HOMOGENITAS INSTRUMEN
DISUSUN OLEH :
Kelompok 6
1. Ernawati Lubis
2. Ratna Karunia Sari
3. Vikki Andos Magdalena
T.A 2020-2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat tuhan YME, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
makalah tentang Konsep Dasar Statistik Umum dengan baik. Makalah ini disusun sebagai tugas
BIOSTATISTI KESEHATAN. Adapun makalah ini disusun berdasarkan pengamatan dari yang
ada kaitannya dengan makalah yang penulis buat. Dalam penyusunan makalah ini tentunya tidak
lepas dari adanya bantuan dari pihak tertentu, oleh karena itu penulis tidak lupa mengucapkan
banyak terima kasih kepada Dosen akademik yang telah membantu hingga selesainya makalah
ini. Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan dan
kelemahannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
Kelompok 6
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam sebuah evaluasi alat yang digunakan digolongkan menjadi dua macam
yaitu tes dan non tes. Teknik-teknik Evaluasi adalah suatu percobaan yang diadakan
untuk mengetahui ada tidaknya hasil –hasil pelajaran tertentu pada seseorang murid
atau kelompok murid. Tes itu sendiri mempunyai dua bentuk yaitu bentuk obyektif
(multiple choice) dan bentuk subyektif (uraian). Sebuah tes dikatakan baik sebagai alat
pengukur harus memenuhi persyaratan tes yaitu diantaranya adalah tes itu harus
mempunyai tingkat validitas dan reliabilitas yang tinggi. Disamping mencari validitas
soal kita perlu juga mencari validitas item.
Selain validitas, sebuah tes dikatakan baik, juga jika mempunyai reliabilitas yang
tinggi. Reliabilitas berhubungan dengan masalah taraf kepercayaan. Suatu tes dikatakan
mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut memberikan hasil yang tetap.
Maka pengertian reliabilitas tes berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes, atau
seandainya hasilnya berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti.
Dalam persyaratan tes, yaitu validitas dan reliabilitas sangat penting. Dalam hal
ini validitas lebih penting, dan reliabilitas ini perlu karena menyokong terbentuknya
validitas. Sebuah tes mungkin reliabel tetapi tidak valid. Sebaliknya, sebuah tes yang
valid biasanya reliabel.
Uji homogenitas adalah suatu prosedur uji statistik yang dimaksudkan untuk
memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang
memiliki variansi yang sama. Pada analisis regresi, persyaratan analisis yang dibutuhkan
adalah bahwa galat regresi untuk setiap pengelompokan berdasarkan variabel terikatnya
memiliki variansi yang sama.Jadi dapat dikatakan bahwa uji homogenitas bertujuan
untuk mencari tahu apakah dari beberapa kelompok data penelitian memiliki varians
yang sama atau tidak. Dengan kata lain, homogenitas berarti bahwa himpunan data yang
kita teliti memiliki karakteristik yang sama.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah Pengertian Validitas?
2. Apakah Pengertian Reliabilitas?
3. Apakah pengertian Homogenitas?
4. Bagaimana melakukan uji Validitas?
5. Bagaimana melakukan uji Reliabilitas?
6. Bagaimana melakukan uji Homogenitas?
BAB II
PEMBAHASAN
Reliabilitas menyangkut ketepatan alat ukur. Pengertian reliabilitas dapat lebih mudah
dipikirkan jika pertanyaan berikut dijawab :
1. Jika set objek yang sama diukur berkali-kali dengan alat ukur yang sama, apakah kita
akan memperoleh hasil yang sama?
2. Apakah alat ukur yang diperoleh dengan menggunakan alat ukut tertentu adalah alat
ukur yang sebenarnya dari objek tersebut?
3. Berapa besar error yang kita peroleh dengan menggunakan ukuran tersebut terhadap
objek?
Jawaban terhadap pertanyaan tersebut tidak lain dari 3 aspek pengertian tentang
reliabilitas. Suatu alat ukur disebut mempunyai reliabilitas tinggi atau dapat dipercaya
jika alat ukur itu mantap, dalam pengertian bahwa alat ukur tersebut stabil, dapat
diandalkan (dependability) dan dapat diramalkan ( predictability). Suatu alat ukur yang
mantap tidak berubah-ubah pengukurannya dan dapat diandalkan karena penggunaan alat
ukur tersebut berkali-kali akan memberikan hasil yang serupa.
Pertanyaan kedua member aspek akurasi. Suatu pertanyaan atau ukuran yang
akurat adalah ukuran yang cocok dengan yang ingin diukur. Jika kedua aspek di atas,
yaitu aspek stabilitas dan aspek akurasi digabungkan, maka dapat disimpulkan bahwa alat
ukur tersebut mantap dan dapat mengukur secara cermat dan tepat. Suatu alat ukur juga
harus sedemikian rupa sifatnya sehingga error yang terjadi, yaitu error pengukuran yang
random sifatnya, dapat ditolerir.
