengukur indikator.
8. Revisi atau perbaikan berdasarkan saran dari pakar atau berdasarkan hasil panel.
9. Setelah konsep instrumen dianggap valid secara teoretik atau secara konseptual,
dilakukanlah penggandaan instrumen secara terbatas untuk keperluan ujicoba.
10. Ujicoba instrumen di lapangan merupakan bagian dari proses validasi empirik.
Melalui ujicoba tersebut, instrumen diberikan kepada sejumlah responden sebagai
sampel uji-coba yang mempunyai karakteristik sama atau ekivalen dengan
karakteristik populasi penelitian. Jawaban atau respon dari sampel ujicoba
merupakan data empiris yang akan dianalisis untuk menguji validitas empiris atau
validitas kriteria dari instrumen yang dikembangkan.
11. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan kriteria baik kriteria internal
maupun kriteria eksternal. Kriteria internal, adalah instrumen itu sendiri sebagai
suatu kesatuan yang dijadikan kriteria sedangkan kriteria eksternal, adalah
instrumen atau hasil ukur tertentu di luar instrumen yang dijadikan sebagai
kriteria.
12. Berdasarkan kriteria tersebut diperoleh kesimpulan mengenai valid atau tidaknya
sebuah butir atau sebuah perangkat instrumen. Jika kita menggunakan kriteria
internal, yaitu skor total instrumen sebagai kriteria maka keputusan pengujian
adalah mengenai valid atau tidaknya butir instrumen dan proses pengujiannya
biasa disebut analisis butir. Dalam kasus lainnya, yakni jika kita menggunakan
kriteria eksternal, yaitu instrumen atau ukuran lain di luar instrumen yang dibuat
yang dijadikan kriteria maka keputusan pengujiannya adalah mengenai valid atau
tidaknya perangkat instrumen sebagai suatu kesatuan.
13. Untuk kriteria internal atau validitas internal, berdasarkan hasil analisis butir
maka butir-butir yang tidak valid dikeluarkan atau diperbaiki untuk diujicoba
ulang, sedang butir-butir yang valid dirakit kembali menjadi sebuah perangkat
instrumen untuk melihat kembali validitas kontennya berdasarkan kisi-kisi. Jika
secara konten butir-butir yang valid tersebut dianggap valid atau memenuhi
syarat, maka perangkat instrumen yang terakhir ini menjadi instrumen final yang
akan digunakan untuk mengukur variabel penelitian kita.
14. Selanjutnya dihitung koefisien reliabilitas. Koefisien reliabilitas dengan rentangan
nilai (0-1) adalah besaran yang menunjukkan kualitas atau konsistensi hasil ukur
instrumen.Makin tinggi koefisien reliabilitas makin tinggi pula kualitas instrumen
tersebut. Mengenai batas nilai koefisien reliabilitas yang dianggap layak
tergantung pada presisi yang dikehendaki oleh suatu penelitian. Untuk itu kita
dapat merujuk pendapat-pendapat yang sudah ada, karena secara eksak tidak ada
tabel atau distribusi statistik mengenai angka reliabilitas yang dapat dijadikan
rujukan.
15. Perakitan butir-butir instrumen yang valid untuk dijadikan instrumen final.
E. Teknik Penyusunan dan Penilaian Butir Instrumen
Secara umum ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menulis butir instrumen,
baik instrumen dalam bentuk skala sikap, skala penilaian, maupun tes. Hal-hal yang perlu
diperhatikan di antaranya :
1. Butir harus langsung mengukur indikator, yaitu penanda konsep yang berupa
sesuatu kenyataan atau fakta (das solen) seperti keadaan, perasaan, pikiran,
kualitas, kesediaan, dan sebagainya.
2. Jawaban terhadap butir instrumen dapat mengindikasikan ukuran indikator apakah
keadaan responden berada atau dekat ke kutub positif atau keadaan responden
berada atau dekat ke kutub negatif, misalnya jika berada atau dekat ke kutub
positif menandakan sikap positif, menandakan motivasi tinggi, menandakan
kepemimpinan yang efektif, menandakan intensitas tinggi, menandakan
produktivitas tinggi, menandakan gaya kepemimpinan demokratik, menandakan
iklim kerja yang kondusif, dan sebagainya. Sedang jika berada atau dekat ke
kutub negatif menandakan sikap negatif, menandakan motivasi rendah,
menandakan kepemimpinan yang tidak efektif, menandakan intensitas rendah,
menandakan produktivitas rendah, menandakan gaya kepemimpinan otoriter,
menandakan iklim kerja yang tidak kondusif, dan sebagainya.
3. Butir dapat berbentuk pertanyaan atau pernyataan dengan menggunakan bahasa
yang sederhana, jelas, tidak mengandung tafsiran ganda, singkat, dan
komunikatif.
4. Opsi dari setiap pertanyaan atau pernyataan itu harus relevan menjawab
pertanyaan atau pernyataan tersebut.
5. Banyaknya opsi menunjukkan panjang skala yang secara konseptual kontinum.
Karena distribusi jawaban responden secara teoretik mendekati distribusi normal
untuk jumlah populasi cukup besar, maka sebaiknya menggunakan skala ganjil.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ditinjau dari berbagai sudut pandang pengertian penelitian dapat disimpulkan
bahwa pengertian research (penelitian) adalah mencari kembali suatu pengetahuan.
Sedangkan tujuan penelitian adalah untuk mengubah kesimpulan yang telah diterima
secara umum, maupun mengubah pendapat-pendapat dengan adanya aplikasi baru pada
pendapat tersebut. Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan
data penelitian, baik data yang kualitatif maupun kuantitatif.Instrumen mempunyai
peranan yang sangat penting. Karena dengan adanya instrumen, mutu suatu penelitian
dapat diketahui. Jika instrumen yang dibuat, memiliki kriteria yang baik, maka mutu
penelitiannya juga baik, begitupun sebaliknya,
Penelitian kuantitatif dapatmengambil data menggunakan instrument tes dan
investor, intstrumen angket atau kuesioner,instrument lembar observasi, dan instrument
dokumensedangkanpenelitiankualitatifdapatmenggunakan instrument wawancara,
instrument observasiataupengamatan, dan instrument dokumen.Dalamkriteria instrument
penelitianmenurutDepdiknas (2008: 4) menyatakan bahwa validitas dan reliabilitas
menjadi dua hal yang harus benar-benar diperhatikan.Dialampenilaian instrument juga
adahal- hal yang harusdiperhatikan dalam menulis butir instrumen, baik instrumen dalam
bentuk skala sikap, skala penilaian, maupun tesyaituButir harus langsung mengukur
indikator,Jawaban terhadap butir instrumen dapat mengindikasikan ukuran indikator
apakah keadaan responden berada atau dekat ke kutub positif atau keadaan responden
berada atau dekat ke kutub negatif, Butir dapat berbentuk pertanyaan atau pernyataan
dengan menggunakan bahasa yang sederhana, jelas, tidak mengandung tafsiran ganda,
singkat, dan komunikatif, Opsi dari setiap pertanyaan atau pernyataan itu harus relevan
menjawab pertanyaan atau pernyataan tersebut, dan Banyaknya opsi menunjukkan
panjang skala yang secara konseptual kontinum.
B. SARAN
Kami menyadaripenyusunanmakalahinitakterlepasdarikekurangan,
olehkarenaitukepadapembaca kami mengharapkan saran, kritik dan masukan yang
bersifatmembangun agarkedepannya kami dapatlebihbaiklagidalammenyusunmakalah.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai