Anda di halaman 1dari 51

KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, PEUBAH

Konsep (construct):gagasan (gambaran) umum ttg karakteristik, kualitas atau


kategori mengenai objek, atribut, peristiwa, atau proses.
Definisi suatu konsep mungkin membutuhkan deskripsi bagaimana mengukur
konsepnya, dan kadangkala ada beberapa cara yg dpt digunakan utk
mengukur konsep yg bersangkutan. Misalnya dalam konsep keberhasilan
pembangunan, kinerja perusahaan, motivasi karyawan, loyalitas dan lain-
lain.

Konsep yg jelas spt: umur, jenis kelamin, dan jumlah anak.


Konsep yg abstrak spt: kesetiaan thd merek dagang (brand loyalty). Brand
loyalty dpt diukur menggunakan % pembelian seseorang terhadap satu merek
dagang pd periode waktu tertentu, urutan pembelian merk dagang atau
ukuran kognitif lainnya seperti sikap terhadap suatu merek dagang.
Suatu konsep harus dibuat operasional supaya dapat diukur. Suatu definisi
operasional memberikan arti pd suatu konsep dgn menspesifikasikan
(menetapkan dan merinci) aktifitas-aktifitas atau usaha yg diperlukan untuk
mengukurnya.
Dalam beberapa bukuteks, konsep atau peubah yang terukur sering disebut
indikator. Sedangkan dalam beberapa bukuteks lain, konsep yang terukur ini
langsung disebut sebagai peubah (variable).
PEUBAH (VARIABEL)

 Merupakan ciri atau karakteristik objek/individu


 Setiap permasalahan penelitian akan memunculkan
satu atau lebih variabel (peubah)
Perhatikan pernyataan :
Motivasi karyawan mempengaruhi produktivitas kerja.

Variabel Variabel

Perhatikan pernyataan :
Motivasi karyawan di pabrik lebih rendah daripada
motivasi karyawan di kantor

Variabe
l
ITEM PERTANYAAN

- Tergantung karakteristik responden (populasi)


Istilah yang dipilih jika respondennya berpendidikan
rendah harusnya berbeda dengan responden yang
berpendidikan lebih tinggi
- Tergantung pada cara pengisian kuesioner

Self-administered questionaire memerlukan kalimat yang


selugas mungkin
Tipe Jawaban : TERTUTUP vs TERBUKA
- Numerik  Terbuka
- Kategorik  Tertutup

- Exploratory Research (penggalian informasi sebanyak


mungkin)  Terbuka

Pertanyaan Terbuka :
- sering merepotkan responden
- membutuhkan ‘kerja tambahan’ untuk mengkode

Pertanyaan Tertutup :
- terkesan memaksa responden
- proses entri data lebih cepat
Lain-lain :
- Urutan Pertanyaan : letakkan pertanyaan yang lebih
‘sulit’ menjawab di bagian yang lebih akhir, misalnya
jangan menanyakan penghasilan responden pada bagian
awal
- Intro Kuesioner : jika perlu, berikan kalimat pendahuluan
untuk meyakinkan responden bahwa informasi yang
mereka berikan akan bermanfaat, serta sampaikan
TERIMA KASIH
- Interview dan Alat Bantu : kuesioner yang disiapkan untuk
pengisian dengan wawancara memerlukan tambahan
petunjuk bagi interviewer, serta perlengkapan alat bantu
jawab berupa kartu-kartu
VALIDITAS DAN RELIABILITAS

 VALIDITAS : ukuran untuk menilai apakah alat ukur yang


digunakan benar-benar mampu memberikan nilai peubah
yang ingin diukur.
 RELiABILITAS : ukuran untuk menilai apakah alat ukur yang
digunakan mampu memberikan nilai pengukuran yang
konsisten. Alat ukur yang tidak konsisten akan
menghasilkan data yang ‘meragukan’

• Penggaris dan meteran gulung adalah alat yang VALID


untuk mengukur panjang sebuah benda.
• Timbangan badan adalah alat yang VALID untuk
mengukur berat badan seseorang; Tapi BUKAN alat yang
valid untuk mengukur panjang sebuah benda
VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Valid dan
Terandal, tapi Tidak
Terandal
Valid

Valid tapi Tidak Valid dan Tidak


TidakTerandal Terandal
 Misalkan
kuesioner adalah sasaran tembak seperti
pada gambar berikut ini.

 Anggap bahwa pusat sasaran tembak itu adalah


target dari apa yang kita ukur.

 Jawaban tiap responden yang ditanya menggunakan


kuesioner adalah menembak pada sasarannya.

 Jika
pertanyaannya baik dan responden menjawab
dengan baik pula maka kita sudah menembak tepat
pada sasaran.
 Jika tidak demikian maka tembakan kita meleset.

 Makin banyak responden menjawab salah (karena


pertanyaan tidak jelas atau bias) maka sasaran kita
makin jauh.

 Pertama : menembak sasaran secara konsisten tetapi


jauh dari sasaran sebenarnya.

Hal ini disebut konsisten dan sistematis mengukur


pendapat responden dengan nilai yang salah untuk
semua responden  reliable tetapi tidak valid
(konsisten tetapi salah sasaran).
 Kedua,menebak secara acak, merata di segala
tempat.

 Kadang-kadang tembakannya kena sasaran, tetapi


secara rata-rata diperoleh jawaban yang benar
secara kelompok (tetapi tidak terlalu baik untuk
individu).

 Dalam hal ini, kita memperoleh estimasi yang benar


secara kelompok, tetapi tidak konsisten. Sekarang
jelas bahwa reliabilitas berkaitan langsung dengan
validitas dari apa yang diukur.
 Ketiga, menunjukkan tembakan yang menyebar dan
secara konsisten menyimpang dari sasaran  tidak
reliable dan tidak valid
 Terakhir, menunjukkan menembak sasaran secara
konsisten  reliable dan valid.
penelitian yang valid  bila terdapat kesamaan
 Hasil
antara data yang terkumpul dengan data yang
sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti.

penelitian yang reliabel  bila terdapat


 Hasil
kesamaan data dalam waktu yang berbeda.

 Instrumen
yang valid : alat ukur yang digunakan
untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid.

 Valid
berarti instrumen tersebut dapat digunakan
untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
 Meteran
yang valid dapat digunakan untuk
mengukur panjang dengan teliti karena meteran
memang alat untuk mengukur panjang.

 Instrumenyang reliabel : instrumen yang bila


digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek
yang sama akan menghasilkan data yang sama.

ukur panjang dari karet  contoh instrumen


 Alat
yang tidak reliabel/konsisten.
 Instrumen yang valid dan reliabel merupakan
syarat mutlak untuk mendapatkan hasil
penelitian yang valid dan reliabel.

 Instrumenyang berbentuk test  untuk


mengukur prestasi belajar dan instrumen yang
nontest untuk mengukur sikap.

 Instrumenyang berupa test jawabannya


adalah “salah atau benar” sedangkan
instrumen sikap jawabannya tidak ada yang
“salah atau benar” tetapi bersifat “positif
atau negatif”.
VALIDITAS

- Pengukuran (pertanyaan) secara lugas dan didukung ilmu


yang bersangkutan umumnya tidak perlu lagi diragukan
kevalidannya
- Pengukuran (pertanyaan) yang merupakan uraian dari
sebuah variable memerlukan pemeriksaan kevalidan.
- Ide dasar : jika sebuah item pertanyaan bersifat valid
(mengukur peubah yang sesungguhnya ingin diukur) maka
seharusnya dia berkorelasi sangat tinggi dengan item
pertanyaan yang lain.
- Validitas sebuah item pertanyaan diukur menggunakan
korelasi antara skor pertanyaan tersebut dengan total
skor tanpa melibatkan pertanyaan yang ingin diperiksa
TIPE-TIPE VALIDITAS

1. Validitas isi (content validity):


a. Validitas muka
b. validitas logik
2. Validitas konstrak:
3. Validitas berdasar kriteria :
a. validitas prediktif
b. validitas konkuren
VALIDITAS KONSTRAK

• Sejauhmana tes mengungkap suatu trait atau konstruk


teoretik yang hendak diukur
• Pengujian validitas konstruk merupakan proses yang
terus berlanjut sejalan dengan perkembangan konsep
mengenai trait yang diukur.
• seberapa besar derajat tes mengukur hipotesis yang
dikehendaki untuk diukur. Konstruk adalah perangai
yang tidak dapat diamati, yang menjelaskan perilaku.
Menguji validitas konstruk mencakup uji hipotesis yang
dideduksi dari suatu teori yang mengajukan konstruk
tersebut.
VALIDITAS BERDASAR KRITERIA

 Estimasi validitas berdasarkan kriteria yang dapat


dijadikan dasar pengujian skor tes
 Kriteria adalah variabel perilaku yang akan
diprediksikan oleh skor tes atau berupa suatu ukuran
lain yang relevan
 Dianalisis dengan komputasi korelasional antara skor tes
dengan skor kriteria
VALIDITAS BERDASAR KRITERIA

Dilihat dari segi waktu untuk memperoleh skor kriterianya :


a. Validitas prediktif : seberapa besar derajat tes berhasil
memprediksi kesuksesan seseorang pada situasi yang akan datang.
Validitas prediktif ditentukan dengan mengungkapkan hubungan
antara skor tes dengan hasil tes atau ukuran lain kesuksesan
dalam satu situasi sasaran.

Validitas Prediktif sangat penting artinya bila alat ukur


dimaksudkan untuk berfungsi sebagai predictor bagi kinerja di
masa yang akan datang. Contoh situasi yang menghendaki adanya
prediksi kinerja ini antara lain adalah dalam bimbingan karir;
seleksi mahasiswa baru, penempatan karyawan, dan semacamnya.
b. Validitas konkuren : seberapa besar derajat skor tes
berkorelasi dengan skor yang diperoleh dari tes lain
yang sudah mantap, bila disajikan pada saat yang sama,
atau dibandingkan dengan criteria lain yang valid yang
diperoleh pada saat yang sama.

Apabila skor alat ukur dan skor kriterianya dapat


diperoleh dalam waktu yang sama, maka korelasi antara
kedua skor termaksud merupakan koefisien validitas
konkuren.
VALIDITAS ISI (CONTENT VALIDITY)

a. Validitas muka (face validity)  penilaian terhadap


format penampilan tes; tampilan meyakinkan =
motivasi mengerjakan ; tipe validitas yang paling
rendah
b. Validitas logik / sampling validity  sejauhmana isi
tes merupakan representasi dari ciri-ciri atribut yang
hendak diukur; dpt dicapai dengan pembatasan
kawasan perilaku secara seksama dan konkret
(operasionalisasi atribut)
VALIDITAS ISI (CONTENT VALIDITY)

 Sejauhmana isi tes/alat ukur mencerminkan ciri atribut


yang hendak diukur
 Isi tes komprehensif dan relevan untuk mengukur ciri
atribut yang hendak diukur
 Diestimasi melalui pengujian terhadap isi tes dengan
analisis rasional/lewat professional judgement
Definisi operasional DISIPLIN KERJA: ketaatan pegawai thd
segala peraturan, ketentuan & norma yg berlaku dlm
organisasi perusahaan
Indikator disiplin kerja diuraikan menjadi:

1. Pemenuhan waktu kerja yang telah ditentukan yang meliputi


pemenuhan waktu kerja, tidak terlambat masuk, keluar lebih cepat,
mangkir tanpa izin dan kecepatan penyelesaian pekerjaan
2. Pelaksanaan tugas yang telah ditentukan oleh pimpinan, yang
meliputi pengetahuan terhadap rincian tugas, inisiatif dalam
melaksanakan tugas, pelaksanaan tugas dengan sebaik mungkin
dan pengambilan keputusan dengan cepat
3. Pelaksanaan tata tertib yang telah ditentukan oleh pimpinan yang
mencakup ketiadaan melakukan pelanggaran, kesediaan
mengingatkan teman yang melanggar, kesediaan mengakui
kesalahan denga kesatria, dan tidak melempar kesalahan pada
orang lain
4. Pengendalian diri, yang mencakup kesiapan menerima penugasan,
tidak mengganggu rekan sekerja, tidak bercanda berlebihan,
berpakaian dengan rapi dan kesediaan menerima teguran dan saran
Pembuatan kuesioner untuk masing-masing Indikator:

Variabel Komponen (indikator) Item soal (indikator)


Penelitian yang diukur dalam Kuesioner
Disiplin kerja - Pemenuhan waktu 1, 2, 3, 4, 5
- Pelaksanaan tugas 6, 7, 8, 9, 10
- Pelaksanaan Tata Tertib 11, 12, 13, 14, 15
- Pengendalian diri 16, 17, 18, 19, 20
20
Misalkan: Y   Xi
Xi: skor utk item soal ke-i dlm kuesioner. i =1, 2, ...20 i 1
Yi: total skor utk item-item soal yg digunakan mengukur disiplin kerja dlm
kuesioner.
• Jika korelasi antara skor pertanyaan tersebut (Xi) dgn total skor tanpa
melibatkan pertanyaan yg ingin diperiksa (Y-Xi) nyata, maka item
pertanyaan tsb dpt mengukur peubah disiplin kerja.
• Jika korelasinya tidak nyata, maka item pertanyaan tsb tidak dpt
mengukur peubah disiplin kerja. Item pertanyaan ini dpt dibuang atau
diperbaiki. Jika diperbaiki utk dipertahankan, harus diuji lagi
validitasnya
 Padasetiap instrumen baik test maupun non test
terdapat butir-butir (item) pertanyaan atau
pernyataan.

 Untuk menguji validitas butir-butir instrumen lebih


lanjut maka setelah dikonsultasikan dengan ahli
selanjutnya diujicobakan dan dianalisis dengan
analisis item atau uji beda.

 Analisis
item dilakukan dengan menghitung korelasi
antara skor butir instrumen dengan skor total.
 Pengujian validitas tiap butir  digunakan analisis
item  mengkorelasikan skor tiap butir dengan
skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir.

 Item yang mempunyai korelasi positif dengan


kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi
menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai
validitas yang tinggi pula.
 Seorang mahasiswa melakukan penelitian
dengan menggunakan skala untuk mengetahui
atau mengungkap prestasi belajar seseorang.
Kuesioner terdiri dari 10 item dan
menggunakan skala Likert yaitu :
1 = sangat tidak setuju
2 = tidak setuju
3 = setuju
4 = sangat setuju.
Setelah kuesioner diisi 12 responden diperoleh
data berikut :
 Diperoleh korelasi bivariat Pearson antara
Skor Item dan Skor Total untuk masing-masing
item. Jika digunakan tingkat signifikansi
(level of significance)  = 0,05 (5 %) dengan
uji 2 sisi dan n= 12 maka titik kritisnya adalah
0,576.

 Terlihat
bahwa item 1, 9 dan 10 kurang dari
0,576 sehingga dapat disimpulkan bahwa item
1, 9 dan 10 tidak valid dan jika perlu item
tersebut diubah atau dibuang (asalkan tidak
mengurangi arti kuesioner secara kesatuan).
 Analisis
ini dilakukan dengan cara
mengkorelasikan masing-masing Skor Item dengan
Skor Total dan melakukan koreksi terhadap nilai
koefisien korelasi yang overestimasi.

 Halini dikarenakan agar tidak terjadi koefisien


item total yang overestimasi (estimasi nilai yang
lebih tinggi dari yang sebenarnya).

 Dengan kata lain, analisis ini menghitung korelasi


tiap item dengan skor total, tetapi skor total
tersebut tidak termasuk skor item yang dihitung.
 Sebagai contoh, pada kasus di atas , akan
dihitung korelasi item 1 dengan skor total
(yaitu jumlah total skor 2 sampai skor 10).

 Perhitungan teknik ini cocok digunakan pada


kuesioner yang menggunakan item-item
pertanyaan yang sedikit, sedangkan pada
kuesioner yang menggunakan item-item
pertanyaan yang banyak tidak perlu dilakukan
karena perbedaan antara kedua teknik
tersebut tidak jauh.
Dari output SPSS diperoleh nilai
korelasi yang diinginkan pada kolom
Corrected Item – Total Correlation dan
dibandingkan dengan titik kritis table
yaitu 0,576 sehingga item-item yang
tidak valid adalah item 1, item 5,
item 8, item 9 dan item 10.
 Melakukan korelasi bivariate antara masing-
masing skor indikator dengan total skor
konstruk/variabel.
 Analyze  Correlate  Bivariate
 Isikan dalam kotak varibles semua indikator
konstruk X1 dan skor total X1
 Pilih Correlation Coefficients Pearson
 Test of significance tergantung hipotesis
 Kriteria :
Sig. < = 0.05  masing2 indikator pertanyaan
Valid
Correlations

VAR00
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 001
P1 Pearson 1 .264 .281 .318 .346 -.185 .172 .440 .440 .082 .524*
Correlation
Sig. (2- .260 .230 .172 .135 .434 .467 .052 .052 .732 .018
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P2 Pearson .264 1 .354 .390 .426 .443 .511* .049 .049 -.491* .575**
Correlation
Sig. (2- .260 .126 .089 .061 .051 .021 .838 .838 .028 .008
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P3 Pearson .281 .354 1 .568** .439 .696** .626** .373 .373 .268 .878**
Correlation
Sig. (2- .230 .126 .009 .053 .001 .003 .105 .105 .254 .000
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P4 Pearson .318 .390 .568** 1 .620** .652** .769** -.106 -.106 -.265 .739**
Correlation
Sig. (2- .172 .089 .009 .004 .002 .000 .658 .658 .259 .000
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P5 Pearson .346 .426 .439 .620** 1 .348 .380 .058 .058 -.292 .612**
Correlation
Sig. (2- .135 .061 .053 .004 .133 .098 .807 .807 .211 .004
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P6 Pearson -.185 .443 .696** .652** .348 1 .687** .046 .046 -.154 .680**
 Suatu questionare disebut reliabel/handal
jika jawaban-jawaban seseorang konsisten.
 Contoh pertanyaan:
 Apakah gaji/upah yang diterima memuaskan?
Jawab: memuaskan
 Apakah yang krusial untuk diatasi? Jawab:
Kenaikan upah.
 Ini menunjukkan ketidak konsistenan
pertanyaan dalam mengungkap sikap atau
pendapat responden.
dapat diukur dengan jalan mengulang
 Reliabilitas
pertanyaan yang mirip pada nomor-nomor
berikutnya, atau dengan jalan melihat
konsistensinya (diukur dengan korelasi) dengan
pertanyaan lain.
 Variansi butir ke-2 sampai ke-5 dapat dihitung
dengan cara yang sama seperti menghitung variansi
butir I sehingga total variansi butir :

b2 = 0,61 + 0,45 + 0,45 + 0,84 + 0,16

= 2,51
Misal: Kepuasan Upah disurvai dengan 5 pertanyaan
 Buka file yang akan diuji

 Klik Analyze  Scale dan pilih Reliability Analysis


 Masukkan 5 pertanyaan yang diuji
 Pilih pada box model Alpha
 Klik Statistics dan pilih scale if item deleted (lihat
gambar)
 Nilai-nilaiuntuk pengujian reliabilitas berasal dari
skor-skor item angket yang valid. Item yang tidak
valid tidak dilibatkan dalam pengujian reliabilitas.
 Instrumen yang memiliki tingkat reliabilitas yang
tinggi jika nilai koefisien yang diperoleh lebih dari
0,60 (secara kasar).
 Baik buruknya reliabilitas instrumen dapat
dibandingkan dengan tabel yang tergantung pada n
dan tingkat signifikansi  (untuk n=10 dan  = 5 %
diperoleh batas 0,632).
 Karena koefisien Cronbach diperoleh 0,581 sehingga
tidak signifikan berarti reliabilitas instrumen buruk
atau data hasil instrumen kuesioner/angket kurang
dapat dipercaya.
 Karena item 1, item 5, item 9 dan item 10
tidak valid maka dibuang (dengan tanpa
mengurangi kesatuan arti kuesioner).

 Selanjutnya dilakukan uji reliabilitas


Cronbach’s Alpha dan diperoleh hasil pada
output SPSS yaitu korelasi 0,897 yang lebih
besar dari titik kritis 0,576 (untuk tingkat
signifikansi 5 % dan n=12) sehingga bahwa
kuesioner yang dibuat sudah reliabel.

Anda mungkin juga menyukai