Anda di halaman 1dari 37

Instrumen Penelitian

(kuesioner, validitas,
reliabilitas)
D. Renovaldi, M.Sc.
Faculty of Medicine & Health
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Table of Contents
01 Instrumen Penelitian

02 Validitas

03 Reliabilitas

04 Kuesioner Penelitian
Instrumen Penelitian
Instrumen Penelitian adalah alat bantu yang
digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya
mengumpulan data, agar kegiatan tersebut menjadi
sistematis dan dipermudah olehnya.

Instrumen adalah suatu alat yang memenuhi


persyaratan akademis sehingga dapat digunakan
sebagai alat untuk mengukur suatu obyek ukur atau
mengumpulkan data mengenai suatu variabel
penelitian.
Jenis – jenis instrumen penelitian
Kuesioner / angket

pedoman wawancara

pedoman observasi

pedoman dokumentasi

test

check-list
Instrumen dan Metode
• Instrumen untuk metode test adalah test atau
soal tes
• Instrumen untuk metode angket atau kuisioner
adalah angket atau kuisioner
• Instrumen untuk metode observasi adalah
check-list
• Instrumen untuk metode dokumentasi adalah
pedoman dokumentasi atau bisa juga chek-list
Kriteria Instrumen yang baik
Valid (shahih) --> validitas

Reliabel --> reliabilitas

Sensitif

Objektivitas tinggi

Feasibilitas tinggi
Validitas
Validitas adalah kemampuan alat ukur untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur.

Validitas adalah derajat ketepatan suatu alat ukur tentang


arti sebenarnya yang diukur. Validitas berkenaan dengan
keterkaitan data yang diperoleh dengan sifat atau
karakter variabel yang diteliti. Setiap alat memiliki limit of
detection (LOD) yakni nilai yang terkecil yang masih
dapat dideteksi atau diukur. Kriteria tertentu untuk menilai
instrumen yang baik dapat dievaluasi melalui proses
validasi.
Validitas
Macam validitas :
• Validitas isi (content validity)
• Validitas konstruk (construct validity)
• Validitas budaya
• Validitas eksternal
• Validitas prediktif
Validitas

a. Validitas konstruk
Konstruk atau construct adalah kerangka dari suatu
konsep. Contoh, seorang peneliti ingin mengukur konsep
sehat. Pertama yang harus dilakukan adalah mencari
tahu apa saja yang merupakan kerangka dari konsep
sehat tersebut. Dengan diketahuinya kerangka sehat itu,
seorang peneliti dapat menyusun tolok ukur operasional
konsep tersebut.
Validitas
b. Validitas isi
Validitas isi suatu instrumen pengukur ditentukan oleh sejauh
mana isi instrumen tersebut mewakili semua aspek yang
dianggap sebagai aspek kerangka konsep. Misalkan seorang
peneliti ingin mengukur tingkat kesehatan suatu masyarakat
dengan menggunakan konsep sehat menurut Undang Undang
No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan yang memberi definisi
sehat meliputi sehat secara jasmani, rohani, sosial, dan
ekonomi. Apabila peneliti hanya memasukkan dua aspek saja
dari empat aspek yang merupakan kerangka konsep untuk
mengukur status kesehatan, maka instrumen kuesioner yang
disusun tidak memiliki validitas yang tinggi.
Validitas
c. Validitas eksternal
Dalam penelitian sosial telah banyak instrumen pengukur yang
dikembangkan oleh para peneliti untuk mengukur gejala sosial,
dan instrumen tersebut sudah memiliki validitas. Dalam
penelitian kesehatan untuk mengukur status kesehatan
masyarakat dapat dikorelasikan antara umur harapan hidup
dengan angka kematian bayi. Bila kedua angka tersebut
berkorelasi secara signifikan maka kedua jenis instrumen
pengukuran itu telah memiliki validitas eksternal.
Validitas
d. Validitas prediktif
Instrumen yang dikembangkan oleh peneliti seringkali
bertujuan untuk memprediksi apa yang akan terjadi di masa
datang. Contoh instrumen yang seperti itu adalah ujian seleksi
penerimaan mahasiswa baru. Ujian seleksi tersebut adalah
merupakan upaya untuk memprediksi apa yang terjadi di masa
datang. Peserta yang lulus ujian dengan nilai baik diprediksi
akan dapat mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan
baik.
Validitas
e. Validitas budaya
Selain validitas seperti yang telah dikemukakan, ada jenis validitas yang
perlu diperhatikan yaitu validitas budaya. Validitas budaya sangat
penting untuk penelitian di negara yang memiliki suku bangsa sangat
bervariasi seperti Indonesia. Validitas budaya juga akan menjadi
penting ketika penelitian dilakukan di beberapa negara dengan
instrumen yang sama. Suatu instrumen penelitian yang sudah valid di
suatu negara belum tentu valid pula di negara lain. Contoh, kuesioner
pengukur interaksi keluarga yang dikembangkan di negara barat tidak
sesuai jika digunakan di Indonesia sebab konsep Barat mengenai
keluarga selalu didasarkan pada keluarga inti, nuclear family yang
hanya terdiri atas ayah, ibu, dan anak. Sedangkan di Indonesia konsep
keluarga lazimnya didasarkan pada keluarga batih atau extended
family, yang tidak hanya terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak tetapi
juga keluarga dekat lainya.
Mengukur Validitas
mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur dan membuat dalam
bentuk butir-butir pertanyaan.

