Anda di halaman 1dari 8

INSTRUMEN PENELITIAN

Oleh: Benny Yanuar Dwi Satrio & Agung Ade Yulianto


A. Pengertian
Penelitian pada hakekatnya adalah suatu proses yang dilakukan oleh peneliti untuk
mencari atau menguji suatu hipotesis menggunakan serangkaian metode ilmiah. Dalam
proses tersebut, peneliti membutuhkan alat bantu yang dapat mempermudah proses penelitian
yang dilakukan. Alat bantu tersebut kemudian disebut dengan instrument penelitian.
Menurut Arikunto (2006), instrumen adalah alat atau fasilotas yang digunakan pada
kegiatan penelitian untuk mengumpulkan data sehingga pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik. Selain itu, Afrizal (2014) mendefiniskan instrumen sebagai alat-alat yang
diperlukan atau dipergunakan untuk mengumpulkan data. Hal ini dapat diartikan jika peneliti
dapat memperoleh data melalui penggunaan instrumen penelitian. Menurut kedua pendapat
tersebut maka dapat disimpulkan jika instrumen penelitian merupakan alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan dan mengumpulkan data penelitian, sebagai langkah untuk
menemukan hasil atau kesimpulan dari penelitian.

B. Ciri-Ciri Instrumen yang Baik


Instrumen penelitian perlu dirancang dengan baik agar dapat digunakan secara maksimal.
Berikut adalah ciri-ciri instrument penelitian yang baik:
1. Valid
Instrumen yang valid berarti akan memproleh data yang valid juga. Valid berarti instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
2. Reliabel
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk
mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.
3. Standar
Instrumen telah dirancang sesuai dengan prosedur yang seharusnya sehingga mudah
digunakan oleh peneliti.
4. Ekonomis
Instrumen dirancang dengan tidak membutuhkan biaya yang banyak.
5. Praktis
Instrumen yang dirancang dapat dengan mudah digunakan dan sederhana.
(Azwar, 2011:2).

1
C. Hal-Hal yang Mempengaruhi Pemilihan Instrumen
Hal-hal yang mempengaruhi pemilihan metode dan instrumen penelitian menurut Arikunto
adalah:
1. Tujuan Penelitian.
Instrumen penelitian sangat ditentukan oleh tumuan penelitian. Selain itu, tujuan
penelitian menentukan jenis variable apa yang akan diteliti.
2. Sampel Penelitian
Jumlah sampel yang besar tentu tidak memungkinkan peneliti menggunakan metode
wawancara atau observasi.
3. Lokasi penelitian.
Apabila lokasi penelitian berada jauh dari peneliti, maka peneliti dapat menggunakan
instrumen yang dapat dengan mudah dikirim atau disebarkan melalui media elektronik.
(Abubakar, Rifa’i. 2021: 118).

D. Prosedur Penyiapan Instrumen


Langkah-langkah yang ditempuh dalam menyusun sebuah instrumen penelitian menurut
(Margono, 1997) diantaranya:
1. Analisis variabel penelitian yakni mengkaji variabel menjadi subpenelitian sejelas-
jelasnya, sehingga indikator tersebut bisa diukur dan menghasilkan data yang
diinginkan peneliti.
2. Menetapkan jenis instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel atau subvariabel
dan indikator-indikatornya.
3. Peneliti menyusun kisi-kisi atau lay out instrumen. Kisi-kisi ini berisi lingkup materi
pertanyaan, abilitas yang diukur, jenis pertanyaan, banyak pertanyaan, waktu yang
dibutuhkan. Abilitas dimaksudkan adalah kemampuan yang diharapkan dari subjek
yang diteliti, misalnya kalau diukur prestasi belajar, maka abilitas prestasi tersebut
dilihat dari kemampuan subjek dalam hal pengenalan, pemahaman, aplikasi analisis,
sintesis, dan evaluasi.
4. Peneliti menyusun item atau pertanyaan sesuai dengan jenis instrumen dan jumlah yang
telah ditetapkn dalam kisi-kisi. Jumlah pertanyaan bisa dibuat dari yang telah
ditetapkan sebagai item cadangan. Setiap item yang dibuat peneliti harus sudah punya
gambaran jawaban yang diharapkan. Artinya, prakiraan jawaban yang betul atau
diinginkan harus dibuat peneliti.

2
5. Instrumen yang sudah dibuat sebaiknya diuji coba digunakan untuk revisi intrumen,
misalnya membuang instrumen yang tidak perlu, menggantinya dengan item yang baru,
atau perbaikan isi dan redaksi/bahasanya. Bagaimana uji coba validitas dan reliabilitas
akan dibahas lebih lanjut.

E. Jenis-Jenis Instrumen Penelitian


Jenis-jenis instrumen penelitian yang umum digunakan dalam kegiatan penelitian
pendidikan adalah tes, angket, daftar cek, wawancara, dan lembar observasi. Berikut adalah
penjelasan dari masing-masing instrumen tersebut:
1. Tes
Tes hasil belajar merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur tingkat
pemah’[p0-]man dan penguasaan peserta didik terhadap materi yang telah diajarakan dan
mengetahui tingkat perkembangan peserta didik dalam proses pembelajaran. Menurut
Nurjanah (2015) dalam Sukendra (2020), tes secara edukasional adalah alat yang digunakan
sebagai sarana untuk menentukan penilaian atau evaluasi. Tes hasil belajar berfungsi untuk
mengukur penguasaan peserta didik terhadap materi yang diajarkan oleh guru yang
digunakan sebagai data dan bahan evaluasi bagi guru dan sekolah.
Beberapa jenis tes yang sering digunakan yaitu:
a. Test karakter, digunakan untuk mengungkaapkan karakter seseorang tentang ide-ide
individu, imajinasi, disiplin, kapasitas, bakat luar biasa, dan seterusnya.
b. Tes kebugaran, digunakan untuk menentukan kemampuan seorang individu.
c. Tes pengetahuan, digunakan untuk mengukur tingkat kecerdasan individu.
d. Tes sikap, digunakan untuk mengukur perbedaan disposisi invidu dalam mengelola suatu
kondisi.
(Sari, dkk, 2023:140).
2. Angket
Angket merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data yang berisi petanyaan
tertulis yang harus dijawab oleh responden. Menurut Purwanto (2018) dalam Sukendra
(2020), kuesioner merupakan intrumen penelitian yang umumnya digunakan untuk penelitian
dengan pendekatan kuantitatif yang berisi pernyataan-pernyaatan yang disusun sedemikian
rupa tentang variabel penelitian. Kuesioner memungkinkan peneliti untuk mempelajari sikap-
sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik yang dijadikan responden pada suatu variabel
penelitian. Tujuan dari pembuatan kuesioner adalah untuk mendapatkan informasi yang

3
relevan dengan tujuan penelitian dan mendapatkan data dengan validitas dan reliabilitas yang
setinggi mungkin (Sukendra. 2020: 4).
Angket dibedakan menjadi angket terstruktur dan angket tak terstruktur. Angket terstruktur
yaitu angket yang menyediakan beberapa kemungkinan jawaban. Angket tak terstruktur yaitu
angket yang memberikan jawaban secara terbuka. Responden bebas untuk menjawab
pertanyaan yang tersedia (Hermawan. 2019: 75).

3. Daftar Cek
Daftar cek merupakan suatu daftar yang berisi subyek dan aspek-aspek yang diamati.
Melalui daftar cek, peneliti dapat mencatat tiap-tiap kejadian penting. Ada bermacam-macam
aspek perbuatan yang biasanya dicantumkan dalam daftar cek. Observer hanya memberikan
tanda cek (v) pada tiap-tiap aspek sesuai dengan pengamatannya tersedia (Hermawan. 2019:
75).
4. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua
pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dadn yang diwawancarai yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Lexy, 2011: 135).
Esterberg (2002) dalam Sugiyono (2012: 73) mengemukakan beberapa macam
wawancara, sebagai berikut:
a. Wawancara terstruktur: wawancara terstruktur digunakan bila peneliti telah mengetahui
dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Peneliti telah menyiapkan
instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya
telah disiapkan.
b. Wawancara semiterstruktur: jenis wawancara ini lebih bebas dibandingkan dengan
wawancara terstruktur. Tujuan dari wawancara ini adalah untuk menemukan permasalahan
secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-
idenya.
c. Wawancara tak berstruktur: wawancara ini bebas di mana peneliti tidak
menggunakanpedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap
untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-
garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.
5. Lembar Observasi
Lembar observasi merupakan pedomaan yang berisi indikator-indikator yang digunakan
untuk melakukan suatu pengamatan. Indikatorindikator tesebut merupakan acuan sekaligus

4
batasan-batasan dalam melakukan observasi pada suatu penelitian sehingga proses observasi
yang diakukan menjadi terstruktur dan terarah serta data yang dihasilkan tidak bias. Lembar
observasi berfungsi untuk memperoleh informasi pada suatu variabel, yang relevan dengan
tujuan penelitian dengan validitas dan reliabilitas setinggi mungkin (Sukendra. 2020: 4).

F. Uji Validitas
Validitas merupakan indeks yang menunjukan bahwa alat ukur itu memberikan hasil ukur
yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran atau benar-benar mengukur apa yang
hendak diukur. Pengujian pada validitas instrumen tediri dari beberapa jenis yaitu, validitas
konstruksi, validitas isi atau valididtas konten dan validitas eksternal. Berikut adalah
penjelasan dari uji validitas tersebut:
a. Validitas konstruksi: pengujian pada validitas kontruksi adalah penilaian konsep atau
konstruk teori yang melatarbelakangi penyusunan alat ukur. Untuk menguji validitas
konstruksi, dapat digunakan pendapat dari ahli (judgment experts). setelah instrumen
dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu,
maka selanjutnya dikonsultasikan 54 dengan ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang
instrumen yang telah disusun itu.
b. Validitas isi: validitas isi merupakan penilaian terhadap elemen-elemen yang pada alat
ukur dengan mengguakan analisis rasional yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk
angka. Secara teknis pengujian validitas konstruksi dan validitas isi dapat dibantu dengan
menggunakan kisi-kisi instrumen, atau matrik pengembangan instrumen.
c. Validitas eksternal: valididtas eksternal merupakan validitas yang menunjukan sejauh
mana hasil dari alat ukur bisa digeneralisasikan. Validitas eksternal instrumen diuji dengan
cara membandingkan (untuk mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrumen
dengan fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan. penelitian mempunyai validitas
eksternal bila hasil penelitian dapat digeneralisasikan atau diterapkan pada sampel lain
dalam populasi yang diteliti (Sugiyono.2013) dalam Sukendra (2020).
Uji validitas dapat menggunakan content validity ration (CVR) dan Aiken’s V. Kedua uji
tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Content Validity Ration (CVR)
2𝑛𝑒
CVR = −1
𝑛

Dimana: ne = banyaknya SME yang menilai suatu sistem esensial, n= banyaknya SME yang
melakukan penilaian, CVR = -1.00 sampai dengan +1.00

5
b. Aiken’s V

Dimana: s = r-lo, lo = angka penialain terendah, c = angka penialain tertinggi

G. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan ketepatan atau keakuratan dari suatau alat ukur dalam melakukan
pengukuran. Suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel jika instrumen tersebut dapat
menghasilkan data penelitian yang konsisten, karena dengan konsistenlah sebuah data dapat
dipercaya kebenarannya (Purwanto, 2018) dalam Sukendra (2020).
Pengujian reliabilitas instrurnen dapat dilakukan dengan test-retest (stability), equivalent,
dan internal consistency. Berikut adalah penjelasan dari uji reliabilitas tersebut:
a. Test-retest: pengujian reliabilitas dilakukan dengan mencobakan satu jenis instrumen
beberapa kali pada subjek (responden) yang sama yaitu dengan cara pengukuran relibilitas
instrumen dari koefesien korelasi antara percobaan pertama dengan percobaan selanjutnya.
(Yusup, 2018) dalam Sukendra (2020).
b. Equivalent: uji equivalent dilakukan dengan cara mencobakan instrumen yang berbeda
tetapi ekuivalen (sebanding/sepadan) dengan melakukan satu kali percobaan saja pada
reponden yang sama (Yusup, 2018).
c. Internal consistency: pengujian reliabilitas dengan internal consistency dilakukan dengan
cara mencobakan instrumen sekali saja pada subjek peneitian dan hasil pengujiannya
tersebut kemudian dianalisis dengan teknik tertentu tergantung jenis instrumennya. Hasil
analisis dapat digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrumen (Sugiyono, 2013).
Menurut Sugiono (2013) dalam Sukendra (2020), pengujian reliabilitas instrumen dapat
dilakukan dengan teknik belah dua dari Spearman Brown (Split half), KR. 20, KR 21 dan
Anova Hoyt.
a. Rumus Spearman Brown

Dimana: ri = reliabilitas internal seluruh instrumen, rb = korelasi product moment antara


belahan pertama dan kedua

6
b. Rumus KR. 20 (Kuder Richardson)

Dimana: k = jumlah item dalam instrumen, pi = proporsi banyaknya subyek yang


menjawab pada item 1, qi = 1 – pi, si2 = varians total
c. Rumus KR 21

Dimana: k = jumlah item dalam instrumen, M = mean skor total, Si2 = varians total
d. Analisis Varians Hoyt (Anova Hoyt)

Dimana: MKe = mean kuadrat antara subyek, MKs = mean kuadrat kesalahan, ri =
reliabilitas instrument
Selain itu pengujian reliabilitas dapat menggunakan rumus Alfa Cronbach yaitu (Yusup,
2018 dalam Sukendra (2020):
e. Alpha Cronbach

Dimana: ri = koefesien korelasi Alfa Cronbach k = jumlah item soal ∑𝑆𝑖2 = jumlah varians
skor total tiap item St2 = varians total
Rumus varians item dan varians total:

Di mana: 𝑆𝑖2 = varians tiap item JKi = jumlah kuadrat seluruh skor item JKs = jumlah kuadrat
subjek N = jumlah responden 𝑆𝑡2 = varians total Xt = skor total

7
DAFTAR PUSTAKA

Abubakar, Rifa’i. 2021. Pengantar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: SUKA-Press.

Afrizal. 2014. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajagrafindo.

Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Azwar, S. 2011. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Lexy J. Moleong. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Margono, S. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sari, Rita Kumala, dkk. 2023. Metodologi Penelitian Pendidikan. Serang: Sada.

Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sukendra, I Komang, & I Kadek Surya Atmaja. 2020. Instrumen Penelitian. Pontianak:

Mahameru Press.

Anda mungkin juga menyukai