Jumlah instrument penelitian tergantung pada jumlah variabel penelitian yang telah
ditetapkan untuk diteliti. Misalnya peneliti akan meneliti tentang “Pengaruh
kepemimpinan dan iklim kerja sekolah terhadap prestasi belajar anak”. Dalam hal ini
ada tiga instrument yang perlu dibuat yaitu:
Untuk menguji validitas konstruk, dapat digunakan pendapat dari ahli. Dalam hal ini
setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan
berlandaskan teori tertentu kemudian, dikonsultasikan dengan ahli. Para ahli diminta
pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun tersebut. Jumlah tenaga ahli yang
digunakan minimal tiga orang dan umumnya mereka yang telah bergelar doctor
sesuai dengan lingkup yang diteliti. setelah dilakukan pengujian konstruk dari para
ahli berdasarkan pengalaman empiris dilapangan, kemudian dilanjutkan uji coba
instrumen dengan dicobakan pada sampel dari mana populasi tersebut diambil.
Setelah itu data ditabulasikan dengan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan
antar skor faktor dan skor total.
a. Jika koefisien korelasi product momen > r tabel, dimana r tabel digunakan
(α ; n-2) dimana n merupakan jumlah sampel dan α tinggkat kepercayannya.
b. Jika koefisien korelasi product moment > 0.3 ( nilai-nilai yang akan valid)
c. SPSS (program) untuk mengetahui apakah sebuah instrument sudah memenuhi
validitas konstruk
d.
No. Skor faktor 1 untuk Jumlah Skor faktor 2 untuk butir Jumla Jumlah
Res butir No : 1 (X1) No : h2 total
(X2) (Y)
1 2 3 1 2 3 4
1. 3 4 3 10 3 3 2 4 12 22
2. 4 3 2 9 4 3 4 4 15 24
3. 1 2 1 4 3 2 1 2 8 12
4. 3 3 3 9 4 4 3 3 14 23
5. 2 2 4 8 3 1 2 1 7 15
Keterangan angka :
4 = sangat tinggi
3= tinggi
2= rendah
1= sangat rendah
Analisis faktor dilakukan dengan cara mengkorelasikan jumlah skor faktor dengan
skor total. Bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya 0.3 keatas maka
faktor tersebut merupakan konstruk yang kuat. jadi berdasarkan analisis faktor itu
dapat disimpulkan bahwa instrument tersebut memiliki validitas konstruk yang baik.
Bedasarkan tabel selanjutnya telah dihitung bahwa korelasi antara jumalh faktor
(X1) dengan skor total (Y) = 0,85 dan korelasi antara jumlah faktor(X 2) dengan skor
total (Y) = 0,94. Karena koefisen korelasi kedua faktor tersebut diatas 0,30, maka
dapat disimpulkan bahwa kualitas hasil kerja dan kecepatan kerja merupakan
konstruksi (construci) yang valid untuk variabel prestasi kerja peserta didik dalam
suatu kelompok proyek.
Selanjutnya apakah setiap butir dalam instrumen itu valid atrau tidak, dapat diketahui
dengan cara mengkorelasikan anatara skor butir dengan skor total (Y). Jadi untuk
keperluan ini ada tujuh koefisien korelasi yang perlu dihitung. Bila harga korelasi di
bawah 0,30, maka dapat disimpulakan bahwa butir isntrumen tersebut tidak valid,
sehingga harus diperbaiki atau dibuang. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa
korelasi ketujuh butir isntrumen dengan skor total ditunjukkan pada tabel berikut ini:
Berdasar tabel berikut dapat diketahui, bahwa butir nomer 3 (fator 1) tidak valid,
karena butir tersebut dengan skor total hanya 0,22 (di bawah r kritis 0,3). Butir
tersebut tidak selaras dengan butir yang lain.
HASIL PERHITUNGAN PENGUJIAN VALIDITAS KONSTRUK
Berdasarkan tabel diatas, bahwa pada butir no 3 (faktor 1 ) tidak valid, karena
korelasi butir tersebut dengan skor total hanya 0,22 dibawah r kritis 0,30. Butir
tersebut tidak selaras dengan utir lainnya. Pegujian seluruh butir instrument dalam
satu variabel dapat juga dilakukan dengan mecari daya pembeda skor tiap item dari
kelompok yang memberikan jawaban tinggi dan jawaban rendah. Dalam hal ini
Masrun (1979) menyatakan bahwa “… analisis untuk mengetahui daya pembeda,
sering juuga dinamakan analisis untuk mengetahui validitas item. Jumlah kelompok
yang tinggi diambil 27% dan kelompok yang rendah diambil 27% dari sampel uji
coba. Pengujian analisis daya pembeda dapat menggunakan t-test. Berikut ini
diberikan contoh analisis daya pembeda untuk menguji validitas instrumen.
Contoh: suatu instrumen penelitian akan digunakan untuk mengukur kinerja Kepala
Dinas Pendidikan Kabupaten. Instrument tersebut telah dikonsultasikan kepada ahli
kinerja Kepala Dinas dan dinyatakan siap untuk diuji coba. Uji coba diberlakukan
terhadap sampel 25 responden yang tahu maslah kinerja Kepala Dinas. Berdasarkan
25 responden tersebut dapat dikelompokkan 27% responden yang memberikan skor
tinggi dan 27% responden yang memberikan skor rendah ( 27% responden berarti
0,27 x 25 = 7).
Berdasarkan data yang ada pada rumus diatas, maka varian gabungan (Sgab) dapat
dihitung.
135,1−101,85
=7,37
t= 1 1
8,84 +
√
7 7
Untuk mengetahui apakah perbedaan itu signifikan atau tidak , maka harga t hitung
tersebut perlu dibandingkan dengan harga t tabel. Bila t hitung lebih besar dengan t
tabel maka perbedaan itu signifikan, sehingga instrument dinyatakan vaid.
Pengujian validitas dengan uji beda ini didasarkan asumsi bahwa kelompok responden
yang digunakan sebagai uji coba berdistribusi normal. Dengan demikian kelompok
skor tinggi dan rendah harus berbedasecara siginifan sesuai dengan isi atau rancangan
yang telah ditetapkan.