melakukan uji coba skala pengukur atau instrumen tersebut pada sejumlah
responden. Responden diminta untuk menyatakan apakah mereka setuju atau
tidak setuju terhadap setiap pernyataan. Sangat dianjurkan jumlah responden
untuk uji coba instrumen adalah 30 orang dengan harapan distribusi skor akan
mendekati pola distribusi kurva normal. Kenormalan distribusi sangat penting
dalam perhitungan statistik.

mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.

menghitung koefisien korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total


menggunakan rumus korelasi product moment
Contoh:
R table
Berdasarkan jumlah N dan alpha, maka r table adalah 0,576 pada
N=10, alpha 0,05. Berdasarkan rumus tersebut dapat diketahui
bahwa pernyataan no.1 sampai dengan no.9 signifikan pada taraf
alpha 5% (r hitung > r table). Hal itu membuktikan bahwa
pernyataan no.1 hingga no. 9 memiliki validitas konstruk yang baik.
Pernyataan no.10 tidak signifikan karena angka yang diperoleh di
bawah harga kritik pada alpha 5%. Dalam contoh tersebut
pernyataan no.10 perlu diperbaiki rumusan kalimatnya atau jika
perlu dihilangkan dan diganti dengan pernyataan yang baru.
Reliabilitas
Bagaimana konsistensi alat ukur ketika dipakai dalam
proses pengukuran. Reliabilitas adalah istilah yang
digunakan untuk menujukkan sejauh mana suatu hasil
pengukuran relatif konsisten (memperoleh hasil yang sama)
apabila pengukuran dilakukan secara berulang.

Cara menentukan reliabilitas:


• Test-retest
• Tes belah dua (split half)
• Bentuk equivalen
Reliabilitas
1. Test-Retest
Untuk mengetahui reliabilitas suatu instrumen pengukur dengan
pengukuran ulang, kita harus meminta responden yang sama
agar menjawab semua pertanyaan dalam instrumen sebanyak
dua kali. Interval waktu pengukuran pertama dan pengukuran
kedua sebaiknya tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh. Selang
waktu antara 15—30 hari pada umumnya dianggap memenuhi
persyaratan tersebut. Hasil pengukuran pertama dikorelasikan
dengan teknik korelasi product moment seperti yang telah
dibahas dalam perhitungan validitas. Jika hasil uji korelasi
menunjukkan signifikan maka berarti pengukuran I dan
pengukuran II relatif konsisten.
Reliabilitas
2. Teknik Split Half (belah dua)
Menggunakan teknik belah dua sebagai cara untuk mengukur
reliabilitas instrumen penelitian, instrumen yang disusun haruslah
memiliki cukup banyak item pernyataan/pertanyaan yang mengukur
aspek yang sama. Jumlah item sekitar 50—60 adalah jumlah yang
dianggap memadai. Makin besar jumlah item maka makin baik
reliabilitas yang diperoleh.

3. Teknik equivalent
Pada teknik ini perhitungan reliabilitas dilakukan dengan membuat
dua jenis instrumen pengukur yang mengukur aspek yang sama.
Kedua instrumen tersebut diberikan kepada responden yang sama
lalu dicari validitasnya untuk masing-masing jenis. Untuk
menghitung reliabilitas perlu mengkorelasikan skor total dari kedua
jenis instrumen tersebut.
Reliabilitas (statistic test)
Cronbach's alpha, α (or coefficient alpha), developed by Lee
Cronbach in 1951, measures reliability, or internal
consistency. “Reliability” is another name for consistency.
Cronbach's alpha tests to see if multiple-question Likert scale
surveys are reliable.
Kuesioner Penelitian
• Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi rangkaian pertanyaan
mengenai sesuatu hal untuk mendapatkan informasi penting
dari responden.
• Kuesioner merupakan alat bantu untuk pengumpulan data
dengan cara wawancara atau angket.
• Tujuan pokok pembuatan kuesioner adalah untuk : (a)
memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan survei, dan
(b) memperoleh informasi dengan reliabilitas dan validitas yang
tinggi. Karena adanya keterbatasan masalah yang dapat
ditanyakan dalam kuesioner maka perlu selalu diingat agar
pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner langsung berkaitan
dengan hipotesis dan tujuan penelitian yang dilakukan.
Tipe Kuesioner
berdasarkan
bentuk pertanyaan
VARIABEL
• Apa namanya? Bisakah diukur?

TEORI • Seperti apa konsepnya? Dari siapa saja?

