1. Sisi Destanapa
2. Sari Oktari
3. Dila Sintya
4. Ella Kurnia Alsam Mutiara
5. Alan Apriliano
A. Pengertian Instrumen
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk pengumpulan
data. Instrumen penelitiansangat erat kaitannya dengan teknik pengumpulan data.
Setiap teknik pengumpulan data akan memiliki bentuk instrumen yang berbeda pula.
Perlu kita pahami, tidak semua instrumen cocok digunakan dalam semua jenis
penelitian. Instrumen yang dapat digunakan sangat tergantung pada jenis data yang
diperlukan sesuai dengan masalah penelitian. Oleh karena itu, sebelum kita
menetapkan instrumen penelitian, maka terlebih dahulu kita perlu memahami jenis
data yang akan kita kumpulkan dalam penelitian.
Menurut Nana Sujana dan Ibrahim (1989) dalam Wina Sanjaya (2013), untuk
menghasilkan data yang akurat, ada beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam menyusun instrumen penelitian:
1. Masalah dan variabel yang diteliti termasuk indikator variabel, harus jelas dan
spesifik, sehingga dapat dengan mudah menetapkan jenis-jenis instrumen yang
diperlukan.
2. Sumber data atau informasi baik jumlah maupun keragamannya harus
diketahui terlebih dahulu, sebagai bahan dasar dalam menentukan isi, bahasa,
sistematika, dan sistematika item dalam instrumen penelitian.
3. Keterangan dalam instrumen itu sendiri sebagai alat pengumpul data baik dari
keajekan, kesahihan, maupun objektivitasnya.
4. Jenis data yang diharapkan dari penggunaan instrumen harus jelas, sehingga
peneliti dapat memperkirakan cara analisis data guna memecahkan masalah
penelitian.
5. Mudah dan praktis digunakan, tetapi dapat menghasilkan data yang
diperlukan.
B. Langkah-langkah Menyusun Instrumen Penelitian
Dalam menyusun instrumen disarankan mengikuti langkah-langkah berikut.
1. Analisis Variabel Penelitian
Menganalisis setiap variabel menjadi subvariabel kemudian
mengembangkannya menjadi indikator-indikator merupakan langkah awal
sebelum instrumen itu dikembangkan.
2. Menetapkan Jenis Instrumen
Jenis instrumen dapat ditetapkan manakala peneliti sudah memahami dengan
pasti tentang variabel dan indikator penelitiannya. Satu variabel mungkin hanya
memerlukan satu jenis instrumen atau meungkin memerlukan lebih dari satu jenis
instrumen.
3. Menyusun Kisi-kisi atau Layout Instrumen
Kisi-kisi instrumen diperlukan sebagai pedoman dalam merumuskan item
instrumen. Dalam kisi-kisi itu harus mencakup ruang lingkup materi variabel
penelitian, jenis-jenis pertanyaan, banyaknya pertanyaan, serta waktu yang
dibutuhkan. Selain itu, dalam kisi-kisi juga harus tergambarkan indikator atau
abilitas dari setiap variabel. Misalnya, untuk menentukan prestasi belajar atau
kemampuan subjek penelitian, diukur dari tingkat pengetahuan, pemahaman,
aplikasi, dan sebagainya.
4. Menyusun Item Instrumen
Berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun, langkah selanjutnya
adalah menyusun item pertanyaan sesuai dengan jenis instrumen yang akan
digunakan.
5. Mengujicobakan Instrumen
Uji coba instrumen perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat reabilitas dan
validitas serta keterbacaan setiap item. Mungkin saja berdasarkan hasil uji coba
ada sejumlah item yang harus dibuang dan diganti dengan item yang baru, setelah
mendapat masukkan dari subjek uji coba.
C. Jenis-jenis Instrumen Penelitian
1. Tes
a. Pengertian
Tes adalah instrumen atau alat untuk mengumpulkan data tentang
kemampuan subjek peneliti dengan cara pengukuran, misalnya untuk
mengukur kemampuan subjek penelitian dalam menguasai nateri pelajaran
tertentu digunakan tes tertulis tentang materi tersebut.
b. Kriteria Tes
1. Reliabilitas Tes
Tes sebagai instrumen atau alat pengumpul data dikatakan reliabel
manakala tes tersebut bersifat handal. Tes yang handal adalah tes yang
dapat mengumpulkan data sesuai dengan kemampuan subjek yang
sesungguhnya, yang tidak terpengaruh oleh situasi dan kondisi termasuk
oleh letak geografis.
