TINJAUAN PUSTAKA
Ada beberapa langkah umum yang biasa ditempuh dalam menyususn instrumen
penelitian. Langkah-langkah tersebut adalah:
1. Analisis variabel penelitian, yakni mengkaji variabel menjadi subpenelitian
sejelas-jelasnya, sehingga indicator tersebut bisa diukur dan menghasilkan data
yang diinginkan peneliti. Dalam membuat indicator variabel, peneliti dapat
menggunkan teori atau konsep-konsep yang ada dalam pengetahuan ilmiah
yang berkenaan dengan variabel tersebut, atau menggunakan fakta empiris
berdasarkan pengamatan lapangan
2. Menetapkan jenis instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel /
subvariabel / indikator-indikatornya. Satu variabel mungkin bisa diukur oleh
satu jenis instrumen, bisa pula lebih dari satu instrumen
3. Setelah ditetapkan jenis instrumennya, peneliti menyusun kisi-kisi atau lay out
instrumen. Kisi-kisi ini berisi lingkup pertanyaan, abilitas yang diukur, jenis
pertanyaan, banyak pertanyaan, waktu yang dibutuhkan. Materi atau lingkup
materi pertanyaan didasarkan dari indicator variabel. Artinya setiap indikator
akan menghasilkan beberapa luas lingkup isi pertanyaan, serta abilitas yang
diukurnya
4. Berdasarkan kisi-kisi tersebut peneliti menyusun item atau pertanyaan sesuai
dengan jenis instrumen dan jumlah yang telah ditetapkan dalam kisi-kisi.
5. Instrumen yang sudah dibuat sebaiknya diuji coba digunakan untuk revisi
instrumen, misalnya membuang instrumen yang tidak perlu, manggantinya
dengan item yang baru, atau perbaikan isi dan redaksi/bahasanya Langkah
umum di atas sekedar petunjuk untuk memudahkan peneliti sehingga instrumen
penelitian tidak dibuat asal jad
Dari contoh di atas dapat diketahui bahwa variasi jawaban yang harus
diberikan oleh responden hanya empat macam yakni: . “Dikerjakan oleh Anda”,
“Dikerjakan bersama”, dan “Dikerjakan pembantu”. Dengan daftar cocok ini barang
kali peneliti hendak mengungkap seberapa besar tanggung jawab responden terhadap
pekerjaan di dalam rumah tangga. Jika pertanyaan dan alternatif jawaban tersebut
disajikan dalam bentuk angket, alternatif jawaban hanya tiga macam itu akan
disebutkan secara berulang-ulang dengan bentuk dan isi yang sama. Daripada
memakan tempat padahal responden sudahtahu (dan hafal!) apa yang harus dipilih
maka altematif tersebut disingkat dalam bentuk kolom-kolom yang apabila sudah diisi
oleh responden terlihat adanyadaftar tanda centang yang disebut daftar cocok. Istilah
“daftar cocok” juga dapat datang dari apa yang diharapkan dari responden, yakni
memberi tanda cocok atau tanda centang pada daftar pernyataan yang disediakan.
f) Skala bertingkat
Jawaban responden dilengkapi dengan pernyataan bertingkat, biasanya
menunjukkan skala sikap yang mencakup rentang dari sangat setuju sampai sangat
tidak setuju terhadap pernyataannya.
Setelah bentuk kuesioner ditetapkan, langkah selanjutnya adalah membuat pertanyaan
dengan mempertimbangkan jumlah pertanyaan agar tidak terlalu banyak atau terlalu
sedikit, yang penting disesuaikan dengan indikator yang ditetapkan. Kemudian tidak
menanyakan hal yang tidak perlu semisal nomor telp responden yang jelas tidak akan
di oleh dalam penelitian. Dalam menata tampilan pada lembar kuesioner, perlu
diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan keindahan, kemudahan mengisi, dan
kemudahan memeriksa jawaban. Oleh karena itu diperlukan kreativitas untuk membuat
tampilan kuesioner menjadi enak dibaca, seperti penggunaan garis-garis dan kotak
pada hal-hal yang dianggap penting, penggunaan warna-warna dan hiasan, serta
meletakkan kelompok pertanyaan tentang identitas pengisi, pengantar, dan pertanyaan
inti pada tempat yang berbeda
Bentuk tes seperti ini dapat saudara laksanakan salah satunya ketika
menyelesaikan tugas akhir terkait dengan bidang garapan ke SD an diantaranya
membuat laporan tugas akhir penyelesaian studi seperti skripsi.