KONSTRUK • Susun sendiri kalimat atau pernyataannya

• Sama persis dengan rumusan konstruk


DEFINISI KONSEPTUAL

• Sama dgn definisi konseptual


DEFINISI OPERASIONAL • Termasuk bagaimana cara mengukur

PENETAPAN INSTRUMEN • Kuesioner, skala sikap, tes, lembar observasi

KISI-KISI INSTRUMEN • Sajikan dalam bentuk matriks


PENULISAN BUTIR INSTRUMEN Membuat pernyataan/pertanyaan

UJI COBA INSTRUMEN Dilakukan terhadap calon sampel yg setara

Diketahui item yg memenuhi syarat


ANALISIS HASIL UJICOBA & item yg harus didrop : uji validitas & reliabilitas

REVISI INSTRUMEN Perbaiki item yg kurang baik

FINALISASI INSTRUMEN Penyempurnaan instrumen, format, dsb

Gandakan sesuai kebutuhan


PERBANYAKAN INSTRUMEN
Motivasi Berprestasi

Teori Maslow Teori Muray Teori Hezberg Teori Mc Cleland

Motivasi berprestasi adalah kesungguhan atau


daya dorong seseorang untuk berbuat
lebih baik dari apa yang pernah dibuat
atau diraih sebelumnya maupun
yang dibuat atau diraih orang lain

1. Berusaha untuk unggul dalam kelompoknya


2. Menyelesaikan tugas dengan baik
3. Rasional dalam meraih keberhasilan
4. Menyukai tantangan
5. Menerima tanggung jawab pribadi untuk sukses,
6. Menyukai situasi pekerjaan dengan tanggung jawab pribadi,
umpan balik, dan resiko tingkat menengah

Butir Pertanyaan/Pernyataan
Faktor yang mempengaruhi pemilihan metode
dan instrumen
Tujuan penelitian

Sampel penelitian

Lokasi

Pelaksana

Biaya dan waktu

Jenis data
Rancangan Penyusunan Kisi-kisi
Instrumen

Kisi-kisi umum adalah kisi- Kisi-kisi khusus yaitu kisi-


A

B
kisi yang dibuat untuk kisi yang dibuat untuk
menggambarkan semua menggambarkan
variabel yang diukur, rancangan butir-butir yang
dilengkapi dengan semua akan disusun untuk
kemungkinan sumber sesuatu instrumen.
data, semua metode dan
instrumen yang mungkin
dapat dipakai.
Macam-macam Skala
Pengukuran
• Skala pengukuran merupakan
kesepakatan yang digunakan sebagai
acuan untuk menentukan panjang
pendeknya interval yang ada dalam alat
ukur.
• Untuk memilih skala yang sesuai haruslah
dilakukan suatu proses evaluasi. Dalam
hal ini yang harus diperhatikan ada dua
hal, yaitu : validitas dan reabilitas.
Macam-macam skala
pengukuran
Semantic
Skala Likert Differensial

1 2 3 4

Skala Guttman Rating Scale


Skala Likert
• Dengan skala likert, maka variabel yang akan
diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
• Jawaban setiap item yang menggunakan skala
likert mempunyai gradasi dari yang positif sampai
yang negatif.
• Instrumen penelitian yang menggunakan skala
likert dapat dibuat dalam bentuk checklist atau
pilihan ganda.
MACAM – MACAM SKALA PENGUKURAN
a. Contoh bentuk checklists
Pertanyaan Jawaban

SS ST RG TS STS

Prosedur kerja
baru akan segera
diterapkan di √
perusahaan anda
MACAM – MACAM SKALA PENGUKURAN

SS = Sangat Setuju di beri skor 5


ST = Setuju di beri skor 4
RG = Ragu –ragu di beri skor 3
TS = Tidak setuju di beri skor 2
STS = Sangat tidak setuju di beri skor 1
MACAM – MACAM SKALA PENGUKURAN

b. Contoh bentuk pilihan ganda


Prosedur kerja yang baru itu akan
segera diterapkan di perusahaan anda ?
a. Sangat tidak setuju
b. Tidak setuju
c. Ragu – ragu
d. Setuju
e. Sangat tidak setuju
MACAM – MACAM SKALA PENGUKURAN
Semantic Defferensial
Skala ini juga digunakan untuk
mengukur sikap hanya bentuknya tidak
pilihan ganda, tetapi tersusun dalam
bentuk satu garis kontinum.

Rating Scale
Skala pengukuran ini merubah angka
kemudian ditafsirkan dalam pengertian
kuantitatif
MACAM – MACAM SKALA PENGUKURAN

Skala Guttman
Skala pengukuran dengan tipe ini, akan di dapat
jawaban yang tegas , yaitu “ ya-tidak”, “ benar-
salah” dan lain-lain.

Contoh :
Bagaimana pendapat anda, bila orang itu menjabat
pimpinan di perusahaan ini ?

a. Setuju b. Tidak setuju

Anda mungkin juga menyukai