2. Validitas Tes
Tes sebagai instrumen untuk mengumpulkan data dikatakan valid
manakala tes itu bersifat sahih, atau item-item tes mampu mengukur apa
yang hendak diukur. Terdapat dua cara uji validitas yaitu, validitas logis
dan validitas empiris. Validitas logis diperoleh dengan cara judgment ahli
yang kompeten. Validitas empiris adalah validitas yang diperoleh melalui
uji coba tes pada sejumlah subjek yang memiliki karakteristik yang
diasumsikan sama dengan subjek penelitian.
2. Angket (Quisioner)
a. Pengertian
Angket adalah instrumen penelitian berupa daftar pertanyaan atau pernyataan
secara tertulis yang harus dijawab atau diisi oleh responden sesuai dengan
petunjuk pengisiannya. Angket dapat digunakan peneliti untuk penelitian
kualitatif maupun kuantitatif.
Sebagai instrumen penelitian, angket memiliki kelebihan di antaranya sebagai
berikut:
1. Angket dapat digunakan untuk mengumpulkan data dari sejumlah
responden atau sumber data yang jumlahnya cukup besar.
2. Data yang terkumpul melalui angket akan mudah dianalisis.
3. Responden akan memiliki kebebasan untuk menjawab setiap
pertanyaan sesuai dengan keyakinannya.
4. Responden tidak akan terburu-buru menjawab setiap pertanyaan,
pengisian angket tidak terlalu terikat oleh waktu.
Angket juga memiliki kelemahan, di antaranya:
1. Belum menjamin responden akan memberikan jawaban tepat sesuai
dengan keyakinannya.
2. Angket hanya mungkin dapat digunakan oleh responden yang dapat
membaca dan menulis.
3. Angket hanya dapat menggali masalah yang terbatas.
4. Kadang-kadang ada responden yang tidak bersedia untuk mengisi
angket karena alasan kesibukan dan, atau alasan pribadi lainnya.
b. Langkah-langkah Menyusun Angket
Beberapa petunjuk cara menyusun angket:
1. Buatlah kata pengantar terlebih dahulu secara singkat sebelum
pertanyaan-pertanyaan angket disusun.
2. Buatlah petunjuk cara pengisian angket dengan jelas dan ringkas.
3. Hindari istilah-istilah yang dapat menimbulkan salah pengertian.
4. Rumuskan dalam kalimat yang singkat, jelas, dan sederhana, sehingga
tidak menguras tenaga dan pikiran responden ketika membaca angket.
5. Sebaiknya setiap pertanyaan hanya mengandung satu persoalan yang
ditanyakan.
6. Apabila ada kata-kata yang memerlukan penekanan, makia sebaiknya
diberi tanda, seperti dengan menebalkan kata atau kalimat, menggaris
bawahi, atau menulikan dalam warna yang berbeda kata tersebut.
7. Pertanyaan setiap item angket tidak menggiring pada jawaban yang
diinginkan peneliti.
8. Angket harus dibuat semenarik mungkin.
3. Wawancara (Interview)
Wawancara (interview) adalah teknik pengumpulan data yang dilaksanakan
dengan cara dialog baik secara langsung (tatap muka) maupun melalui saluran
media tertentu antara pewawancara dengan yang diwawancarai sebagai sumber
data. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang sering digunakan
dalam penelitian kualitatif.
4. Observasi
a. Pengertian
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara
mengamati secara langsung maupun tidak tentang hal-hal yang
diamati dan mencatatnya pada alat observasi.
b. Instrumen Observasi
1. Check List
Check list atau daftar cek adalah pedoman observasi yang
berisikan daftar dari semua aspek yang diamati. Dengan
pedoman tersebut observer (pengamat) memberi tanda cek
(√) untuk menentukan “ada atau tidak ada” sesuatu
berdasarkan hasil pengamatannya.
