Disusun oleh :
NISA HANIPAH
2216014
A. Teori Pengetahuan
1. Pengertian pengetahuan
Menurut Notoatmodjo, (2003) dalam buku Lestari 2015 pengetahuan
merupakan hasil tahu, dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap obyek tertentu. Penginderaan panca indera manusia yaitu indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga, yaitu proses
melihat dan mendengar. Selain itu proses pengalaman dan proses belajar
dalam pendidikan formal maupun informal.
Pengetahuan dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1999), diartikan
sebagai segala seuatu yang berkenaan dengan hal mata pelajatran. Kategori
pengetahuan meliputi kemampuan untuk mengatakan kembali dari ingatan
hal-hal khusus dan umum, metode dan proses atau mengingat suatu pola,
susunan, gejala atau peristiwa. Soekanto (2002) menjelaskan bahwa
pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan seseorang tentang sesuatu.
Kemampuan yang papling rendah tetapi paling dasar dalam kawasan
kognitif. Kemampuan untuk mengetahui adalah kemampuan untuk
mengenal atau mengingat kembali suatu objek, prosedur, ide prinsip, atau
teori yang pernah ditemukan dengan pengalaman tanpa manipulasinya.
Penegetahuan dan kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang (Lestari, 2015)
2. Tingkat pengetahuan
Tingkat pengetahuan adalah tingkat seberapa kedalaman seseorang dapat
mengahadapi, mendalami, memperdalam perhatian seperti sebagaimana
manusia menyelesaikan masalah tentang konsep-konsep baru dan
kemampuan dalam belajar. Untuk mengukur tingkat pengetahuan seseorang
secara rinci terdiri dari enam tingkatan yaitu :
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu yang dipelajari sebelumnya.
Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali
(recall) sesuatu spesifik dari seseuatu bahan yang diterima atau
dipelajari.
b. Memahami (comprehension)
Kemampuan untuk menjelaskan tentang obyek yang diketahui dan
menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
c. Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada suatuj kondisi atau situasi nyata.
d. Analisis (analysis)
Kemampuan untuk menjabarkan materi ke dalam komponen-komponen,
tapi masih dalam suatu struktur tersebut dan masih ada kaitannya satu
sama lain.
e. Sintesis (synthesis)
Kemampuan meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam
suatu bentuk keseluruhan yang baru. Atau menyusun formulasi baru dari
formulasi yang ada.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampua untuk melakukan
justifikasi/penilaian terhadap suatu materi atau obyek (Lestari, 2015).
3. Pengukuran Pengetahuan
Dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan
tentang isi materi yang akan diukur dari subyek penelitian kedalaman
pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat disesuaikan
dengan tingkat domain di atas. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan
dengan. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket yang berisi pertanyaan sesuai materi yang ingin diukur dari subjek
penelitian atau responden yang disesuaikan dengan tingkat pengetahuan
yang diukur (Lestari, 2015).
B. Teori Sikap
1. Pengertian sikap
Menurut Notoatmodjo (2010) dalam buku Lestari 2015 mendefinisikan
pengertian sikap yaitu suatu sindrom atau kumpulan gejala dalam
merespons stimulus atau objek. Sehingga sikap itu melibatkan pikiran,
perasaan, perhatian, dan gejala kejiwaan yang lain.
Menurut Gordon Allport (1980) salah satu tokoh terkenal di bidang
psikologi social dan psikologi kepribadian bahwa sikap merupakan
kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu.
Dapat dikatakan bahwa kesiapan yang dimaksudkan merupakan
kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila
individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya
respons (Lestari, 2015).
2. Tingkatan sikap
a. Sikap terdiri dari beberapa tingkatan, yaitu:
1) Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan
stimulus yang diberikan (objek).
2) Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari
sikap.
3) Menghargai (valuing)
Mengahrgai diartikan subyek atau seseorang memberikan nilai yang
positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya
dengan orang lain, bahkan mengajak atau mempengaruhi atau
menganjurkan orang lain merespons.
4) Bertanggung jawab (responsible)
Sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah bertanggung jawab
terhadap apa yang telah diyakininya. Seseorang yang telah
mengambil sikap tertentu berdasarkan keyakinannya, dia harus
berani mengambil risiko bila ada orang lain yang mencemoohkan
atau adanya risiko lain (Lestari, 2015)
C. Teori Perilaku
1. Pengertian
Seorang ahli psikologi Skinner (1938) merumuskan bahwa perilaku
merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan
dari luar), oleh karena perilaku itu terjadi melalui proses adanya stimulus
terhadap organism dan kemudian organisme tersebut merepons (Lestari,
2015).
Perilaku manusia merupakan hasil daripada segala macam pengalaman
serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk
pengetahhuan, sikap dan tindakan. Dengan kata lain, perilaku merupakan
respon/reaksi seorang individu terhadap stimulus yang berasal dari luar
maupun dari dalam dirinya. Respon ini dapat bersifat pasif (tanpa tindakan:
berpikir, berpendapat, bersikap) maupun aktif (melakukan tindakan).
Sesuai dengan batasan ini, perilaku kesehatan dapat dirumuskan sebagai
bentuk pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungannya,
khususnya yang menyangkut pengetahuan dan sikap tentang kesehatan
(Lestari, 2015)
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
Perilaku dapat ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor yaitu:
a. Faktor predisposisi (predisposing factors), yang mencakup pengetahuan,
sikap dan sebagainya.
b. Faktor pemungkin (enabling factor), yang mencakup lingkungan fisik,
tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana
keselamatan kerja, misalnya ketersediaan APD, pelatihan dan
sebagainya.
c. Faktor penguat (reinforcement factors), factor-faktor ini meliputi
undang-undang, peraturan-peraturan, pengawasan dan sebagainya
(Lestari, 2015).
D. Remaja
a. Pengertian remaja
Remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak dan dewasa,
dimana terjadi perubahan. Kata remaja berasal dari bahasa latin yaitu
adolescere yang artinya tumbuh ke arah kematangan. Kematangan yang
dimaksud meliputi kematangan fisik, mental, sosial dan psikologis
(Kumalasari & Andhyantoro, 2012).
b. Karakteristik remaja berdasarkan umur (Meilan dkk, 2018)
1) Masa remaja awal (10-13 tahun)
a) Lebih dekat dengan teman sebayanya.
b) Merasa ingin bebas.
c) Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya.
2) Masa remaja tengah (14-16 tahun)
a) Mencari identitas diri.
b) Timbul keinginan untuk berkencan dan tertarik pada lawan jenis.
c) Mempunyai perasaan cinta yang mendalam.
d) Mengembangkan kemampuan berpikir abstrak atau berkhayal.
e) Berkhayal tentang aktivitas seks.
3) Masa remaja akhir (17-19 tahun)
a) Pengungkapan kebebasan diri.
b) Lebih selektif dalam mencari teman sebaya.
c) Mempunyai citra tubuh terhadap dirinya.
d) Dapat mewujudkan perasaan cinta.
c. Perubahan pada remaja
1) Perubahan fisik
Perubahan yang terlihat pada masa remaja baik pada laki-laki
maupun perempuan terjadi ketika usia antara 9-15 tahun. Pada masa ini
terjadi perubahan fisik yang sangat cepat termasuk adanya perubahan di
dalam tubuh yaitu organ-organ reproduksi yang ditujukkan dengan
kemampuan fungsi reproduksi.
Tanda-tanda perubahan yang terjadai pada pertumbuhan antara lain:
a) Tanda-tanda seks primer
Ciri-ciri seks primer terjadi pada laki-laki maupun perempuan.
Laki-laki biasanya mengalami mimpi basah dan sudah bisa
melakukan fungsi reproduksi. Remaja laki-laki setiap harinya akan
memproduksi sperma dan perlu dikeluarkan. Sperma dapat
dikeluarkan melalui proses ejakulasi, yaitu keluarnya sperma
melalui. Ejakulasi adalah kejadian yang normal bagi semua remaja
laki-laki. Sedangkan pada perempuan ditandai dengan datangnya
menstruasi. Menstruasi adalah keluarnya darah yang terjadi ketika
sel telur yang menempel di dinding rahim tidak dibuahi sel sperma
dalam rahim. Biasanya terjadi antara 3-7 hari. Siklus dari haid saat
ini ke haid yang akan datang yaitu 21 hari atau bisaa juga 35 hari dan
biasanya setiap orang itu berbeda-beda (Meilan dkk, 2018).
b) Tanda-tanda seks sekunder
Ciri-ciri seks sekunder yang terjadi pada laki-laki yaitu dada
bertambah besar dan bidang, tumbuh jakun, suara membesar, penis
dan buah zakar membesar. Selain itu, tumbuh rambut di sekitar alat
kelamin, ketiak, dada, tangan dan kaki. Sedangkan pada perempuan
yaitu pinggul melebar dan membesar, tumbuh rambut di sekitar
ketiak dan kemaluan, payudara membesar, dan suara menjadi lebih
merdu (Kumalasari & Andhyantoro, 2012)
BAB III
INSTRUMEN YANG TELAH DISUSUN
1. PENGETAHUAN
PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER
Pada lembar pertanyaan dibawah, jawaban diisi pada bagian kolom yang
tersedia dibagian kanan pertanyaan dengan mengisi centang/check list (√).
Dimohon agar pengisian kuesioner penelitian ini dilakukan secara teliti agar
tidak ada pertanyaan yang terlewat dan diisi dengan jujur karena tidak ada
dampak buruk dari hasil penelitian ini.
BENAR: jika menurut anda pernyataan tersebut benar
SALAH: jika menurut anda pernyataan tersebut salah
2. SIKAP
PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER
Pada lembar pertanyaan dibawah, jawaban diisi pada bagian kolom yang
tersedia dibagian kanan pertanyaan dengan mengisi centang/check list (√).
Dimohon agar pengisian kuesioner penelitian ini dilakukan secara teliti
agar tidak ada pertanyaan yang terlewat dan diisi dengan jujur karena
tidak ada dampak buruk dari hasil penelitian ini.
STS: Sangat Tidak Setuju TS: Tidak Setuju
S: Setuju
SS: Sangat Setuju
NO PERNYATAAN STS TS SS SS
3. PERILAKU
PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER
Pada pertanyaan dibawah ini, pilihlah salah satu yang paling menggambarkan
kebiasaan anda sehari-hari yang selalu anda lakukan dengan mengisi tanda
silang (X) pada jawaban.