4. Uji validitas dan reliabilitas adalah merupakan proses “audit” terhadap instrument
penelitan (angket, kuesioner) sebelum “ go public”. Audit yang dimaksud di sini
bersifat antisipasi, preventif bukan evaluatif seperti lazimnya pengertian audit di
dunia keuangan. Kualitas hasil riset salah satunya ditentukan oleh faktor uji validitas
dan reliabilitas.
Validitas atau kesahihan menunjukan pada kemampuan suatu instrumen (alat
pengukur) mengukur apa yang harus diukur (…. a valid measure if it succesfully
measure the phenomenon), seseorang yang ingin mengukur tinggi harus memakai
meteran, mengukur berat dengan timbangan, meteran, timbangan merupakan alat
ukur yang valid dalam kasus tersebut. Dalam suatu penelitian yang melibatkan
variabel/konsep yang tidak bisa diukur secara langsung, masalah validitas menjadi
tidak sederhana, di dalamnya juga menyangkut penjabaran konsep dari tingkat teoritis
sampai tingkat empiris (indikator), namun bagaimanapun tidak sederhananya suatu
instrumen penelitian harus valid agar hasilnya dapat dipercaya.
Beberapa analisis yang sering dipergunakan untuk melakukan uji validitas, adalah :
1. Reliablitas
a. Stabilitas
Test-retest reliability
Pada teknik ini kita membagi kuesioner yang sama pada waktu yang berbeda.
Misalnya :
- Pada minggu I ditanyakan : Bagaimana tanggapan saudara
terhadap kualitas dosen di Universitas Calibakal ?
- Pada minggu III ditanyakan : Ditanyakan lagi pada responden yang
sama dengan pertanyaan yang sama.
Pararel Form reliability
Pada teknik ini kita membagi kuesioner kepada responden yang intinya sama
akan tetapi menggunakan kalimat yang berbeda.
Misalnya :
- Apakah menurut saudara harga tiket di kereta ini tidak mahal ?
- Apakah harga di kereta ini telah sesuai dengan pelayanan yang
saudara terima ?
b. Konsistensi
- Interitem consis Tency reliability
adalah konsistensi jawaban responden atas semua item quest instrument,
diukur dengan korelasi yang tinggi antara masing-masing quest.
- Split half
menunjukkan korelasi antar dua bagian quest dan diukur dengan koef
korelasi yang tinggi dari dua kelompok tersebut.
2. Validitas
Validitas Internal
digunakan untuk menjawab pertanyaan apakah penelitian sudah
menggunakan konsep yang seharusnya (actually). Validitas internal biasanya
membantu mengatasi kelemahan validitas eksternal.
a. Content Validity
Jika instrumen yang digunakan dianggap cukup mencakup topik yang
sudah didefinisikan sebagai dimensi dan elemen yang menggambarkan
konsepnya. untuk mengukur validitas instrumen ini biasanya
menggunakan judgement ahli (panel evaluation).
Misalnya : imej perusahaan dengan dimensi opini masyarakat atas
tanggung jawab sosialnya.
b. Criterion-related validity
Digunakan untuk mengukur perbedaan-perbedaan individual berdasarkan
kriteria yang digunakan. Validitas concurent (serentak) terjadi ketika
skala yang ditetapkan dapat membedakan individual yang telah diketahui
berbeda sehingga skor utk masing-masing instrumen seharusnya juga
berbeda. Diukur dengan koef korelasi hasil uji kelompok yang berbeda
harus menunjukkan korelasi yang rendah. Validitas Predictive,
menunjukkan kemampuan instrumen membedakan individu dalam
kriteria masa depan, diukur dengan koef korelasi antara skor instrumen
pengukur dengan skor hasil masa depan yang seharusnya tinggi.
c. Construct validity
Menunjukkan seberapa baik hasil yang diperoleh dari penggunaan
instrumen sesuai dengan teori yang digunakan untuk mendefinisikan
suatu konstruk. Validitas konvergen terjadi ketika skor yang dihasilkan
oleh dua buah instrumen yang mengukur konsep yang sama memiliki
korelasi yang tinggi. Diukur dengan tingginya koef korelasi dua
instrumen. Validitas diskriminan terjadi ketika berdasar teori dua buah
variabel diperkirakan tidak berkorelasi dan skor hasil menunjukkan hal
yang sama. Diukur dengan analisis faktor.
Validitas Eksternal
Bila data yang dicapai dapat digeneralisasi kesemua objek, situasi dan waktu
yang berbeda.
1. Pemilihan sampel yang tidak bias
2. Jumlah Sampel besar
3. Melibatkan banyak situasi
4. Periode waktu yang relatif panjang
Penyelesaian :
Untuk n=10 dengan alpha sebesar 0,05 didapat nilai table r = 0,631. Karena nilai
koefesien korelasi antara skor butir dengan skor total untuk semua butir lebih
besar dari 0,631, maka semua butir mempunyai korelasi signifikan dengan skor
total tes. Dengan demikian maka semua butir tes dianggap valid atau dapat
digunakan untuk mengukur hasil belajar.
Uji reliabilitas :
Keterangan:
St = 2,107
Nomor Butir-butir Tabel Status
1 0,70 0,63 Valid
2 0,57 0,63 Tidak Valid
3 0,66 0,63 Valid
4 0,81 0,63 Valid
5 0,76 0,63 Valid
6 0,75 0,63 Valid
7 0,54 0,63 Tidak Valid
Ternyata dari tujuh butir soal tes ada 5 butir yang valid dan dua
butir tidak valid. Oleh karena itu perlu dilakukan perhitungan untuk
menghitung koefesien antara skor butir dengan skor total baru (5 butir),
sebagai berikut: Data hasil uji coba adalah sebagai berikut:
Nomor Butir
Nomor Jumlah
Pertanyaan
Responden
1 3 4 5 6
1 1 1 1 0 0 4
2 1 0 1 1 1 5
3 0 1 1 0 0 3
4 1 0 0 0 0 2
5 0 0 0 0 0 1
6 1 1 1 1 1 7
7 1 1 1 1 1 6
8 0 0 0 0 0 0
9 1 0 0 1 0 3
10 1 1 1 0 0 5
Jumlah 7 5 6 5 3 26
Xt = 2,6
St = 1,8
Uji Reliabilitas :
Selanjutnya akan dihitung koefesien reliabilitas dengan menggunakan
rumus KR 20, sebagai berikut :
Keterangan :
St = 3,24
Jadi koefesien reliabilitas tes (dengan 5 butir) pada contoh diatas adalah
0,80.
C. Uji Hemogenitas
Pengujian atau uji homogenitas bertujuan untuk meyakinkan bahwa sekumpulan
data yang akan diukur memang berasal dari populasi yang homogen (sama).
Penghitungan homogenitas dilakukan peneliti saat ingin membandingkan sebuah sikap,
intensi, atau perilaku (varians) pada dua kelompok populasi (Widhiarso, 2011).
Kelompok populasi tersebut memiliki ciri dan karakteristik sendiri seperti usia, jenis
kelamin, pendidikan, dan lain sebagianya.
Pengujian homogenitas merupakan suatu teknik analisa untuk mengetahui
homogen tidaknya data dari dua variansi setiap kelompok sampel.
H0 : 𝜎1 = 𝜎 (Variansi Homogen)
4. Tentukan batas nilai kritis (Ftabel) dari penerimaan dan penolakan hipotesisnya,
yaitu :
dk pembilang : n – 1
dk penyebut : n – 1
CONTOH SOAL :
Budi melakukan penelitian dengan dua metode mengajar untuk meningkatkan
hasil belajar passing bawah bola voli. Kelompok A dengan metode mengajar
bagian dan kelompok B dengan metode mengajar keseluruhan, dimana masing
masing kelompok terdiri dari 10 orang. Setelah melakukan tes pada kelompok A
didapat Variansi (S) = 24,7 dan pada kelompok B didapat Variansi (S) = 39,2.
Pada taraf signifikansi α = 0,05 apakah kedua metode mengajar tersebut memiliki
varians yang sama atau homogen?
JAWAB :
1. Pasangan hipotesis yang akan diuji, yaitu:
H0 : 𝜎1 = 𝜎2 (Variansi Homogen)
2. Melakukan uji F.
4. Batas nilai kritis (Ftabel) dari penerimaan dan penolakan hipotesisnya, yaitu:
dk pembilang : 10 – 1 = 9
dk penyebut : 10 – 1 = 9
Pada taraf signifikansi α = 0,05 dari tabel distribusi F didapat nilai Ftabel
= 3,18
5. Oleh karena nilai F hitung (1,59) < Ftabel (3,18), maka H0 diterima atau 𝜎1 =
𝜎2.
6. Jadi kesimpulannya adalah bahwa kedua metode mengajar tersebut memiliki
variansi yang sama atau homogen.
2. Levene’s Test adalah tes yang paling populer dan sering digunakan untuk melakukan
uji homogenitas. Menurut Starkweather (2010), Levene’s Test memiliki tujuan utama
untuk mengetahui perbedaan dari dua kelompok data dengan varians yang berbeda.
Hasil perhitung an dari tes ini akan menunjukkan nilai signifikansi (p) dari dua
kelompok data yang berbeda.
Nilai signifikansi (p) > 0,05 menandakan bahwa kelompok data berasal dari populasi
dengan varians yang sama (homogen). Di sisi lain, nilai signifikansi (p) < 0,05
menandakan bahwa kelompok data berasal dari populasi dengan varians yang berbeda
(heterogen). Pastikan hasil datamu homogen dengan memiliki nilai signifikansi (p) >
0,05. Setelah data dipastikan homogen, kamu dapat melanjutkan analisis
perbandingan menggunakan Anova atau T Test.
Langkah-Langkah Melakukan Levene’s Test
Kabar baiknya, kita dapat dengan mudah melakukan Levene’s Test menggunakan
bantuan software SPSS. Di bawah ini adalah langkah-langkah melakukan Lavene’s
Test menggunakan SPSS menurut Nuryadi dkk (2017).
a. Masukkan data variabel yang telah disusun dalam satu kolom. Setelah variabel
pertama dimasukkan, lanjutkan dengan variabel kedua. Mulai dari baris kosong
setelah variabel pertama.
b. Buatlah pengkodean kelas dengan cara membuat variabel baru yang telah diberi
label. Beri “Label 1” untuk variabel pertama lalu beri “Label 2” untuk variabel
kedua.
c. Cara menghitung Levene’s Test menggunakan SPSS adalah sebagai berikut. Klik
Analyze, klik Descriptive Statistics, klik Explore.
d. Masukkan variabel yang akan dihitung pada bagian dependent list. Lalu kode
kelas pada bagian factor list. Selanjutnya, pilih tombol Plots sehingga muncul
sebuah tampilan. Klik Pilih tombol Continue lalu klik Ok.
e. Uji homogenitas ini menghasilkan banyak keluaran. Untuk keperluan penelitian
ini, hanya perlu fokus pada keluaran Homogenity of Variance Test yaitu keluaran
yang terdapat pada menu Options.
f. Apabila nilai Levene Statistic > 0,05, maka dapat dikatakan bahwa variasi data
adalah homogen. Begitu pula sebaliknya.
Levene’s Test adalah metode pengujian homogenitas varians yang hampir sama
dengan tes Bartlett. Perbedaannya adalah, data yang diuji menggunakan Levene’s
Test tidak harus terdistribusi secara normal, namun data harus kontinyu atau
berkelanjutan.
3. Tes Bartlett juga biasa digunakan untuk menguji homogenitas. Karakteristik dari tes
Bartlett adalah bahwa tes ini digunakan untuk menguji homogenitas varians lebih dari
dua kelompok data. Misal, kita ingin mengukur kemandirian mahasiswa dari tiga
kelompok data yang berbeda. Yakni: mahasiswa yang tinggal bersama orang tua,
mahasiswa yang tinggal di kos, dengan mahasiswa yang tinggal bersama sanak
saudara.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bila dikaji secara umum, persyaratan minimal yang lazim dimiliki oleh instrumen
yang dibuat adalah alat ukurnya harus memiliki minimal dua keunggulan, yakni validitas
dan reliabilitas. Validitas dan reliabilitas lazim diperlukan bila instrumen yang dibuat
merupakan instrumen baru dan belum pernah digunakan oleh peneliti-peneliti terdahulu.
Karena biasanya instrumen baru secara umum belum memiliki validitas dan reliabilitas.
Validitas dan reliabilitas lazim diujikan jika instrumen baru itu masih belum memiliki
validitas dan reliabilitas yang belum terukur. Dengan demikian, jika alat ukur yang
digunakan mampu memberikan informasi yang sesungguhnya tentang apa yang kita
inginkan untuk diukur dinamakan valid. Atau dengan kata lain, instrumen yang dipakai
dalam penelitian memiliki validitas yang baik.
B. SARAN
Seorang peneliti sebaiknya menggunakan alat pengukuran data yang valid dan reliabel
dalm mengadakan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
1. Hamang, Abdul (2005) Metode Statistika, Yogyakarta: Graha Ilmu Sugiyono (2003)
Statistik Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta
2. Santoso, Singgih (2003) Mengatasi Berbagai Masalah Statistik , Jakarta:Gramedia.
3. Azwar, S. (2010). http://azwar.staff.ugm.ac.id/files/2010/04/Asumsi-asumsi-dalam-
Inferensi-Statistika1.pdf
4. Nuryadi., Astuti, T. D., Utami, E. S., dan Budiantara, M. (2017). Dasar-Dasar Statistik
Penelitian. Yogyakarta: Sibuku Media.
5. Starkweather, J. (2010). https://it.unt.edu/sites/default/files/levene_jds_mar2010.pdf
6. Widhiarso, W. (2011). http://widhiarso.staff.ugm.ac.id/wp/sedikit-tentang-uji-
homogenitas-data/comment-page-4/