5. Fisibilitas
Fisibilitas berkenaan dengan aspek-aspek keterampilan, penggunaan
sumber daya dan waktu. Ada beberapa tes tertentu yang hanya menuntun
keterampilan minimum dalam menyusun dan menganalisis hasil tes, tetapi
yang menuntut keterampilan yang lebih tinggi. Juga mengenai biaya dan
waktu, dapat menjadi kendala dalam penelitian, sehingga perlu
pertimbangan-pertimbangan agar penelitian disesuaikan dengan
kemampuan.
Validitas menunjukkan kinerja kuesioner dalam mengukur apa yang diukur. Berbagai macam
validitas antara lain sebagai berikut :
•Validitas Konstruksi
Suatu kuesioner yang baik harus dapat mengukur dengan jelas kerangka dari penelitian yang
akan dilakukan. Misalkan akan mengukur konsep tentang kepuasan pelanggan, maka
kuesioner tersebut dikatakan valid jika mampu menjelaskan dan mengukur kerangka konsep
kepuasan pelanggan.
•Validitas Isi
Validitas ini adalah suatu alat yang mengukur sejauh mana kuesioner atau alat ukur tersebut
mewakili semua aspek yang dianggap sebagai kerangka konsep.
•Validitas Prediktif
Validitas prediktif adalah kemampuan dari kuesioner dalam memprediksi perilaku dari
konsep.
Untuk menguji apakah instrumen yang digunakan valid atau tidak dengan korelasi pearson.
Cara analisisnya adalah mengkorelasikan antara masing-masing nilai pada nomor pertanyaan
dengan nilai total dari nomor pertanyaan tersebut. Selanjunya koefisien korelasi yang
diperoleh r masih harus diuji signifikansinya dengan membandingkannya dengan tabel r.
Butir pertanyaan dikatakan valid jika nilai r hitung > r tabel atau nilai p < 0,05
Yang dimaksud dengan uji validitas adalah suatu data dapat dipercaya kebenarannya sesuai
dengan kenyataan. Menurut Sugiyono (2009:172) bahwa valid berarti instrumen tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Valid menunjukan derajat
ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat
dikumpulkan oleh peneliti.
Uji validitas dalam penelitian ini digunakan analisis item yaitu mengkorelasikan skor tiap
butir dengan skor total yang merupakan jumlah dari tiap skor butir. Jika ada item yang tidak
memenuhi syarat, maka item tersebut tidak akan diteliti lebih lanjut. Syarat tersebut menurut
Sugiyono (2009:179) yang harus dipenuhi yaitu harus memiliki kriteria sebagai berikut :
• Jika r 0,30, maka item-item pertanyaan dari kuesioner adalah tidak valid Rumus untuk
menguji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumus koefisien korelasi Rank
Spearman, yaitu :
2. Reliabilitas
Tujuan pengujian validitas dan reliabilitas adalah untuk menyakinkan bahwa kuesioner yang
kita susun akan benar-benar baik dalam mengukur gejala dan menghasilkan data yang
valid.Penggunaan pengujian reliabilitas oleh peneliti adalah untuk menilai konsistensi pada
objek dan data, apakah instrument yang digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang
sama, akan menghasilkan data yang sama. Untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini,
maka peneliti menggunakan metode Internal Consistency dengan teknik belah dua dari
Spearman Brown (Split Half) dengan rumus sebagai berikut :
Tingkatan reliabilitas dengan kriteria sebagai berikut : Jika alpha atau r hitung:
Menurut Ety rochaety (2007:50) syarat minimum koefisien korelasi 0,6 karena dianggap
memiliki titik aman dalam penentuan reliabilitas instrumen dan juga secara umum banyak
digunakan dalam penelitian. Uji relibilitas pada lembar observasi menggunaan inter-rater
reliabiliti. Pengujian untuk lembar observasi menggunakan inter-rater reliabiliti yaitu
dilakukan oleh 2 orang rater atau obsever kemudian dihitung dengan menggunakan rumus
Cohen Kappa. Rumus Cohen Kappa adalah sebagai berikut:
Keterangan :
• Pe : Kemungkinan sepakat
• N : Jumlah keseluruhan nilai yang menunjukkan munculnya gejala yang teramati
Nilai Kappa menurut Bhisma Murti (1997) nilai tingkat reliabilitas antar rater menjadi tiga
kategori antara lain: